Anda di halaman 1dari 1

PEKERJAAN RUMAH

Sumber : keluarga.Org

Pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan oleh anak-anak kadang-kadang tidak membuat anak suka tetapi
malah sebaliknya. Banyak anak-anak yang sebal jika mendapat PR dari gurunya. Rasa tidak suka anak-anak
terhadap PR bisa disebabkan karena jumlahnya atau sifat PR itu sendiri, apakah menantang intelektualitas mereka
atau tidak. Sering kali juga orang tua memberi kontribusi akan rasa tidak suka itu. Misalnya orang tua yang
memaksa anaknya anaknya untuk mengerjakan semua pekerjaan rumahnya segera setelah pulang sekolah sebelum
si anak dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Dengan melakukan hal tersebut orang tua
membuat PR sebagai suatu rintangan terhadap kesenangan.

Guru juga bertanggung jawab. Seorang guru yang memberi PR yang membosankan atau hanya sibuk memberikan
PR dalam jumlah banyak akan menyebabkan anak membenci PR. Lebih jelek lagi jika guru tersebut memberi PR
hanya sebagai bentuk hukuman. Misalnya , guru hanya akan memberi PR kepada anak yang tidak termasuk
kategori berprestasi tetapi tidak memberikan PR kepada anak yang berprestasi. Perlakuan seperti ini seringkali
menciptakan tujuan yang non-edukasi (tidak mendidik) terhadap sifat PR itu sendiri dan PR menjadi serupa dengan
hukuman. Kalau hal ini terjadi makan setiap akan secara logis akan membenci PR. Kalau ada guru yang juga
sangat keras terhadap nilai suatu PR sehingga anak akan menjadi takut akan kemungkinan membuat kesalahan lalu
rasa tegang dan ketakutan akan mempengaruhi si anak waktu membuat PR.

Memang PR itu adalah tugas dari sekolah yang mau tak mau harus dilakukan. Mungkin saja anak memang tidak
suka akan PR. Jika begitu pahami perasaanya bahwa anda mengerti ia tidak suka akan PR tapi katakan lagi suka
atau tidak suka anak harus mengerjakannya.

Lalu bagaimana anda dapat membuat anak anda menyukai PR? Bantulah anak setiap kali dalam mebuat PR.
Membantu di sini artinya sama sekali BUKAN MEMBUATKAN PR tetapi menolong mengarahkan. Memang
beberapa orang tua menemukan bahwa lebih mudah untuk membuatkan PR anaknya. Ini sama sekali tidak
mendidik. Cara terbaik untuk menolong anak anda adalah membantunya membuat rutinitas melakukan PR. Latih
anak anda untuk mengerjakan PR pada jam-jam yang kira-kira pas buat anak (tentu tidak larut malam) dan tentu
saja jam-jam ini harus sesuai dengan aktivitas pulang sekolah si anak yang lain.

Sikap anda sebagai orang tua terhadap PR si anak akan berpengaruh besar terhadap penerimaan atau penolakan si
anak sebagai suatu aktifitas yang berarti. Jika anda sebagai orang tua menganggap PR sebagai suatu tugas berat
dan tidak menyenangkan dan bersikap menghukum dalam hal mengerjakan PR berarti anda menyumbang ide
kepada anak anda bahwa PR BUKAN merupakan suatu hal yang DISUKAI tetapi sesuatu yang HARUS
DILAKUKAN. Sebaliknya, jika anda menolong anak anda untuk mengerjakan PR dalam cara yang benar, hal ini
dapat membuat PR menjadi hal yang menarik, menantang bahkan menyenangkan. Kalau ini terjadi maka anak
anda akan menyukai PR dan merasa puas bila telah menyelesaikannya.

Anda mungkin juga menyukai