Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala berkat dan
anugerah-Nya
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Hak Pasien dan
Keluarga
di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir
ini dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalammemberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadir
Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana Hak Pasien
danKeluargadi Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuansemua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan
Hak Pasien danKeluarga di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
SK Direktur RS H.L. Manambai Abdulkadir
tentang Pedoman Hak Pasien dan Keluarga ii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v

BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan Panduan 1
3. Ruang Lingkup 1
4. Batasan Operasional 2
5. Landasan Hukum 3

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN 4


1. Hak Pasien menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit 4
2. Kewajiban Pasien dan Keluarga 5
3. Hak dan Kewajiban dokter/ dokter gigi di
H.L. Manambai Abdulkadir 6
a. Hak dokter 6
b. Kewajiban dokter 7
4. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit 8
a. Hak Rumah Sakit 8
b. Kewajiban Rumah Sakit 9
5. Perlindungan Hukum Rumah Sakit 10

BAB III PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


DAN KELUARGA 11
1. Pelepasan informasi medis kepada keluarga dan pihak lain 11
2. Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien dan keluarga 12
3. Mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien 13
4. Tingkat tanggung jawab RS H.L. Manambai Abdulkadir
terhadap barang milik pribadi pasien 13
5. Melindungi pasien dari kekerasan fisik 14
6. Perlindungan atas kerahasiaan informasi medis pasien 15
7. Keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses pelayanan
di RS H.L. Manambai Abdulkadir 15
vi
8. Penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait pelayanan dan
pengobatan di RS H.L. Manambai Abdulkadir 16
9. Merespon penolakan pelayanan resusitasi dan bantuan hidup dasar 17
10. Manajemen nyeri di RS H.L. Manambai Abdulkadirdan
merespon kebutuhan unik pasien di akhir hidupnya 17
11. Penyampaian keluhan pasien penanganannya 18
12. Persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran (informed consent) 18
13. Pemberian kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
memperoleh second opinion 19
14. Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis 20

BAB IV PENUTUP 21

DOKUMENTASI 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga merupakan elemen
dasar dari semua kontak di rumah sakit, stafnya serta pasien dan
keluarganya. Dengan berlakunya peraturan perundang-undangan yang
mengatur secara eksplisit mengenai hak dan kewajiban pasien, maka
rumah sakit berkewajiban menjamin bahwa ada mekanisme pemenuhan
hak dan kewajiban pasien & keluarga di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.
Peraturan perundang-undangan dimaksuddiantaranya adalah undang-undang
nomor 44 tahun 2009 tentang rumahsakit, undang-undang nomor 29 tahun 2004
tentang praktek kedokteran
dan beberapa peraturan negara lainnya.
Untuk itu, perlu disusun sebuah panduan yang menjadi dasar
dalam penerapan hak pasien dan keluarganya selama menjalani
perawatan di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.

B. Tujuan Panduan
1. Terpenuhinya hak pasien & keluarga di Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadir2. Adanya Panduan bagi staff Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadirdalam rangka memenuhi hak pasien dan keluarga selama
di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi :
1. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien/pengunjung/karyawan
selama berada dalam Rumah H.L. Manambai Abdulkadir
2. Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di
Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadirbaik medis maupun
non medis.

D. Batasan Operasional
Istilah-istilah yang disebutkan dalam Panduan ini akan diartikan
sebagaimana telah didefinisikan dalam bab ini, kecuali apabila
konteksnya menghendaki pengertian yang berbeda:
1. Hak adalah kekuasaan/ kewenangan yang dimiliki oleh seseorang
atau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk
berbuat sesuatu.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus
dilakukan oleh seseorang atau suatu badan hukum.
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
H.L. Manambai Abdulkadir, baik dalam keadaan sehatmaupun sakit.
3. Dokter adalah tenaga medis yang memberikan pelayanan kesehatan
di Rumah H.L. Manambai Abdulkadirmencakup dokter
dan dokter gigi.
4. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir
yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian.
5. Staff adalah seluruh karyawan yang bekerja di Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadirsesuai regulasi yang berlaku.
6. Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7. Penelitian adalah usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban
ilmiah terhadap sesuatu masalah. Sistematik karena harus mengikuti
prosedur dan langkah-langkah sebagai suatu kebulatan prosedur di
Rumah Sakit.

8. Donasi organ adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia


tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau
tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu di Rumah
Sakit.
9. Barang milik pasien adalah benda bergerak yang dibawa pasien
maupun keluarga pasien selama perawatan di Rumah Sakit.
10. Individu adalah seseotang yang berada di lingkungan Rumah Sakit.
11. Lokasi terpencil atau terisolasi adalah lokasi di rumah sakit yang
paling sedikit terjadi aktifitas manusia.

E. Landasan Hukum
Landasan Hukum yang digunakan dalam panduan ini adalah :
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
2014 Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/MenKes/Per/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MenKes/
Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1165.A/
MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 290/MenKes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 280/MenKes/Per/III/2008
Tentang Rekam Medis.
BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN

Hak dan kewajiban pasien & keluarga sesuai peraturan perundangundangan


yang berlaku dan mengatur hal tersebut, diantaranya :

1. Hak pasien menurut Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44


tahun 2009 pasal 32 adalah :
a) Pasien berhak memperoleh informasi mengetahui tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
b) Pasien berhak atas informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c) Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi.
d) Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
e) Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f) Pasien berhak mebgajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
g) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h) Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai surat izin praktek (SIP) baik
didalam maupun di luar Rumah sakit.
i) Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
j) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k) Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
l) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m)Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien yang lainnya.
n) Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah Sakit.
o) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah
sakit terhadap dirinya.
p) Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q) Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata maupun pidana.
r) Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Kewajiban Pasien dan Keluarga

Dalam menerima pelayanan dari Rumah Sakit, pasien mempunyai


kewajiban sesuai Permenkes No 69 tahun 2014 pasal 28:
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab;
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit ;
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuaikemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya;
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminankesehatan yang dimilikinya;
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan
setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya; dan
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

3. Hak dan Kewajiban dokter/ dokter gigi di Rumah Sakit H.L Manambai
Abdulkadir
Dokter/ dokter gigi, selama melakukan praktek klinik di Rumah Sakit
H.L. Manambai Abdulkadir mempunyai hak dan kewajiban sebagai
berikut :
a) Hak Dokter
(a) Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
(b) Dokter berhak untuk bekerja menuntut standar pelayanan serta
berdasarkan hak otonomi clinical appoinment.
(c) Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, profesi dan etika.
(d) Dokter berhak memberhentikan jasa profesinya kepada pasien
apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang
begitu buruk sehingga kerja sama yang baik tidak mungkin
diteruskan lagi, kecuali untuk pasien gawat darurat dan wajib
menyerahkan pasien kepada orang lain.
(e) Dokter berhak atas privacy, menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang
melecehkan atau memalukan.
(f) Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang
dirawatnya atau dari keluarganya.
(g) Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam
menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanan.

(h) Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur baik oleh rumah
sakit maupun oleh pasien.
(i) Dokter berhak untuk mendapat imbalan atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau ketentyuan/peraturan
yang berlaku di rumah sakit.

b) Kewajiban Dokter :
(a) Dokter wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara dokter dengan rumah sakit.
(b) Dokter wajib memeberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
pelayanan kedokteran dan menghormati hak-hak pasien.
(c) Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain/ rumah sakit lain yang
mempunyai keahlian/ kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak
mampu melakukan sesuatu pemeriksaan atau pengobatan.
(d) Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar
senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat
menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
(e) Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang pebderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal
dunia.
(f) Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan
mampu memberikannya.
(g) Dokter wajib memberikan informasi yang adekuat tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat
ditimbulkannya.
(h) Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara lengkap dan
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
(i) Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetuhuan dan
mebgikuti perkembangan ilmu kedokteran/ kedokteran gigi.
(j) Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/ perjanjian
yang telah dibuatnya.
8
(k) Dokter wajib bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang
terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.
(l) Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah
sakit.

4. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit


Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir sebagai pemberi layanan
kesehatan kepada pasien, mempunyai hak & kewajiban sebagai berikut :

a. Hak Rumah Sakit


1) Rumah Sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi
sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
2) Rumah Sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta
menentukan remunerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3) Rumah Sakit berhak melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam
rangka mengembangkan pelayanan.
4) Rumah Sakit berhak menerima bantuan dari pihak lain sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Rumah Sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan
kerugian.
6) Rumah Sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
7) Rumah Sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan
yang ada di rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8) Rumah Sakit berhak untuk mendapat insentif pajak bagi rumah
sakit publik dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit
pendidikan.

b. Kewajiban Rumah Sakit :


1) Rumah Sakit wajib memberikan informasi yang benar tentang
pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.
2) Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
3) Rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat kepada
pasien sesuai dengan kemampuan pelayanan.
4) Rumah Sakit wajib menyediakan saran dan pelayanan bagi
masyarakat tidak mampu atau miskin.
5) Rumah Sakit wajib melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan
memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/ miskin,
pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, pelayanan korban
bencana dan kejadian luar biasa, atau bukti sosial bagi misi
kemanusiaan.
6) Rumah Sakit wajib membuat, melaksanakan dan menjaga standar
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien.
7) Rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis.
8) Rumah Sakit wajib menyelenggarakan sarana dan prasarana yang
umum dan layak antara lain tempat ibadah, parkir, ruang tunggu,
sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak dan lanjut
usia.
9) Rumah Sakit wajib membuat, melaksanakan dan menjaga standar
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien.
10) Rumah Sakit wajib melaksanakan sistem rujukan.
11) Rumah Sakit wajib menolak keinginan pasien yang bertentangan
dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundangundangan.
12) Rumah Sakit wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai hak dan kewajiban pasien.
10
13) Rumah Sakit wajib menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
14) Rumah Sakit wajib melaksanakan etika rumah sakit.
15) Rumah sakit wajib memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana.
16) Rumah Sakit wajib melaksanakan program pemerintah di bidang
kesehatan baik secara regional maupun nasional.
17) Rumah Sakit wajib membuat daftar tenaga medis yang melakukan
praktik kedokteran dan melaksanakan peraturan intern rumah sakit
(hospital by law).
18) Rumah Sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum
bagi semua petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya di
H.L. Manambai Abdulkadir.
19) Rumah sakit wajib memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit
sebagai kawasan tanpa rokok.

5. Perlindungan Hukum Rumah Sakit


a. Rumah Sakit dapat menolak mengungkapkan segala informasi kepada
publik yang berkaitan dengan rahasia kedokteran.
b. Pasien dan/ atau keluarga yang menuntut rumah sakit dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan
hak rahasia kedokterannya kepada umum.
c. Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) memberikan kewenangan kepada rumah sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab rumah
sakit.
d. Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien
dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang
dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
komprehensif.
e. Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam
rangka menyelamatkan nyawa manusia.
BAB III

PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN


KELUARGA
1. Pelepasan informasi medis kepada keluarga dan pihak lain di
Rumah Sakit H.L Manambai Abdulkadir diatur sebagai
berikut :
a. Pada kondisi pasien tidak sadarkan diri atau tingkat kesadarannya
menurun atau karena sifat informasi yang bisa berakibat buruk pada
kondisi pasien, maka informasi medis dapat diberikan kepada
keluarga terdekat, dengan tingkatan : (1) suami/istri, (2) anak
kandung, (3) orangtua kandung/ wali/ curator, (4) saudara kandung.
b. Pelepasan informasi kepada pihak asuransi hanya diperkenankan
bagi asuransi yang sudah menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit
H.L. Manambai Abdulkadir. Didahului dengan permintaan
tertulis oleh asuransi, dan diberikan jawaban secara tertulis berupa
resume medis pasien.
c. Pelepasan informasi medis untuk keperluan lembaga negara yang
kompeten (kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dinas kesehatan, dll),
hanya dapat diberikan atas permintaan tertulis dari lembaga negara
tersebut.
d. Pelepasan informasi kepada media massa cetak maupun elektronik
hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pasien
atau keluarga terdekat.
e. Pelepasan informasi untuk penelitian dan/ atau pendidikan harus
mendapat persetujuan tertulis dari pasien dan/atau keluarga terdekat
berupa surat kuasa melihat dokumen rekam medis. Informasi yang
diberikan dalam bentuk resume medis tertulis.
f. Pelepasan informasi bagi tenaga kesehatan perujuk pasien diberikan
dalam bentuk jawaban rujukan pasien.
12
g. Pasien dan/ atau keluarga yang menuntut rumah sakit dan
menginformasikannya melalui medis massa, dianggap telah
melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum.
Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud
tersebut memberikan kewenangan kepada rumah sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab rumah
sakit.
2. Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien dan
keluarga
Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien di Rumah Sakit
H.L. Manambai Abdulkadir diatur sebagai berikut :
a. Rumah Sakit mendidik semua staff tentang hak pasien dan
keluarganya bahwa pasien dan/ keluarga dapat mempunyai nilai-nilai
dan kepercayaan yang berbeda-beda.
b. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien, agama & kepercayaannya
saat dimulainya pelayanan di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir, dengan
memberikan pertanyaan yang bersifat terbuka.
c. Semua pasien didorong untuk mengekspresikan dan menjalankan
ibadah sesuai agamanya dengan tetap menghargai kepercayaan
pasien/ pihak lain.
d. Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir menyediakan tenaga
bina rohani untuk memfasilitasi kebutuhan keagamaan dan spiritual
pasien, khususnya yang beragama Islam. Untuk agama selain Islam,
Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir memberikan
kesempatan bagi pasien & keluarganya yang mempunyai kebutuhan
khusus untuk mendatangkan tokoh agama sesuai agama dan
kepercayaannya ke Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir,
dengan syarat tidak mengganggu kenyamanan pasien lainnya.
e. Tenaga bina rohani melakukan pelayanan kerohanian Islam baik
yang bersifat rutin (konsultasi, bimbingan ibadah saat sakit) maupun
yang bersifat khusus (pendampingan saat sakaraul maut, dan
pemulasaran/ rukti jenazah) atas permintaan keluarga pasien.

3. Mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien


Identifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien di Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadir diatur sebagai berikut :
a. Identifikasi kebutuhan privasi selama perawatan dilakukan dengan
cara petugas pendaftaran rawat inap menanyakan kebutuhan privasi
pasien saat pengurusan administrasi rawat inap. Apabila ada
permintaan privasi yang bersifat khusus, kepada pasien/ keluarga
mengisi kolom privasi di formulir general consent rawat inap.
b. Pada saat wawancara klinis yang bersifat khusus dan pasien/
keluarga membutuhkan privasi agar tidak didengar orang lain yang
tidak diinginkan pasien/ keluarga, maka dapat dilakukan di ruang
tersendiri/ khusus.
c. Pada saat pemeriksaan, tindakan dan pengobatan, privasi dilakukan
dengan menutupkan sekat/ korden pada setiap bed pasien.
d. Pada saat transportasi baik antar ruangan di Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadir maupun ke luar Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir, privasi pasien
dijaga denganmenutupkan selimut ke tubuh pasien secara penuh kecuali wajah.

4. Tingkat tanggung jawab Rumah Sakit PKU Muhammadiyah


Yogykarta terhadap barang milik pribadi pasien
a. Petugas keamanan mengkomunikasikan kewaspadaan pasien dan
keluarga terhadap benda bergerak bawaannya agar terhindar dari
pencurian dan kehilangan
b. Pada pasien gawat darurat, One Day Care, dan rawat inap yang tidak
mampu melindungi barang-barangnya karena kondisi pasien lemah
atau tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga maka barang
bawaannya dicatat oleh petugas dan barang tersebut menjadi
tanggung jawab rumah sakit.
c. Bagi barang berharga berupa uang yang akan digunakan untuk biaya
pengobatan, dapat dititipkan ke kasir Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir
dengan mendapat tanda bukti penitipan
uang.
d. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
Panduan Perlindungan Harta Benda.
5. Melindungi pasien dari kekerasan fisik
a. Petugas rekam medis mengidentifikasi kelompok pasien yang lemah
dan yang beresiko yaitu anak-anak, pasien yang cacat, lanjut usia,
pasien koma, dan mereka dengan gangguan mental atau emosional.
b. Daftar kelompok beresiko adalah sebagai berikut :
1) Kasus emergensi
2) Pelayanan resusitasi
3) Pelayanan darah dan produk darah
4) Peralatan bantu hidup dasar dan/ atau yang koma
5) Penyakit menular dan mereka yang daya tahannya diturunkan
(immunesupressed)
6) Pasien dialisis (cuci darah)
7) Alat penghalang (restraint) dan asuhan pasien yang diberi
penghalang
8) Usia lanjut, mereka yang cacat, anak-anak dan mereka yang
beresiko disiksa
9) Kemoterapi atau terapi lain yang beresiko tinggi
10) Gangguan mental dan/ atau emosional
11) Pasien yang tidak dapaat melindungi dirinya sendiri
c. Setiap orang yang masuk ruang perawatan pasien harus
teridentifikasi. Setiap pasien, pengunjung, dan karyawan yang
berada di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir harus
menggunakan tanda pengenal, berupa : gelang identifikasi pasien
(pasien), kartu tunggu (penunggu pasien), kartu visitor/ tamu (tamu),
dan ID card (karyawan)
d. Petugas keamanan melakukan kontrol keliling setiap waktu yang
sudah ditentukan, dan memantau sisi rumah sakit yang rawan
melalui kamera CCTV.
e. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
Panduan Perlindungan terhadap kekerasan fisik dan Panduan CCTV

6. Perlindungan atas kerahasiaan informasi medis pasien


a. Informasi medis dan kesehatan lainnya, didokumentasikan dan
dikumpulkan dalam dokumen rekam medis, yang bersifat rahasia,
hanya bisa dilihat dan diakses oleh pihak-pihak yang berhak atas itu
b. Informasi medis pasien rawat jalan maupun rawat inap dalam bentuk
tulisan di kertas/ berkas rekam medis .
c. Informasi medis bersifat rahasia dan informasi medis yang
dikeluarkan, harus dalam bentuk tertulis berupa resume medis
pasien dan hanya diberikan kepada yang berhak menerimanya.
d. Staff menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak memasang
informasi pada pintu kamar pasien, di nurse station dan tidak
membicarakannya di tempat umum.

7. Keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses pelayanan di RS


PKU Muhammadiyah Yogyakarta
a. Pada awal pendaftaran pasien, pasien /keluarga memilih kelas
perawatan dan dokter yang merawat.
b. Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
tentang pelayanan medis yang diterimanya adalah dengan cara
memberikan informed consent.
c. Pasien dan keluarganya memahami jenis keputusan yang harus
dibuat tentang pelayanannya dan bagaimana berpartisipasi dalam
membuat keputusan tersebut. Pasien/ keluarga memberikan
persetujuan dan/ atau penolakan untuk pelayanan tes, prosedur dan
pengobatan yang perlu persetujuan mereka.
16
d. Apabila pasien yang tidak mau diberitahu tentang diagnosa atau
untuk berpartisipasi dalam keputusan tentang pelayananya, mereka
diberi kesempatan dan dapat memilih berpartisipasi melalui
keluarganya, teman atau wakil yang dapat mengambil keputusan.
e. Yang dapat memberikan persetujuan dan terlibat dalam pelayanan
selain pasien sesuai tingkatannya adalah : (1) suami/istri, (2) anak
kandung, (3) orang tua kandung/wali/curator, (4) saudara kandung.
Petugas, pasien dan keluarga memahami siapa yang dapat
memberikan persetujuan selain pasien.

8. Penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait pelayanan dan


pengobatan di Rumah Sakit PKU MuhammadiyahYogyakarta.
a. Penjelasan umum diberikan pada saat pasien memulai perawatan di
RS H.L. Manambai Abdulkadir, oleh petugas admisi, terkait
dengan hak-hak pasien dan keluarga, fasilitas perawatan, tata tertib
dan lingkup pelayanan.
b. Penjelasan medis diberikan oleh dokter yang merawat pasien, baik
pada saat wawancara klinis, sebelum tindakan dilakukan dan pada
saat dilakukan visite dokter. Informasi penting yang diberikan dicatat
secara berkelanjutan selama pasien dirawat di Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadir, dilembar formulir edukasi pasien dan
keluarga terintegreasi di dokumen rekam medis, dan di paraf oleh
pasien atau keluarga.
c. Penjelasan lain diberikan oleh petugas kesehatan lain yang
melakukan kunjungan kepasien (perawat/ bidan, ahli gizi, farmasi
klinis dan fisioterapis) dicatat dalam dilembar formulir edukasi
pasien dan keluarga terintegreasi di dokumen rekam medis, dan di
paraf oleh pasien atau keluarga.
d. Penjelasan oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) kepada
pasien dan keluarga meliputi : kondisi pasien dan diagnosa, usulan
pengobatan, nama individu yang memberikan pengobatan,
17
kemungkinan manfaat dan kekurangannya, kemungkinan alternatif,
kemungkinan keberhasilan, kemungkinan timbulnya masalah selama
masa pemulihan, kemungkinan hasil yang terjadi apabila tidak
diobati.

9. Merespon penolakan pelayanan resusitasi dan bantuan hidup


dasar
a. Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir menghormati
keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
b. Keputusan beserta alasan untuk tidak melakukan resusitasi jantung
paru (RJP) harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do
Not Resusitation (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap
dan disimpan di rekam medis pasien.
c. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat
dalam perawatan pasien.
d. Ketentuan lebih rinci terkait penolakan tindakan resusitasi diatur
dalam Panduan DNR.

10. Managemen nyeri di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir dan merespon
kebutuhan unik pasien di akhirhidupnya.
a. Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan
yang unik untuk pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang.
Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan
semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan pasien.
b. Staff Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir (perawat,
dokter, petugas penunjang medis) harus menyadari, mengakomodir
dan merespon kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya.
Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan
sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologis,
sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya serta
keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.
18
c. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggungjawab ini diatur dalam
Panduan managemen nyeri dan Panduan Pasien Terminal.

11. Penyampaian keluhan pasien penanganannya


a. Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang
pelayanan yang mereka terima, melalui angket kepuasan pelanggan
yang diedarkan oleh Humas Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir
bagi pasien rawat inap. Bagi pasien rawat jalan bisa
menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang diterima melalui
angket kepuasan pelanggang yang bisa di akses di kotak saran yang
berada di poliklinik.
b. Untuk kemudian keluhan tersebut ditelaah, disampaikan kepada
petugas terkait dan sesegera mungkin diselesaikan.
c. Apabila keluhan menimbulkan konflik, atau dilema lain bagi rumah
sakit dan pasien/ keluarga maka permasalahan harus disampaikan
kepada direksi Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir,
untuk kemudian dilakukan pembahasan bersama guna penyelesaian
permasalahan.
d. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
panduan penanganan keluhan pelanggan.

12. Persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran (informed


consent)
a. Semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga terdekat.
b. Persetujuan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis
c. Persetujuan tertulis dimintakan apabila tindakan medis yang
dilakukan merupakan tindakan invasif dan tindakan yang beresiko
tinggi.
d. Apabila pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri sedangkan harus
dilakukan tindakan medis untuk menyelamatkan nyawanya,
sedangkan keluarga pasien tidak ada maka pihak Rumah Sakit dapat
melakukan tindakan penanganan kegawatdaruratan pasien, demi
keselamatan jiwa pasien. Untuk tindakan lain di luar itu dilakukan
setelah mendapat persetujuan pasien dan/ atau keluarga pasien
e. Setelah diberi penjelasan, apabila pasien/ keluarga menolak
dilakukan tindakan/ pemeriksaan/ pengobatan selanjutnya, maka
petugas memberikan formulir penolakan tindakan kedokteran yang
diisi dan ditandatangani oleh pasien/ keluarga terdekat.
f. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
Panduan Informed Consent.

13. Pemberian kesempatan kepada pasien & keluarga untuk


memperoleh second opinion
a. Pasien mempunyai hak untuk meminta pendapat dokter lain
terhadap penanganan penyakitnya. Dokter dimaksud dapat berasal
dari dokter Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir
maupun dokter di luar Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.
Permintaanterhadap second opinion harusdisampaikan secara tertulis
kepada petugas ruangan yang merawat
pasien.
b. Petugas ruangan merespon permintaan second opinion kepada
dokter lain yang SIPnya ada di Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.
Sertamengkomunikasikan kepada dokter yang
merawat pasien.
c. Apabila pasien dan keluarga berkeinginan untuk second opinion
kepada dokter lain yang SIPnya di luar Rumah Sakit, maka petugas
ruangan menjelaskan kebebasan pasien dan keluarga untuk
meminta second opinion tersebut secara mandiri.
d. Apabila permintaan sampai pada alih rawat dokter, maka petugas
ruangan memberikan formulir keinginan pasien memilih DPJP
kepada pasien dan keluarga untuk ditandatangani.

14. Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis


Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis sebagaimana
terdapat dalam daftar tersendiri.
.
BAB IV

PENUTUP

Dengan dikeluarkannya panduan ini maka setiap staff Rumah Sakit H.L. Manambai
Abdulkadir agar senantiasa memperhatikan hak dan
kewajiban pasien, dokter, dan Rumah Sakit sebagai panduan dalam
lingkup kerjanya masing-masing.
Panduan hak dan kewajiban pasien ini agar dijalankan sebaik-baiknya di
lingkungan Rumah Sakit H.L. Manambai Abdulkadir.
DOKUMENTASI
Dokumen yang digunakan untuk kelengkapan pelaksanaan panduan ini
adalah :
1. SPO Pemberian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien
2. SPO Identifikasi Nilai-Nilai dan Kepercayaan Pasien
3. SPO Penyampaian Informasi Medis
4. Formulir Persetujuan Umum Rawat Jalan dan Rawat Inap
5. Formulir Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi
6. Lembar Pendaftaran Rawat Rawat Jalan
7. Surat Pernyataan Penolakan Pengobatan
8. Formulir Keinginan Pasien Memilih DPJP
9. Surat Pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri (APS)
10. Leaflet Hak Pasien dan Keluarga

Anda mungkin juga menyukai