Anda di halaman 1dari 5

KARTINI DI ERA DIGITAL

Kini Kartini jaman now yang hidup di era digital ini sudah merasakan
emansipasi di berbagai bidang walaupun mungkin ada saja beberapa varian emansipasi
yang belum terpenuhi. Bidang-bidang yang telah diisi secara aktif oleh kartini jaman
now ddiantaranya adalah bidang politik, profesi, dan olahraga.
Di bidang politik dan kekuasaan wanita telah memiliki tempat di bidang
kepemimpinan dan kekuasaan. Puncak tertinggi politik dan kekuasaan yang di raih
wanita indonesia adalah presiden. Dia adalah Megawati Sukarno Putri yang pernah
menjabat presiden tahun 2001-2004. Kini jabatan politik di negeri ini juga banyak
dipegang oleh kaum hawa, sebut saja Menteri Susi Puji Astuti, Menteri Puan Maharani,
Menteri Khofifah Indar Parawansa, dan beberapa lainnya.
Dalam hal karir, wanita kini juga memiliki tempat yang dulu hanya diperuntukan
kaum pria. Kalau dulu kita hanya melihat kaum pria bekerja di Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU), kini gadis-gadis Indonesia banyak menghiasi SPBU. Sopir
taksi, kondektur bus, dan bahkan sopir bus adalah pekerjaan kaum pria di masa lalu,
sementara saat ini pekerjaan itu juga dilakukan oleh kartini jaman now. Yang tak kalah
hebatnya lagi, kini kartini jaman now bekerja di bidang yang beresiko terhadap
keamanan dirinya yaitu satpam. Yah, kini bertaburan satpam wanita menghiasi
berbagai gedung perkantoran, mall,dan bank.
Olahraga merupakan bidang dimana wanita juga mendapat tempat sebagai wujud
emansipasi. Cabang-cabang olahraga yang dulu hanya diikuti oleh kaum pria, kini kaum
kartini juga memainkan olehraga tersebut. Biasanya olahraga ini adalah oelahraga
berat dan keras. Sepak bola wanita, angkat besi wanita dan bahkan tinju wanita
merupakan hal yang lazim saat ini. Pendek kata, kartini jaman now sudah memiliki
semuanya.
Di era digital ini Karitni jaman now juga tidak mau tertinggal. Media sosial
merupakan tempat aktualisasi diri kaum hawa ini diluar rutinitas sehari-hari mereka.
Bahkan rutinitas mereka kini justru mengharuskan mereka “tenggelam” dalam media
sosial.
Media sosial telah mengisi sendi-sendi kehidupan manusia Indonesia, tak
terkecuali Kartini jaman now. Menurut data, Facebook, sebagai salah satu media sosial
dihuni kaum hawa Indonesia sebanyak 44% dari total pengguna Facebook, sisanya pria.
Sementara itu, Instagram di huni 49% perempuan dari total pengguna Instagram,
sisanya laki-laki. Arti dari data ini adalah bahwa kaum hawa tidak dapat disepelekan
keberadaannya di media sosial. Mereka menyumbang jumlah user yang menyaingi
kaum adam. Dengan demikian banyak hal yang dapat dilakukan oleh Kartini jaman
now di media sosial. Tentunya penggunaan media sosial yang dimaksud adalah
penggunaan yang positif.
Apa yang bisa dilakukan oleh Kartini jaman now dengan media sosial? Hal-hal
yang bisa dilakukan oleh Kartini jaman now dengan media sosial diantaranya (namun
tidak terbatas pada) membuat komunitas positif, membangun koneksi bisnis yang sehat,
berwirausaha, membuat advokasi, dan sebagainya.
Komunitas yang positif bisa di bentuk oleh kaum hawa untuk berbagai maksud.
Misalnya untuk melindungi keluarga dari gangguan kesehatan, kaum hawa bisa
membuat komunitas sehat dimana mereka bisa berdiskusi dan mencari solusi seputar
masalah kesehatan. Untuk mengantarkan anak meraih sukses di sekolah kaum hawa
bisa bergabung dengan grup-grup media sosial tentang parenting.
Selain itu Kartini jaman now juga dapat membantu kepala keluarga dalam hal
ekonomi, misalnya dengan membangun koneksi bisnis. Disamping bekerja, kaum hawa
harus bisa mencari celah atau peluang bisnis yang mana bisnis tersebut dama sekali
tidak mengganggu hal-hal lain yang sudah paten di keluarga. Kegiatan bisnis tersebut
jangan mengalahkan aktifitas pekerjaan yang sudah ada sejak lama. Bisnis baru ini
jangan juga membuat keluarga menjadi terbengkalai, pekerjaan rumah tangga yang
biasa dikerjakan jadi ditinggalkan, anak yang biasanya didampingi belajar kini mereka
harus belajar sendirian. Bila hal tiu terjadi maka bukanlah kebaikan yang akan
diperoleh, sebaliknya kemudhorotan yang akan diterima. Jadi disini Kartini jaman now
harus benar-benar bijaksana dalam membuat koneksi bisnis.
Wirausaha di media sosial merupakan kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh
Kartini jaman now. Sudah tidak asing lagi kini banyak sekali wanita yang mebuka
usaha berupa toko online. Kegiatan tersebut dilakukan mulai yang iseng, hobi, mengisi
waktu luang hingga dalam taraf serius. Bila ini dapat dilakukan tanpa menggangu
kegiatan rumah tangga yang utama, maka dia telah berhasil menjalankan fungsinya
sebagai Kartini jaman now.
Ada kegiatan lain di media sosial yang nilainya sangat bagus bila Kartini jaman
now dapat melakukannya yaitu advokasi. Perempuan bisa bersatu membentuk suatu
komunitas yang tugasnya melakukan advokasi di berbagai bidang. Misalnya mereka
bergerak di bidang kekerasan terhadap keluarga/anak, perdagangan anak/manusia,
kesehatan wanita, pernikahan dini, dan banyak lagi. Dengan begitu Kartini jaman now
dapat memberikan sumbangsih tenaga waktu dan pikirannya bagi banyak orang
khusunya perempuan juga. Sekali lagi yang harus dicatat adalah semua kegiatan
tersebut tidak boleh mengganggu kegiatan utama di rumah. Bisakah? Bisa saja.

Apa saja yang harus Kartini jaman now hindari ketika bersosial media?
Disamping banyak hal yang dapat dilakukanoleh Kartini jaman now, jangan lupa bahwa
mereka tidak boleh melakukan beberapa hal di media sosial. Jika dilakukan, kegiatan
tersebut tentunya akan mrugikan dan menurunkan harkat dan martabat mereka.
Pertama, Kartini jaman now tidak boleh berbagi konten negatif. Kedua, mereka tidak
boleh berbagi konten hoax. Ketiga, mereka tidak boleh menyebar ujaran kebencian.
Terakhir, mereka tidak boleh membagikan data diri secara vulgar.
Di media sosial ada banyak jenis konten negatif, diantaranya
pornografi/pornografi anak, perjudian, pemerasan, penipuan, kekerasan/kekerasan
anak, fitnah/pencemaran nama baik, pelanggaran kekayaan intelektual, produk dengan
aturan khusus, provokasi sara, berita bohong, dan terorisme/radikalisme. Konten negatif
tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam perangkat digital (komputer/telepon
pintar) kaum perempuan. Keputusan ada di tangan mereka apakah konten tersebut
akan diteruskan atau dihentikan. Sebagai Kartini jaman now sudah seharusnya mereka
tidak menghentikannya, bukan sebalikya yaitu membagikannya wlaupun dengan orang-
orang terdekat.
Media sosial adalah sarang konten hoax juga. Kartini jaman now harus dapat
menangkal dan tidak turut larut termakan oleh konten hoax tersebut terlebih lagi turut
menyebarkannya. Agar tidak terjebak dalam pusaran hoax dan agar bisa mengedukasi
orang sekitar tentang bahaya hoax, maka kartini jaman now harus memahami hoax itu
sendiri. Mereka harus paham apa itu hoax, bagaimana ciri-ciri hoax, dan bagaimana
mengatasinya. Cara yang paling sederhana adalah menegnali ciri-ciri hoax. Berikut ciri
hoax yang dikutip dari viva.co.id:
1. Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan (fear arousing)
2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi
(whispered propaganda)
3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah (one-sided)
4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal (transfer
device)
5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat (plain folks)
6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya
7. Memberi penjulukan (name calling)
8. Minta supaya dishare atau diviralkan (band wagon)
9. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan
dipercaya (card stacking)
10. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir
pernyataan narasumbernya
11. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal. Media yang tidak jelas alamat dan
susunan redaksi
12. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama
dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.
Sumber (https://www.viva.co.id/digital/digilife/1029997-12-ciri-hoax-di-dunia-maya-
nomor-1-bikin-ngeri) diakses tanggal 25 April 2018.
Selain masalah hoax tadi, kartini jaman now jangan berbagi data diri secara
vulgar. Kepada siapapun (kecuali keluarga) mereka sebaiknya idak mebagikan data
pribadi seperti nama, tempat tanggal lahir, golongan darah, dan data pribadi apapun
kepada orang lain, terutama orang itu bukanlah orang yang bertanggung jawab. Data-
data tersebut dapat disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
dan itu akan merugikan. Hal lain yang tidak boleh dibagikan adalah foto pribadi, baik
foto yang tidak berpose maupun foto yang berpose kepada pria manapun kecuali suami.
Ini perlu untuk menghindari hal-hal negatif karena dengan foto-foto tersebut orang-
orang tertentu akan memanfaatkan. Perlu diingat, sekali kita membagikan foto atau
konten apapun di media sosial, jangan pernah berharap foto atau konten tersebut dapat
dihapus secara permanen. Foto dan konten itu akan meninggalkan jejak dan secara
teknologi dapat dipanggil setiap saat. So, Kartini, berhati-hatilah dengan urusan
berbagi konten pribadi.
Terakhir, Kartini jaman now jangan sampai turut menyebar kebencian. Karena
disamping dilarang oelh agama, penyebaran kebencian akan menimbulkan dampak
sosial yang amat besar. Dampaknya bisa berupa ketakutan dan kecemasan masyarakat,
ketidaktenangan, permusuhan antar golongan, antar suku dan agama, dan banyak
dampak buruk lainnya akibat ujaran kebencian yang disebar.
Kartini jaman now kini memiliki peranan yang besar di era digital ini. Mereka
dapat berperan aktif dan membangun apabila tidak terjebak dalam penggunaan media
sosial yang salah. Nah, sebagai kartini jaman now, marilah kita selalu belajar dan peka
terhadap perkembangan era digital ini.
Bekti Sawiji, S.Pd.
Is English Page Necessary?
Bekti Sawiji, S.Pd

Majalah Suara PGRI (MSP) is an open magazine for the public. However, most of the readers are
teachers who teach in Lumajang Regency area. It can be seen from the distribution of it which is almost limited
to educational institutions or offices. As, there has not been an online version of this magazine, the spread of
the magazine is restricted. It will spread out to all over the world if MSP is available online.

So far, the language used in this magazine is the Indonesian language. There have never been any
other languages used except Indonesian. This is caused by the majority (or all) readers are Indonesian.
Therefore, the use of another language may be considered unnecessary. But, is it that unnecessary to use a
foreign language (English) in MSP?

MSP readers are mostly teachers. They come from the different level of education from kindergarten
to senior high school. Those teachers are unified in an organization called Indonesian Teachers Union (PGRI).
MSP is distributed to the schools where they teach. However, the number of the magazine distributed is still
far from adequate. Only one or two copies of magazines are delivered to each school. It means that about ten
to thirty teachers share one magazine!

Some of the teachers are English teachers. As an English teacher, he/she may need an English
article/reader. They may read it from any sources, but it will be very beneficial if they read it from their lovely
(MSP). Few of the teachers who do not teach English (non-English teachers), understand English. Surprisingly,
there must be a non-English teacher but he/she passionates in English.

Knowing the facts that there is a potential English reader of MSP, the emergence of English page
becomes necessary. Why is that so? English page gives space to teachers (writers) to hone their skill in writing
English. In a daily life, I think there are not many places for English teachers to write, especially writes English
articles. The only routines they do is writing lesson material. The availability of English reader material from
books or from online sources make teachers feel unnecessary to write more, it is time-consuming. This English
page will increase the teachers’ motivation to read and write English. Besides, English page can promote
teaching and learning. Teachers can write any experience of theirs about teaching English to their students. I
think most teachers do have that. So why not share with other teachers on this page? Their writing will inspire
the reader and provoke the other teachers to write.

What can be written in English Page? There are many things can be written on this page. They include
(but not limited to) teachers’ personal narrative, teaching and learning technology, and language itself. In
personal narrative teachers are expected to write their life story specifically about teaching. Their success
must be presented so that others may adopt the experience into their own teaching. Once the teachers
master a technology of teaching and learning, they should write here. Why? Technology is paramount today.
Most of successful teaching and learning are enhanced by technology. Thus, the sharing of technology will be
advantageous for the readers. Additionally, teachers may also discuss a language in use. For instance, they
may write about a certain word, phrase, or idiom to discuss. They may also write about and discuss grammar
or other language elements. Their contribution will be worth reading.

To sum up, the English page is necessary. It helps teachers to express and contribute their idea in
English writing. Last but not least, English page will inspire everybody to read and write.

The writer:

Bekti Sawiji, S.Pd (Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lumajang)

Anda mungkin juga menyukai