Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kasus

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh:
Anak Agung Gede Putra Saskara
11.2017.041

Pembimbing :
dr. Safyuni, Sp.KJ

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 15 Oktober 2018 – 17 November 2018
Status Pasien Long Case
Nama : Anak Agung Gede Putra Saskara
NIM : 11.2017.041
Universitas : UKRIDA

Dokter Pembimbing: Tanda tangan


dr. Safyuni, Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M.S
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Bangsa/ Suku : Indonesia/Jawa
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Dokter yang merawat : dr. Galianti, Sp.KJ
Ruang perawatan : Ruang Nuri
Tanggal Masuk RSJSH : 29 Oktober 2018

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Autoanamnesis
1. Tanggal 29 Oktober 2018, pukul 20.30 WIB, di IGD Rumah Sakit Jiwa
dr. Soeharto Heerdjan
2. Tanggal 30 Oktober 2018, pukul 15:30 WIB, di ruang bangsal Nuri
Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan

Alloanamnesis

1
Tanggal 29 Oktober 2018, pukul 21.00 WIB, dengan kakak kandung
pasien.
1. Keluhan Utama
Pasien datang di bawa oleh kakak kandung ke IGD Rumah Sakit Jiwa
dr.Soeharto Heerdjan karena memegang payudara kakak kandungnya 2
hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
2. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang di bawa oleh kakak kandung ke IGD Rumah Sakit Jiwa
dr.Soeharto Heerdjan pada tanggal 29 Oktober 2018 karena memegang
payudara kakak kandungnya 2 hari yang lalu. Kakak kandung pasien
mengatakan bahwa awalnya keluhan timbul pada 1 bulan yang lalu
setelah pasien malas minum obat dengan alasan pasien sudah merasa
sehat. Kakak pasien mengatakan bahwa semenjak pasien malas minum
obat, pasien menjadi suka mengurung diri, berbicara sendiri, dan marah –
marah. Menurut kakak kandung pasien, keluhan tersebut memburuk saat
pasien mulai mengenal situs porno dan mengaksesnya tanpa
sepengetahuan kakak pasien. Pasien tiba – tiba suka memegang payudara
kakak – kakaknya saat kakak – kakak pasien tertidur serta sering melihat
– lihat keponakan perempuan pasien yang berumur 5 tahun. Selain itu,
kakak kandung pasien mengatakan bahwa saat pasien ditegur karena
membuka situs porno, melihat – lihat keponakan hingga keponakan
pasien mengadu, dan memegang – megang payudara kakak – kakaknya
oleh kakak pasien, pasien akan marah – marah dan pernah hingga
menginjak kepala kakaknya dengan kaki. Selain keluhan itu pasien sering
tidak tidur dalam beberapa hari. Kakak pasien mengatakan bahwa pada 2
minggu SMRS pasien sering membuat orang dirumah terganggu dengan
tidak tidur pada malam hari, membuat suara di ruang tamu, memegang
payudara kakaknya dan marah – marah serta menginjak kepala kakaknya
dengan kaki bila ditegur. Pada 1 minggu SMRS kakak pasien rutin
melakukan pengajian sendiri hingga pasien mengatakan panas, duduk
menatapi kakaknya saat melakukan pengajian, dan berkata teman –
teman pasien pergi setelahnya hingga membuat pasien kesepian.

2
3. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1) Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Bermula sejak
tahun 2015 saat pasien akan menghadapi UN SMA. Semenjak itu
perilaku pasien berubah, ia sering mondar-mandir tanpa tujuan,
bingung, sering melamun, mendengar bisikan , dan melihat sosok
hitam besar seram untuk melakukan hal yaang aneh - aneh, namun
pasien masih bisa mengontrol emosinya. Beberapa minggu kemudian,
keluhan pasien memburuk semenjak ia diikat dirumah, pasien jadi
suka mengamuk tanpa alasan serta masih mendengar bisikan daan
melihat sosok menyeramkan. Pasien juga sering membentur –
benturkan kepalanya saat diikat. 1 bulan kemudian, pasien dibawa ke
RSJ dr.Seoharto Heerdjan yang pertama kalinya, dibawa karena
mengamuk tanpa alasan di rumah. Pasien masih mendengar bisikan
yang menyuruhnya melakukan hal aneh – aneh seperti kabur dari
rumah dengan kondisi telanjang. Pasien dirawat kurang lebih 2
minggu, setelah di rawat inap pasien teratur kontrol ke RS Pasar
Minggu, pasien kontrol bersama kakaknya. Pasien juga teratur minum
obat. Pertengahan tahun 2015 pasien mengalami keluhan yaang lebih
parah seperti menjatuhkan badannya sendiri seperti kaku saat
mendengar bisikan dan melihat sosok seram yang jumlahnya mulai
bertambah. Kemudian pasien di bawa ke RSJSH untuk kedua kalinya
dan dilakukan pemeriksaan EEG dengan hasil epilepsi serta diberikan
obat prolepsi. Pada 2016 keluhan pasien membaik, ia mengaku merasa
tidak mendengar bisikan-bisikan dan merasa keluarga peduli dengan
dirinya. Pasien juga mampu mengontrol emosinya dan pasien merasa
sehat jadi mulai tidak meminum obat dengan teratur. Pada tahun 2016
-2017 pasien telah bolak balik dirawat di RSJSH karena tidak
meminum obat secara rytin. Maret 2018 keluhan pasien kambuh lagi
karena pasien malas minum obat keluhan berupa marah-marah, suka
melamun, berbicara sendiri, ketawa-ketawa sendiri. Tanggal 29

3
Oktober 2018 pasien dibawa kembali ke RSJ dr. Soeharto Heerdjan
untuk ke 10 kali nya dan masih di rawat sampai sekarang.

2) Riwayat Gangguan Medik


Pasien memiliki riwayat epilepsi dan rutin mengkonsumsi prolepsi.
3) Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak memiliki riwayat merokok, menggunakan NAPZA, obat-
obatan, konsumsi alkohol disangkal.

4) Riwayat Perjalanan Penyakit


2015 2018
2015

2014 2017

2013

2016

a. Tahun 2015
Pasien dibawa ke RSJ dr.Seoharto Heerdjan yang pertama kalinya,
dibawa dengan alasan mengamuk di rumah tanpa alasan yang jelas,
mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk menghajar kakak ipar
pasien dan mencelanya sehingga memicu amarah pasien, setelah itu
keluhan membaik Pasien meminum obat dengan teratur. Pertengahan
tahun 2015 keluhan timbul kembali setelah mendapat surat cerai, ia
sering melamun dan bisikan berupa perintah untuk membunuh kakak
ipar pasien.
b. Tahun 2016
Pasien merasa tidak mendengar bisikan-bisikan dan merasa keluarga
peduli dengan dirinya. Pasien juga mampu mengontrol emosinya dan

4
pasien meminum obat dengan teratur, pasien mulai bekerja kembali
pada tahun 2016 sebagai cleaning service.
c. Tahun 2017
Keluhan pasien muncul kembali karena membaca surat cerainya
kembali, pasien jadi lebih suka melamun dan mengaku mendengar
bisikan-bisikan seperti ada yang mengajaknya untuk bicara.
d. Tahun 2018
Pasien dibawa ke igd RSJ SH karena marah-marah sejak 2 SMRS
akibat pasien malas minum obat sejak 2 bulan yang lalu. Pasien suka
melamun, berbicara sendiri, dan ketawa-ketawa sendiri, dan suka
memukuli diri sendiri, mendengar bisikan-bisikan berupa perintah
untuk menghajar kakak iparnya dan ia akan dibantu namun bisikan
tersebut terakhir kali terdengar pada 2 minggu yang lalu.
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ke lima dari lima bersaudara, pasien termasuk
anak yang direncanakan dan diinginkan oleh orang tuanya. Saat ibu
pasien mengandung pasien tidak ada masalah. Pasien lahir spontan,
lahir dalam keadaan sehat, langsung menangis dan berat badan lahir
tidak diketahui. Riwayat komplikasi kelahiran, trauma, dan cacat
bawaan disangkal.

2) Riwayat Perkembangan Kepibadian


a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien tidak mengingat masa kanak awalnya. Kakak pasien
mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan pasien
berjalan sesuai usia anak-anak pada seusianya.
b) Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

5
Pasien dulu merupakan anak yang termasuk aktif dan pasien
mempunyai banyak teman. Tidak ada keluhan mengikuti pelajaran
saat di sekolah.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien memiliki pendidikan terakhir sampai SMA, dan selalu lulus
di setiap tingkatnya. pasien sehari-hari hanya bersekolah. Pasien
memiliki cita – cita menjadi pilot dan sempat bersekolah di STM
penerbangan namun di DO karena banyak tidak hadir pelajaran.
Setelah di DO dari STM pasien masuk SMA swasta dan pasien
mulai pendiam, tertutup, dan tidak mau berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
d) Masa Dewasa
Ketika dewasa pasien cenderung pribadi yang pendiam dan
tertutup, serta jarang melakukan interaksi dengan lingkungan
sekitarnya
3) Riwayat Pendidikan
Menurut keluarga pasien, prestasi pasien baik dan memuaskan, dari
SD sampai SMP. Setelah lulus SMP, pasien sempat masuk STM,
pasien di DO dengan alasan absensi banyak kosong.
4) Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak memiliki riwayat pekerjaan.
5) Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam. Pasien biasa melakukan sholat, mengaji, dan
taat untuk melaksanakan sholat 5 waktu secara rutin setiap harinya.
6) Kehidupan Perkawinan/Psikoseksual
Pasien belum menikah dan tidak memiliki riwayat psikoseksual.
7) Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan
tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan
hukum.
8) Riwayat Sosial

6
Hubungan pasien dengan keluarganya baik-baik saja. Semenjak pasien
sakit seperti sekarang pasien tetap menjadi orang yang cenderung
pendiam dan penyendiri, pasien tertutup terhadap keluarga dan jarang
untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

5. Riwayat Keluarga

Keterangan

: Perempuan : Pasien : Gangguan Jiwa

: Laki - Laki : Sudah Meninggal

f. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang


Pasien tinggal di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan bersama dua
orang kakak dan satu keponaknya. Rumah yang mereka tinggali adalah
rumah pribadi. Kehidupan ekonomi keluarga pasien tergolong menengah.
g. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa bahwa pasien tidak perlu untuk melakukan pengobatan
dan merasa sehat.

7
C. STATUS FISIK
a. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
1. Tekanan darah : 140/90 mmHg
2. Suhu : 36,6oC
3. Nadi : 83x/menit
4. Respirasi : 20x/menit
5. Tinggi Badan : 168 cm
6. Berat Badan : 56 kg
7. BMI : 19 kg/m2
1. Kepala
Kepala : Normochepali
Rambut : Berdistribusi normal, tidak mudah cabut,
dan berwarna hitam.
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung
+/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas
cuping hidung (-), sekret -/-
Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+,
nyeri tekan -/-
Mulut : Bibir berwarna merah muda, sianosis (-),
trismus (-)
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah
kotor (-)

8
Gigi geligi : Caries dentis (+)
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tenang, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar
2. Thoraks
a) Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam
keadaan statis maupun dinamis, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak nafas simetris, irama
teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Gerak nafas simetris, vocal fremitus
simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang
paru
b) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur - , gallop –

3. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen,
shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar, ballotement (-)

9
4. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)

b. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot (n), tremor(-),
distonia (-), disdiadokokinesis (-)

E. STATUS MENTAL
Dilakukan pemeriksaan status mental pada 30 Oktober 2018 di ruang
bangsal Nuri Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berumur 21 tahun, tampak sesuai dengan
usianya, mengenakan kaos hijau tua dan celana pendek berwana hijau
muda. Pasien tampak cukup terawat. Tubuh pasien berkisar sekitar
169 cm. Kebersihan gigi tampak cukup terawat, kuku pasien tampak
terawat. Rambut pendek berwarna hitam dan berdistribusi normal.
2. Kesadaran
Compos mentis, pasien tampak sadar penuh saat dilakukan wawancara
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik

10
a. Sebelum wawancara
Pada saat pewawancara datang dan ingin mewawancarai pasien di
ruang Nuri, pasien terlihat datar dan menyambut pewawancara.
Sebelum dipanggil pasien sedang duduk di teras sendiri. Saat
dipanggil pasien langsung merespon panggilan yang dilakukan
pemeriksa dan juga saat pemeriksa menjulurkan tangan untuk
bersalaman pasien merespon salaman yang diberikan pemeriksa.
b. Selama wawancara
Pasien duduk selama wawancara. Kontak mata dengan pasien baik.
Pasien bergerak normal, tidak terdapat perlambatan gerakan,
gerakan kaki yang berulang, kejang, maupun kekakuan gerakan
tidak ada.
c. Sesudah wawancara
Pasien merasa biasa saja dan meninggalkan wawancara karena
diganggu pasien lainnya.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif
5. Pembicaraan
Cara bicara : Pasien berbicara secukupnya dan
menjawab dengan baik setiap pertanyaan
yang diberikan. Saat pasien berbicara
artikulasi jelas, intonasi dan volume cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara
b. Alam Perasaan
Mood : Eutim
Afek : Luas
Keserasian : Serasi

c. Gangguan persepsi
Halusinasi : Tidak ada (terdapat riwayat halusinasi auditorik
dan visual terakhir kali pada 1 minggu yang lalu)

11
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

d. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Koheren
Hendaya Bahasa : Tidak ada
Isi Pikir
Waham : Rujukan
Preokupasi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Obsesi : Tidak ada

e. Fungsi Intelektual
Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 30 oktober 2018 pukul 16:00 di
ruang bangsal Merak
Taraf Pendidikan SMA
Pengetahuan Umum Cukup
Kecerdasan Rata-rata
Atensi Konsentrasi baik
Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
malam dan pasien dapat menyebutkan jam pada saat
wawancara)
- Tempat Baik (pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dia
berada di mana)
- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh
dokter muda dan pasien mengingat nama
keluarganya)
Daya Ingat

12
- Jangka Panjang Baik (pasien ingat pasien mempunyai 4 orang kakak)
- Jangka Pendek Baik (pasien mengingat apa yang pasien kerjakan saat
pagi hari)
- Segera Baik (pasien dapat mengingat 3 nama benda dengan
benar)
Pikiran Abstrak Baik

Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar jam yang waktunya


ditentukan oleh pemeriksa)
Kemampuan Baik (pasien dapat makan, mandi, dan berpakaian
Menolong Diri sendiri)

h. Pengendalian Impuls
Buruk

i. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial : Baik
2. Uji Daya Nilai : Perlu Observasi
3. Daya Nilai Realita (RTA) : Terganggu

i. Tilikan
Derajat 1

j. Reliabilitas
Dapat dipercaya

F. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien seorang laki-laki berusia 32 tahun, terlihat sesuai usia, penampilan
cukup terawat. Pasien datang di bawa oleh kakak kandung ke IGD Rumah
Sakit Jiwa dr.Soeharto Heerdjan karena marah-marah sejak 2 hari yang lalu.
Menurut keterangan kakak kandung pasien, awalnya keluhan timbul pada 4
bulan yang lalu setelah pasien malas minum obat dengan alasan jika pasien

13
minum obat ia merasa jadi lebih mudah ngantuk sehingga menurunkan
kinerja pasien saat bekerja. Sejak itu pasien menjadi suka melamun,
berbicara sendiri, dan ketawa-ketawa sendiri. Pasien tiba-tiba suka marah
kepada orang rumah tanpa alesan yang jelas. Pasien juga sering merasa
curiga dan merasa orang di sekitar pasien ingin menjahatinya. Kakak pasien
mengatakan bahwa pada 3 hari SMRS pasien menantang tukang ojek
diujung jalan gang rumah pasien dan mengajak berantem orang tersebut,
padahal pasien tidak mengenalnya. Saat ditanya alasan mengapa pasien
menantang orang tersebut, ia hanya mengatakan bahwa orang tersebut
mengejek dan mengajak pasien berantem duluan. Selain itu, pasien suka
memukuli diri sendiri dan pasien tidak tidur dalam dua hari berturut-turut.
Pasien mengaku mendengar bisikan-bisikan berupa perintah untuk
menghajar kakak iparnya dan ia akan dibantu namun bisikan tersebut
terakhir kali terdengar pada 2 minggu yang lalu. Selain itu pasien sulit untuk
memulai tidur akibat mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk
tidak tidur. Pasien mengatakan bahwa ia merasa khawatir kakak iparnya
akan mengadu domba pasien dengan keluarganya dan membuat keluarganya
tidak peduli dengan pasien. Menurut pasien, ia tidak pernah merasakan
kesedihan yang berkepanjangan. Rasa bahagia yang berlebihan pun tidak
pernah ia rasakan, sering membelanjakan uang, berpergian tanpa tujuan, dan
tidak butuh untuk tidur disangkal. Perawatan diri seperti mandi dan makan
pasien masih bisa melakukannya sendiri secara mandiri.
Pasien memiliki keluhan atau riwayat psikiatri sebelumnya. Pasien masih
bisa untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri, pasien tidak
mengkonsumsi alkohol ataupun NAPZA. Pasien beragama islam,
melakukan sholat dan mengaji. Pasien sudah pernah menikah dan
mempunyai dua anak. Saat sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran dan
selalu naik kelas. Dahulu pasien anak yang sangat aktif baik disekolah
ataupun lingkungannya. Dari pemeriksaan fisik, ditemukan adanya caries
dentis. Pada pemeriksaan psikiatri, didapatkan halusinasi auditorik (+) dan
waham rujukan.
G. FORMULASI DIAGNOSTIK

14
a. Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi
Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan ke dalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
Adanya gangguan / hendaya dan disabilitas dalam fungsi sosial.
2. Distress / penderitaan :
Marah-marah tanpa sebab, mendengar bisikan ditelingannya, dan
melihat setan.
3. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena :
a. Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
b. Disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit epilepsi)
c. Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
d. Tidak disebabkan oleh Trauma kepala
4. Gangguan psikotik, karena:
a. Adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan dengan
adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual dan serta adanya waham
rujukan.
5. Gangguan ini termasuk Skizofrenia karena :
a. Terdapat halusinasi auditorik : pasien mendengar suara bisikan
berupa perintah untuk melakukan hal aneh, dan waham rujukan
b. Terdapat halusinasi visual : pasien melihat sosok hitam, besar, dan
seram
c. Gejala sudah berlangsung selama lebih dari 1 bulan
6. Gangguan ini termasuk gangguan skizofenia paranoid karena:
a. Memenuhi kriteria umum skizofrenia
b. Terdapat halusinasi yang menonjol (halusinasi auditorik dan visual)
c. Terdapat waham, yaitu waham rujukan
b. Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Ciri Kepribadian Skizoid (Dari anamnesis didapatkan sebelum pasien
sakit seperti sekarang, pasien cenderung menjadi pribadi yang pendiam

15
dan tertutup, serta jarang melakukan interaksi dengan lingkungan
sekitarnya)
c. Aksis III : Kondisi Medis Umum
Pasien memiliki riwayat epilepsi
d. Aksis IV : Problem Pribadi dan Lingkungan
Masalah berkaitan dengan linngkungan dan pasien tidak teratur minum
obat.
e. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 60 - 51
GAF HLPY : 70 - 61

H. EVALUASI MULTIAKSIAL
a. Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
b. Aksis II : Ciri kepribadian skizoid
c. Aksis III : Epilepsi
d. Aksis IV : Sosial dan pasien tidak teratur minum
obat
e. Aksis V : GAF current : 60 - 51
GAF HLPY : 70 - 61

I. DAFTAR MASALAH
a. Organobiologi : Epilepsi.
b. Psikologik : Marah-marah, mengamuk, terdapat halusinasi
auditorik.
c. Sosiologik : Pada pasien ditemukan keterbatasan dalam
berhubungan sosial.

J. PENATALAKSANAAN
a. Rawat Inap

16
Dengan indikasi:
1. Membahayakan diri sendiri dan orang lain
2. Mencegah pasien melakukan tindakan kekerasan
3. Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
4. Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
b. Psikofarmaka :
1. Risperidone 2x2 mg PO
2. THP 2x1 PO
3. Prolepsi
c. Psikoterapi
1. Psikoterapi supportif,
a. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin
kontrol.
b. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya
c. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-
hari secara bertahap dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa
d. Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa
dikembangkan
2. Psikoedukasi
Kepada keluarga:
a) Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien
tentang gangguan yang dialami pasien
b) Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi
dalam pengobatan pasien secara teratur seperti memberikan
suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum
obat, serta mengantar pasien saat pasien kontrol. Dan juga menjadi
media cerita terhadap pasien.
d. Sosioterapi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan pasien.

17
K. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam (Tidak ada tanda gangguan
mental organik, dan tidak ada keinginan untuk
bunuh diri)
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam (Selama pasien minum obat
gejala terkontrol sehingga pasien masih mampu
untuk melakukan aktivitas sehari-hari)
Ad Sanationam : Dubia Ad Malam (Pasien bisa kambuh kembali
apabila pasien tidak minum obat teratur)

Faktor - faktor yang mempengaruhi


a. Faktor yang Memperingan
- Adanya dukungan dari keluarga untuk merawat pasien
- Tidak terdapat riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa

b. Faktor yang Memperberat


- Pasien tidak teratur minum obat
- Kemampuan bersosialisasi pasien buruk

18

Anda mungkin juga menyukai