Anda di halaman 1dari 3

SERI TAUJIHAT RI’AYAH MA’NAWIYAH KADER PK-SEJAHTERA 1424 H

TAUJIHAT DUA PEKANAN


Seri 34/67

Membiayai Dakwah Dengan Harta Kita


‫السلما هلعليكم هلورحةم هلال هلوبركاته‬
‫ هلأما هلبعد‬،‫ هلوعلى هلآله هلوصحبه هلومن هلتبع هلهداها هلووالها‬،‫ هلوالصلةا هلوالسلما هلعلى هلرسول هلال‬،‫ هلالمحد هلل‬،‫بسم هلال‬:

WAKTU DAN KEKAYAAN ADALAH HARTA KITA


Allah SWT adalah Pemberi Rezki kepada setiap makhluk-Nya yang hidup di dunia ini. Setiap makhluk
hidup telah dijamin oleh Allah rezkinya. Allah berfirman:
¼ ! †WÚWè ÝYÚ xàTQWTŠ:…W Á X³`¤KKV‚ô@… ‚PVMX  … øVÕWÆ JðY/@…
†WäSTÎ`¦X¤ ñyVÕ`ÅWTÿWè †WåQW£WÍWpT©SÚ  &†WäWÆW óéTWpT©SÚWè
QbÔRÒ Á xˆHTWTYÒ xÜkY‰SQÚ (6) »
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezkinya, dan
Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud:6)
Namun demikian, Allah tidaklah memberikan rezki tersebut pada tingkatan yang instan tanpa
ada usaha dari manusia. Manusia tetap dituntut untuk terus berusaha mencari rezki yang sudah
diperuntukkan Allah bagi dirinya. Di sinilah manusia dituntut untuk bekerja keras, berusaha sekuat
tenaga untuk mendapatkan rezki itu.
Banyak orang terkecoh bahwa yang merupakan rezki itu hanyalah yang bersifat materi belaka.
Tidak dipungkiri, memang kekayaan adalah rezki tetapi bukanlah satu-satunya rezki. Ilmu juga
merupakan rezki. Bahkan waktu yang kita miliki ini pun merupakan rezki, karena merupakan
kesempatan bagi kita untuk meraih dan menginvestasikan kebaikan. Waktu itu dalam pandangan Imam
Hasan Al-Bashri merupakan kehidupan itu sendiri.
Pantaslah dalam doa seringkali dimunajatkan, “warzuqnaa tilaawatahuu aanaa allaili wa
athraafan nahaar” (Ya Allah, berilah kesempatan kepada kami untuk membacanya (Al-Qur’an) di
waktu malam yang kelam maupun di waktu siang yang terang benderang.
Oleh karena itu, sebenarnya kita semua memiliki kekayaan, mungkin secara fisik (kekayaan
yang Allah amanahkan kepada kita); mungkin juga non fisik (berupa waktu luang yang Allah berikan
kepada kita). Inilah harta kita yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
HARTA YANG KITA MILIKI BUKAN SEUTUHNYA MILIK KITA

Allah SWT adalah Dzat yang memberikan jaminan rezki kepada kita, ini menunjukkan
bahwasanya Allah pun berhak mengatur peruntukan rezki yang ada pada kita.
Manusia yang tidak menyadari akan hal ini menganggap bahwasanya rezki itu adalah hasil
kerja kerasnya sendiri tanpa ada campur tangan Allah SWT. Perilaku ini digambarkan oleh Allah SWT
ketika menceritakan tentang kepicikan Karun. Allah berfirman:
¼ WӆWÎ :†WÙPVTßXM… ISãS~YTŽèRK… uøVÕWÆ ]y<ÕYÆ v&÷YŸÞYÆ
óØVÖWèVK… óØVÕ`ÅWTÿ UfûKV… WJð/@… `ŸWÎ WÐVÕ`åKV… ÝYÚ -YãYÕ`‰WTÎ
fÛYÚ XÜèS£TTSÍ<Ö@… óÝWÚ WéSå JñŸW®KV… Sã`ÞTYÚ _áQWéSTÎ S£WT‘<ÒKV…
Wè &†_TÅî`ðr ‚WWè  SÔWLTTpT©STÿ ÝWÆ SØXäYTŠéSßS¢ fûéSÚX£`•SÙ<Ö@…
(78) »
Karun berkata, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan
apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya

1
yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya
kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.” (QS. Al-Qashash: 78)
Tuntutan yang dikehendaki Allah terkait dengan harta kita adalah dalam bentuk Infaq di jalan
Allah SWT untuk menegakkan agama-Nya di muka bumi ini.

MEMBIAYAI DA’WAH DENGAN HARTA KITA ADALAH JIHAD BESAR


Di antara seruan Allah SWT dalam memobilisasi kaum Muslimin untuk berjihad di jalan-Nya
adalah dalam Surat At-Taubah ayat 41:
¼ N…èS£YÉß@… †_TTʆWÉYž ¾‚†WÍYT’Wè N…èSŸXäHTW–Wè óØS|YÖ.Wé`ÚVK†YŠ
óØRÑY©SÉßVK…Wè Á XÔg~‰fTTª &JðY/@… óØRÑYÖ.V¢ c¤`kTWž óØRÑPVÖ ÜMX…
`ySÞRÒ fûéSÙVÕT`ÅWTŽ (41) »
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan
harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
(QS. At-Taubah: 41)
Infak di jalan Allah menjadi sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan dalam jihad fii
sabilillah, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Dalam ayat tersebut secara
gamblang disebutkan bahwa berjihadlah dengan harta dan jiwamu.
Para shahabat radhiyallahu ‘anhum berlomba-lomba menginfakkan harta mereka setiap kali
seruan infak datang kepada mereka. Abu Bakar menginfakkan seluruh hartanya kepada Rasulullah,
Umar menginfakkan separuh hartanya kepada Rasulullah, Utsman bin Affan pernah menginfakkan
seribu ekor unta berikut isinya. Pantaslah para muassis dakwah pada zaman sekarang ini pun
mengandalkan penggalangan dana dari infak para pendukungnya dengan slogan shunduuqunaa
juyuubuna. Tidak mengandalkan kepada uluran tangan dan belas kasihan orang lain. Asy-Syahid Hasan
Al-Banna pernah menolak pemberian dari kerajaan Inggris untuk aktivitas dakwah beliau.
Mengapa kita diharuskan berjihad dengan harta kita? Hal itu disebabkan karena kebatilan pun
untuk bisa eksis, didukung oleh para pendukung kebatilan (orang-orang kafir) yang berani
mengeluarkan biaya besar. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang)
dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan
mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan,” (QS. Al-Anfal: 36)
Oleh karena itu, pelalaian akan infak di jalan Allah ini akan menyebabkan surutnya kembali
cahaya Islam dan tertutupinya kebenaran Islam. Tertutup oleh kegelapan kebatilan dan kezhaliman
yang mengobral harta mereka untuk melawan kebenaran.
Perhatikanlah dalam penggalan sejarah ketika para sahabat berkeinginan meminta dispensasi
kepada Rasulullah untuk tidak lagi berinfak dan meninggalkan dakwah yang telah maju di Madinah
untuk sekadar memetik keuntungan duniawi. Permintaan dispensasi tersebut dijawab oleh Allah dengan
sebuah penegasan untuk berinfak di jalan Allah SWT.
2
¼ N…éSÍYÉßKV…Wè Á XÔ~Y‰TfTTTª JðY/@… ‚WWè  N…éSÍ<ÕSTŽ `yRÑÿYŸ`TÿKV†YŠ
øVÖXM… +YàVÑRÕ`äPVÖ@… v+N…éTSÞY©óšKV…Wè QWÜMX… JðW/@…
JñˆY™STÿ WÜkYÞY©`™SÙ<Ö@… (195) »
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Semoga Allah SWT senantiasa melapangkan rezki kepada kita dan memberikan kekuatan
kepada kita untuk berinfak di jalan Allah SWT dalam menegakkan agama Allah di muka bumi ini.
Amin.
ÃóÞõæúáõ Þóæúáöíú åóÐóÇ æóÃóÓúÊóÛúÝöÑõæúÇ Çááåó áöíú
æóáóßõãú - æÇáÓáÇã Úáíßã æÑÍãÉ Çááå æÈÑßÇÊå
Seri Taujihat Ri’ayah Ma’nawiyah terdiri dari Khithab Qiyadi, Taujihat Lailatul Katibah dan Taujihat Dua Pekanan.
Taujihat tersedia dalam bentuk audio, vcd dan tulisan.
Taujihat Ri’ayah Ma’nawiyah terbit secara berkala dalam rangka penyiagaan kader menghadapi agenda Dakwah 1424 H.
kaderisasi@pk-sejahtera.org

Anda mungkin juga menyukai