ISI
molekul rekombinan, vektor dan DNA yang akan diklon harus di potong pada tempat-
Pemotongan dan penyambungan adalah sua contoh teknik manipulasi DNA. Berbagai
macam teknik ini telah dikembangkan sejak dua puluh tahun terakhir. Seperti halnya
di buat kopi menjadi molekul RNA atau molekul DNA baru, dan dimodifikasi dengan
semuanya dapat dikerjakan dalam tabung percobaan, memberi dasar tidak hanya untuk
kloning gen tapi juga untuk penelitian dasar biokimia DNA, struktur grn dan juga
Dalam sel enzim-enzim ini berperan serta dalam proses-pross penting seperti replika
dan transkripsi DNA, penghancuran DNA asing atau tidak di ketahui (misalnya DNA
virus yang masuk dalam sel), replikasi DNA yang mengalami mutasi, serta
ekstrak sel, enzim-enzim tersebut dapat di coba melaksanakan reaksi dalam kondisi-
kondisi yang artifisial. Walaupun reaksi enzimatik ini biasanya dapat langsung berjalan
tapi kebanyakan tidak mungkin berjalan dangan cara-cara kimia standar. Oleh karena
itu, enzim yang murni sangat penting dalam rekayasa genetik dan suatu industri yang
kimiawi.
dimasukkan dalam dua golongan atau lebih. Banyak polimerase yang mempunyai
aktivitas kombinasi yaitu membuat DNA baru disertai aktivitas degradasi DNA
(nuklease). Seperti halnya enzim untuk manipulasi DNA, banyak enzim serupa yang
1. Nuklease
yang menghubungkan satu nukleotid dengan nukleotid berikutnya pada untai DNA.
a. Eksonuklease, yng menghilangkan nukleotid satu per satu dari ujung molekul
DNA.
untaian yang di degredasi dalam DNA untai ganda. Suatu enzim yang dimurnikan dari
bakteri Alteromonas espejiana adalah salah contoh enzim endonuklase yang memecah
nukleotid pada kedua untai molekul DNA beruntai ganda. Semakin lama waktu yang
dipakai untuk bekerja pada molekul DNA maka semakin pendek faragmen DNA yang
satu untai dari molekul DNA beruntai ganda, yang menghasilkan DNA untai tunggal,
Gambar 1. Reaksi yang dikatalis oleh dua macam nuklease yang berbeda
Kriteri yang sama dapat dipakai klasifikasi endonuklease. Endonuklease S1
(dari jamur Aspergillus oryzae) hanya akan memotong untai tunggal. Dnase I adalah
nonspesifik, dalam arti bahwa enzim ini memotong DNA pada semabarang tepat ikatan
fosfodiester internal. Oleh karena itu, hasil akhir kerja Dnase I yang lama adalah
enzim khusus yang disebu endonuklease restriksi memotong DNA untai ganda hanya
2. Ligase
Dalam sel fungsi ligase DNA adalah untuk mereparasi tempat putusnya untai
tunggal yang terjadi pada molekul DNA untai ganda yang mungkin terjadi pada waktu
replikasi DNA. Ligasi DNA yang berasal dari kebanyakan organisme juga akan
3. Polimerase
DNA polimerase adalah enzim yang mensintesis untai baru DNA yang
komplementer terhadap cetakan DNA atau RNA. Kebanyakan poliemrase hanya dapat
berfungsi jika cetakan mempunyai daerah untai ganda yang berlaku sbagai primer atau
permulaan polimerisasi.
Tiga macam polimerisasi DNA di gunakan secara rutin dalam rekayasa genetik.
Pertama adalah polimerase DNA I yang biasa di hasilkan dari E. coli. Enzim ini
melekat pada daerah untai tunggal pendek pada molekul DNA yang terutama beruntai
ganda dan kemudian mensintesis untai yang sama sekali baru dengan
mendegradasiuntai yang telah ada ketika proses berlangsung. Oleh karena itu,
polimerase DNA I adalah contoh dengan enzim aktivitas ganda, yaitu polimerase dan
degradasi DNA.
kontrol oleh bagian-bagian yang berbeda pada molekul enzim dan bagia-bagian ini
dapat dipisahkan jika molekul enzim di potong dengan cara tertentu. Bagian enzim
fragmen klenow tidak memiliki aktivitas nuklease maka enzim ini dapat mensintesis
untai DNA komplementer hanya pada suatu cetakan untai tunggal. Penggunaan utama
enzim ini adalah pada pengurutan DNA. Jenis polimerase DNA ketiga yang penting
dalam rekayasa genetik adalah transkriptase reversi , suatu enzim yang terlibat dalam
replikasi beberapa jenis virus. Transkriptase reversi adalah khas karena enzim ini
menggunakan RNA sebagai cetakan dan bukan DNA. Kemampuan enzim ini untuk
mensintesis DNA komplementer terhadap cetakan RNA sangat penting dalam teknik
kloning cDNA.
Ada banyak enzim yang dapat memoifikasi molekul DNA dengan cara
penambahan atau pengambilan gugus kimiawi tertentu. Diantara enzim-enzim ini yang
1. Fosfatase alkali (dari E. coli atau jaringan usus sapi) yang menghilangkan fosfat
2. Polinukleotid kinase (dari E.coli yang diinfeksi oleh fag T4), yang mempunayi
efek kebalikan dari fosfatase alkali yanitu menambah gugus fosfat pada ujung
5 yang bebas.
yang tertutup secara kovalen (misalnya molekul DNA plasmid) denagn mmbentuk atau
DNA, penggunaan topoisomerase DNA dalam rekayasa genetik masih hatus diteliti.
Dalam kloning gen perlu diketahui bahwa molekul DNA dapat dipotong
dengan cara yang sangat tepat dan dapat diulang. Hal ini digambarkan dalam cara
vektor dipotong pada pembentukan molekul DNA rekombinan. Tiap vektor harus
dipotong pada posisi tunggal untuk membuka lingkaran sehingga molekul DNA baru
dapat diinsersikan. Molekul yang terpotong lebih dari satu kali akan terpecah menjadi
dua fragmen atau lebih yang terpisah dan akan menjadi tidak berguna berguna sebagai
wahana kloning. Lagi pula tiap molekul vektor harus di potong pada posisi yang benar-
benar sama, karena pemotongan secara random tidak memuaskan. Untuk melakukan
manipulasi ini harus jelas bahwa dinutuhkan jenis nuklease yang sangat khusus.
jika tujuannya adalah untuk melakukan kloning gen tunggal yang mungkin terdiri atas
2 atau 3 kb DNA, maka gen ini harus dipotong dari molekul DNA yang besar (sering
lebih adri 80 kb). Kedua, molekul DNA yang besar harus dipecah hanya untuk
menghasilkan fragmen yang cukup kecil untuk dapat dibawah oleh vektor. Kebanyakan
vektor kloning lebih cocok terhadap fragmen DNA dengan kisaran ukuran tertentu.
Sebagai contoh M13 sangat tidak efisien untuk kloning molekul DNA yang panjangnya
molekul DNA dengan cara yang tepat dan dapat di ulang, yang diperlukan untuk
D.nathans. untuk memperoleh hadiah nobel pada tahun 1978 dan penemuan ini
telah dilakukan sejak awal tahun 1950-an ketika terlihat bahwa beberapa straing bakteri
kebal terhadap infeksi bakteriofag, suatu fenomena yang di sebut restriksi di atur-tuan-
lebih dari dua puluh tahun untuk memahami mekanisme ini sepenuhnya. Restriksi
terjadi karena bakteri menghasilkan enzim yang menghancurkan DNA fag sebelum fag
ini sempat mengadakan replikasi dan mengarahkan sintesa protein fag baru. DNA
bakteri sendiri terlindung dari serangan enzim tersebut karena DNA ini mempunyai
gugus metil tambahan yang menghalangi kerja degradatif enzim. Enzim-enzim
degradatif ini di sebut endonuklease resktriksi dan di sintesis oleh banyak spesies
bakteri; lebih dari 500 macam enzim ini sekarang telah dikarakterisasi. Telah dikenal
tiga jenis endonuklease restriksi yang masing-masing di bedakan oleh cara kerjanya
yang agal berbeda. Tipe I dan tipe III agak kompleks dan hanya mempunyai peran yang
sangat terbatas dalam rekayaasa genetik. Di lain pihak, endonuklease restriksi tipe II
spesifik
endonuklease saja) ialah bahwa tiap enzim mengenal urutan spesifik pada molekul
DNA yang akan di potong. Enzim tertentu akan memotong DNA pada urutan pengenal
dan tidak ada tempat lain. Sebagai contoh, endonuklease di sebut Pvil (diisolasi dari
proteus vul garis) memotong DNA hanya pada heksanukleotid CGATCG. Sebaliknya
enzim kedua dari bakteri yang sama, yang di sebut PvuII, memotong pada
tetapi enzim-enzim lain memotong pada empat atau lima urutan nukleotid. Sau3A (dari
pengenalan, yang berarti bahwa enzim ini dapat memotong DNA pada tempat-tempat
urutan dengan jenis nukleotid yang berkaitan. Hinf I (Haemophilus influenzae strain
Rf) mengenal urutan GANTC sehingga dapat memotong GAATC, GATTC, GAGTC
dan GACTC. Urutan restriksi bagi endonuklease yang sering digunakan dapat dilihat
dari tabel.
Tabel 1. Urutan pengenal untuk beberapa endonuklease restriksi yang paling sering
diguanakan
Enzim Organisme Urutan pengenal Ujung
tumpul/lengkat
Sifat yang tepat hasil pemotogan oleh endonuklease restriksi sangat penting
pemotongan untai ganda yang sederhana pada pertengahan urutan pengenal sehingga
dengan cara yang agak berbeda. Pada enzim-enzim tersebut kedua untai DNA tidak
dipotong pada posisi yang tepat sama, tapi pemotongannya berbentuk zigzag atau
dengan belok tajam melampaui dua atau empat nukleotid, sehingga fragmen DNA yang
dihasilkan mempunyai tonjolan-tonjolan untai tunggal pendek pada tiap ujung. Ini di
sebut ujung lengket atau ujung kohesif karena pemasangan basa antara ujung-ujung ini
dapat melekatkan kembali molekul DNA. Satu ciri penting enzim-enzim yang
pengenal yang berbeda dapat menghasilkan ujung lengket yang sama. BamHI dengan
urutan pengenal GGATCC dan BglII dengan urutan pengenal AGATCT adalah contoh-
contoh yang menghasilkan ujung lengket GATC. Ujung lengket yang sama juga
dihasilakn oleh Sau3A yang hanya mengenal tetranukleotid GATC. Fragmen DNA
hasil pemotongan oleh salah satu enzim tersebut dapat saling disambung, karena tiap
DNA yang penjangnya diketahui dapat di hitung secara matematik. Suatu urutan
tetranukleotid (misalnya GATC seharusnya terdapat satu kali setiap 44 = 256 nukleotid
dan suatu heksanukleotid (misalnya GGATCC) satu kali setiap 46 = 4096 nukleotid.
acak dan bahwa keempat nukleotid yang bersama terdapat dalam proporsi yang sama
(kandungan GC = 50 %). Dalam praktek tidak satu pun anggapan ini beraku
pengenalan yang kurang jumlahnya (6 tempat bagi BglII, 5 tempat untuk BamHI dan
hanya 2 untuk SalI). Hal ini mencerminkn bahwa kandungan GC λ kurang dari 50 %.
DNA. Jika jarak antara tempat-tempat restriksi sama, maka di gesti dengan
DNA dengan BglII, BamII dan SalI. Pada masing-masing kasus terdapat penyebaran
ukuran–ukuran fragmen yang luas, yang menandakan bahwa nukleotid pada DNA
Sebagai suatu contoh, kita akan meninjau bagaimana melakukan digesti pada
Pertama, semua jumlah DNA yang diperlukan harus di ambil dengan pipet dan
dimasukkan dalam tabung percobaan. Banyaknya DNA yang digesti tergantung pada
sifat eksperimen; dalam hal ini kita akan mendigesti 2 mikrogram DNA λ yang
tergantung dalam 16 mikroliter sampel. Oleh karena itu, dipipet mikro yang sangat
akurat.
endonuklease restriksi yang diperoleh secara komersial sbagai larutan murni dengan
mengandung DNA harus disesuaikan agar memberikan kondisi yang tepat untuk
secara memadai pada pH 7,4, tetapi enzim-enzim yang lain bervariasi dalam kekuatan
ionik (biasanya dari NaCl) dan konsentrasi Mg2+ (semua endonuklease tipe II
dan mencegah nonaktivitasnya. Membuat kondisi yang tepat untuk aktivitas enzim
adalah penting karena konsentrasi NaCl atau Mg2+ yang tidak tepat dapat menyebabkan
tidak saja penurunan aktivitas, tetapi dapat juga mengubah spesifikasi nzim, sehingga
memotong DNA terjadi pada urutan pengenal tambahan yang tidak baku.
Komposisi buffer yang sesuai untuk BglII ditunjukkan pada tabel 2 buffer inia
adalah sepuluh kali konsentrasi kerja dan dapat diencerkan dengan menambahkan
campuran reaksi. Pada contoh ini volume akhir campuran reaksi menjadi 20 ul
sehingga untuk itu kita tambah 2 ul 10× buffer BglII pada 16 ul DNA yang telah ada.
komponen Konsentrasi
MgCl2 100 mM
NaCl 500 mM
Ditiotreitol 10 mM
Endonuklease restriksi sekarang dapat ditambahkan. Secara konvensional, satu
unit enzim didefinisikan sebagai kuantitas yang diperlukan untuk memotong 1 ug DNA
dalam waktu satu jam, sehingga kita memerlukan 2 unit BglII untuk memotong 2 ug
DNA λ. BglII sering didapatkan dengan konsentrasi 4 unit/ul sehingga 0,5 ul akan
mencukupi unruk memotong DNA. Reagen dan bahan akhir dalam campuran reaksi
adalah 0,5 ul BglII + 1,5 ul air., sehingga dicapai volume akhir 20 ul.
Kebanyakan endonuklease restriksi bekerja paling baik pada 37 °C, tetapi beberapa
memerlukan persyaratan yang berbeda. Sebagai contoh TaqI dimurnikan dari bakteri
yang di sebut thermus aquaticus yang biasanhya hidup pada temperatur yang sangat
tinggi dalam habitat seperti sumber air panas. Digesti restriksi dengan TaqI harus di
Sesudah satu jam, restriksi harus sudah sempurna. Jika fragmen yang dihasilkan
akan digunakan dalam eksperimen kloning, maka enzim harus di rusak agar enzim ini
tidak mendigesti DNA lain yang mungkin di tambahkan pada tahap kemudian. Ada
eberapa cara untuk mematikan enzim yang salah satunya dengan inkubasi pada 70 °C
dalam waktu yang pendek sudah memadai selain itu digunakan ekstraksi fenol atau
penambahan EDTA (yang mengikat ion Mg2+ sehingga mencegah kerja endonuklease
restriksi).
mula. Jelas bahwa diperlukan cara untuk menentukan jumlah ukuran dan fragmen bila
ditentukan dengan mengamati viskositas larutan. Pada larutan yang lebih kental
molekul DNA yang lebih besar akan menyebabkan molekul menjadi lebih kecil
untuk menentukan jumlah dan hasil pemotongan dilakukan secara individual yang
lebih sukar.
Molekul DNA, seperti protein dan senyawa biologis lain membawa molekul
listrik negatif. Akibatnya bila molekul DNA ditempatkan pada medan listrik maka
molekul DNA ini akan migraasi menuju kutub positif. Kecepatan migrasi bergantung
pada bentuk dan muatan listriknya. Kebanyakan molekul DNA mempunyai bentuk
dan muatan listrik yang hampir sama oleh karena itu fragmen-fragmen dengan ukuran
yang berbeda tidak dapat dipisahkan dengan elektroforesi standar. Namun, dapat di
pisahkan melalui elektroforesis gel. Makin kecil molekul molekul DNA maka semakin
cepat migrasinya melewati gel sehingga dapat memisahkan molekul DNA sesuai
dengan ukurannya.
pisahkan. Untuk memisahkan molekul yang lebih kecil digunakan gel poliakrilamid
40 % yang sangat tipis (0,3 mm). dengan gel ini dapat dibedakan molekul-molekul
Cara paling mudah untuk melihat hasil elektroforesis gel adalah dengan
pengecatan gel dengan senyawa yang menyebabkan DNA dapat dilihat. Etidium
bromid, yang telah dibahas didepan sebagai sarana untuk menampakkan DNA dalam
gradien CsCI, juga digunakan secara rutin untuk pengecatan DNA dalam agarose dan
berbeda dapat dilihat dengan jelas dibawah penyinaran ultraviolet setelah pengecatan
sensitivitas. Jika DNA yag terdapatnya keterbatasan sensitivitas. Jika DNA yang
terdapat kurang dari 25 ng tiap pita, maka tidak mungkin hasil dapat tampak dengan
pengecatan EtBr. Untuk DNA dalam jumlah yang kecil diperlukan cara deteksi yang
dengan cara memasukkan penanda radioaktif dalam tiap molekul, maka DNA dapat
dilihat dengan meletakkan fotografi yang sensitif sinar-X di atas gel. DNA radioaktif
akan memasukkan film dan akan tampak gambaran pita-pita.Molekul DNA biasanya
dilabel dengan memasukkan nukleotid yang membawa isotop fosfor radioaktif. Ada
beberapa gen dan yang paling populer adalah translasi daerah-putus dan pengisian-
polimerase DNA I akan dapat melekat pada DNA dan mengkatalisis reaksi penggantian
untai. Reaksi ini membutuhkan suplai nukleotid. Jika satu di antara nukleotid ini dilabel
radioaktif, maka molekul DNA dengan sendirinya akan terlabel. Translasi daerah-putus
dapat digunakan untuk melabel setiap molekul DNA, tetapi pada keadaan tertentu juga
dapat menyebabkan pemotongan DNA. Pengisian-ujung adalah cara yang lebih halus
sehingga jarang menyebabkan kerusakan DNA, tetapi sayang hanya dapat untuk
melabel molekul DNA yang mempunyai ujung lengket enzim yang digunakan adalah
fragmen Klenow yang akan mengisi ujung lengket dengan mensintesis untai yang
dilakukan dengan adanya nukleotid yang dilabel, maka DNA dengan sendirinya akan
menjadi terlabel.
sampai suatu tingkat yang memungkinkan kuantitas yang sangat kecil dapat dideteksi
dengan autoradiografi. Pada kondisi yang ideal, 2 ng DNA pada tiap pita dapat terlihat.
Perkiraan ukuran molekul DNA
Elektroforesis gel akan memisahkan molekul DNA dengan ukuran yang berbeda, yaitu
molekul yang paling kecil akan melewati jarak yang paling besar menuju elektrode
positif. Jika ada beberapa fragmen DNA dengan ukuran yang berbeda, misalnya hasil
suatu digesti ristriksi yang besar, maka suatu rangkaian pita-pita akan tampak pada gel.
D = a- b (log M)
D adalah jarak migrasi, M adalah berat molekul, dan a serta b adalah konstante yang
memperkirakan ukuran fragmen DNA, walaupun cara ini kurang tepat. Suatu digesti
biasanya diikutkan dalam elektroforesis yang sedang dilakukan. Pada cara ini digesti
restriksi DNA λ sering dipakai sebagai penanda ukuran. Misalnya, HindIII memotong
DNA menjadi 8 fragmen dengan ukuran terkecil 125 pasangan basa sampai ukuran
terbesar 23 kb. Karena ukuran fragmen digesti ini diketahui, maka ukuran fragmen
Pemetaan posisi tempat restriksi yang berbeda pada suatu molekul DNA
Tahap berikutnya dalam analisis restriksi adalah menyusun suatu peta yang
menunjukkan posisi relatif urutan pengenal bagi sejumlah enzim yang berbeda pada
molekul DNA. Hanya bila tersedia peta restriksi, maka dapat dipilih endonuklease
restriksi. Pertama, jumlah dan ukuran fragmen yang dihasilkan oleh tiap-tiap
pembandingan dengan ukuran penanda. Informasi yang didapat ini kemudian harus
disokong oleh hasil suatu rangkaian digesti ganda, yaitu DNA dipotong dengan dua
ganda dalam satu tahap, bila kedua enzim mempunyai persyaratanyang sama terhadap
pH, konsentrasi ion Mg2+ , dan lain-lain. Pilihan lain ialah bahwa kedua digesti
digesti yang pertama untuk memberikan kondisi yang berbeda bagi enzim yang kedua.
digesti parsial yang dilakukan pada kondisi yang akan menghasilkan pemotongan
hanya pada sejumlah terbatas tempat restriksi dalam tiap molekul DNA. Digesti parsial
biasanya dicapai dengan periode inkubasi yang pendek sehigga enzim tidak sempat
memotong semua tempat restriksi, atau dengan inkubasi pada temperatur rendah yang
akan membatasi aktivitas enzim. Hasil digesti parsial akan berupa pola pita-pita yang
dari digesti total, akan terlihat ukuran-ukuran tambahan. Molekul dengan ukuran
tambahan tersebut merupakan molekul yang meliputi dua fragmen restriksi yang
berdekatan, yang dipisahkan oleh suatu tempat yang belum terpotong. Ukuran-
menyambung molekul vektor dan molekul DNA yang aka diklon. Proses ini disebut
Semua sel hidup menghasilkan ligase DNA, tetapi enzim yang dipakai dalam
rekayasa genetik biasanya dimurnikan dari E.coli yang tlah di infeksi dengan fag T4.
Di dalam sel, enzim ini melaksanakan fungsi yang sangat penting dalam reparasi tiap
diskontinyuitas yang mungkin timbul pada salah satu untai pada molekul untai-ganda.
nukleotid yang berurutan terputus. Walaupun diskontinyuitas dapat terjadi pada waktu
pemecahan DNA sel, hal ini juga dapat terjadi akibat proses-proses seperti replikasi
dan rekombinasi DNA. Oleh karena itu ligase memegang peran yang vital di dalam sel.
mereparasi diskontiyuitas juga akan menyambung molekul DNA secara individual atau
menyambung kedua ujung molekul yang sama. Reaksi kimia pada ligasi dua molekul
sama dengan reparasi diskontinyuitas, kecuali bahwa pada penyambugan dua molekul
harus dibuat dua ikatan fosfodiester, satu untuk tiap untai. Ujung-ujung lengket
disebabkan karena ujung –ujung lengket yang cocok dapat saling berpasangan basa
dengan ikatan hidrogen untuk membentuk struktur yang relatif stabil sehigga enzim
dapat bekerja. Jika ikatan fosfodiester tidak disintesis dengan cepat, maka ujung-ujung
ujung molekul.
ujung-ujung lengket yang cocok pada molekul DNA untuk disambung pada percobaan
mendigesti molekul vektor dan DNA yang akan diklon dengan endonuklease restriksi
yang sama, atau dengan enzim yang berbeda yang menghasilkan ujung lengket yang
sama. Namun tidak selalu dimungkinkan untuk melakukan hal ini. Keadaan yang biasa
dihadapi adalah molekul vektor berujung lengket, tetapi fragmen DNA yang akan
diklon berujung tumpul. Pada keadaan seperti ini dapat digunakan satu di antara tiga
cara untuk menempatkan ujung lengket yang tepat pada fragmen DNA.
adalah DNA untai-ganda pendek yang tlah diketahui urutan nukleotidanya dan dibuat
dalam tabung percobaan. Suatu penghubung yang khas memiliki ujung tumpul, tetapi
mengandung satu tempat restriksi dalam contoh BamHI. Ligasi DNA akan meletakkan
penghubung pada ujung-ujung molekul DNA berujung tumpul yang lebih besar.
Walaupun merupakan ligasi ujung-tumpul, reaksi ini dapat dilakukan secara efisien
karena oligonukleotid sintetik, seperti penghubung, dapat dibuat dalam jumlah yang
besar dan dapat ditambahkan dalam campuran reaksi ligasi dengan konsentrasi tinggi.
Lebih dari satu molekul penghubung akan melekat pada tiap ujung molekul
DNA sehingga menghasilkan struktur rantai. Namun digesti dengan BamHI akan
memotong rantai pada urutan pengenal dan menghasilkan banyak molekul penghubung
yang terpotong dan fragmen DNA mula-mula yang sekarang membawa ujung lengket
BamHI.
(2) Adaptor
Cara kedua untuk meletakkan ujung lengket pada molekul berujung tumpul
adaptor disintesis sedemikian rupa sehingga memiliki satu ujung tumpul dan satu ujung
lengket. Hal ini bertujuan untuk menyambung ujung tumpul adaptor dengan ujung
tumpul fragmen DNA, sehingga dihasilkan molekul baru dengan ujung lengket.
Gambar
tetapi terdapat kesulitan pada penggunaan adaptor. Ujung lengket tiap molekul adaptor
dapat saling membentuk pasangan basa sehingga terjadi dimber, sedemikian sehingga
molekul DNA yang baru masih tetap berujung tumpul. Ujung lengket dapat diciptakan
kembali dengan cara digesti memakai endonuklease restriks tetapi hal ini menyimpang
berbeda untuk membuat ujung lengket pada molekul DNA berujung tumpul. Suatu
homopolimer adalah polimer yang semua subunitnya sama. Untai DNA yang
Dalam praktek ekor poli (dG) dan poli (dC) biasanya tidak selalu sama panjang
ligase DNA untuk mensintesis ikatan fosfodiester terakhir. Reaksi reparasi ini tidak
selalu harus dilakukan dalam tabung percobaan. Jika eko homopolimer yang
komplementer lebih panjang dari 20 nukleotid, maka aka terbentuk hubungan pasang-
basa yang agak stabil. Molekul DNA rekombinan, yang dihubungkan oleh pasangan
basa walaupun yang tidak digabung secara sempurna, sering cukup stabil untuk dapat
dimasukkan ke dalam sel tuan rumah pada tahap selanjutnya dalam percobaan kloning.
Setelah berada dalam sel tuan rumah, polimerase DNA dan ligase DNA dalam sel