PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan pedoman kesiapan menghadapi bencana di Rumah
Sakit adalah untuk
1. Meningkatkan kesiapan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Banyuwangi dalam
menangani bencana baik bencana internal maupun eksternal.
2. Menjadi pedoman bagi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Banyuwangi dalam
membuat perencanaan dan penanganan bencana.
1.3 Ruang Lingkup
Pedoman kesiapan Menghadapi Bencana Rumah Sakit Nahdlatul Ulama
Banyuwangi meliputi :
a. menentukan jenis,kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya,ancaman
dan kejadian
b. menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang
ada dan bila terjadi bencana
c. menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut
d. menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
e. mengelola sumber daya selama kejadian,termasuk sumber-sumber
alternative
f. mengelola kegiatan klinis selama kejadian,termasuk tempat pelayanan
alternative pada waktu kejadian
g. mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian
h. mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap
menyediakan pelayanan pasien
b Gempa Bumi
Lokasi kepulauan di indonesia berada pada area lempengan bumi di
bawah laut yang sewaktu – waktu dapat bergerak dan menghasilkan
gempa, dan kepulauan di indonesia memiliki banyak gunung berapi yang
sangat memungkinkan terjadinya gempa bumi. Dampak terjadinya
gempa ini dapat terjai di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Banyuwang
( bencana internal ) atau di luar Rumah Sakit ( lingkungan sekitar )
yang akan merupakan bencana external.
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung – tabung besar gas maupun
central gas ( gas medis maupun non media ) Rumah Sakit yang dapat
disebabkan adanya kecelakaan maupun kerusakan dan sabotase.
d Ledakan
e Penyakit menular.
2 Bencana Eksternal
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1 Struktur Organisasi
ketua
Humas
Triage Transportasi
Sanitasi Admin Laboratorium
IGD Keamanan
Penyediaan
Makanan Farmasi
Perawatan Pemadam
NICU
ICU
Bedah
Perawatan
Umum
a. Ketua.
Kualifikasi : Dijabat Direktur Rumah Sakit pada saat jam kerja atau lepas
jaga di luar jam kerja dengan uraian tugas :
b. Logistik
c. Keuangan
d. Operasional
e. Humas :
Pada saat terjadi bencana semua karyawan di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama
memiliki tugas masing-masing yaitu :
BAB III
STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
1. Bencana eksternal
2. Bencana Internal.
a. medical support :
b. managerial support
Menyiapkan SDM
Menyiapkan logistik
Managerial Support
Rumah Sakit
Bencana
Nahdlatul Ulama
Internal
Medical Support
Medical Support
Gb. 4.2 peran Rumah Sakit pada keadaan bencana external
3 Komunikasi
Sistem komunikasi merupakan sistem esensial dalam pengorganisassian
penanganan bencana. Dalam keadaan bencana diperlukan sistem komunikasi
terpadu yang terdiri dari :
2. Komunikasi koordinasi
Merupakan komunikasi menggunakan sistem yang telah disepakati dalam
pelayanan administrasi ( umum, keuangan ) dan logistik koordinasi dapat
dilakukan internal antar Rumah Sakit atau eksternal. Untuk menjamin
komunikasi koordinasi secara cepat, disediakan daftar no. Telpon di tiap unit
kerja di dalam rumah sakit.
3. Komunikasi pengendalian
Merupakan komunikasi yang dilakukan pada operasional penangana bencana
untuk menjamin terlaksananya komunikasi pengendalian secara cepat,
diperlukan alat komunikasi seperti HT dan Hanphone, dll
Kejadian
Bencana Tim penanganan
Bencana
Komunikasi Pengendalian
4 Penanganan Bencana
Pada situasi bencana aspek koordinasi kolaborasi untuk mengatur proses pelayanan
terhadap korban dan mengatur unsur penunjang yang mendukung proses pelayanan
sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya Pengelolaan bencana di Rumah Sakit
pada sistem penanganan bencana adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan sumber daya
a. Pengelolaan SDM
Pengaturan jumlah dan kualifikasi tenaga yang di perlukan saat penangana
bencana Tenaga yang dimaksud adalah SDM Rumah Sakit yang harus
disiagakan serta pengelolaannya saat situasi bencana.
Proses :
Manager personalia mengarahkan Ka. Instalasi dan urusan yang terkait
untuk kesiapan tenaga
Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan dari luar
RS.
Dokumentasikan semua staf yang bertugas untuk setiap shift
b. Pengelolaan Makanan Korban Dan Petugas
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan didistribusinya
dikoordinir oleh instalasi Gizi sesuai dengan permintaan tertulis yang
disampaikan oleh kepala ruangan maupun penanggung jawab pos. Makanan
yang dipersiapkan dengan memperhitungkan sejumlah makanan cadangan
untuk antisipasi kedatangan korban baru maupun petugas baru / relawan.
Proses :
Instalasi Gizi mengkoordinasikan jumlah korban petugas yang ada
keruangan /posko. Sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu
makan.
Instalasi Gizi mengumpulkan semua permintaan makanan dari ruangan /
posko.
Instalasi mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi dengan
pposko donasi makanan untuk mengetahui jumlah donasi makan yang
akan/dapat didistribusikan.
c. Pengelolaan Obat Dan Bahan/ Alat Habis Pakai
Penyediaan obat dan bahan/alat habis pakai dalam situasi bencana
merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan
kesehatan, oleh karena itu diperlukan adanya persediaan obat dan bahan/ alat
habis pakai sebagai penunjang pelayanan korban.
Proses :
Menyiapkan persediaan oabat & bahan/alat habis pakai untuk keperluan
penanganan korban bencana.
Distribusikan jumlah dan jenis obat & bahan / alat habis pakai sesuai
dengan permintaan unit pelayanan.
Membuat permintaan bantuan apabila perkiraan jumlah dan jenis obat &
bahan / alat habis pakai mencukupi kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan
atau Departemen kesehatan RI.
Bantuan obat & bahan / alat habis pakai kepada LSM / lembaga donor
adalah pilihan terakhir, namun apabila ada yang berminat tanpa ada
permintaan, buatka kriteria dan persyaratan.
Siapkan tempat penyimpanan yang memedai dan memenuhi persyaratan
penyimpanan obat & bahan / alat habis pakai.
Buatkan pencatatan pelaporan harian.
Lakukan pemusnahan/ koordinasikan ke pihak terkait apabila telah
kadaluarsa dan atau tidak di perlukan sesuai dengan persyatan.
d. Pengelolaan sumber daya alternatif.
Sumber daya alternatif diantaranya adalah relawan Keberadaan relawan
sangat diperlukan pada situasi bencana Individu/ kelompok organisasi yamg
berniat turut memberikan bantuan sebaiknya dicatat dan
diregistrasi secara baik oleh bagian SDM, untuk selanjutnya diikutsertakan
dalam membantu proses pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan yang di
butuhkan.
Proses :
Lakukan ropid assesment untuk dapat mengetahui jenis dan jumlah
tenaga yang di perlukan.
Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang di perlukan.
Lakukan seleksi secara ketat terhadap identitas, keahlian dan
keterampilan yang dimiliki dan pastikan bahwa identiras tersebut benar (
identitas organisasi profesi )
Dokumntasikan seluruh data relawan
Buatkan tanda pengenal resmi / name tag
Informasikan tugas dan kewajibannya.
Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya.
Pastikan relawan tersebut pada daftar jaga ruangan / unit dimaksud
Buatkan absensi kehadirannya setiap shift/hari.
Siapkan penghargaan / sertifikat setelah selesai melaksanakan tugas
2. Pengelolaan Medis
Proses penanganan yang di berikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk
mencegah resiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi
kejadian, proses evakuasi dan proses transportasi ke IGD atau area berkumpul.
Kegiatan di muali sejak korban tiba di Instalasi Gawat Darurat.
Proses :
a. Di lapangan :
Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus ( Hijau, Kuning,
Merah )
Menentuka prioritas penanganan
Evakuasi korban ketempat yamg lebih aman.
Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
Transportasi korban ke IGD
b. Di Rumah Sakit ( IGD )
Lakukan triage oleh tim medik
Penempatan korban sesuai hasil teriage.
Lakukan stabilisasi korban.
Berikan timdakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada
( Merah, Kuning, Hijau)
Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus ( ruang perawatan dan OK )
Lakukan rujukan bila diperluakan baik karena pertimbangan medis
maupun tempatperawatan.
5. Pengelolaan Informasi.
Informasi, baik berupa data maupun laporan di buat sesuai dengan form yang
ditentukan sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik
korban hidup, korban meninggal, asal negara, tempat perawatan korban, SDM
dan fasillitas yang diperlukan untuk penanganan korban.
Proses :
1. Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan
alamat/asal negara, adri korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta
evakuasi dan lengkapi dengan data tindakan yang telah di lakukan.
2. Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama ( jam 08,00 dan jam
20,00 ) dan 24 jam untuk hari – hari berikutnya ( jam 08,00 ).
3. Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang di pos informasi.
4. Setiap lembar informasi yang keluar ditanda tangani oleh komandan bencana
dan diserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab
pos informasi
Proses.
1. Siapakan jumlah form Rekam Medis korban bencana untuk persiapan
kedatangan korban
2. Kontrol dan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam medic
3. Registrasi semua korban pada sistem biling setelah di lakukan penanganan
emergency
Proses.
1. Pastikan adanya persetujuan medis, maupun persetujuan keluarga yang
bersangkutan sebelum proses rujukan dilakukan.
2. Koordinasikan rencana rujukan korban kepada pihak / Rumah Sakit
penerima.
3. Pastikan pasien dalam keadaan stabil dan siap untuk dirujuk
4. Siapakan ambulance sesuai standar untuk rujukan pasien
5. Bila diperluakan hubungi pihak penerbangan untuk kesiapan transportasi
pasien
6. Pastikan adanya tim medis yang mendampingi selama proses rujukan.
BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan
a. Inventarisasi korban personel
1. Jumlah Pasien
2. Jumlah Korban dan keadaan korban dari yang luka, meninggal dan
hilang
3. Jumlah petugas
b. Inventaris Material
1. Dokumen
2. Uang
3. Bangunan
4. Alat kesehatan dan material lain
c. Inventaris Fungsi
1. Fungsi Listrik, AC, Gas untuk keperluan
pasien
2. Fungsi peralatan dan Umum
3. Fungsi Komunikasi, Logistik pendukung
paisen
4. Fungsi perawatan dan pelayanan jasa
kesehatan untuk pasien
B. Pelaporan
Tim penanggulangan bencana membuat laporan rinci dan lengkap dari
penanggulangan bencana srta akibat yang di timbulkan menyangkut kerugian
jiwa, harta dan prasarana yang lain berkaitan langsung dengan
operasionalisasai Rumah Sakit. Laporan diserahkan ke Direktur maksimal 1 X
24 jam setelah kejadian.
BAB VII
PENUTUP
Banyuwangi