PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap zat cair mempunyai sifat kental dan koefisien kekentalan yang berbeda-beda. Suatu zat
cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukan kedalamnya
mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut
dengan zat cair. Misalnya, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair,
terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Hambatan-hambatan itulah yang kita namakan sebagai kekentalan
(viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan terhadap
kecepatan batu.
Praktikum kali ini mengamati akibat perubahan kecepatan zat cair dengan menggunakan dua
metode yaitu metode Ostwald dan metode Hoppler, dari perubahan inilah dapat ditentukan
angka kental relatif suatu zat cair, dan tenaga pengaktifan zat cait tarsebut.
dimana, F adalah gaya gesek yang bersifat melawan aliran. Tanda negatip menunjukkan bahwa
arah gaya gesek berlawanan dengan arah kecepatan nisbi dv (Tim Penyusun, 2011).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas
dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara
ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan
maupun gas. Viskositas ini juga di sebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan
yang mengalir melalui pipa per satuan waktu adalah :
dimana :
η = viskositas cairan
V = total volume cairan
t = waktu yanf bibutuhkan untuk mengalir
P = tekanan yang bekerja pada cairan
L = panjang pipa
( Bird, 1993).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga cairan
mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan
naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairann
naik dengan naiknya tekanan (Sukardjo, 1997).
Kekentalan mempunyai hubungan dengan sifat sistem yang lain,
misalnya temperatur. Pengaruh temperatur terhadap kekentalan zat cair persamaannya
sebagai berikut :
dimana a dan E adalah tetapan, sehingga
E adalah tenaga pengaktifan aliran, yang harganya dapat ditentukan dengan cara membuat grafik
ln hlawan 1/T. Ada berbagai cara untuk menentukan kekentalan zat cair. Adapun prinsip cara
yang digunakan adalah berdasarkan hukum Stokes, yaitu “Gaya gesek yang bersifat menahan
gerakan bola di dalam medium adalah 6phrv, dengan r dan v adalah jejari dan kecepatan bola”
(Tim Penyusun, 2011).
Viskometer ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan
untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan ( misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran
viskmeter ) dipipet ke dalam viskometer. Cairan kemudian di isap melalui labu pengukur dari
viskometer sampai perrmukaan cairan lebih tinggi dari pada batas ”a”. Cairan kemudian
dibiarkan turun. Permukaan cairan turun melewati batas ”a”, stopwatch mulai dinyalakan
dan ketika cairan melewati batas ”b”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan
untuk melalui jarak antara ”a” dan ”b” dapat ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekan
antra kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan.
dimana :
= frictional resistance
r = jari-jari
η = viskositas
v = kecepatan
(m –
mo)g
Pada kesetimbangan, gaya ke bawah (m – mo)g sama dengan frictional resistance sehingga :
dimana :
m = massa bola
m0 = massa cair yang di pindahkan logam
g = konstanta gravutasi
η = viskositas
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang
terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Bird, 1993).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengamati angka kental relatif suatu zat cair dengan cara menggunakan air sebagai
pembanding.
2. Menentukan tenaga pengaktifan zat cair.
3. Membandingkan angka kekentalan zat cair dengan kedua metode
(Anonim, 2011).
2.1.2 Aseton
Sinonim dari aseton adalah dimetil keton, metal keton, 2-propanon, beta-ketopropana,
dan dimetil ketal. Aseton adalah senyawa keton paling sederhana dan larut dalam berbagai
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Senyawa ini juga merupakan pelarut yang
penting, selain itu digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa kimia
yang lainnya. Aseton juga dapat ditemukan secara alami, etrmasuk pada tubuh manusia
dalam kandungan kecil. Rumus molekul dari aseton adalah CH3COCH3, dan strukturnya
adalah :
1) Sifat Fisika
Penampilan : cairan tak berwarna
Titik lebur : -114o C
Titik didih : 78o C
Spesifik gravitasi : 0,789 g cm3
Tekanan uap : 1,59 mmHg
Flash point : 14o C (cangkir tertutup)
Batas ledakan : 3.3% - 24,5%
Autosulutan suhu : 363o C
Kelarutan : larut dalam semua proporsi (Anonim,2011)
2.2 Viskositas
Kekentalan adalah suatu sifat sistem yang sangat erat hubungannya dengan proses
aliran. Dipandang dari dua lapisan zat alir ( zalir ) masing-masing mempunyai zat A, jarak
kedua lapisan dy bergerak dengan arah yang sama dan mempunyai selisih kecepatan dv,
kekentalan η yang didefinisikan sebagai :
F = -A η dv/dy
a F : gaya gesek yang bersifat melawan aliran (tanda negative menunjukkan arah gaya gesek berlawanan
dengan arah kecepatan nisbi dv).
L ; Panjang pipa
Persamaan di atas dikenal sebagai hokum Poiseulle yang selain berlaku untuk cairan juga
berlaku untuk gas (Atkins, 1997 : 85).
Gaya yang menyebabkan bola mengenap dalam fluida sama dengan massa efektifnya
kali percepatan gravitasinya; massa efektif adalah massa bola dikurangi massa fluida yang
dipindahkan. Bila bola mempunyai rapat massa P dan rapat massa Po, gaya yang
menyebabkan gerak adalah 4/3 πr3 (P-Po) g, dimana g adalah percepatan grafitasi. Bilaq laju
pengenapan dari bola dalam cairan tetap, maka kecepatan yang memperlambat sama dengan
gaya akibat grafitasi, sehingga;
dimana
jadi dengan menentukan kecepatan pengenapan dx/dt dari bola yang diketahui r dan P dalam
cairan yang diketahui rapat massanya Po, koefisien viskositas η dapat dicari. Jadi cara ini
khusus berguna untuk larutan dengan viskositas tinggi,seperti larutan pekat dari polimer
tinggi. Sebaliknya, penetuan laju pengenapan partikel koloid yang diketahui rapat massanya
dalam cairan yang diketahui viskositasnya memberikan cara untuk penetuan jari-jari partikel
yang efektif (Sukardjo, 1997: 243-244).
Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan dipipet kedalam
viscometer. Cairan kemudian diisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai
permukaan cairan lebih tinggi dari pada batas “a”, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika
cairan melewati batas “b”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk
melalui jarak antara “a” dan “b” dapat ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan
antara kedua ujung pipa U dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan
(Atkins ,1997 ; 88-89).
Viskometer lain yang dapat digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskometer
Hoppler. Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan
jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai
mencapai kecepatan maksimum (Sukardjo, 1997 : 108).