Anda di halaman 1dari 11

DIAGNOSISDAN PENATALAKSANAAN.....

DIAGNOSISDAN PENATALAKSANAAN RINITIS


ALERGI AKIBAT KERIA
J.Hudyono-

Abstract

Theprevalence of occupational allergic rhinitis has increased in line with


the increase of new allergen and the prodronte characteristicfor
occupationalasthma. Cliniciansshould carefully evaluatethe clinical
symptontsin which unfortunately not very clear whether related or not
with the working cycles. The diagnosisshould be basedon the alLergic
test result such as skin, Iaboratory and nasal test and the knowledge of
the patient's working environment. The early information of atopic
subject, improvementof working environmentand industrial technology
modificatiortcould be expectedto reducethe prevalenceof occupcttional
alLergicrhinitis.

Pendahuluan
Penyakitrinitisalergrakibatkerjatelahdikemukakan di lnggnssejaktahun1907.
Namunrelatifbaru akhir-akhirini mendapatkzur perhatianyangseriusdari paraahli
THT meskipuntelah banyakpenelitiandilakukandi masalalu oleh dokter-dokter
kesehatan kerja dan kesehatan industri.Padasaatini mekanisme patogenesisyang
tepat masih belum jelas dan nampaknyamultifaktor. Meningkatnyaperhatian
akhir-akhirini adalahkarenaklaim kompensasi.Diagnosisyang dibuatberdasarkan
riwayatperjalanan penyakitmemilikiduamasalahyaitr:: pertama"adanyakesulitan
membedakan antararinitisakibatkerjadenganrinitisbukanakibatkerjadankedu4
riwayat perjalanandapat denganmudah dibuat-buatseolah-olahakibat kerja.r?
Frekuensirinitisalergiakibatkerjatelahmeningkatseiringdenganberkembangnya
alergenbarudankarakterisitikprodromikuntuk asmaakibatkerja.Paraklinisiharus
menilaisecaracermat gejalaklinis yang seringtidak jelas berhubungan dengan
karakteristiksiklusbekerjaatautidakbekerja.Diagnosisdibuatberdasarkan hasiltes
alergi (tes kulit, tes laboratoriun\tes alergennasal)dan pengetahuanmengenai
lingkungankerja pasien.Di masamendatang,infbnnasidini subjekyang atopi,

I)LTitrtlrndr llmu KesehaLr:rclm KesclrunalzurKerja F:rk. Kcdoklqan L liritlr

- Desember2000
N'teditekIitl. B,No.23,Septemher 35
DIAGNOSIS
DANPENATALAKSANAAN
.....

mempeftaiki lingkungankerja dan memodifikasiteknik industri seharusnyadapat


mengurangiprevalensirinitis alergiakibatkerja 5

Tinjauan Pustaka
Definisi
Menurut Dorland'sMedicqldictionory Rinitisdidefinisikzursebagaiinflamasidari
selaputlendir hidung Dalam perjalananpenyakitnya,rinitis seringmenjadikonis
(khususnyarinitis akibat kerja), sehinggaChia SE dkk mendefinisikan rinitis konis
sebagai:adanyaobstruksihidu;rgatau keluamyacairanyang encer,jemill disertai
salahsatuataukeduagejalasebagaiberikutyaitu, mataberairdan ataubersin-bersin
untuk waktu lebihdari satubulan.6Sedangkanalergididefinisikan(olehVon Pirquet,
1906)sebagaisuatureaksiabnormalyangterjadipadaseseorang yangbersifatkhas,
yang timbul bila ada kontak dengansubstansiyang biasanyatidak menyebabkan
reaksi pada orang normal. Dengan kata lar\ alerg adalah suatu reaksi
hipersensitMtas.Penyakit alergi merupakankerusakanjaringan tipe I, jadi
m^emerlukan adanyaantibodiimunoglobulinE (IgE) untuk terjadinyareaksi.Untuk
menimbulkanreaksi alergi, harus dipenuhi dua fahor yaitu, adanyasensitivitas
terhadapsuatualergen(atopi), yang biasanyabersifatherediter,dan adanyakontak
ulang denganalergentersebut.sSuma'murPK(1995) menyebutkan alergi akibat
kerja adalahaleryi yang disebabkan berbagaifaktor di tempatkerja sepertibahan
kimia organik dan morganik, logam serta debu biologrs yang mengandung
mikroorganisme, jamur danbahanberasaldari hewanatautumbuh-tumbuhan.ra

Anatomi Hidung
Hidung memiliki berbagaifungsi yang berhubungandenganbentuk anatominya
yangunik dan tonusvaskulardari selaputlendimya.Fungsidasarhidungmelibatkan
resistensi(harnbatan)aliran udara (sekitar 30% darl total resistensiterhadap
inspirasi),mengaturtemperaturdan kelembabansertamenyaringudarapemapasan,
penghidu,kontribusiterhadapresonansivokal dan mengawaliaktivitasrefleksnasal
(beberapadi antaranyamenghasilkan spasmebronkus).
Salahsatufungsiyang paling pentingdari hidung adalahfiltrasi dan membuang
partikelasingdenganukuranlebihdari l5p. Hanya5% partikellp yangdibuang
olehselaputlendir.Lapisanlendirmembantuprosespembuangan ini, danduaunsur
utamadari lapisanlendirini adalahenzimmuramidase (lisozim)dan imunoglobulin
sekretori(lg'\ IgE) Gerakanpartikelasingoleh aktivitassiliaradalahI sampai2

36 Nledite( Vol.8, No.23,Septen$er- Desember


2000
.....
DIAGNOSISDANPENATALAKSANAAN

mm perjam dibagan arteriorhidung dan 10 mm setiapmenitdi baganposterior


hidung.
Padarinitis ale.g, kongesti(sumbatan)nasaldan rinoreadapatmempengaruhi
aliran udara hidung. baik secaralangsungataupun melalui mediator anafilaksis
sepertileukotrie[ ,slowreocting subrtqrce of unaphylcxis(SRS-A), dan histamin.
Polutan kimia seperti sulfurdioksida dan formaldehid dapat memperturuk
pembersihanmukosiliar.Refleksnasaladalahbagranyang pentingdari fisiologi dan
patologihidung.'o

Patofisiologi
PatofisiologirinitisalergimerupakanreaksihipersensitMtastipe I melaluiaktivasi
mastosityangbergantungpadaIgE. Reaksihipersensitivitas tipe I disebutjuga reaksi
cepatatau reaksianafilaksisataureaksialergi,timbul segerasesudahbadanterpapar
denganalergen.Urutan kejadianreaksitipe I adalahsebagaiberikut,fasesensitisasi
yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukanIgE sampai diikatnya oleh
reseptorspesifikpadapermukaanmastositdanbasofil,kemudiandiikuti faseaktivasi
yaitr: waktu selamaterjadi pemaparanulang denganantigenyang spesifit mastosit
melepasisinyayang berisikangranulyang menimbulkanreaksi.Berikutnyaadalah
faseefektor yaitu waktu terjadinyaresponsyangkompleks(anafilaksis)sebagaiefek
bahan-bahan yangdilepasmastositdenganaktivitasfarmakologik(Garnbar1).

b.di:tor ASI(,\. RINITIS


.:. -----O,Dt.9.I{ATtTt S A

r.o3itr5i mrsroiir dcgreoul:si

Gambar l. ReaksiTioe I

Antigen merangsang sel B untuk membentuk IgE dengan bantuan sel Th. IgE, kemudian diikal oleh
mastosit/ lr:rsolilrnclalui reseptorlrc. Apabila tubuh terpaparulang dengan:rntigenyang sama,maka
antigen tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada pcnnuk:ran m;ustosit/ lrmotil. Akibat ikatan
antigen IgE, mastosit/ b:usotilmengalami degranulasidan melepasmetliator yangpreformed antara lain
histamin yang menimbulkan gejala pada reaksi hipersen-sitivitas
tipe I.

- Desember2000
Mediteh Wtl.8, No.23,Septentber 11
JI
DIAGNOSIS
DANPENATALAKSANAAN
.....

Penyakit-penyakit yang timbul segerasesudahtubuh terpapardenganalergen


adalah: asmabronkial,rinitis,urtikaria(tidaksemua)dandermatitisatopi.'6'ae
Patofisiologirinitis alergi konik dapat berpengaruh jelas pada kesejahteraan
menyeluruh dari tubuh misalnya anosmia (yang selanjutnyadapat menjadi
hipogeusia),refleks sistemik nasal (rinobronkial)yang nrenyebabkanapneapada
waktu tidur dan kesulitantidur yang menyebabkanletargr,yang tentu sajasangat
berpengaruh burukpadaproduktivitasseorangtenagakerja.
Biokimiawi hidung meliputisumberyang kaya akan mediator,setidaknyaada
empat sumberyang berbedadi mana mediatoranafilaksisberasal,yaitu granul
mastosit(nast cell) yang dilepaskansecaraintak padasaatinteraksidengancairan
jaringaq melepaskanmediator preform larut air tertentu, mediator preform ini
menyebabkanpelepasanmediatorsekunderpada saatberinteraksidenganjatingatt
target, neurohormondilepaskansebagairesponterhadapmediator,matriks dari
ganul mastosit sebagaisuatu respon daya larut yang terlambat,melepaskan
unsur-unsur utamapreform.
Bila terjadidegranulasi selmastosit,makalangsungakandihasilkan prostaglandin
(PGD?)yang menyebabkan jatingzurtarget menghasilkanprostaglandinlairLFIETE
danleukotrien.Pelepasan mediatordiaturolehcAMP, cGMP,CA++, neurohormon
dan mekanismeumpan balik negatifdan positif Berbagaimacarnobat dan zat
berinteraksipada tahap yang berlainandalam sistem pengaturanini yang
mengakibatkan u
ekspresiklinik darianafilaksis.'
Setelahterpajandengansejunrlah alergen,makaselplasmajaringanlimfoidakan
membentukIgE spesifik IgE tersebutsecarapasif menempatireseptorFc pada
membranmastositdan basofil.Bila pajananberlangsungterus, ikatan Ag-lgE
spesifikpadamembranmastositdanbasofilmenyebabkan ulcium energydependent
en4rne reactkn.s sehingga terjadi degranulasi dengan keluamya preforrued
mec{infttrssepeftihistamiq ECFA (eosinophilchenrttacfic.factorof anqlrytuis),
NCF Qteulrophil chemotacticfacto), dan triptase.Histamin yang melalui sistem
saraf otonom akzurmenimbulkangejalabersin dan gatal, teqadi vasodilatasidan
peningkatanpermeabilitaskapiler, menimbulkangejala beringus encer (watery
rhinorrhoe) danedema(rusal congestion).
Nu*ly .fomted mediaktr adalah mediator yang dilepas setelah terlepasnya
histamnr'sepertileukotrien(LTB4 dan LTC4), prostaglandin (PGD2) danplatelet
acfittaling .factrtr (PAF) Efek mediator tersebut menyebabkanvasodilatasidan
meningkatnya permeabilitas vaskular sehingga menyebabkangejala hidung
tersumbatQmsalhlockage),meningkatnya sekesi kelenjarsehinggamenimbulkan
gejalaberinguskental(nnnnosrhinonhoe)Gejalatersebutdi atasterjadibeberapa

38 - De.sember
Meditek Vol.8, No.23,Septamber 2000
DIAGNOSISDAN PENATALAKSANAAN.....

detik atau rnenit setelahpajananalergenpenyebab,dan disebutrealsi alergi fase


cepat.
Gejala reaksi fase larnbatsepertihidung tersumbat,kurangnyapenciumandan
hipereaktivitaslebih diperankanoleh eosinofil.Reaksiini terjadi 2 - 4 jam setelah
pajananalergendan mencapaimalsimalsetelah6 - g junt, kemudianmenurunsecara
bertahap.Mekanisme eosinofilialokal pada hidung masih belum sepenuhnya
dimengerti. Beberapa teori mekanismeterjadinya eosinofilia antara lain teori
meningkatnyakemotaksis,ekspresimolekul adhesiatau bertambahlamanyahidup
eosinofildalamjaringan('Gambar2).

Hislamin G e l a l al a s e c e p a t
Leukotrin /
= gttal, bersin
-=-> |
Prostaglandrn '| = t)c(n0us
B r a d i k i n i n ,P A F ( = h,drng tersumbat

o\ 'ou

( Limfosit I
)

G e j a l af a s e l a m b a t
= nrdunglersumbat
: kurangpenciuman
: hrperreaklivitas
ntoung

Gambar patofisiologi
2. Mekanisne rinitisalergik

Sejumlahmediatorpeptida(sitokrq limfoki4 interleukin)berperandalamproses


teqadinyaeosinofilia.Sitokin biasanyadiproduksioleh limfosit T, dapat juga
diproduksiolehmastosit,basofil,makrofagdanselepitel IL4 berperanmerangsang
sel limfosit B melakukanisotypeswitch untuk memproduksiIgE. Di sampingitu
IL-4 berperanjuga meningkatkanekspresimolekul adhesipada epitel vaskular
(VCAM-I) yang secamselektifmendatangkan eosinofilke jaringan.IL-3 berperan
untuk merangsangpematangansel mastosit.L-5 berperanseqra selehif untuk
diferensiasidan pematanganeosinofildalam sumsumtulang; di sampingitu IL-5
berperanjuga dalam mengahifl<aneosinofil unhrk melepaskanmediator dari
granulny4 dan memperlamahidupeosinofildi dalamjaringan.Akibat meningkatnya
eosinofil dalam jatingaq maka terjadilahproses yang berkepanjangan dengan
keluhanhidungtersumbat, penciuman
hilangnya danhipereahivitas hidung.e

- Desemher2000
Medite( Vol.8, No.23,September 39
.....
DANPENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS

Sensitisasioleh debu dari mahluk hidup yang dapatmengandungsporajamur,


tergantungdari reaksi imunologistenagakerja yang bersangkutaqsifat dari debu
yangdihirup,keadaanpekerjaan yangmenentukan kontak.r"

Klasifikasi
Belum ada klasifikasirinitis alergiakibat kerja yang baku.Namunsecaraumum
agenpenyebabdapat diklasifikasikanmenumt asalnyasebagaiberikut :
l. Agen fisik misalnya udara kering yang dingin, waktu pembersihan
mukosiliar (mucociliary clearance) menurun secarasedang(modeslly)
seiringdenganinhalasiudarayang sangatdingin.Togias dkk menemukan
bahwa apabilaindividu yang sensitifterhadapdingin diberikanudara
kering dingin pada -3 sampai -10'C, terdapat pelepasanmediator
inflamasi di dalam hidung yang dianggap berasal dari mastosit dan
basofil. Aktivitas farmakologik dari mediator ini menyebabkangejala
rinitis, juga konstriksi bronkiolus. Udara lembab yang hangat gagal
menimbulkangejala-gejala ini.3
2. Agen kimiawi banyak didapatkandi lingkunganindustri, tembaga,
arsen, seng dan debu asam nitrat serta zat-zat kimia lainnya mampu
menyebabkanpenekananaktivitas siliar.' Kobalt, ntethylenerliphenyl
isocyanale(MDI), loluenediisocyanale(TDI), cqrntine(pewarnamerah
alamiah), lalex (rwlural nfiber latex) juga dilaporkan dapat
menyebabkanrinitis alergi. Polusi udara dapat diteliti denganmengukur
kadar kadmium dalam darah, tingginya kadar kadmium di dalam darah
secara bermakna ditemukan pada pasien dengan rinitis alergi
mernbuktikanhubunganantarapolusiudaradengankeadaanrinitisalergi
ini, mekanismeyangpastimasihmemerlukan penelitian lebihlanjut.r'
3. Agen biologik pajananterhadapdebu kayu dapat menyebabkanrinitis
alergik maupun rinitis nonalergi," selainitu banyakpembuatroti (baker)
dilaporkanmenderitarinitis alergi terhadaptepung terigu / gandum.'o't
pekerja-pekerjaini tidak hanyaalergi terhadaptepung terigu saja,tetapi
juga terhadap amilase dari Aspergilus oryzoe.' Masih banyak agen
biologik lainnya sepertijenis-jenistanamantertentu,mikroba (bakteri,
jamur bahkan virus) di lingkungan kerja (sering pada petani) yang
dilaporkanmenyebabkan rinitisalergi.

40 - Desenber2000
Medite( Vol.8, No.23,Seplember
DIAGNOSIS
DANPENATALAKSANAAN
.....

Akhir-akhir ini keluhan pekerja yang dikaitkan dengan sindroma yang


berhubungandengangedung(building related ilhrcssond sick building g,rdrome)
semakinmeningkat.Para klinisi menjadisemakinterbiasadengankeluhan-keluhan
seperti asma, demam karena kelembaban(hmridifier .fever), pneumonitis
hipersensitivitas
dan rinitis alergi.Sebagaitambahanberbagaipenyakitinfeksiseperti
legionellosis,demamQ (Q fever), dan virus pemapasan mungkinberhubungan
denganbangunantempatkerja,juga pajananberbagaitoksin,kimiaudaradi dalam
ruangan yang bervariasldari zat yang mudah rnenguap,kertas kopi, perekat,
pestisidadapatberpengaruh burukpadakesehatan.Ir'r5

Diagnosis
Riwayatatopi dalamkeluargamerupakanfaktor predisposisi rinitisalergiyang
terpenting.Sepertitelah dikemukakanpada pendahuluaqdiagnosisrinitis aleryi
akibat kerja yang dibuatberdasarkanriwayat perjalananpenyakitmengandungdua
kelemahan yaitu pertam4terdapatkesulitandalammembedakan antararinitisalergi
akibatkerja denganbukanakibatkeq4 kedua riwayatperjalanan penyakitdapat
denganmudahdibuat-buat(dftarang)Tandatandafisik dapatmerupakan indikator
yanglebihdapatdipercayapadakerusakan mukosanasalakibatkerla bilakerusakan
tersebutberbedadari tanda-tandayang biasanyadidapatkanpada rinitis alerg
ataupun rinitis vasomotor.rt'oPemeriksaanTHT dapat dilakukan dengan
rnenggunakan rinoskopikaku atau fleksibel,sekaligusjuga dapatmenyingkirkan
kelainansepertiinfeksipolip nasiatau tumor. Padarinitis alergidapatditemukan
tandaklasikyaitumukosaedemadanpucatataukebiruandenganingusencer;tanda
ini hanyaditemukanpadapasienyangsedangdalamserangan. Pemeriksaan sekret
hidungdilakukanuntuk menetapkan prosesinfeksidenganditemukannya neutrofilia.
Eosinofildarahperiferdapatditemukanmeningkatpadapenderita rinitisul".g.tn

PemeriksaanPenunjang
Diagnosisdapatdibuatberdasarkan hasil dari tes alergisepertites kulit, tes
laboratoriur4tes alergennasal,danataspengetahuan mengenai lingkunganpribadi
dan lingkungankerja pasien. Tes kulit biasanyamengkonfirmasikan alergenyang
adadalamriwayatpenyakit.Bila haltersebutdi atastidakmemungkinkaq anamnesis
riwayat penyakitlebih lartut harusdilakukandenganmengarahkepadazat yang
diidentifikasipositif dalam tes kulit. Pemeriksaantambahanseperti RAST
(rodirnllergosrrhenl lest), the humon basophil cleg'anulotionte.yt,the hi,sttmtine
liberutirn test dm tes provokasiintranasaldenganrinomanometrianteriordapat

- Desentber2000
Mediteh Lbl. 8, No.23,September 4t
DANPENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS .....

dilakukan.Petunjukpelaksanaan dari kelompokkerjates provokasiintranasaldari


(iermcm Srrciely.for Re.searchinlo Allerg,t cvtd Innnurrlly untuk melakukantes
provokasi intranasal harus dipatuhi, karena tes tersebut reprrx*rcible dan
.standwdisedt RasanenL dkk (1994) membandingkan tes-tesimunologidalam
diagnosisasmadan rinitis akibat kerja yaitu tes Prick kulit, RAST dan basophil
histqruin-releaselesl @HRT) Hasil yang diperoleh adalah sebagaiberikut :
sensitivitasdan spesifisitasdari tes Prick adalah74 dan89%; RAST adalah57 dan
86YodanBHRTadalah78 dan93o/o;sertapzurel ketiganyaadalah9l dan7loA.tz
RAST (radi rnl Iergrxorbent test) merupakancart ratlioirnnmMn(xL\W yang
khususdigunakanuntuk menemukan antibodispesifikIgE Dalamteknikini antigen
mula-muladiikat benda padat dari selulosa IgE yang diikat kemudiandapat
ditemukankembalidengananti-IgEyangbertandaradioaktif*

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan rinitisalergiakibatkerjaadalahsamadenganrinitisalergipada
umumny4 yaitu denganmenghindarialergen(allergenm,riclonce)yangmerupakan
tindakanyang utama.Pencegahan ditujukankepadapeniadaan kontak dari tenaga
kerja terutamayang peka denganalergendi tempatkerja.Pemeriksaan / skrining
prakerja untuk mengenali tanda atopi, memperbaiki lingkungan kerja serta
memodifikasi teknik-teknik industri seharusnyadapat mengurangi prevalensi
penyakitrinitis alergi akibatkerja . Penggunaanalat pelindungdiri (APD) seperti
maskersertatopi pelindung juga merupakan suatu usahayang dapatdilakukan
untukmengurwrglmenghindarikontakdenganalergen.
Pengobatanmedikamentosadari rinitis alergi konik terdiri atas antihistamiq
dekongestan,steroid nasaltopikal, komolin, zat antikolinergi( antibiotikadan
imunoterapi,tergantungpadadiagnosisnya. Pengobatan bedahterbarudapatterdiri
atasbedahendoskopikmeliputipembukaan meatusmediadari sinus,mengangkat
p rlip nasaldan obstruksinasallainnya.Antihistaminkhususnyagenerasibaru yang
non sedatif seperti loratadine, terfenadine,astemizole,cetirizine, levocabastine,
ketotifen dan azelastinememiliki efek farmakokinetikfarmakodinamikdan potensi
yang berbeda-beda. Antihistamintersebutdi atas merupakanobat yang dapat
direkomendasikarL khususnyakepadatenagakerj4 mengingatmerekaharustetap
aktif dalampekerjaannya tanpakhawatirtergangguolehra-sakantuk.
Obat semprothidung natriumkomoglikat sebagaistabilisatormastositdapat
pula diberikantanpaefek sampingyangberarti.Pemberiansteroidtopikal hidung
dilaporkantidak dljumpaiefek samping,obat ini khususnyadiberikanpadapasien

42 - De.sember
Meditek hl. 8, No.23,Septenrber 2000
.....
DANPENATALAKSANAAN
DTAGNOSIS

dengankeluhanhidungtersumbatyangmenonjol Pemberian kortikosteroidsecara


sistemiktidak dianjurkanuntukjangkalamamengingatefeksampingyangmungkin
teqadi. Dekongestanoral dapat diberikaq tetapi perlu perhatianterhadapefek
sentral.Ipratropiumbromida sebagaiobat antikolinergikdiberikanpada mereka
'' '
dengankeluhanhidungberingusyangmenonjol.

Kesimpulan
Rinitis alergi kronik adalahsalahsatu penyakityang sering dijumpaipada
masyarakatumurq juga pada tenagakerja . lnsidenspenyakitini akan terus
meningkatseiring dengan pertumbuhanekonomi serta industri suatu bangsa.
Semakinberkembang industridi suatunegar4semakinbanyakzat kimi4 fisik dan
biologls,yang digunakar\maka akan semakinmenirgkatpula jumlah penderita
penyakitalergrakibatkerja.
Oleh karenany4 pengetahuan mengenai patofisiologi, diagnosis dan
penatalaksanaan penyakjtsertapertaikanlingkungankerjamenjadisemakinpenting,
agar tenaga kerja dapat dihindarkansemaksimalmungkin dari penyakit yang
merugikan serta menggangguini, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitastenagakeqa. Selainitu meningkatnyaklairn kompensasiataupun
tuntutanganti rugi dan penyakitakibatkeqa ini memerlukanpemeriksaan klinis,
laboratorium serta pemanfaatanteknologi canggh lainnya,agar diagnosadapat
ditegakkan secara tepat serta dapat ditentukan ada tidaknya hubunganantara
pekerjaandenganpenyakrtyangditimbulkannya.
Pengobatan rinitisalergiakibatkerjaterutamasedapatmungkinditr:jukanpada
pencegahan pajananterhadapalergenpenyebab,antaralain denganmemperbaiki
lingkungankerj4 menekanpolusialergenserendah mungkinsertamenggunakan alat
pelindungdiri yang direkomendasikan oleh Hiperkes.Medikamentosamaupun
tindakanbedah tertentu hanyadilakukan bilamanadiperlukan.

Kepustakaan
L Ahnran N'l;HolmstormM;lngelman-H;Sundberg, Inflammalory Markers
in Nasal Lavage f;luid Fntm Induslrial Arls Teacher.s,
Am J.of Industral
- 5
M e d ,2 8 : 5 4 1 50 , I 9 9 5
2. Albegger-K,Diagnosisof Allergic Rhirriti:;,HNO, 39(3): 77-81, Mar
1991

'tr/ol. - Desenfier2000 43
Mediteh S, No.23.Septemher
.....
DANPENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS

3. Ballenger IJ, Chronic Rhinitis and Nasal Ohstruction,Diseasesof the


Nosee,Throat,Ear, Heacl,andNeck, pl40-42, 1991.
4. Baratawidjaja KG, Reaksi Hipersensitivitas-lmunologi Dosar, edisi
ketiga.PenerbitFKUI, hal76-79 &.231-32, Jakarta,1996.
5. Beaudotrin-E;Kanny-G;Jankowski-R;Stringini-R;Moneret-Vautrin-DA,
Occupationol allergic rhinitis, Ann-Otolaryngol-Chir-Cervicofac,
lll(3): ll5-9,1994.
6. Chia-SE;Lim-WK;Koh-D, A prevalencestudy of chronic rhinitis among
residents in Telok Blangah Town, Singapore.,
Ann-Acad-Med-Singapore, 23(3)'.358-62,May I 994.
7. De-Zotti-R;Larese-F;Molinari-5,Alpha Amylase as an Occupational
Allergen in Baking Industry Employee's,Med Lav, 85(2):142-8,
Mar-Apr 1994.
8. KasakeyanE, Rusmono N, Alergi hidung, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Telinga Hidung Tenggorok, edisi ketiga (l) Balai Penerbit FKUI, hal
102-6.Jakarta.1997.
9. Kasakeyan E, Ilinitis Alergik Pada Ansk, Naskah Lengkap PKB
I.Kes.AnakXXXVI,Jakarta,l0-l l, hal22-26,Nop 1995
10. Matsumura Y ;KobayashiM;Tsuyuguchi M;Kubo T;et al, Study of
Clinical Featuresof Weat Allergy, Asian PacificJournalof Allergy and
Immunology. POM-129.,Nov 1992.
vol.l0, supplement,
ll. Ohm M;Jan-Erik Juto; AnderssonK;Bodin L, Nasal Histamine,
Provocation of T'enantsin a Sick-Building Residential Area, Am J. of
R h i nI 1 , 1 6 7 - 1 7 5 , 1 9 9 7
12. Rasanen-L;Kuusito-P;Pentilla-M;Nieminen-M;Savolainen-J;Lehto-M,
(omparison of Immruurologic Tesl itt the Diagrosis of Occupational
Asthmaand RhinitisAllergy, a9(5):342'.7,May1994.
13. Samir-M;Magdy-S;ElFetoh-AA, Air Polution in Relation to Allergic
qnd Nonallergic Rhinitis, Arch Otolaryngol,Head Neck Suig, vol 123,p
746-48,July 1997
14. SettipaneGA, Chronic llhinitis; (/n (lpdated (llinical Review,Am J.of
R h i n , 5 : 1 9 9 - 2 0l69,e l .
15. Sherin KM, Building-Related lllness and Sick Building Syndrome,
J-Fla-Med-Assoc, 80(7):472-4,Jul 1993

44 - Desemher
Meditek Vol.8, No.23,,\eplemher 2000
DIAGNOSISDAN PENATALAKSANAAN.....

16. Suma'murPK, Alergi Akibat Ke4jo,lligitrc I'entsohcrcrn Dqn Kesehalan


Kerja, PenerbitPT.GunungAgung-Jakarta, cetakankel2, hal.311-2,
I995
17 Welch-AR,Birchall-JP,Stafford-FW, ( )LL:ttl)dtionolrhinili,slto.t:.;ihle
of palhogenesis,
ntechcrni.stns J-Laryngol-Otol,109(2):104-7,Feb 1995.

N{editek17il.8, 45

Anda mungkin juga menyukai