Print Isi
Print Isi
I. Pendahuluan
a. Tujuan Survei
Survei dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data. Data yang diperoleh berupa
data primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan oleh
pencari data secara langsung dari sumber penelitian dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Data sekunder didapatkan oleh pencari data dari sumber lain. Sumber ini
dapat berupa dari instansi pemerintah ataupun instansi swasta yang antara lain dapat
berbentuk laporan penelitian, laporan hasil sensus, peta dan foto.
b. Kegunaan Survei
Survei dilakukan bila benar-benar perlu, dan data tersebut tidak dapat diperoleh secara
sekunder. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa survei memerlukan biaya, tenaga
dan waktu yang tidak sedikit. Agar hasil survei dapat dimanfaatkan secara optimal, baik
oleh pengumpul data (sebagai data primer) maupun oleh pihak lain (sebagai data
sekunder) sebaiknya survei dapat dilakukan dengan benar, dikompilasi, dan hasilnya
dalam format yang benar, berlaku untuk umum, dan mudah dimengerti. Yang tidak
kalah pentingnya, hasil kompilasi data disimpan dengan benar sehingga mudah dicari /
ditemukan.
Lingkup dan sifat keteknikan lalu lintas telah berubah pada tahun-tahun terakhir ini.
Informasi dibutuhkan bukan hanya untuk perencanaan sistem jalan, tetapi juga untuk
mengestimasi konsekuensi sosial dan lingkungan dari pelaksanaan rencana semacam itu.
Tidak satupun perencanaan jalan dapat dibahas secara terpisah, lingkup pekerjaan sudah
semakin luas dan kebutuhan perjalanan harus dipandang dalam hubungan interaksi antara
semua jenis angkutan. Keputusan-keputusan kebijaksanaan mempengaruhi fasilitas yang
ada, merubah dan menciptakan kesempatan baru dalam kehidupan kota, yang menimbulkan
kebiasaan baru. Pemantauan yang memadai terhadap perubahan-perubahan ini penting jika
fleksibilitas yang lebih besar ingin dipertahankan dalam perncanaan dan bila tren baru ingin
dimasukkan dalam ramalan jangka panjang yang sudah dibuat sebelumnya, yang menjadi
dasar bagi rencana tersebut.
Survei-survei diperlukan untuk banyak tujuan dan agar dapat dilakukan dengan efisien,
maka tujuan survei harus didefinisikan dengan jelas. Jenis-jenis survei berkisar dari
penentuan dan perumusan karakteristik pola gerakan berskala besar, untuk dipakai dalam
rencana struktur, sampai survey kecil untuk memastikan kebutuhan rencana lokal, atau
untuk mengumpulkan tanggapan dari sekelompok penduduk. Jenis-jenis survei ini dapat
bervariasi dari studi tentang pejalan kaki potensial sampai dengan permasalahan
pencapaian jalan umum dari kawasan perdagangan dan industri sampai masalah-masalah
Rekayasa Lalu Lintas
Dosen: Ir.Tri Rahayu,M.T.
khusus, termasuk gerakan pekerja dan pengunjung, atau lokasi lalu lintas penumpang dan
terminal-terminal barang. Ada juga persoalan tentang preservasi (pemeliharaan) dan
konservasi (pelestarian) kawasan-kawasan, kecenderungan pertumbuhan lalu lintas
perkotaan dan pedesaan, kebutuhan energi dan pertumbuhan ekonomi, masalah-masalah
sosial termasuk kesejahteraan otang-orang cacat yang mobilitasnya terhambat,
keterlantaran dalam kota, dan meluasnya tuntutan untuk rekreasi dan pariwisata, dan
masalah-masalah yang berinteraksi dengan kebutuhan dan penyediaan angkutan. Lokasi
kegiatan adalah konsekuensi langsung dari dua ukuran :
Populasi objek survey harus ditentukan dan dijelaskan untuk memudahkan pemilihan
sampel. Populasi ini dapat berdasarkan wilayah administrasi (provinsi), jenis kenderaan
(angkutan umum penumpang), atau struktur kependudukan (penduduk yang berusia 10-65
tahun).
Berdasarkan populasi dan tujuan survey, akan ditentukan sampel. Hal yang perlu
diperhatikan adalah :
• Tipe atau jenis sampel, misalnya lalu lintas di jalan Malang, penduduk Surabaya
3. Metode Pengumpulan
Pemilihan model dipilih berdasarkan jenis data yang dikumpulkan, objek survey dan skala
survey. Pada tahap ini, perancangan formulir survey yang benar sangat penting. Lingkup
pertanyaan, instruksi, susunan pertanyaan, dan definisi perlu direncanakan dengan baik.
Rekayasa Lalu Lintas
Dosen: Ir.Tri Rahayu,M.T.
III. Pembahasan
Pada kasus kali ini saya akan mempelajari sistem lalu lintas di kota kecamatan lubuk
pakam, seperti di simpang mana sajakah kemacetan sering terjadi,titik konflik di simpang-
simpang lubuk pakam, dan teknik lalu lintas yang dipakai pemerintah kabupaten deli serdang
dalam menangani kemacetan di lubuk pakam.
Berbagai porsoalan makro dan mikro lainnya, yang menjadi isu lubuk pakam sebagai kota
kecamatan berkembang, di bidang transportasi, merupakan motivasi kuat bagi saya, untuk
mengajak pemerhati dan pemangku kepentingan di bidang transportasi, mencari solusi tepat
mewujudkan sistem transportasi yang handal, modern, terpadu yang mendukung kebutuhan
pelayanan transportasi bagi seluruh warga kota, yang berarti tak ada diskriminasi pelayanan
transportasi, atau dengan kata lain “transportasi untuk semua”. Menurut saya kota lubuk
pakam merupakan jalan provinsi, dimana jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam
sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Simpang adalah suatu area kritis pada suatu jalan raya yang merupakan titik konflik dan
tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih. Karena merupakan tempat
terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua simpang terutama di perkotaan
membutuhkan pengaturan termasuk simpang-simpang di kota lubuk pakam, seperti di
simpang tugu lubuk pakam,deli serdang arah tebing tinggi,sumatera utara dimana banyaknya
pengemudi atau pengguna jalan yang melewati jalan tersebut tidak sebanding dengan
kapasitas atau luasnya jalan di simpang tersebut, dan salah satu simpang yang lain adalah
Simpang Timbangan menuju Lubuk pakam, Pertemuan antara jalur lintas dengan pusat kota
Lubuk Pakam ini bakal bikin banyak pengendara harus elus dada karena macet parah setiap
akhir tahun
Dalam upaya mengatasi masalah lalu lintas dengan melakukan tindakan dalam usaha
untuk menambah kapasitas ruang jalan ataupun memaksimalkan lebar efektif yang sesuai
dengan kapasitas arus lalu lintas dengan melakukan pelebaran jalan serta pengaturan
simpang. Selain itu, kesadaran sesama pengguna jalan juga harus di perhatikan.
Rekayasa Lalu Lintas
Dosen: Ir.Tri Rahayu,M.T.
a. Jenis-jenis Survei
1. Survei Kecepatan
Apabila kita menghitung banyaknya kendaraan yang melalui sebuah jalan, jelas perhatian kita
curahkan pada kecepatan kenderaan yang bergerak. Kita melihat hanya ada satu kecepatan
gerak sepanjang sebuah jalan atau setidak-tidaknya satu kecepatan rata-rata. Namun,
sebenarnya tidak demikian. Petunjuk kecepatan (speedometer) pada kendaraan, kecepatan
gerak kenderaan hanya pada saat tertentu, dan kecepatan akan berubah-ubah dari waktu ke
waktu sepanjang jalan itulah kecepatan akan diukur oleh polisi dan kita sebut kecepatan sesaat
(spot speed).
• Analisa kecelakaan
• Perencanaan geometrik
• Pengemudi
• Kendaraan
• Jalan raya
• Traffic
Waktu yang direkomendasikan ialah jam-jam puncak (peak hour), sedang lama survey satu
jam atau tidak boleh kurang dari 50 kenderaan.
• Metode Enoscope
• Radar Meter
Informasi mengenai volume lalu lintas dibutuhkan untuk perencanaan lalu lintas, perancangan ,
operasional, dan riset. Tipe informasi volume berbeda – beda tergantung pada data.
• Aktifitas perjalanan jalan raya seperti penentuan jalan menerus, rute jalan terbaik, dan
lain-lain.
• Penempatan alat pengatur lalu lintas seperti rambu, marka, lampu, dan lain-lain.
4) Classified Volume (tipe, berat, dimensi dan jumlah as kendaraan) digunakan untuk :
• Klasifikasi kendaraan
Rekayasa Lalu Lintas
Dosen: Ir.Tri Rahayu,M.T.
b. Manual Counter
Metode ini menggunakan tenaga petugas survey yang menghitung secara manual kendaraan
yang lewat dalam selang waktu tertentu selama jam tertentu. Metode ini akurasinya kurang
baik karena hasil survey bergantung pada kinerja petugas. Hasil pengamatan dicatat ke dalam
formulir yang telah disediakan. Pembagian jenis kendaraan tergantung pada tujuan survey.
Periode penghitungan tergantung pada metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan
kegunaannya. Jadwal penghitungan harus menghindari :
1) Pola Lalu Lintas (Traffic Pattern) adalah fluktuasi lalu lintas berupa tabel atau grafik,
pada periode waktu tertentu. Volume dinyatakan dalam jumlah atau persentase.
2) Pola Lalu Lintas Jam-an (Hourly Traffic Pattern) merupakan volume lalu lintas untuk
kenaikan waktu teratur kurang dari satu jam (misalnya 1, 5, 15 menit) ditujukan untuk seluruh
jam, biasanya waktu puncak (peak hour).
3) Pola Lalu Lintas Mingguan (Weekly Traffic Pattern) merupakan volume lalu lintas
harian ditunjukkan untuk tiap hari berurutan dalam seminggu. Apabila ditunjukkan dalam 365
mingguan maka disebut pola lalu lintas mingguan dalam setahun (weekly traffic pattern for
one year)
4) Pola Lalu Lintas Bulanan (Monthly Traffic Pattern) merupakan volume lalu lintas tiap
bulan dalam satu tahun.
6) Distribusi Jalur (Line Distribution), distribusi volume lalu lintas bervariasi dengan
adanya lokasi/letak jalur dan perubahan jalur dan jumlah lalu lintasnya.
Rekayasa Lalu Lintas
Dosen: Ir.Tri Rahayu,M.T.
TUNDAAN
Tundaan adalah perbedaan waktu perjalanan dari suatu perjalanan dari satu titik ke titik ke
tujuan antara kondisi arus bebas dengan arus terhambat. Di suatu persimpangan diukur dengan
membandingkan rata-rata waktu perjalanan apabila arus lancar (tanpa persimpangan atau tanpa
lampu lalu lintas) dengan arus yang melewati lampu lalu lintas.
Pengukuran tundaan seperti yang diusulkan oleh Mc. Shane dan Roess, 1990 secara ringkas
seperti berikut :
KESIMPULAN
1. Pada hari Sabtu (weekend) jam puncak terjadi pada pukul 07.45-08.00 WIB di Jl.
Lintas Medan - Tebing Tinggi, Lubuk Pakam.
2. Untuk di simpang tugu lubuk pakam,deli serdang arah tebing tinggi,sumatera utara
dimana banyaknya pengemudi atau pengguna jalan yang melewati jalan tersebut
tidak sebanding dengan kapasitas atau luasnya jalan di simpang tersebut.
3. Salah satu simpang yang lain adalah Simpang Timbangan menuju Lubuk pakam.
Pertemuan antara jalur lintas dengan pusat kota Lubuk Pakam ini bakal bikin
banyak pengendara harus elus dada karena macet parah setiap akhir tahun.
Dari hasil survey di atas dapat disimpulkan bahwa pada hari Libur (Sabtu) jam puncak
terjadi pada saat pagi hari di mana masyarakat akan berpergian menuju tempat hiburan
(pada kasus ini arah yang menuju pusat kota Medan).
Pada hari kerja (Senin) jam puncak terjadi pada pagi hari di mana masyarakat akan
beraktifitas menuju tempat kerja ataupun sekolah. Pada sore hari, jam puncak terjadi
pada waktu jam pulang kantor sekitar pukul 17.30 s/d 18.00 WIB.
Rekayasa Lalu Lintas
Dosen: Ir.Tri Rahayu,M.T.
LAMPIRAN
Lalu lintas Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada
Minggu / 1 April 2018 pukul 17.30
Rekayasa Lalu Lintas
Dosen: Ir.Tri Rahayu,M.T.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Alik Ansyori. 2008. Rekayasa Lalu Lintas. Penerbit Universitas Muhammadiyah:
Malang.
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota, Dirjen Perhubungan
Darat.Rekayasa Lalu Lintas ( Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Lalu Lintas di
Wilayah Perkotaan).
http://www.docstoc.com/docs/22033706/KEPADATAN-LALU---LINTAS-DI-KOTA-
BANDUNG-MENJANJIKAN-BERBAGAI
http://media86.blogspot.com/2009/04/kota-medan-kok-macet.html
http://erwin4rch.wordpress.com/2008/02/20/transportasi-publik-di-kota-surabaya/
http://togarsilaban.wordpress.com/2009/10/08/orang-katrok-masuk-jakarta/