Anda di halaman 1dari 4

Nama : HUSNUL KHATIMA

NIM : PO713241171021
Prodi : D3 FISIOTERAPI
KUIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Terangkan karakteristik masyarakat madani dalam Islam !


a. Ukhuwwah (Persaudaraan)
Persaudaraan adalah ukhuwah Islamiyah (seaqidah dan seiman). Nilai-nilai
persaudaraan dalam masyarakat madani telah dicantumkan dalam QS. Al-Hujurat ayat
10 yang menyatakan bahwa orang mukmin itu bersaudara. Konsep persaudaraan itu,
mengingatkan, terutama pada kejadian manusia berasal dari sumber yang sama, baik
laki-laki maupun perempuan. Konsep persaudaraan yang disebut dalam ayat diatas
dijelaskan lebih lanjut oleh Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadis, yaitu “Orang
beriman itu terhadap sesamanya bagaikan sebuah bangunan, saling mengokohkan”.
Ini berarti bahwa dalam masyarakat madani disatukan oleh keyakinan, persaudaraan
yang islami.

b. Musawamah (Persamaan)
Persamaan kedudukan di sisi Allah yang membedakan hanya ketaqwaanya. Dalam QS.
Al-Hujurat ayat 13 yang artinya menyatakan “pada sisi Allah, kedudukan manusia
adalah sama, yang melebihkan seseorang dari yang lainnya ialah ketaqwaannya”.

c. Tasamuh (Toleransi)
Sikap atau perbuatan yang dapat membiarkan atau menghargai pendirian, pendapat,
atau perbuatan orang lain, kendati tidak sama dengan pendirian atau pendapat
sendiri. Rumusan ini menyangkut mengenai rumusan social.

d. Amar ma’ruf nahi mungkar


Sesama Muslim kita wajib saling mengingatkan utuk berbuat kebajikan dan mencegah
dari keburukan dan memelihara hukum-hukum Allah swt, seperti yang tertera dalam
QS. At-Taubah ayat 112 dan QS. Ali-imran ayat 104.

e. Musyawarah
Untuk menyelesaikan segala urusan hendaknya dengan cara musyawarah, baik soal
kemasyarakatan maupun soal kehidupan social lainnya, misalnya masalah
ketatanegaraan. Karakteristik ini diterangkan dalam QS. Asy-syuura ayat 38 dan
QS. Ali-Imran ayat 159.

f. Keadilan dan menegakkan keadilan


Ciri ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan sangat diutamakan dalam
ajaran Islam. Sebab, keadilan merupakan keinginan manusia dan juga merupakan
kehendak Allah untuk mewujudkan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan menurut
ajaran Islam adalah titik tolak, proses, dan tujuan yang harus dicapai. Dalam
QS. An-Nisaa ayat 135 dan QS. Al-Maidah ayat 8 yang menyebutkan kewajiban orang
untuk menegakkan keadilan, menjadi saksi yang adil kendatipun untuk diri
sendiri, orangtua dan kerabat, baik yang kaya maupun yang miskin.

g. Keseimbangan
Yang dimaksud dengan keseimbangan adalah keseimbangan antara : hak dengan
kewajiban, kewajiban individu dengan individu, kewajiban masyarakat dengan
masyarakat, dan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.

2. Terangkan empat prinsip budaya dalam Islam dan berikan contoh masing-masing !
 Menghormati akal
Manusia dengan akalnya bisa bisa membangun kebudayaan baru. Kebudayaan Islam
tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia. Dijelaskan dalam
QS.Ali-Imran ayat 39 yang artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi
orang yang akan beakal”.

 Memotivasi untuk menuntut dan meningkatkan ilmu


“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
orang yang berilmu beberapa derajat” (QS.Al- Mujadalah ayat 11)

 Menghindari taqlid buta


Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak menerima
sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah swt “Dan
janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya”. (QS. Al-Isra ayat 36)
 Tidak membuat kerusakan
Dalam QS. Al-Qhasash ayat 77 yang berbunyi “Janganlah kamu berbuat kerusakan
di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

3. Terangkan empat prinsip dasar politik Islam dan berikan contohnya masing-masing !
 Prinsip menunaikan amanah.
Prinsip ini mengandung kewajiban setiap oang beriman baik ia sebagai pejabat
(penguasa) maupun sebagai masyarakat biasa agar menunaikan amanah yang menjadi
tanggungjawabnya, meskipun amanah itu dari sesame manusia apalagi dari Allah.
Dalam tafsir al-Maraghy mengklarifikasikan amanah sebagai berikut :
a) Tanggungjawab manusia kepada Tuhan
b) Tanggungjawab manusia kepada sesamanya
c) Tanggungjawab manusia kepada dirinya sendiri
Seorang anak yang diberi amanah untuk menjadi ketua ketua kelas, maka sang anak
ini harus menjalankan tugasnya dengan baik, karena jabatan sebagai ketua kelas
akan diminta pertanggungjawabannya.

 Prinsip keadilan.
Menurut Islam berlaku kepada semua makhluk di bumi ini, baik manusia secara
individu maupun secara berkelompok, beriman maupun tidak beriman, kaya atau
miskin, anak-anak atau orang orang dewasa. Prinsip keadilan ini mutlak
diberlakukan dalam semua lini kehidupan. Kepemimpinan dalam pandangan Islam
tidak hanya merupakan hubungan dengan sesame manusia, tetapi juga menjadi
hubungan atau perjanjian antara Allah dan sang pemimpin untuk
mempertanggungjawabkannya dengan berbuat keadilan.
Dalam sebuah keluarga terdapat anggota keluarga yang bertengkar,misalkan para
anakanaknya, maka sebagai kepala kepala keluarga, Sang ayah harus mendengarkan
penjelasan dari para anakanak nya, dan menasehati anak-anaknya serta tidak
membeda-bedakan antar anggota keluarga.

 Prinsip ketaatan kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri.


Prinsip ini mengandung unsure kesadaran untuk mentaati perintah, baik perintah
itu sumbernya dari Allah swt yang tercantum dalam Al-Quran dan sunning Rasul-Nya
maupun dari orang yang diberi kekuasaan memerintah (Ulil Amri), selama yang
diperintahkan manusia tidak menyalahi syariat Islam.
dimana kita sebagai hamba Allah swt dan khalifah di muka bumi ini, harus
menjalankan segala perintah yang sudah ditentukan Allah dan menjalankan segala
ajaran-ajaran Rasulullah saw, serta mentaati peraturan para penguasa
pemerintahan selama aturan yang dibuat tidak menyalahi syari’at Islam.

 Prinsip merujuk kepada Allah dan Rasul jika terjadi perselisihan.


Perselisihan apapun yang terjadi di antara manusia hendaklah diselesaikan dengan
cara mengembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan Sunnah) sekiranya
masalahnya tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat.
ketika terjadi perbedaan pendapat pada suatu kelompok, dan kita tidak dapat
menyelesaikannya, maka kita sebaiknya mengikuti apa yang sudah ditetapkan di
dalam Al-Quran dan mencari tahu mengenai hadist mengenai pendapat tersebut,
serta mencari tahu apakah hadist tersebut shahih atau dhaif.

Anda mungkin juga menyukai