Anda di halaman 1dari 10

MODUL 6

RANGKAIAN TAPIS (Filter)


1. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1.1 Mengetahui dan memahami bentuk rangkaian tapis serta fungsinya.
1.2 Dapat menentukan frekuensi kerja tapis dari eksperimen yang dilakukan
dan membandingkannya dengan teori.
1.3 Memahami sifat integrator dan differensiator pada rangkaian tapis.
1.4 Menyusun rangkaian tapis (notch filter dan bandpass filter) dari rangkaian high
pass dan low pass filter.
1.5 Dapat menganalisis keluaran (output) rangkaian jika kedua tapis digabungkan
baik secara seri maupun paralel.

2. ALAT DAN KOMPONEN


2.1 Signal Generator
2.2 Osiloskop + Probe
2.3 Multimeter Digital
2.4 Catu daya
2.5 Resistor
2.6 Kapasitor
2.7 Trafo CT
3. Teori Dasar
Dalam elektronika ada dua jenis komponen yakni komponen pasif dan komponen aktif.
Komponen pasif diantaranya resistor (tahanan), kapasitor (kondensator), induktor (kumparan)
dan transformator. Sedangkan contoh komponen aktif diantaranya dioda dan transistor. Yang
akan kita bahas dalam modul ini adalah penggunaan komponen pasif dalam elektronika.
3.1 Komponen Pasif

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan
resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor
dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup
dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Pada komponen pasif resistor biasanya memiliki 4 gelang warna pada permukaan
badannya, gelang pertama dan kedua menunjukkan angka, gelang ketiga adalah faktor
kelipatan, dan gelang keempat menunjukkan toleransi hambatan. Pertengahan tahun 2006,
perkembangan pada komponen Resistor terjadi pada jumlah gelang warna. Dengan komposisi:
Gelang Pertama (Angka Pertama), Gelang Kedua (Angka Kedua), Gelang Ketiga (Angka Ketiga),
Gelang Keempat (Multiplier) dan Gelang Kelima (Toleransi).

Gelang warna pada resistor dimulai dari warna Hitam, Coklat, Merah, Jingga, Kuning,
Hijau, Biru, Ungu (violet) , Abu-abu dan Putih (biasanya untuk memudahkan dalam mengingat
urutan warna resistor, dibuat singkatan warna: Me-Ji-Ku-Hi-Bi-U-A-Pu). Sedangkan untuk
gelang toleransi hambatan adalah: Coklat 1%, Merah 2%, Hijau 0,5%, Biru 0,25%, Ungu 0,1%,
Emas 5% dan Perak 10%. Kebanyakan gelang toleransi yang dipakai oleh umum adalah warna
Emas, Perak dan Coklat. Misalnya apabila pada badan resistor terdapat empat gelang warna
yang terdiri dari urutan warna merah, kuning, oranye dan emas maka besar hambatan pada
3
resistor tersebut yaitu 24x10 Ohm = 24 Kohm dengan toleransi 5%..

Gambar 1. Pita Warna Resistor dan besaran nilai pitanya

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus
listrik dalam bentuk muatan, selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring
frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut
Farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor). sebuah kapasitor pada
dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan
diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.

Suatu kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang menemukan adalah Michael
Faraday (1791-1867) pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit dan biasanya
kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang
menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik.Lihat pada gambar di bawah.

2. Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai polaritas
artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor ini mempunyai
nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll. Satuan-
satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah :

* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad).


* 1 µFarad = 1.000 nF (nano Farad).
* 1 nFarad = 1.000 pF (piko Farad).

Fungsi kapasitor pada rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai berikut:

1. Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac dan
tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang
saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal), artinya
sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.

2. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, maksudnya adalah
kapasitor sebagai ripple filter, dengan sifat dasar kapasitor yang dapat menyimpan muatan

listrik sehingga sifat tersebut dapat difungsikan untuk memotong tegangan ripple. 3. Kapasitor
sebagai penggeser fasa.

Pembacaan Besaran Kapasitor

Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka
yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada
kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. Kapasitor yang ukuran
fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) digit saja. Jika hanya
ada dua digit maka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang
bertuliskan 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka
pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali.
Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 =
10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya
adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. Ada juga kapasitor yang telah
menuliskan dengan jelas besarannya beserta satuannya.

3.2 TAPIS (FILTER)

Salah satu fungsi kapasitor adalah filter atau biasanya sering disebut sebagai tapis. Pada
rangkaian elektronika, kapasitor akan berfungsi sebagai penyaring / filter dari suatu frekuensi
yang dilewatkan kedalam rangkaian. Dalam fungsinya sebagai filter, kapasitor biasanya dipasang
bersama dengan resistor. Batas frekuensi yang diloloskan oleh rangkaian filter ini akan
bergantung kepada besarnya kapasitansi kapasitor yang digunakan dan resistansi dari resistor
yang digunakan. Dalam desain rangkaian filter ini terdapat beberapa orde (tingkatan), nilai orde
merepresentasikan seberapa besar penguatan G(ω) yang dihasilkan pada rangkaian tersebut.

Bentuk umum dari pengolahan sinyal (signal processing) yaitu perubahan sinyal
masukan dengan frekuensi tertentu menjadi sinyal keluaran yang sebanding dengan harga
komponen yang digunakan. Signal processing dalam hal ini menggunakan tapis, tapis yang ideal
diilustrasikan pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Respon frekuensi tapis ideal dari (a) high-pass (b) low-pass (c) bandpass dan
(d) notch
High pass filter yang ideal akan meloloskan semua sinyal di atas frekuensi potong fx tanpa
pelemahan serta akan menahan semua sinyal dibawah fx. Low pass filter akan melakukan hal
sebaliknya, dan bandpass filter hanya melewatkan frekuensi diantara 2Δf0. Sebuah notch filter
atau band reject filter adalah komplemen dari bandpass filter. Filter yang tidak ideal tidak akan
memperlihatkan grafik yang menurun secara tajam (seperti pada Gambar 2).
3.2.1 Tapis Lolos Rendah (Low Pass Filter)

(a) (b)

Gambar 3. (a) Rangkaian LPF orde satu (b) Isyarat masukan dan keluaran V0 untuk τ=RC >> T0

Gambar tapis lolos rendah orde satu diperlihatkan pada Gambar 3.a Penguatan pada
rangkaian merupakan fungsi dari frekuensi. Rangkaian ini berfungsi sebagai rangkaian
pengintegral (Integrator). Disisi lain rangkaian tapis lolos rendah orde dua dapat disusun secara
seri dari rangkaian tapis lolos rendah orde satu. Hambatan R dan reaktansi kapasitif Xc akan
membentuk pembagi tegangan kompleks. Berikut fungsi alih pada rangkaian tapis lolos rendah
orde satu.
, dimana dan

Sehingga dihasilkan gain atau penguatan sebesar :

(1)

dengan

G(ω) disebut sebagai fungsi alih yang menggambarkan penguatan tegangan dan ωp adalah
frekuensi potong. Grafik G(ω) sebagai fungsi frekuensi disebut tanggapan amplitudo.
Dalam melukiskan tanggapan amplitudo, biasanya digunakan rasio tegangan dalam dB (desibel),
yang didefinisikan sebagai :
(2)

Gambar 4. Respon Amplitudo Rangkaian LPF orde satu


3.2.2 Tapis Lolos Tinggi (High Pass Filter)

(a) (b)
Gambar 5. (a) Rangkaian HPF orde satu (b) Isyarat masukan dan keluaran V0 untuk
τ=RC << T0
Rangkaian tapis lolos tinggi merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai diferensiator
(pendiferensial). Fungsi alih untuk rangkaian tapis lolos tinggi orde dua sebagai berikut

, dimana dan

Sehingga dihasilkan gain atau penguatan sebesar :

(3)

dengan
G(ω) disebut sebagai fungsi alih yang menggambarkan penguatan tegangan dan ωp
adalah frekuensi potong. Grafik G(ω) sebagai fungsi frekuensi disebut tanggapan amplitudo.
Dalam melukiskan tanggapan amplitudo, biasanya digunakan rasio tegangan dalam dB
(desibel) seperti yang diperlihatkan pada persamaan 2. Pada rangkaian tapis lolos tinggi orde
dua merupakan gabungan antara rangkaian tapis orde satu yang disusun secara seri.

3.2.3 Tapis Lolos Tengah (Bandpass Filter)


Untuk membentuk tapis lolos tengah, dilakukan penggabungan rangkaian tapis lolos
rendah dan dengan tapis lolos tinggi secara seri. Frekuensi tapis lolos tengah merupakan irisan
frekuensi potong dari kedua tapis yang dirangkai seri. Jika digambarkan secara grafik maka
gabungan seri dari tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi akan tampak seperti pada gambar
di bawah ini.

Gambar 6. (a) Tapis lolos rendah, (b) Tapis lolos tinggi, (c) tapis lolos tengah
3.2.4 Tapis Lolos Pita (Notch Pass Filter)

Untuk membentuk tapis lolos pita, dilakukan penggabungan rangkaian tapis lolos rendah
dan dengan tapis lolos tinggi secara paralel. Rangkaian tapis lolos pita akan meloloskan
frekuensi yang bernilai lebih kecil dari frekuensi potong LPF dan frekuensi yang nilainya lebih
besar dari frekuensi potong rangkaian HPF. Jika digambarkan secara grafik maka gabungan
paralel dari tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi akan tampak seperti pada gambar di bawah
ini :

Gambar 7. (a) Tapis lolos rendah, (b) Tapis lolos tinggi, (c) Tapis lolos pita

4. PERCOBAAN
4.1.1 Tapis Lolos Rendah Orde Satu (LPF/Low Pass Filter)
1. Siapkan Resistor dan kapasitor yang telah dihitung besarannya.
2. Siapkan breadboard dan buatlah rangkaian seperti gambar 4.
3. Pastikan kabel dan komponen telah dipasang dengan benar dengan polaritas
yang benar, lalu siapkan osiloskop dan signal generator.
4. Atur input signal generator sebesar 500mVpp dengan sinyal masukan
sinusoidal dengan frekuensi rendah, lalu hubungkan kerangkaian (input).
Siapkan osiloskop dual channel dimana Channel 1 osiloskop dihubungkan
pada input rangkaian dan Channel 2 osiloskop dihubungkan pada bagian
output rangkaian.
5. Setelah input dan output telah terhubung dengan baik, ubahlah frekuensi
pada signal generator dengan rentang kecil lalu catatlah hasil output pada
osiloskop. Ulangi terus untuk frekuensi yang berbeda-beda hingga didapat
frekuensi potong dari rangkaian LPF. Hitunglah besarnya frekuensi potong
tersebut dan gambar bentuk keluarannya!
6. Ubahlah sinyal masukan menjadi Square dan lakukan hal yang sama pada
point 1 s.d. 5 dengan tetap memperhatikan bentuk keluaran di osiloskop.
Catat hasil dan gambar bentuk keluarannya!

4.1.2 Tapis Lolos Tinggi Orde Satu (HPF/High Pass Filter)


Susunlah rangkaian seperti gambar 5 pada breadboard lalu ulangi langkah-
langkah percobaan mulai point 1 s.d. 6 percobaan LPF.
4.1.3 Band Pass Filter Orde Satu (BPF)
Rangkailah LPF dan HPF secara seri pada breadboard dan ulangi langkah-langkah
yang sama seperti point 1 s.d. 5 pada percobaan LPF.
4.1.4 Notch Pass Filter Orde Satu (NPF)
Rangkailah LPF dan HPF secara paralel pada breadboard dan ulangi langkah-
langkah yang sama seperti point 1 s.d. 5 pada percobaan LPF.

4.1.5 Pasif Filter Orde Dua


a. LPF
Buatlah dua buah LPF yang disusun secara seri pada breadboard dan ulangi
langkah-langkah yang samaseperti point 1 s.d. 5 pada percobaan LPF orde
satu
b. HPF
Buatlah dua buah HPF yang disusun secara seri pada breadboard dan ulangi
langkah-langkah yang samaseperti point 1 s.d. 5 pada percobaan LPF orde
satu

5. TUGAS PENDAHULUAN

1. Gambarkan dan tuliskan rumus frekuensi cut off pada rangkaian pasif filter (tapis)
orde satu : HPF, LPF, BPF dan NF serta rangkaian pasif filter orde dua : HPF dan LPF !

2. Apa yang membedakan rangkaian filter aktif dengan rangkaian filter pasif, jelaskan !

3. Apa yang dimaksud LPF sebagai rangkaian integrator, jelaskan !

4. Apa yang dimaksud HPF sebagai rangkaian diferensiator, jelaskan !

5. Jelaskan aplikasi pada masing-masing rangkaian pasif filter !

6. TUGAS LAPORAN
1. Gambarkanlah bentuk sinyal yang Anda peroleh dari layar osiloskop untuk semua
percobaan diatas dan sertakan keterangan(penjelasannya)!
2. Gambarkan respon frekuensi dari setiap data pada percobaan tapis dan tentukan
frekuensi potongnya (f0) !
3. Bandingkan respon frekuensi yang didapat pada percobaan dengan referensi (gambar
2) ! Adakah perbedaan?
4. Bagaimana bentuk isyarat masukan dan isyarat keluaran yang dihasilkan? Jelaskan!
5. Jelaskan sistem kerja tapis sehingga dapat meloloskan frekuensi-frekuensi dalam nilai
tertentu! Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja tapis?

7. REFERENSI
[1] Sutrisno.1986.ELEKTRONIKA: Teori dan Penerapannya, Jilid 1. Bandung: Penerbit
ITB.
[2] Buchla, David and Wayne McLachlan.1992.Applied Electronic Instrumentation and
Measurement.New York: Macmilan Publishing Company.
[3] http://www.kpsec.freeuk.com/
[4] http://tipsntrik88.wordpress.com/2009/07/07/mengenal-lebih-dalam-osciloskop/
[5] http://www.extras4u.com/pictures/electronics/multimeter/
[6] http://www.flite.co.uk/

Revised by :
Yobi Aris Mauladi
10211079

Anda mungkin juga menyukai