Anda di halaman 1dari 6

ACC NILAI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


DISTILASI MINYAK ATSIRI
Tujuan Percobaan
- Mempelajari teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih
- Mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi

Pendahuluan
Distilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan
titik didih. Proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya
mempunyai perbedaan titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian kedua adalah
cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar
menguap (Rahayu, 2009).
Distilasi merupakan pemisahan komponen-komponen dalam satu larutan
berdasarkan distribusi substansi-substansi pada fase gas dan fase cair dengan
menggunakan perbedaan volatilitas dari komponen-komponennya yang cukup besar.
Transfer massa minyak dari dalam butiran padatan ke solvent meliputi dua proses seri,
yakni difusi dari dalam padatan ke permukaan butiran dan transfer massa dari permukaan
padatan ke solven. Kecepatan perpindahan massa dikontrol oleh proses yang lebih lambat
apabila salah satu proses berlangsung lebih cepat (Oxtoby, 2001).
Prinsip dari distilasi yaitu penguapan cairan dan pengembunan kembali uap yang diperoleh
pada suhu titik didih. Titik didih cairan merupakan suhu ketika tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfernya. Cairan yang diembunkan kembali dinamakan dengan distilat. Tujuan dari
distilasi yaitu untuk memurnikan zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan tersebut dari
zat padat terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.
Tekanan atmosfer atau titik didih normal adalah tekanan uap diatas cairan pada proses destilasi
biasa. Suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses
destilasi adalah sama dengan titik didih destilat, dan hal tersebut terjadi pada senyawa murni
(Basset,1994).
Distilasi sederhana biasanya berkaitan dengan pemisahan suatu campuran yang terdiri dua
atau lebih cairan melalui proses pemanasan. Pemanasan tersebut berfungsi untuk menguapkan
komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih lebih rendah) dan kemudian uap
yang diperoleh dikondensasikan kembali menjadi cair dan kemudian ditampung dalam suatu
bejana penerima. Proses distilasi bersumber pada kenyataan bahwa zat-zat cair memiliki tekanan
uap yang berbeda-beda pada temperatur tertentu. Campuran zat cair yang bersifat mudah
menguapnya, maka cairan yang tersisa dalam borler akan lebih banyak. Campuran zat cair yang
komponen yang mudah menguapnya lebih sedikit maka cairan yang tersisadi dalam borler akan
lebih banyak (Khopkar, 1990.).
Alat untuk distilasi pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu penyulingan,
pendingin, dan penampung kondensat. Penyulingan berguna untuk menampung bahan yang akan
disuling. Pendingin berguna untuk mengubah uap air yang mengandung minyak atsiri menjadi zat
cair. Penampung kondensat berguna untuk memisahkan minyak atsiri dari air yang terkondensasi
secara sempurna. Kondedat akan mengalir dari kondensor ke penampung kondensat dan akan
terlihat minyak atsiri yang dhasilkan (Rahayu, 2009).
Metode distilasi diaplikasikan pada isolasi minyak atsiri. Minyak atsiri terdapat pada
seluruh bagian tanaman, tetapi yang lebih umum terdapat pada batang, daun, bunga serta biji-
bijian. Minyak atsiri adalah campuran kompleks dari senyawa volatile berbau yang tidak larut
dalam air (Tim penyusun, 2018).
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman yang
termasuk dalam family Pinceae, Labiatae, Compositae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae.
Minyak atsiri dapat besumber pada setiap tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, atau kulit, dan
akar atau rizhome. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman dapat juga bentuk dari hasil
degradasi oleh enzim atau dapat dibuat secara sintetis (Rahayu, 2009).
Industri minyak atsiri merupakan suatu sektor yang dapat menunjang ekonomi suatu
negara. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap
(flavoring). Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal,
sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai anti zymatik, sebagai sedatif, stimulatis, untuk
obat sakit perut, obat cacing. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang, atau
memuakkan. Sirkulasi penjualan minyak atsiri dalam satu tahun dapat mencapai hasil beberapa
juta dolar sedangkan sirkulasi barang-barang yang menggunakan minyak atsiri dapat mencapai
hasil beberapa milyar per tahun (Purwani ,2008).
Minyak atsiri yaitu salah satu zat cair yang mudah menguap atau bersifat volatil. Minyak
atsiri bercampur dengan senyawa padat, seperti senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid,
keton dan berantai pendek dengan komposisi titik cair yang berbeda. Minyak atsiri dapat larut
dalam pelarut organik, tetapi tidak larut di dalam air. Minyak atsiri memiliki karakteristik yaitu
campuran homogen tersebut dapat diekstrak dengan 4 macam cara, yaitu penyulingan
(distilation), pressing (eks-pression), ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction), dan absorbsi
oleh uap lemak padat (enfleurage). Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang,
daun, bunga, maupun biji tumbuhan. Minyak atsiri juga diperoleh dari terpen yang merupakan
senyawaan hidrokarbon bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan. Minyak dari
kulit jeruk, minyak cengkeh, minyak nilam, minyak sereh, minyak kayu putih dan yang lainnya
merupakan contoh dari minyak atsiri (Chang, 2004).
Ekstraksi yang sering digunakan untuk memisahkan senyawa organik adalah ekstraksi zat
cair. Ekstraksi zat cair yaitu pemisahan zat berdasarkan perbandingan distribusi zat tersebut yang
terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Kelarutan dalam pelarut satu lebih besar
daripada konsentrasi zat terlarut dalam pelarut lainnya merupakan yang paling baik, harga K
hendaknya lebih besar atau lebih kecil dari satu ekstraksi jangka pendek disebut juga proses
pengorokan, sedangkan pada proses jangka panjang menggunakan soxhlet dan dengan
pemanasan. Ekstraksi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan minyak
atau lemak dari suatu zat. Metode ekstraksi merupakan sistem pembuatan minyak atsiri yang
bahan bakunya memiliki rendemen kecil, rusak pada suhu tinggi, dan rata-rata larut dalam air.
Ekstraksi biasanya digunakan untuk bahan baku minyak atsiri berupa bunga. Metode ini dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu ekstraksi dengan pelarut menguap, ekstraksi dengan lemak
dingin, dan ekstraksi dengan lemak panas. Ekstraksi minyak atsiri secara komersial umumnya
dilakukan dengan pelarut menguap. Prinsip metode ekstraksi dengan pelarut menguap adalah
melarutkan minyak atsiri di dalam bahan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut volatil
yang dapat digunakan di antaranya alkohol, heksana, benzena, dan toluena. Pelarut volatil yang
bersifat non-polar juga bisa digunakan seperti metanol, etanol, kloroform, aseton, petroleum eter,
dan etilasetat dengan kadar 96% (Basset,1994).
Perolehan minyak atsiri yang berasaldari tumbuhan dapat diperoleh dengan 3 cara, yaitu
pengempaan, ekstraksi dengan pelarut, dan penyulingan. Berdasarkan ketiga cara tersebut yang
erat hubungannya dengan perolehan minyak atsiri cengkeh dan sereh dalam percobaan kali ini
yaitu dengan penyulingan. penyulingan dapat memisahkan zat zat yang memiliki perbedaan titik
didih. Adapun penyulingan itu sendiri dipisahkan menjadi tiga cara, yaitu penyulinan dengan air,
penyulingan dengan air dan uap, dan penyulingan langsung dengan uap.
a. Penyulingan dengan Air

Menyuling minyak atsiri dengan air merupakan cara tertua. Prinsip kerja penyulingan
dengan air yaitu ketel penyulingan diisi air sampai volumenya hampir separuh, lalu dipanaskan,
sebelum air mendidih bahan baku dimasukkan kedalam ketel penyulingan. berdasarkan hal
tersebut penguapan air dan minyak atsiri berlangsung bersamaan. Cara penyulingan seperti ini
disebut penyulingan langsung.
b. Penyulingan dengan Uap

Penyulingan minyak atsiri dengn uap memrlukan biaya yang yang cukup besar namun
minyak atsiri yang dihasilkan jauh lebih sempurna. Partikel-partikel minyak pada bahan terbawa
bersama uap dan dialirkan ke pendingin sehingga terjadi proses pengenbunan. Uap airyang
bercampur minyak tersebutakanmengebun kembali ke alat pemisah.
c. Penyulingan dengan Air dan Uap

Penyulingan minyak atsiri dengan cara ini relatif lebih baik. Prinsip kerja penyulingan ini
yaitu ketel penyulingan diisi dengan air sampai pada batas saringan. Bahan baku diletakkan di
atas saringan, sehingga tidak berhubungan dengan uap air. Oleh karena itu cara penyulingan
semacam ini disebut penyulingan tidak langsung. Air yang menuap akan membawa partikel-
partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin, sehingga terjadi pengembunan
dan uap air yang bercampur dengan minyak atsiri tersebut akan mencair kembali. Selanjutnya
dialirkan ke alat pemisah untuk memisahkan minyak atsiri dari air.
(Oxtoby, 2001).

Material Safety Data Sheet (MSDS)


1. Akuades
Akuades memiliki rumus molekul . Akuades didapatkan memalui proses penyulingan
sehingga tidak mengandung mineral. Akuades berfase cair, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Bahan ini tergolong bahan yang stabil sehingga tidak memerlukan penyimpanan
khusus. Akuades tidak menyebabkan korosi pada mata, kulit, dan tidak berbahaya apabila
terhirup maupun tertelan. Tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan apabila terjadi
tumpahan kecil maupun besar yaitu, dengan mengepel tumpahan dengan lap kering yang mudah
menyerap (Sciencelab, 2015).
2. Magnesium sulfat anhidrat
Heksana memiliki rumus molekul . Bahan ini berbentuk kristal, tidak berbau,
memiliki berat molekul 120,37 g/mol, dan titik beku 1127 . Bahan ini memiliki pH 9, tekanan
uap 8 mm Hg. Bahan ini Larut dalam air. Bahan ini berbahaya pada kasus kontak dengan mata,
kulit, menelan, dan menghirup. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan apabila terkena mata
yaitu dibasuh dengan air mengalir minimal selama 15 menit. Hindari suhu tinggi, panas yang
berlebihan. Bahan harus disimpan jauh dari kelembapan.segera keluar dari ruangan dan mencari
udara segar jika terhirup. Lepaskan pakaian yang ketat seperti dasi, kaos kaki, ikat pinggag, dan
segera mendapatkan pertolongan medis (Sciencelab, 2015).

Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada distilasi adalah terjadi pemanasan oleh air pada bahan. Komponen dari
campurannya salah satunya akan menguap pada titik didih yang lebih rendah akan terlebih dahulu
menguap adalah zat yang bersifat volatile (mudah menguap). Uap tersebut akan masuk ke dalam
pipa kondensor sehingga terjadi proses pendinginan. Akibat dari proses pendinginan tersebut
maka uap air bersama minyak atsiri menetes turun ke Erlenmeyer yang disebut distilat.

Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau, Erlenmeyer, satu set alat destilasi,
botol semprot dan gelas ukur 5 ml

Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunga cengkeh, sereh, magnesium
sulfat anhidrat dan batu didih.

Prosedur Kerja
Dipotong-potong kecil sampel (cengkeh) yang sudah bersih dan kering (dengan jumlah air
minimum). Dipersiapkan set alat distilasi sesuai dengan gambar. Dimasukkan 50 g sampel
kedalam labu alas bulat 250 mL. Dipenuhi labu dengan aquades hingga setengah volume total
labu. Ditambahkan batu didih. Dipasang kembali labu pada set up alat distilasi. Dipanaskan labu
pada mantel pemanas secara perlahan-lahan. Dihentikan distilasi jika sudah diperoleh distilat
yang jumlah akuades dalam labu alas bulat sudah hamper habis atau telah dipanaskan selama 1-
1.5 jam. Dicatat volume distilat yang diperoleh. Dibiarkan distilat beberapa saat hingga nantinya
diperoleh dua fasa, aqueous phase dan organic phase. Dipisahkan minyak atsiri dari air yang ada
dalam campuran distilat. Ditambahkan sedikit magnesium sulfat pada distilat minyak atsiri.
Diperoleh minyak atsiri dengan cara dekantasi. Dicatat volume minyak atsiri yang diperoleh.
Dihitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh . Diamati bau dan warna dari minyak atsiri
tersebut.

Waktu yang Dibutuhkan


No. Kegiatan Waktu
1 Persiapan praktikum 10 menit
2 Destilasi 60 menit
3 Pemisahan minyak atsiiri dan air 30 menit
TOTAL 110 menit

Referensi
Basset, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Purwani et all. 2008. Ekstraksi Konsentrasi Neodimium Memakai Asam Di-2-etil Heksil Fosfat.
Yogyakarta : SDM Tekhnologi Nuklir.
Rahayu, L. 2009. Isolasi dan Identivikasi senyawa flavonoid dari Biji Kacang Tunggak (Vigna
unguiculata L.). Malang : Universitas Brawijaya.
ScienceLab. 2015. Material Safety Data Sheet of Aquades [Serial Online].
https://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321 (diakses pada tanggal 08
Oktober 2018).
ScienceLab. 2015. Material Safety Data Sheet of magnesium sulfat anhidrat [Serial Online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927133 (diakses pada tanggal 08 Oktober
2018).
Oxtoby et all. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: Universitas Jember

Nama Praktikan :
Waladatus Sholikhah (171810301005)

Anda mungkin juga menyukai