1. Aqidah secara harfiah yaitu ikatan. Ini berarti, orang yang beraqidah itu adalah orang
yang terikat kepada nilai-nilai yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, sedangkan
ucapan dua kalimat syahadat merupakan pengikatnya.Syari’ah berasal dari kata
syaari’ yang artinya jalan. Hidup ini sering kali disebut dengan perjalanan, dan dalam
perjalanan tentu saja banyak peraturan yang harus kita taati. Ini berarti dalam
perjalanan hidup, manusia harus menempuhnya dengan sejumlah peraturan.Oleh
karena itu, Allah SWT mengatur seuruh aspek kehidupan, dan seorang muslim harus
memilihnya dengan hati yang senang agar ia betul-betul pantas sebagai orang yang
beriman. Akhlak merupakan jamak dari kata khuluq yang artinya perbuatan, tingkah
laku atau budi pekerti. Maka, akhlak merupakan penilaian Allah dan Rasul-Nya
terhadap perbuatan manusia yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadits. Idealnya,
setiap muslim memiliki akhlak yang mulia.
2. Salah satu langkah yang diambil pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi
pada masa demokrasi terpimpin adalah Deklarasi Ekonomi. Dalam perkembangannya,
langkah tersebut mengalami kegagalan karena pemerintah gagal memperoleh
pinjaman dana dari International Monetary Fund (IMF) sebesar 400 juta dollar AS.
Selain itu, penyebab kegagalan Dekon lainnya adalah: Perekonomian terganggu
karena pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia Konfrontasi dengan
Malaysia dan negara-negara Barat memperburuk kemerosotan ekonomi Ada masalah
ekonomi yang muncul karena pemutusan hubungan dengan Singapura dan Malaysia
dalam rangka kasi Dwikora.
3. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan hidup. Kebutuhan ini semakin
lama akan semakin meningkat karena tingkat keinginan dan kepuasan manusia yang
tidak terbatas. hal ini juga dilihat dari sisi perekonomian seseorang. Semakin baik
tingkat perekonomiannya maka akan meningkat juga kebutuhan individu tersebut.
Karena pada hakikatnya manusia tidak ada yang menginginkan hidup yang tidak
sejahtera, jadi manusia berupaya sedemikaian rupa untuk mendapatkan kehidupan
yang sejahtera. Pertama, kebutuhan primer. Kebutuhan primer itu terdiri dari sandang,
pangan dan papan. Pemenuhan terhadap kebutuhan primer ini menjadi bagai yang
paling utama dalam kehidupan karena ia merupakan kebutuhan yang bersifat daruriat
atau kebutuhan dasar. Kedua, kebutuhan sekunder.Kebutuhan sekunder ini terdiri dari
semua kegiatan yang tidak vital atau tidak seperti kebutuhan primer yang menjadi
kebutuhan dasar tetapi tetap dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan
kesukaran. Contohnya disini adalah telivisi, meja, kursi, handphone, dan lain
sebagainya.
Ketiga, kebutuhan tersier.Kebutuhan tersier mencakup pada kegiatan yang lebih jauh
dari hanya kenyamanan saja, kebutuhan tersier ini lebih mengarah kepada
kemewahan atau kebutuhan yang dapat melengkapi hidup dan menghiasi hidup.
Perbedaan yang paling mendasar antara kebutuhan dan keinginan adalah kebutuhan
merupakan sesuatu yang berdaya beli dan berdaya guna serta dimanfaatkan sesuai
dengan yang dibutuhkan saja. Sedangkan keinginan adalah sesuatu yang berdaya beli
namun fungsi daya guna belum tentu ada dan lebih cenderung kepada gaya hidup atau
selera. Kebutuhan dan keinginan menjadi hal yang sangat diperhatikan, ada beberapa
alasan yang dapat menjadikan kebutuhan yang pada hakikatnya sekunder atau tersier
tetapi dalam pemakaiannya barang tersebut seperti masuk pada kategori kebutuhan
primer. Keadaan seperti ini yang terkadang dapat menjadi sebuah dilema
dimasyarakat, padalah alasan penggunannya dalam rangka menuju hidup yang lebih
baik. Maksudnya disini adalah barang yang digunakan untuk dapat mencaai
kesejahteraan hidup. Contohnya adalah motor. Bagi kalangan menengah ke bawah
motor merupakan barang utama yang harus dimiliki karena motor berfungsi sebagai
alat bantu untuk memudahkannya dalam bekerja seperti yang sedang berkembang di
Indonesia Ojek Online.
4. Adapun larangan riba di dalam Al-Qur’an tidak turun sekaligus melainkan terdiri dari
empat tahap, yakni:
Tahap pertama: Allah SWT ingin menunjukkan bahwa pemikiran manusia yang
beranggapan bahwa mereka tengah menolong sesama tapi dibelakangnya ingin
mendapatkan keuntungan adalah salah. Cara itu dulunya dipakai oleh manusia untuk
menambah harta mereka dan memperkaya diri. Allah SWT berfirman yang artinya;
Dan, sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia menambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan, apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridoan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”(Q. S. Ar-Ruum : 39).
Bahaya dan Dampak daripada Perbuatan Riba bagi Individu dan Masyarakat
1. sBersifat tamak
Riba memberikan serta menunjukkan bahwa pelaku (terutama) serta semua yang
terlibat dalam perbuatan tersebut adalah orang-orang yang memiliki sifat tamak,
keras hati, sangat terobsesi dengan harta kekayaan, dan hina.
Dalam sebuah, Rasullullah SAW bersabda yang artinya; “Satu dirham yang dimakan oleh
seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada
melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (H. R. Ahmad dan Al-Baihaqi.) 3. Pelaku
riba adalah orang yang memiliki hati dan jiwa yang kotor
Mereka tidak segan menindas orang yang tidak mampu demi memenuhi
keserakahan mereka. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW
bersabda; “Tidaklah sifat kasih sayang itu diangkat kecuali dari seorang
yang celaka.” (H. R. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Bahkan pertolongan yang mereka berikan hanya kedok daripada
pemerasan yang sebenarnya menjadi tujuan utama mereka. Padahlal,
Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
Harta riba tiada ada yang bermanfaat, justru Allah SWT akan
menghancurkannya baik secara konkret (uang atau benda nyata), maupun
yang sifatnya abstrak (berkah daripada harta tersebut). Firman Allah SWT
yang artinya;
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.” (Q. S. Al Baqarah : 276).
7. Menyebabkan krisis ekonomi
Menurut pada ahli ekonomi, riba adalah penyebab utama terjadinya krisis
ekonomi. Riba pula yang mengarahkan perekonomian kepada hal yang
menyebabkan pemborosan dan menimbulkan over production.
8. Akhlak orang yahudi
Riba merupakan akhlak yang dimiliki oleh musuh Allah yakni orang-
orang jahiliyah dan Yahudi. Firman Allah SWT yang artinya;
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka
telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda
orang dengan jalan yang batil, Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (Q. S. An-
Nisaa’: 161).
9. Menghilangkan ketaqwaan
Semua yang terlibat dalam tindakan riba akan mendapat laknat Allah
SWT. Nabi Muhammad SAW pun melaknat orang yang memakan harta
riba, yang memberi riba, juru tulisnya dan kedua saksinya, Rasulullah
berkata, “Mereka semua sama saja.” (H. R. Muslim).
11. Harta riba mengantarkan kepada kebinasaan dan murka Allah
SWT
Tidak ada bedanya dengan perbuatan maksiat lainnya yaitu ghibah, riba
juga menjadi salah satu perbuatan maksiat yang Allah laknat. Allah SWT
berfirman yang artinya;
Amal ibadah yang menggunakan harta atau apapun yang berunsur riba
tidak akan diterima Allah SWT. Rasulullah SAW
bersabda; “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak akan menerima sesuatu
kecuali yang baik.” (H. R. Muslim).
Yang dapat menolak segala amal ibadah juga: riya’, syirik, dan sifat
sombong.
Hal ini disebabkan karena tempat utama atau bank-bank yang banyak
menerapkan sistem riba ini berada dipihak orang-orang non muslim yang
kegiatan riba sudah menjadi kebiasaan dalam lingkungan mereka. Mereka
memiliki dana yang banyak, sehingga muslim yang terjebak kemudian
meminjam kepada mereka sehingga harta kita ada digenggaman orang
kafir. Dapat dikatakan bahwa riba adalah jembatan yang sangat mulus bagi
para kafir untuk menyerang dan menjajah Islam.
Suatu kaum atau masyarakat yang memakan riba, akan terhalangi pada
mereka untuk mendapat kebaikan.