Anda di halaman 1dari 4

Penjelasan Al-Quran tentang Riba yang Harus Dijauhi serta Cara Mendakwahkannya

Ahmad Berhimin, SE., ME

Riba dalam Al-Quran dijelaskan sebagai suatu praktik yang dilarang dan harus dijauhi oleh umat

Islam. Riba dijelaskan sebagai suatu praktik yang merugikan dan merusak tatanan keadilan

dalam masyarakat. Beberapa ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang larangan riba

antara lain:

1. Surat Al-Baqarah ayat 275:

"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang

kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa

yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka,

mereka kekal di dalamnya."

Ayat ini menjelaskan bahwa riba merupakan suatu tindakan yang sama dengan tindakan setan

dan penyakit gila. Riba juga dilarang oleh Allah, sementara jual beli adalah suatu praktik yang

diperbolehkan oleh Allah. Orang yang telah mengetahui larangan Allah tentang riba dan berhenti

mengambil riba akan mendapat pengampunan, sedangkan orang yang terus mengambil riba akan

menjadi penghuni neraka.

2. Surat Ali Imran ayat 130:


"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan

bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."

Ayat ini mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak memakan riba dengan berlipat ganda dan

untuk takut kepada Allah agar dapat memperoleh keberuntungan.

3. Surat An-Nisa ayat 161:

"Dan disebabkan mereka mengambil riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang dari

yang demikian itu, dan mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah

menyediakan bagi orang-orang di antara mereka yang kafir itu siksa yang pedih."

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang mengambil riba telah melakukan tindakan yang dilarang

oleh Allah dan mengambil harta orang dengan cara yang tidak benar. Mereka akan mendapat

siksa yang pedih karena tindakan mereka.

Berdasarkan penjelasan ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa riba adalah suatu tindakan

yang dilarang oleh Allah dan harus dijauhi oleh umat Islam. Riba dianggap merusak tatanan

keadilan dalam masyarakat dan merupakan suatu tindakan yang sama dengan tindakan setan.

Oleh karena itu, umat Islam diharapkan untuk menghindari riba dan memperoleh keberkahan

dari Allah.

Bagaimana Berdakwah tentang Bahaya Riba kepada Sahabat Kita agar Tidak Marah atau

Tersinggung?

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu kita memberitahukan bahaya riba kepada

teman atau sahabat kita tanpa menimbulkan marah atau emosi:

1. Sampaikan dengan santai dan tegas


Ketika memberitahu tentang bahaya riba, sampaikan dengan santai namun tetap tegas dan jelas.

Jangan terlalu emosional atau terkesan menggurui. Bicaralah dengan sopan dan penuh rasa

hormat, dan jangan menunjukkan sikap superioritas.

2. Gunakan contoh kasus nyata

Memberikan contoh kasus nyata tentang orang-orang yang telah terjerumus dalam masalah

hutang riba dan mengalami dampak negatif yang besar dapat membantu sahabat atau teman kita

memahami bahaya riba secara lebih jelas. Dengan melihat dampak yang nyata dan nyata dari

hutang riba, mereka mungkin lebih mampu memahami pentingnya menghindari riba.

3. Berikan alternatif yang baik

Setelah menjelaskan bahaya riba, berikan alternatif yang baik dalam mengelola keuangan

mereka. Berikan penjelasan tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam dan bagaimana mereka dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikan saran tentang cara mengelola keuangan mereka

dengan cara yang lebih bijak dan berkelanjutan.

4. Berikan dukungan dan bantuan

Jika mereka memiliki hutang riba atau kesulitan dalam mengelola keuangan mereka, berikan

dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan masalah mereka. Ajak mereka untuk

mempertimbangkan alternatif yang lebih baik, seperti pinjaman tanpa bunga atau bantuan

keuangan dari keluarga atau teman dekat.

5. Jangan memaksakan

Terakhir, jangan memaksakan pendapat atau saran kepada mereka. Biarkan mereka

mempertimbangkan sendiri dan membuat keputusan mereka sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang

memiliki cara pandang dan pengalaman yang berbeda dalam mengelola keuangan mereka,
sehingga tetaplah bersikap sopan dan hormat dalam memberikan saran dan dukungan.

berhiminahmad11@gmail.com @ Putra lintang 15032023

Anda mungkin juga menyukai