Anda di halaman 1dari 3

GENERASI TERBURUK

Salah satu dambaan kita dalam hidup ini adalah lahir dan terwujudnya generasi yang terbaik.
Indikasi terwujudnya generasi yang terbaik memang sudah ada, misalnya dengan
banyaknya kaum muslimin yang memiliki komitmen yang begitu kuat terhadap Islam sebagai
agama yang harus diamalkan dalam kehidupan nyata dalam berbagai aspeknya. Namun bila
dibandingkan dengan generasi yang sebaliknya, rasanya terwujudnya generasi yang terbaik
masih amat jauh, hal ini karena begitu banyak generasi manusia yang memiliki profil
generasi yang terburuk. Dalam satu hadits, Rasulullah Saw menyebutkan tentang ciri-ciri
generasi terburuk yang harus kita jauhi, hadits tersebut berbunyi:
Akan datang suatu masa atas manusia: cita-cita mereka hanya untuk kepentingan perut,
kemuliaan mereka dilihat dari perhiasan mereka, kiblat mereka adalah wanita-wanita mereka
dan agama mereka adalah uang dan harta benda. Mereka itulah sejahat-jahat makhluk dan
tidak ada bagian untuk mereka di sisi Allah (HR. Dailami).
Dari hadits di atas, terdapat empat ciri dari generasi terburuk. Karena harus kita jauhi, maka
memahami maksud hadits tersebut menjadi sesuatu yang amat penting.
Mementingkan Perut.
Salah satu keinginan manusia dalam hidupnya adalah memiliki perut yang
kenyang dengan berbagai jenis makanan, kenyang pada dasarnya bukanlah
sesuatu yang dilarang, tapi kalau segala sesuatu dilakukan untuk kepentingan
perut merupakan sesuatu yang sangat berbahaya, itulah yang kini banyak terjadi
pada masyarakat kita. Mementingkan perut berarti seseorang ingin mendapatkan
dan memiliki kekayaan meskipun dengan menghalalkan segala cara, bahkan
meskipun seseorang sudah mendapatkan rizki secara halal, hal itu akan
dimanfaatkan untuk kepentingan diri dan keluarganya saja sehingga tidak peduli
dengan kekurangan yang dialami oleh orang lain.
Akibat lain yang sangat berbahaya dari mementingkan perut adalah seseorang
menjadi takut lapar, takut tidak mendapatkan rizki yang membuatnya takut
menanggung resiko dalam menjalani kehidupan secara benar. Karena itu, orang
yang mementingkan perut menjadi manusia yang mau melakukan sesuatu bila
menguntungkan secara materi sehingga motivasi dari apa yang dilakukannya
adalah hal-hal yang dapat menyenangkan kehidupan duniawinya dan tidak mau
melakukan sesuatu yang baik sekalipun, manakala hal itu mengakibatkan
kesulitan dalam hidupnya, apalagi kalau sampai mengakibatkan perutnya menjadi
lapar.
Oleh karena itu, ibadah Ramadhan mendidik kita menjadi manusia yang mampu
menghadapi kehidupan lapar atau sulit meskipun sebenarnya pendidikan ini
hanya berlangsung hanya dalam beberapa jam saja dalam satu hari. Itu
sebabnya, kesabaran merupakan faktor penting dalam menghadapi cobaan lapar,
Allah berfirman yang artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada
kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS
2:155).
Memuliakan Perhiasan.
Dalam hidup ini, manusia menghiasi dirinya dengan berbagai perhiasan hidup
seperti rumah yang besar dan bagus, kendaraan yang mewah, pakaian yang
mahal, perhiasan emas yang berat dan seterusnya. Semua itu dijadikan sebagai

ukuran bagi kemuliaan seseorang, padahal kita tahu bahwa hal-hal itu hanya
aksesoris dalam kehidupan manusia, karena itu sangat naif bila semua itu
dijadikan sebagai sombol kemuliaan, karenanya generasi terburuk menjadikan
perhiasan hidup sebagai ukuran kemuliaan seseorang, sementara generasi yang
mulia menjadikan ketaqwaan yang mantap sebagai tolok ukur kemuliaan
seseorang, karena Allah Swt akan memuliakan seseorang berdasarkan
ketaqwaannya, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara
kamu (QS 49:13).
Manakala kemuliaan seseorang diukur berdasarkan perhiasan yang
digunakannya, itu menunjukkan bahwa kita adalah hamba-hamba harta dan
perhiasan yang sangat tercela, Rasulullah Saw bersabda:
Binasalah hamba dinar, binasalah hamba dirham, binasalah hamba
sutra/perhiasan (HR. Bukhari).
Mengagungkan Wanita.
Salah satu dari ciri generasi terburuk adalah mengagungkan wanita. Yang
dimaksud dengan mengagungkan wanita adalah menuruti syahwat atau nafsu
seksualnya terhadap wanita yang tidak halal baginya atau memenuhi ajakan
wanita untuk melakukan perzinahan, ini merupakan sesuatu yang sangat hina,
karenanya harus dijauhi, Allah berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk (QS 17:32).
Karena itu, apabila seorang muslim mampu menolak ajakan wanita untuk berzina
dengan perasaan takut kepada Allah, maka dia termasuk orang yang akan
mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlingungan
kecuali hanya dari Allah Swt, hal ini disabdakan oleh Rasulullah Saw:
Tujuh golongan orang yang akan dinaungi oleh Allah yang pada hari itu tidak ada
naungan selain naungan-Nya: ... seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh
seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata:
Sesungguhnya aku takut kepada Allah (HR. Bukhari dan Muslim).
Disamping itu, mengagungkan wanita juga bisa kita pahami sebagai memenuhi
keinginan-keinginan yang tidak baik dari wanita, termasuk seorang suami yang
takut kepada isterinya sehingga harus memenuhi keinginan isterinya yang tidak
benar sehingga ketakutan kepada isteri membuat suami tidak berani meluruskan
atau memperbaiki kesalahan isterinya, padahal isteri merupakan tanggung jawab
suami untuk diselamatkan dari api neraka, Allah berfirman yang artinya: Hai
orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu (QS 66:6).
Gila Harta
Dalam Islam, uang dan harta merupakan sesuatu yang boleh dicari dan dimiliki,
namun semua itu harus dalam kendali bukan malah manusia dikendalikan oleh
harta, bila itu yang terjadi, maka harta telah dijadikan sebagai agama sehingga
tujuan hidupnya adalah memperbanyak harta, termasuk dengan menghalalkan
segala cara untuk mendapatkannya sehingga dengan demikian manusia
dilalaikan oleh hartanya, ini merupakan sesuatu yang amat buruk, Allah Swt
sendiri telah mengingatkan soal itu di dalam firman-Nya: Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu,
kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu) itu (QS 102:1-4).

Oleh karena itu, Allah Swt berfirman untuk mengingatkan orang-orang yang beriman
agar tidak lupa kepada Allah hanya karena persoalan harta, Allah berfirman yang
artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anakanakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat
demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi (QS 63:9).
Dari gambaran di atas, amat terasa bahwa ciri-ciri generasi yang terburuk sebagaimana
yang disebutkan oleh Rasulullah Saw ternyata dimiliki oleh generasi kita pada masa
sekarang, itu sebabnya, diantara generasi kita yang hidup pada masa sekarang termasuk ke
dalam kelompok generasi yang terburuk. Karena itu, menjadi kewajiban kita bersama untuk
memperbaiki generasi kita agar kehidupan masa depan dapat kita songsong dengan
keyakinan dan optimisme sebagaimana mestinya.

Drs. H. Ahmad Yani


ayani@indosat.net.

Anda mungkin juga menyukai