Anda di halaman 1dari 9

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap zat cair mempunyai sifat kental dan koefisien kekentalan yang berbeda-beda. Suatu zat
cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukan kedalamnya
mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut
dengan zat cair. Misalnya, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair,
terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Hambatan-hambatan itulah yang kita namakan sebagai kekentalan
(viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan terhadap
kecepatan batu.
Praktikum kali ini mengamati akibat perubahan kecepatan zat cair dengan menggunakan dua
metode yaitu metode Ostwald dan metode Hoppler, dari perubahan inilah dapat ditentukan
angka kental relatif suatu zat cair, dan tenaga pengaktifan zat cait tarsebut.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
 MSDS Air
Air merupakan zat yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada keadaan standart.
Memiliki nama IUPAC Dihydrogen monoxide, Oxidane dan memiliki rumus molekul H2O. Sifat
fisik dan sifat kimia air diantaranya adalah massa molar 18.01528(33) g mol-1, densitas 1000 kg
m-3, liquid (4 °C), 917 kg m-3, titik leleh 0 °C, 32 °F (273.15 K), titik didih 100 °C, 212 °F
(373.15 K), bentuk molekul hexagonal, viskositas 0.001 Pa s at 20 °C, momen dipol 1.85 D,
dan kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan.
 MSDS Aseton
Aseton tau nama sistematisnya propanon memiliki rumus molekul CH3COCH3. Sifat fisik dan sifat
kimia aseton diantaranya adalah massa molar 58,08 g/mol, berat molekul 60.1
g/mol, densitas 0,79 g/cm³, titik leleh −94,9 °C (178,2 K), titik didih 56,53 °C (329,4
K), viskositas 0,32 cP pada 20 °C, bentuk molekul trigonal planar pada C = O, momen
dipol 2,91 D, penampilan cairan tidak berwarna, dan kelarutan dalam air larut dalam berbagai
perbandingan.
 MSDS Alkohol
Alkohol berupa liquid memiliki bau harum menyerupai bau dari campuran aseton dan etanol.
Alkohol memiliki sifat fisik dan sifat kimia diantaranya pH 1% dalam air, titik didih 82.5°C
(180.5°F), titik leleh -88.5°C (-127.3°F), suhu kritis 235°C (455°F), tekanan uap 4.4 kPa (@ 20°C),
kepadatan uap 2,07 (Udara = 1), dan kelarutannya mudah larut didalam air, metanol dietil eter,
n-octanol, aseton, larut dalam larutan garam, dan larut dalam benzena.

2.2 Landasan Teori


Kekentalan adalah suatu sifat sistem yang erat hubungannya dengan proses aliran. Dua lapisan
zat alir (zalir) masing – masing mempunyai luas A, jarak kedua lapisan dy bergerak dengan arah
yang sama dan mempunyai selisih kecepatan dv, kekentalan η didefinisikan sebagai berikut :

dimana, F adalah gaya gesek yang bersifat melawan aliran. Tanda negatip menunjukkan bahwa
arah gaya gesek berlawanan dengan arah kecepatan nisbi dv (Tim Penyusun, 2011).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas
dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara
ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan
maupun gas. Viskositas ini juga di sebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan
yang mengalir melalui pipa per satuan waktu adalah :

dimana :
η = viskositas cairan
V = total volume cairan
t = waktu yanf bibutuhkan untuk mengalir
P = tekanan yang bekerja pada cairan
L = panjang pipa
( Bird, 1993).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga cairan
mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan
naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairann
naik dengan naiknya tekanan (Sukardjo, 1997).
Kekentalan mempunyai hubungan dengan sifat sistem yang lain,
misalnya temperatur. Pengaruh temperatur terhadap kekentalan zat cair persamaannya
sebagai berikut :
dimana a dan E adalah tetapan, sehingga
E adalah tenaga pengaktifan aliran, yang harganya dapat ditentukan dengan cara membuat grafik
ln hlawan 1/T. Ada berbagai cara untuk menentukan kekentalan zat cair. Adapun prinsip cara
yang digunakan adalah berdasarkan hukum Stokes, yaitu “Gaya gesek yang bersifat menahan
gerakan bola di dalam medium adalah 6phrv, dengan r dan v adalah jejari dan kecepatan bola”
(Tim Penyusun, 2011).
Viskometer ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan
untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan ( misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran
viskmeter ) dipipet ke dalam viskometer. Cairan kemudian di isap melalui labu pengukur dari
viskometer sampai perrmukaan cairan lebih tinggi dari pada batas ”a”. Cairan kemudian
dibiarkan turun. Permukaan cairan turun melewati batas ”a”, stopwatch mulai dinyalakan
dan ketika cairan melewati batas ”b”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan
untuk melalui jarak antara ”a” dan ”b” dapat ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekan
antra kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan.

Berdasarkan Hukum Haagen Poisseuille adalah : dimana


maka didapatkan persamaan :
dimana :
P = tekanan hidrostatis
r = jejari kapiler
t = waktu alir zat cair sebanyak volume (v) dengan beda tinggi (h)
L = Panjang kapiler
( Ir. Respati, 1981).
Viskositas ini yang di ukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk
melewati cairan setnggi tertentu. Suatu benda karena andanya gravitasi akan jatuh melaui
medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya) dengan kecepatan yang semakin besar
sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitas sama
dengan frictional resistance medium. Besarnya frictional resistance untuk benda berbentuk bola
dapat dihitung dengan menggunakan hukum stokes sebagai berikut :

dimana :
= frictional resistance
r = jari-jari
η = viskositas
v = kecepatan

(m –
mo)g

Pada kesetimbangan, gaya ke bawah (m – mo)g sama dengan frictional resistance sehingga :

dimana :
m = massa bola
m0 = massa cair yang di pindahkan logam
g = konstanta gravutasi
η = viskositas
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang
terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Bird, 1993).

BAB 3. METODLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
 Vikosimeter ostwaltz
 Piknometer berthermometer 1
 Corong gelas
 Gelas
3.1.2 Bahan
 Air
 Aseton
 Alkohol
 Zat X

3.2 Prosedur Percobaan


1. Cara Ostwald
a. Tentukan rapat zat cair dengan piknometer
b. Alat dibrsihkan betul -betul dengan asam pencuci dan dikeringkan dengan pompa
c. Isi dengan air secukupnya, air dinaikkan lebih tinggi dari tanda paling atas, saat itu
stopwatch dihidupkan. Demikiari pula setelah tanda paling bawah Stopwatch dimatikan,
sehingga waktu alir dapat ditentukan. Ulangi 3 kali untuk zat lain, yaitu :alcohol, Aseton dan X
2. Cara Hoppler
a. . Tentukan rapat bola (lihat kotak) dan rapat zat cair dengan piknometer.
b. Masukkan bola ke dalam tabung miring yang telah diisi aquades. Setelah tanda paling atas,
hidupkan Stopwatch setelah melewati tanda paling bawah, Stopwatch dimatikan sehingga waktu
jatuh dapat ditentukan. Ulangi 3 kali.
c. Tabung dibalik,, lakukan seperti percobaan 2b.
d. Percobaan b sampai dengan c dilakukan untuk zat cair lain yaitu : Air, Alkohol, Aseton, dan
zat X
Catatan :
Tabel harga kekentalan air pada berbagai suhu

t° h Poise t° h Poise t° h Poise

25 0,8937 31 0,7840 36 0,7085


26 0,8737 32 0,7679 37 0,6947
27 0,8545 33 0,7523 38 0,6814
28 0,8360 34 0.7371 39 0,6685
29 0,8100 35 0,7225 40 0,6540
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekentalan adalah sifat zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu
bergerak/mengalir. Kekentalan zat cair ini disebabkan adanya kohesi (gaya tarik menarik)
antar partikel zat cair. Zat cair ideal dianggap tidak mempunyai kekentalan, dan zat cair riil
dianggap mempunyai kekentalan. Contoh zat cair yang mempunyai kekentalan basar yaitu
oli, sirup, dan minyak sayur, sedangkan yang mempunyai kekentalan kecil yaitu air dan
bensin.
Dalam suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukan kedalammya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara
permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Hal tersebut dapat dicontohkan pada bola kecil
dijahtuhkan ke dalam cairan yang akan dihitung kekentalannya. Bola tersebut mula-mula
akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan
cairan maka besar percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat
tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengamati angka kental relatif suatu zat cair dengan cara menggunakan air sebagai
pembanding.
2. Menentukan tenaga pengaktifan zat cair.
3. Membandingkan angka kekentalan zat cair dengan kedua metode

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1 Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas
dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen pada satu memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas, dan
banyak macam molekul organik. Nama lain dari air adalah dihidrogen monoksida atau
hydrogen hidroksida, yang struktur molekulnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Sifat fisik dari air sendiri antara lain :
 Massa molar : 18,0153 gram/mol
 Densitas : 0,998 gram/cm3 ( cairan pada 20 oC), 0,92 gram/cm3 ( padatan )
 Titik leleh : 0 oC
 Titik didih : 100 oC
 Kalor jenis : 4148 J Kg-1 K-1 ( cairan pada 20 oC)

(Anonim, 2011).
2.1.2 Aseton
Sinonim dari aseton adalah dimetil keton, metal keton, 2-propanon, beta-ketopropana,
dan dimetil ketal. Aseton adalah senyawa keton paling sederhana dan larut dalam berbagai
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Senyawa ini juga merupakan pelarut yang
penting, selain itu digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa kimia
yang lainnya. Aseton juga dapat ditemukan secara alami, etrmasuk pada tubuh manusia
dalam kandungan kecil. Rumus molekul dari aseton adalah CH3COCH3, dan strukturnya
adalah :

Sifat fisik dari senyawa ini antara lain :


 Penampilan : berwarna cair dengan bau harum manis
 Titik leleh : -95 oC
 Titik didih : 56 oC
 Berat jenis uap air : 2,0
 Tekanan uap : 181 mmHg dalam 20 oC
 Spesifik gravitasi : 0,79
 Ledakan batas : 2,6%-13,0%
 Stabilitas : stabil, tidak kompatibel dengan asam halogen dan senyawa
halogen, basa kuat, agen oksidasi yang kuat.
 Toksisitas : berbahaya jika dihirup, menelan atau penyerapan kulit.
(Anonim, 2011)
2.1.3 Alkohol

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol,


yang juga disebut grain alcohol, dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal
ini karena etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan
methanol atau grup alkohol lainnya. Dalam kimia, alkohol adalah istilah yang umum utntuk
senyawa organic apapun yang memiliki gugus hidroksil ( -OH ) yang terikat pada atom
karbon, dan gugus itu sendiri terikat pada atom hydrogen / karbon yang lain. Rumus molekul
dari senyawa ini adalah C2H5OH, dan strukturnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Sifat Fisika
 Penampilan : cairan tak berwarna
 Titik lebur : -114o C
 Titik didih : 78o C
 Spesifik gravitasi : 0,789 g cm3
 Tekanan uap : 1,59 mmHg
 Flash point : 14o C (cangkir tertutup)
 Batas ledakan : 3.3% - 24,5%
 Autosulutan suhu : 363o C
Kelarutan : larut dalam semua proporsi (Anonim,2011)

2.2 Viskositas
Kekentalan adalah suatu sifat sistem yang sangat erat hubungannya dengan proses
aliran. Dipandang dari dua lapisan zat alir ( zalir ) masing-masing mempunyai zat A, jarak
kedua lapisan dy bergerak dengan arah yang sama dan mempunyai selisih kecepatan dv,
kekentalan η yang didefinisikan sebagai :

F = -A η dv/dy
a F : gaya gesek yang bersifat melawan aliran (tanda negative menunjukkan arah gaya gesek berlawanan
dengan arah kecepatan nisbi dv).

Pengaruh temperatur terhadap kekentalan zat cair dapat dinyatakan dengan


persamaan :
ln η = ln a + E / ( RT ), dimana a dan e adalah tetapan.
persamaan ini dapat dinyatakan :
η = A exp [ E/(RT) ], dimana E adalah tenaga pengaktifan aliran, yang
harganya dapat ditentukan dengan cara membuat grafik ln η dengan 1/T (Tim Penyusun,
2011 : 5 ).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas,hingga
cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas
bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu
besar, tidak tergantung tekanan,tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Bird, 1993:
108).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan air cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung yang
berbentuk selinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat
digunakan baik untuk cairan ataupun gas. Tanpa menurunkanya, suatu persamaan yang
menghubungkan laju aliran cairan melalui pipa selinder berjari-jari R dengan viskositas
caiaran η adalah jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu
dimana : η ; Viskositas cairan
V ; Total volume cairan
T ; waktu yang dibutuhkan cairan dengan volum V untuk mengalir melalui
viscometer
P ; Tekanan yang bekerja pada cairan

L ; Panjang pipa

Persamaan di atas dikenal sebagai hokum Poiseulle yang selain berlaku untuk cairan juga
berlaku untuk gas (Atkins, 1997 : 85).
Gaya yang menyebabkan bola mengenap dalam fluida sama dengan massa efektifnya
kali percepatan gravitasinya; massa efektif adalah massa bola dikurangi massa fluida yang
dipindahkan. Bila bola mempunyai rapat massa P dan rapat massa Po, gaya yang
menyebabkan gerak adalah 4/3 πr3 (P-Po) g, dimana g adalah percepatan grafitasi. Bilaq laju
pengenapan dari bola dalam cairan tetap, maka kecepatan yang memperlambat sama dengan
gaya akibat grafitasi, sehingga;

dimana
jadi dengan menentukan kecepatan pengenapan dx/dt dari bola yang diketahui r dan P dalam
cairan yang diketahui rapat massanya Po, koefisien viskositas η dapat dicari. Jadi cara ini
khusus berguna untuk larutan dengan viskositas tinggi,seperti larutan pekat dari polimer
tinggi. Sebaliknya, penetuan laju pengenapan partikel koloid yang diketahui rapat massanya
dalam cairan yang diketahui viskositasnya memberikan cara untuk penetuan jari-jari partikel
yang efektif (Sukardjo, 1997: 243-244).
Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan dipipet kedalam
viscometer. Cairan kemudian diisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai
permukaan cairan lebih tinggi dari pada batas “a”, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika
cairan melewati batas “b”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk
melalui jarak antara “a” dan “b” dapat ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan
antara kedua ujung pipa U dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan
(Atkins ,1997 ; 88-89).
Viskometer lain yang dapat digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskometer
Hoppler. Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan
jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai
mencapai kecepatan maksimum (Sukardjo, 1997 : 108).

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
 Alat : - Vikositas ostwalts
- Piknometer ber-temometer 1
- Corong gelas
- Gelas
 Bahan : - Air
- Aseton
- Alkohol
- Zat X

Anda mungkin juga menyukai