Anda di halaman 1dari 12

Hemoragic Cystitis pada Anak

Stacy Vania
102012043/ E4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510
Stacyvania@yahoo.co.id

Abstrak
Infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran kemih bagian atas (pyelonefritis)
atau infeksi saluran kemih bagian bawah (Cystitis). Kedua penyakit infeksi ini hampir 90 persen
didapatkan dari ascending infection yang awalnya berada di bagian distal uretra. Ada beberapa
mikroorganisme yang berperan dalam infeksi ini tapi pada umumnya infeksi ini disebabkan dari flora
normal usus sehingga sebenarnya penyembuhan penyakit ini dengan hygiene akan sangat membantu
dan mencegah dari infeksi saluran kemih ini. Pada penyakit infeksi saluran kemih 50% pasien
mengalami penyakit berulang. Sehingga pengobatan profilaksis sangat dibutuhkan.

Kata kunci : infeksi saluran kemih, pyelonefritis, cystitis

Abstract
Urinary tract infections can be classified into upper urinary tract infection (pyelonephritis) or lower
urinary tract infections (cystitis). Both of these infectious disease almost 90 percent derived from
ascending infection that was originally located at the distal urethra. There are several
microorganisms that play a role in this infection but most of infections are caused from the normal
intestinal flora so that is actually recovery of this disease with hygiene will greatly assist and prevent
urinary tract infections. In urinary tract infections 50% of patients had recurrent disease. So the
prophylactic treatment much needed.

Keywords: urinary tract infection, pyelonephritis, cystitis


Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah episode bakteriuria signifikan (yaitu infeksi dengan
jumlah koloni > 100.000 mikroorganisme tunggal per ml) yang mengenai saluran kemih bagian atas
(pielonefritis,abses ginjal) atau bagian bawah (sistitis),atau keduanya. Sebagian besar infeksi saluran
kemih disebabkan oleh bakteri,tetapi jamur dan virus juga dapat menjadi penyebabnya.Infeksi bakteri
tersering disebabkan oleh Escherichia coli,suatu kontaminan tinja yang sering ditemukan di daerah
anus.Infeksi saluran kemih sering terjadi pada anak perempuan dan wanita.Salah satu penyebabnya
adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah memperoleh akses
ke kandung kemih.Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel
di lubang uretra selama berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih.Faktor lain yang
beperan meningkatkan infeksi saluran kemih pada anak perempuan dan wanita adalah kecenderungan
budaya untuk menahan urine,serta iritasi kulit lubang uretra pada wanita sewaktu berhubungan
kelamin. 1
Melalui penulisan makalah ini,diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai infeksi
saluran kemih,khususnya sistitis yang mengenai bagian bawah urogenital pada wanita.Dengan
pemahaman yang baik dan menyuluruh ,diharapkan mahasiswa saat menjadi dokter nanti, mampu
memberikan pelayanan yang terbaik dan mengutamakan kepentingan pasien dari apapun sebagai
bentuk pelayanan terhadap masyarakat.

Kasus
seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan
kencing berwarna merah. Keluhan tersebut disertai nyeri perut dan rasa panas saat berkemih. Ibunya
mengatakan bahwa anak tersebut sering menahan buang air kecil saat di sekolah karena takut
meminta izin. Pada pemeriksaan fisik didapati normal kecuali nyeri tekan pada daerah suprapubik.

Anamnesis
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh seorang dokter ketika pasien datang adalah melakukan
anamnesis. Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan
memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien. Riwayat
pasien merupakan suatu komunikasi yang harus dijaga kerahasiaannya, yaitu segala hal yang
diceritakan oleh penderita.2
Anamnesis atau medical history adalah informasi yang dikumpulkan oleh seorang dokter
dengan cara melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan spesifik baik itu
terhadap pasien itu sendiri (auto-anamnesis) maupun dari orang yang dianggap dapat memberikan
keterangan yang berhubungan dengan keadaan pasien (allo-anamnesis/hetero-anamnesis). 2
Berdasarkan anamnesis yang baik, seorang dokter biasanya akan menanyakan identitas dan
keadaan pasien meliputi: 2
- Nama lengkap
- Jenis kelamin
- Umur
- Tempat tanggal lahir
- Alamat tempat tinggal
- Status perkawinan
- Pekerjaan
- Suku bangsa
- Agama
- Pendidikan
Hal pertama yang ditanyakan kepada pasien adalah mengenai riwayat pribadi pasien. Riwayat
pribadi adalah segala hal yang menyangkut pribadi pasien; mengenai peristiwa penting pasien dimulai
dari keterangan kelahiran, serta sikap pasien terhadap keluarga dekat. Termasuk dalam riwayat pribadi
adalah riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, riwayat makan, riwayat pendidikan dan masalah
keluarga. 2
Setelah mendapatkan data pribadi pasien, anamnesis selanjutnya adalah menanyakan keluhan
utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga dan riwayat
sosial. 2
Keluhan utama adalah gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita
sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan tentang
2
lamanya keluhan tersebut. Keluhan utama merupakan dasar untuk memulai evaluasi pasien.
Riwayat penyakit sekarang adalah penyakit yang bermula pada saat pertama kali penderita
merasakan keluhan itu. Tentang sifat keluhan itu yang harus diketahui adalah: 2
- Tempat
- Kualitas penyakit
- Kuantitas penyakit
- Urutan waktu
- Situasi
- Faktor yang memperberat atau yang mengurangi
- Gejala-gejala yang berhubungan
Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita di masa lampau yang
mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang. 2
Riwayat keluarga merupakan segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan
kontak antar anggota keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien. Dalam hal ini faktor-faktor
sosial keluarga turut mempengaruhi kesehatan penderita. 2
Riwayat sosial mencakup keterangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan segala aktivitas di
luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, perkawinan, tanggungan keluarga, dan lain-lain. Perlu
ditanyakan pula tentang kesulitan yang dihadapi pasien. 2

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tersebut berdasarkan
anamnesis adalah inspeksi, palpasi, dan TTV. 1
Pada skenario tersebut dilakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi, dan perkusi. Inspeksi
terutama pada daerah genital serta daerah pubik. Inspeksi dimaksudkan untuk mencari tanda-tanda
adanya peradangan ataupun infeksi lokal pada daerah genital. Palpasi untuk mencari lokasi nyeri yang
berdasarkan letak anatomis dapat kita temukan bagian yang bermasalah. Pada skenario ini ditemukan
nyeri hanya di suprapubik. Adapun kita dapat melakukan palpasi ginjal dengan teknik bimanual dan
ballotement untuk melihat apakah terjadinya kelainan pada ginjal, namun pada kasus ini tidak
dilaporkan adanya nyeri. Perkusi CVA dapat dilakukan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding
berupa masalah pada ginjal atau pielonefritis. 1
Pemeriksaan TTV terutama melihat tanda-tanda adanya infeksi dari data-data yang ada seperti
penaikan suhu tubuh, tekanan darah serta frekuensi napas juga diperhatikan untuk melihat adanya
kelainan atau penurunan fungsi ginjal.1

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang paling utama pada kasus ini adalah urinalisis. Adapun urinalisis
yang dilakukan adalah pemeriksaan urin rutin ditambah pemeriksaan mikroskopik urin untuk melihat
adanya eritrosit, leukosit, silinder dan mikro-organisme dalam hal ini adalah apakah terdapat
bakteriuria dalam urin beserta jumlah koloninya. Pemeriksaan biokimia urin juga dapat dilakukan,
yakni pemeriksaan nitrit untuk melihat apakah terdapat bakteri yang dapat merubah nitrat menjadi
nitrit.3
Apabila pada anamnesis ditemukan bahwa ISK yang terjadi berulang dan menetap dengan
terapi yang adekuat dapat dilakukan USG untuk melihat kelainan anatomis pada sistem kemih dan
VCUG atau MCUG untuk melihat adanya vesico ureteral refluks. 3

Working diagnosis : Hemoragic Cystitis


1. Definisi
Sistitis adalah salah satu penyakit peradangan saluran kemih bagian bawah biasanya
peradangan ini disebabkan oleh infeksi beberapa mikroorganisme yaitu bakteri dan virus. Bakteri
yang sering menjadi salah satu penyebab infeksi adalah Escherichia coli selain itu diikuti dengan
Klebsiella Sp. dan Proteus Sp. sedangkan untuk virus baru ditemukan penalitian bahwa ada
keterlibatan adenovirus type 11 dan 21 dalam menyebabkan penyakit sistitis hemoragika. 4
Penyakit ini merupakan masalah yang penting yang sering dijumpai pada anak karena
merupakan penyebab kesakitan yang tinggi pada anak. Jika infeksi ini disertai dengan refluks
vesikoureterik dapat terjadi kerusakan ginjal (refluks nefropati) yang dapat menimbulkan
hipertensi dan gagal ginjal sadium terminal pada akhir masa kanak-kanak atau masa dewada.
Kurang lebih 2-3 persen perempuan dan kurang dari 1 persen laki-laki mempunyai resiko terhapat
penyakit infeksi saluran kemih yang asimtomatik selama masa kanak-kanak. Infeksi bekterial
yang sudah terbukti memerlukan pemeriksaan penunjang lanjutan dan hal ini perlu dilakukan
secara lebih komprehensif pada anak uasia prasekolah yang sebagian besar mempunyai resiko
terbentungnya jaringan parut pada saluran kemih. 4,5
2. Etiologi
Infeksi saluran kemih terutama disebabkan oleh bakteri koloon. Pada wanita 75-90% dari
semua infeksi disebabkan oleh Eschericia coli diikuti dengan Klebsiella dan Proteus. Beberapa
laporan menyatakan bahwa pada ank laki-laki yang berumur lebih dari 1 tahun, infeksi akibat
proteus sama banyaknya dengan infeksi yang diakibatkan oleh Proteus. Laporan lain menyatakan
suatu organism gram-prosit dalam jumlah besar pada laki-laki. Selain bakter-bakeri tersebut
infeksi virus pun dapat pula terjadi.4,6
Escherichia coli merupakan bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi saluran kemih
dan diketahui hamper 90% penyakit infeksi saluran kemih pada wanita muda disebabkan oleh
E.coli. gejala dan tanda melipiti suilit berkemih, disuria, hematuria dan piuria. Nyeri pada
pinggang atau nyeri sudut costovetebra mengindikasikan infeksi saluran kemih bagian atas
sedangkan nyeri disuprapubic mengindikasikan infeksi saluran kemih bagian bawah. Pada
umumnya tidak ada gejala yang spesifik untuk infeksi E.coli. infeksi ini dapat menyebabkan
bakterimia dengan gejala klinis seperti sepsis. Sebagian besar infeksi saluran kemih mengenai
vesica urinaria dan ginjal pada pasien yang sebelumnya tidak ada riwayat infeksi saluran kemih
hal ini disebabkan oleh sejumlah kecil antigen O yang telah merangkai dan memproduksi secara
spesifik factor virulensi yang memfasilitasi kolonisasi dan selanjutnya menyebabkan infeksi
klinis. Organism tersebut dinamakan E. coli uropatogenik. Organism ini, secara khas,
menghasilkan hemolisin yang bersifat sitotoksik dan memfasilitasi invasi jaringan sehingga dapat
menyebabkan hematuria. 5,6
Proteus hanya menyebabkan infeksi pada manusia jika bakteri tesebut berada diluar saluran
cerna, organism ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan dapat menyebabkan bakterimia.
Spesies yang paling sering adalah Proteus mirabilis. Spesies proteus ini menghasilkan urease yang
menyebabkan hidrolisis urea dengan cepat disertai dengan pelepasan ammonia. Oleh sebab itu,
pada infeksi saluran kemih oleh proteus, urine berubah menjadi basa dan perubahan urin ini dapat
memicu pembentukan batu pada saluran kemih dan menyebabkan pengasaman nyaris mustahil
dilakukan. Pergerakan proteus juga sangat cepat hal ini mungkin berperan dalam invasi bakteri
tersebut kedalam saluran kemih. Proteus memiliki sensitivitas yang tinggu terhadap antibiotic
yang sangat beragam. P. mirabilis sering dihambat oleh penisilin, selain itu penggunaan antibiotic
aminoglikosida dan sefalosporin dapat pula diberikan sebagai pengganti. 4-7
Adenovirus dapat menyebabkan infeksi dan dapat pula bereplikasi di sel epitel saluran napas,
mata, saluran cerna seta saluran kemih. Adenovirus biasanya tidak menyebar di luar kelenjar linfe
regional. Virus grup C dapat menetap dan menyebabkan infeksi laten selama bertahun-tahun pada
adenoid dan tonsil serta diekskresikab ke dalam feses selama beberapa bulan setelah infeksi awal.
Sebagian besar adenovirus bereplikasi pada saluran cerna manusia tetapi biasanya tidak
menimbulkan gejala yang jelas pada manusia. Karena adenovirus dapat berada di dalam feses
selama beberapa bulan hygiene daerah perineum merupakan salah satu tindakan preventif untuk
infeksi saluran kemih. Type adenovirus yang biasaya menginveksi saluran kemih adalah type 11
dan 21. Adenovirus type 11 dan 21 dapat menyebabkan ascending infection yang mulai masuk
dari ostium uretra eksternus dan banyak menginvasi di bagian vesica urinaria. Pada anak laki-laki
biasanya lebih banyak ditemukan sistitis hemoragika dibandingkan dengan anak perempuan.
Biasanya virus banyak ditemukan di urin pasien tersebut. 6,7
3. Patofisiologi
Pada periode neonatus bakteri mencapai saluran kemih melalui aliran darah atau uretra, yang
selanjutnya bakteri naik ke saluran kemih dari bawah. Perbedaan individu dalam kerentanannya
terhadap infeksi saluran kemih dapat diterangkan oleh adanya factor factor hospes seperti
produksi antibody uretra(IgA) dan factor lain yang mempengaruhi perlekatan bakteri pada epitel
uretra. Beberapa diantara factor factor seperti ini bisa ditentukan oleh genetic. Imunosupresi,
diabetes, obstruksi saluran kemih dan penyakit grunulomaltosa kronik adalah factor lain yang
dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Bila organism dapat masuk kedalan vesica
urinaria, beratnya infeksi dapat menggambarkan virulensi bakteri dan factor anatomic seperti
refluks vesicouretra, obstruksi, dan statis urin. Dengan adanya statis urin, kesempatan untuk
bakteri berkembang biak menjadi meningkay karena medium biakan sangat baik. Terlebih lagi,
pembersarann vesica urinaria akan mengurangin aliran darah ke dinding vesica uriniaria dan dapat
menurnkan resistensi alami vesica urinaria terhadap infeksi. 4
Sistitis bakterialis akut ditandai dengan kongesti mukosa dan edema. Kadang-kadang disertai
dengan perdarahan atau hematuria. Reaksi rada menyebabkan hiperaktivitas otot detrusor dan
penurunan kapasitas fungsional vesica urinaria. Perubahan-perubahan ini dapat mempercepat
refluks vesicoureter, terutama bila sambungan vesicoureter sudah berkembang secara abnormal.
Infeksi kronis dan yang sering kambuh dapat menyebabkan sistitis kistik didalam vesica urinaria. 4
Bakteri dapat mencapai vesica urinaria melalui refulks ureter dan menyebabkan peradangan.
Salahh satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan oeradangan adalah Proteus mirabilis,
bakteri ini dapat menyebabkan batu ginjal. Ammonia yang berasal dari urea menyebabkan urin
menjadi alkalis dan mengakibatkan pengendapan kalsium fosfat, magnesium dan ammonium
fosfat. Dengan adanya obstruksi ureter, infeksi ginjal dapat dengan cepat menyebabkan
septicemia. 4
4. Epidemiologi
Prevalensi infeksi saluran kemih berubah-rubah sesuai dengan jenis kelamin dan umur.
Infeksi saluran kemih simtomatis terjadi pada kira-kira 1,4/1000 bayi lahir. Infeksi saluran kemih
ini lebih umum terjadi pada bayi laki-laki yang tidak di sirkumsisi. Sesudahnya infeksi lebih
banyak terjadi pada wanita. Infeksi saluran kemih simtomatis dan asimtomatis terjadi pada 1,2-
1,9% anak perempuan diusia sekolah dan paling banyak terjadi pada umur 7 sampai 10 tahun.
Infeksi sangat jarang terjadi pada laki-laki dengan golongan umur sama. 4
5. Manifestasi Klinis
Bakteriuria asimtomatik sering terjadi pada kebanyakan kasus, bisa saja sudah terdapat gejala
yang member kesan adanya infeksi saluran kemih atau diduga aka nada gejalan-gejala tersebut.
Manifekkstasi klinis sering kali gagal menunjukan secara jelas apakah infeksi terbatas pada vesica
urinaria atau telah melibatkan ginjal. Pada bayi, biasanya terjadi demam, berat badan menurun,
tidak dapat tumbuh dengan baik, nausea, muntah, diare, dan ikterus. Pada anak dengan demam
tanpa dketahui sebabna,, biakan urin harus diambil untuk mengesampingkan infeksi saluran
kemih. Dalam suatu penelitian pada bayi-bayi yang mempunyai suhu tubuh lebih dari 38,3 o C
tanpa suatu penyebab demam yang jelas 7,5% menderita infeksi saluran kemih. Proporsi ini akan
lebih tinggi pada pasien anak wanita berkulit putih. Gejala yang dapat timbul adalah sering
berkemih, sakit selama berkemih, inkontinensia urin yang berkaintan dengan urgensi, megompol
pada anak yang sudah tidak lagi, sakit perut dan urin berbau busuk merupakan gejala yang sering
terjadi. 4
Sistitis kronis atau yang sering kambuh serring kali menjadi penyebab inkontinensia pada
siang hari dan manifestasi ketidakstabilan vesica urinaria lainnya yang mungkin menetap
walaupun urin sudah steril pada pemeriksaan kultur urin. Kadang juga tampak hematuria sebagai
tanda sistitis hemoragica yang disebabkan oleh E.coli. Biasanya pada infeksi ini akan terjadi
demam, mengigil dan sakit di suprapubic. Bila terdapat sakit pada daerah pinggang dan terdapat
nyeri ketuk sudut costo vertebra ini akan menjadi indikasi adanya pyelonefritis. Sepsis juga dapat
terjadi akibat komplikasi dari infeksi saluran kemih ini. 4
6. Data Penunjang
Diagnosis infeksi saluran kemih tergantung pada biakan bakteri yang berasal dari urin.
Penemuan bakteri didalam urin yang berasa dari vesica urinaria atau dr pelvis ginjal menunjukan
adanya infeksi. Diagnosis yang tepat mungkin sulit ditetapkan, karena seringkali kontaminasi
specimen terjadi pada saat dikeluarkan atau pasien sudah diobati dengan antibiotika sebelumnya
segingga urinnya menjadi steril.4
Bila perlu kepastian yang lebih besar terhadap kemungkinan infeksi, specimen dari
kateterisasi urin harus diambil. Persiapan asepsis dan teknik kateterisasi yang baik merupakan hal
yang penting. Selain itu dapat pula dilakukan pungsi suprapubic vesica urinaria yang penuh
sehingga menghasilkan hasil yang terpercaya dari pada kateterisasi karna flora normal bagian
distal uretra dapat menjadi hasil positif palsu. 4
Analisis urin seharusnya diambil dari spesimenn yang sama seperti pada biakan. Piuria
(terdapat leokosit didalam urin) menimbulkan dugaan adanya infeksi, tetapi infeksi dapat terjadi
tanpa piuria. Sebaliknya dapat ada tanpa terjadi infeksi saluran kemih. Hematuria mikrokopik
adalah hal yang biasa terdapat pada sistitis akut. Silinder didalam sedimen urin menimbulkan
kesan keterlibatan ginjal. Infeksi proteus secara konsisten dapat meningkatkan pH sehingga urin
menjadi alkalis.4
Sayangnya, padaanaka, uji untuk membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dengan
bagian bawah seperti deteksi bakteri yang terselubung dengan antibody, respon terhadap
pengobatan antibiotika dosis tunggal dan uji imunologis dan biokimiawi tidak dapat dipercaya.
Ketidak kemampuan memekatkan urin merupakan hal yang biasa tetapi tidak dapat dipercaya
pada pielonefritis akut dan kronis. Pada 30% bayi dengan infeksi ginjal, kadar kreatinin serum
sementara meningkat. Karena sepsis biasa terjadi pada ginjal, terutama pasa bayu dengan
obstruksi, biakan darag harus diambil selama masa demam infeksi. 4
Selama demam akut infeksi, pemeriksaan ultrasonografi ginjal harus dilakukan untuk
menyingkirkan hidronefrosis dan abses ginjal. Indikasi lain untuk pemeriksaan ini adalah bila
respon pengobatan antibiotika tidak vepat, bila anak sakit berat dan toksik, dan bila kadar
kreatinin dalam darah meningkat. Ultrasonografin ginjal juga sensitive untuk mendeteksi
pyelonefritissehingga dapat menyingkirkan differential diagnstik. 4
Pada anak berusia 2 tahun kebawah diperlukan pemeriksaan lanjytan, yakni dengan MCUG
utnuk menyingkirkan kemungkinan refluks vesikouretra yang disertai dengan jaringan parut pada
ginjal atau kerusakan ginjal. MCUG hanya dilakukan pada anak besar jika sangat dicurigai
adanya pyelonefritis atau jika terdapat riwayat infeksi saluran kemih berulang atau masalah ginjal
pada kerabatnya karena refluks bersifat familial. 4
Bila terdapat refluks sedang sampai dengan berat dan terdapat jaringan parut pada ginjal dapat
dibuktikan dengan scanninglanjutan dengan DMSA atau glukoheptanat. Uji diagnostic ini lebih
sensitive daripada dengan urografi dan menghindarkan kemungkinan reaksi berlawanan terhadap
pemberian media kontras secara intravena. 4-7

Differential Diagnostic
1. IgA nefropati
Nefropati IgA biasanya muncul sebagai serangan hematuria makroskopis rekuren yang
dicetuskan oleh suatu kondisi infeksi. Proteinuria, hipertensi, nyeri panggul atau gagal ginjal akut
dapat menyertai atau tidak menyertai hematuria dan sedimen urine dapat terus menunjukan
kelainan atau dapat bersih diantara periode serangan. Diagnosis nefropati IgA disuga berdasarkan
riwayat penyakit tetapi hanya dapat dipastikan dengan temuan deposit IgA glomerulus pada
biopsy ginjal. Pada 10-20% anak anak terdapat peningkatan IgA didalam sirkulasi peredaran
darah. Prognosis jangka panjang penyakit ini umunya baik walaupun 5-10 % pasien terus
berlanjut hingga stadium akhir penyakit ginjal. Dewasa ini, tidak ada terapi spesifik atau terapi
yang terbuktik berhasil walaupun obat-obat kortikosteroid dan imunosupresan telah dicoba pada
anak yang menderita penyakit berat.7
2. Acute Glomerulonefritis
Glomerulonefritis akit sering terlihat setelah infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A
pada anak-anak yang berusia 5 sampai 15 tahun. Setelah 7 sampai 14 hari terjadi faringitis atau
kurang lebih 6 minggu setelah lesi impetigo kulit, anak yang terkena akan memperlihatkan urine
yang berwarna the atau coke, penurunan volume urine, edema dan hipertensi.
Tanda lain gagal ginjal akut dan kelebihan beban volume adalah gagal jantung dan dapat
terjadi ensefalopati hipertensi. Pemeriksaan labolatorium dapat menunjukan kultur kulit atau
kultur tenggorok yang positif terhadap bekteri tersebut atau tes serologi terhadapt streptokokus
beta hemolitikus grup A yang positif dengan menggunakan pemeriksaan ASTO atau ASTZ. Kadar
komplemen (C3) menurun drastis tetapi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu. Dapat di
jumpai hiperkalemia, hiponatremia, hiperfosfatemia dan asidemia. Pengobatannya suportif berupa
restriksi cairan, pemberian diuretic, dan obat-obat anti hipertensi atau dialysis jika diperlukan dan
bisa ditambah dengan antibiotic yaitu penisilin G atau penisilin V injeksi. 7
Secara umum, prognosis penyakit ini dalam keadaan akut adalah sangat baik. Walaupun
hematuria mikroskopis dapat menetap kurang lebih selama 1 tahun, kemungkinan timbulnya
disfungsi ginjal secara permanen sangatlah kecil. 7
3. Pyelonefritis
Pyelonefritis adalah salah satu manifestasi dari infeksi saluran kemih, infeksi mengenai ginjal.
Gambaran umunya pada bayi muncul secara nonspesifik sebagai demam, rewel, sulit makan,
muntah dan diare. Pada anak yang berusia lebih tua ditemukan nyeri abdomen, disuria, sering
berkemih, urgensi atau inkontinensia. 7
Urinalisis menunjukan adanya lekosit dan bakteri disamping mungkin terdapat hematuria.
Pada anak yang lebih tua kultur urin diperoleh dari pengambilan urin bersih, atau pada bayi dan
anak yang lebih kecil dapat dilakukan aspirasi suprepubik atau kateterisasi. Infeksi paling sering
disebabkan oleh Escherichia coli. Agen penyebab lain adalah streptococcus grup B, Klebsiella dan
staphylococcus koagulase negative. Pengobatannya adalah dengan memberikan antionitikyang
tepat seperti yang yang ditetapkan oleh tes sensitivitas. 7
Sistitis kadang-kadang dapat dibedakan dengan pyelonefritis berdasarkan berat gejala,
demam, nyeri kostovetebra dan keluhan sistemik lain lebih sering terjadi pada infeksi saluran
kemih bagian atas atau pyelonefritis. Adanya darah secara makroskopis di urine anak yang
simtomatik dengan hasil kultur urine negative sering merupakan petunjuk adanya infeksi virus
pada kandung kemih. Disamping pengobatan dengan antibiotic, diperlukan pemeriksaan yang
lebih jauh untuk mencari etiologinya. Pyelonefritis yangterjadi berulang ulang dapat
menumbulkan jaringan parut pada ginjal dan mungkin disertai hipertensi dan insufisiensi pada
ginjal.7
4. Vesicolithiasis
Vesicolithiasis adalah salah satu penyakit pada vesica urinaria dengan didapatinya batu.
Gejala klinis vesicolithiasis muncul sebagai nyeri pada suprapubic yang hilang timbul, bisa juga
terdapat hematuria makroskopis atau hematuria mikroskopis dan keluarnya batu pada saat buang
air kecil. Pada riwayat kesehatan keluarga biasanya di dapati adanya riwayat batu. Kandungan
mineral batu bervariasi bergantung pada etiologi yang mendasarinya. 7
Batu yang mengandung kalsium berkaitan dengan hiperkalsiuria idiopatik, asidosis tubulus
ginjal bagian distal, penggunaan diuretic kuat dan keadaan hiperkalsemia. Batu yang mengandung
oksalat merupakan komplikasi penyakit usus meradang dan dapat diwariskan sebagai suatu
kelianan metabolic yang menyebabkan hiper oksauria. Litiasis asam urat terhitung kurang dari 8%
kasus batu pada anak-anak dan penyabab-penyebabnya adalah idiopatik familial, kelainan
metabolism bawaan seperti sindrom lesch-nyhan dan diet tinggi purin. 7
Sistinuria adalah gangguan resesif autosomal herediter yang ditandai dengan kelainan
pengankutan asam amino disertai produksi batu sistin yang rekuren. Adanya vesicolithiasis dapat
diketahui dari pemeriksaan rontgen abdomen jika batu radio opak ( kalsium oksalat, sistin) dan
USG. Anak-anak yang pasti mengidap batu sebaiknya dilakukan pengumpulan urine untuk
mengukur kadar kalsium, sistin, oksalat dan asam urat. Setiap batu yang keluar sebaiknya dikirim
ke labolatorium untuk dianalisis kandungan mineralnya. 7
Penanganan medis meliputi meningkatkan volume urine dengan meningkatkan asupan cairan,
menyesuaikan pH urine untuk meningkatkan kelarutan mineral dan tindakan diet. Pengobatan
penyakit ini dengan litotripsi atau prosedur pembedahan diindikasikan pada saat terjadi infeksi
atau obstrusi rekuren. Tersedia terapi spesifik untuk beberapa penyakit seperti penisilamin untuk
batu sistin.7

Pengobatan
1. Medikamentosa
Sistitis akut sebaiknya diobati untuk mencegah kemungkinan berkembang menjadi
pyelonefritis. Jika gejala-gejala perat, specimen dari vesica urinaria hanya diambil untuk biakan
dan mulai segera dengan pengobatan. Bila gejala ringan atau diagnosis meragukan, pengobatan
dapat ditunda sampai hasil biakan diketahui dan biakan dapat diulang bila hasilnya tidak pasti. 5

Tabel 1. Antibiotic yang dipakai untuk infeksi saluran kemih. 5

Selain itu anak-anak dengan refluksureter memerlukan pemberian antibiotik profilaksis


secara terus menerus dengan anti mikroba seperti trimetoprim (2 mg/kg/dosis tunggal) atau
nitrofuramin (2mg/kg/dosis tunggal). Sebelumnya banyak anak dengan kelainan ini diterapi
dengan operasi reimplantasi ureter, tetapi karena refluks dapat sembuh dengan spontan pada
sebagian besar anak yang hanya mendapatkan terapi profilaksis, sekarang ini tindakan operasi
hanya dibatasi pada kasus obstruksi saluran kemih, atau pada anak yang tetap mengalami infeksi
saluran kemih selama pemberian profilaksis. 4,5
Pada sistitis yang etiologinya dikarenakan oleh virus. Sistitis hemoragica akan sembuh dengan
sendirinya (self limiting disease) setelah 2 minggu, sehingga pengobatan yang dapat dilakukan
adalah mencegah dengan tindakan-tindakan preventif. 4,5
2. Nonmedikamentosa
Harus ditekankan tentang betapa pentingnya usaha pencegahan umum bagi anak-anak dengan
infeksi saluran kemih. Usaha pencegahan ini meliputi perihal kebiasaan buang air besar dan kecil
yang teratur, pemberian cairan yang adekuat, teknik buang air kecil yang baik, hygiene yang baik
dan menghindari bahan-bahan yang dapat membuat iritasi seperti mengenakan pakaian dalam dari
nilon.5

Preventif
Harus ditekankan tentang betapa pentingnya usaha pencegahan umum bagi anak-anak dengan infeksi
saluran kemih. Dapat dianjurkan intruksi dalam hygiene perineum, setelah defekasi, sisa feses yang
tertinggal harus dibersihkan dari anus kearah posterior lalu dibuang. Lalu baru dilakukan pembersihan
ostium uretra eksternus. Peningkatan pembersihan vagina dengan sabum dan air atau larutan povidon-
iodin mungkin bermanfaat.4,5

Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari sistitis adalah bakteremia dan syok septic yang
didapatkan dari ascending infection yang sampai ke ginjal dan menjadi pyelonefritis. 6

Prognosis
Sistitis memilikin kemungkinan kambbuh atau berulang yang sangat tinggi yaitu sekitar 50%
sehingga perlu dilanjutkan dengan profilaksis antibiotic biasanya yang dipakai sulfametoksazol atau
trimetoprim dosis rendah. Penggunaan antibiotic spectrum luas biasanya tidak efektif untuk
prifilaksis, karena bakteri kolon yang menyebabkan reinfeksi dengan cepat menjadi resisten terhadap
agen-agen tersebut. 4
Prognosis jangka panjang infeksi saluran kemih biasanya baik, bila segera di obati dengan
adekuatt setelah diagnosis ditegakkan. Beberapa anak dengan infeksi saluran kemih yang berat juga
mengalami konstipasi yang berat pula. Penyuluhan kepada orang tua untuk mencoba menentukan pola
berkemih dan defekasi yang lebih normal mungkin bermanfaat dalam mengendalikan kekambuhan. 4

Kesimpulan
Perempuan berusia 8 tahun tersebut menderia cystitis hemoragica yang etiologinya belum
diketahui. Untuk mengetahui etiologinya harus dailakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
seperti urinalisis. Jika sudah diketahui etiologinya dengan pasti pengobatan dengan antibiotic bagi
sistitis bakteriologi adalah hal yang sangat tepat.

Daftar Pustaka
1. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007. p. 10-8, 31-5.
2. Santoso M. Pemeriksaan fisik diagnosis. Jakarta: Bidang Penerbitan Yayasan Diabetes Indonesia;
2004.h.1-4, 6, 13-5, 20, 98.
3. Cystitis in females. 2013. Diunduh dari www.medscape.com pada tanggal 24 Oktober 2013.
4. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Edisi 15. Vol 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005. h. 1864-8.
5. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatric. Edisi 3 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008. h. 179-82.
6. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 25. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2013. h. 227-9, 448
7. Schwartz MW. Pedoman klinis pediatric. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 365-7

Anda mungkin juga menyukai