Anda di halaman 1dari 17

RADIOAKTIVITAS

A. Pengertian Radioaktiitas

Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi
dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang
takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau
berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain. Radioaktivitas ditemukan oleh H.
Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan uranium. Dua tahun
setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh
Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk
pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa kekuatan
radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang dikandung dalam campuran
senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan
tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara
spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran
senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi
yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi
nama radioaktivitas. Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan
bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie, yaitu
Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan penelitiannya dengan
menganalisis pitch blend (bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend
terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun
yang sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan
barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan
radiasi. Detail dari penemuan ini dapat dilihat pada pokok bahasan tentang Penemuan
Radioaktivitas Alam.

1. Waktu Paro
Waktu paro (t½) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu radionuklida untuk meluruh
sehingga jumlahnya tinggal setengahnya. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang
khas(unik) untuk masing-masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida sulit
untuk ditentukan, tetapi untuk sekumpulan inti yang sama, kebolehjadian peluruhannya dapat
diperkirakan. Waktu paro bersifat khas terhadap setiap jenis inti. Laju pancaran radiasi dalam
satuan waktu disebut konstanta peluruhan (l) dan secara matematik hubungan antara l dan t½
dinyatakan dengan l = 0,693/ t½.

2. Radioaktivitas alam dan buatan


Berdasarkan asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam, dan
radioaktivitas buatan, yaitu hasil kegiatan yang dilakukan manusia. Dalam radioaktivitas
alam, ada yang berasal dari alam dan dari radiasi kosmik. Radioaktivitas buatan dipancarkan
oleh radioisotop yang sengaja dibuat manusia, dan berbagai jenis radionuklida dibuat sesuai
dengan penggunaannya.

3. Radioaktivitas alam
1. Radioaktivitas primordial

Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan
terjadinya bumi, yang tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam.
Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam
lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.
Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia. Terutama
radioisotop yang terkandung dalam kalium alam. Uraian lengkap mengenai
radioaktivitas alam dijelaskan pada pokok bahasan “inti radioaktif alam (08-01-01-
02)”.

2. Radioaktivitas yang berasal da ri radiasi kosmik

Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan
inti atom yang ada di udara menghasilkan berbagai macam radionuklida. Yang
paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan
pembentukan radionuklida seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam
adalah tetap. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan
C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan
metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).

4. Radioaktivitas Buatan
1. Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Energi
yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan
radiasi menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya teknologi
pembangkit listrik tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin
tinggi.
2. Radioaktivitas akibat percobaan senjata nuklir Radioaktivitas yang berasal dari
jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall out. Tingkat
radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu
jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia
mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara.
3. Radioaktivitas dalam kedokteran Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam
bidang kedokteran digunakan misalnya untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat
kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan radioaktivitas di bidang kedokteran
dapat dibaca pada pokok bahasan penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran.
4. Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi Penggunaan radiasi dalam bidang
pengukuran (gauging), analisis struktur materi, pengembangan bahan-bahan baru, dan
sebagai sumber energi dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam
rekayasa teknologi.
5. Radioaktivitas dalam bidang pertanian Penggunaannya dalam bioteknologi,
pembasmian serangga atau penyimpanan bahan pangan, dan teknologi pelestarian
lingkungan dibahas dalam pokok bahasan penggunaan radiasi dalam produksi
pertanian, kehutanan dan laut.

B. Gaya Atom
Di atas telah dibahas bahwa inti atom terdiri atas proton dan netron. Secara
elektrostatis proton-ptoton dalam inti atom akan saling tolak dengan gaya tolak menolak
Coulomb (gaya elektrostatis) yang akan makin besar jika jarak dua buah proton makin dekat.
Fakta menunjukkan bahwa proton-proton bersatu di dalam inti atom pada jarak yang sangat
dekat ( sekitar 2x 10-15 m di mana secara elektrostatis proton-proton tidak mungkin bersatu.
Hal ini menimbulkan dua pertanyaan penting yaitu:

Bagaimana proton-proton dapat saling berikatan di dalam inti atom? Bagaimana pula
netron terikat dalam kumpulan tersebut? Berapakah besarnya energi yang mengikat partikel-
partikel tersebut?

Selain gaya elektrostatis antara partikel penyusun inti bekerja pula gaya Gravitasi, namun
besarnya sangat kecil karena massa partikelnya juga sangat kecil. Sehingga dapat dipastikan
bahwa gaya Gravitasi bukan faktor dominan dalam mengikat partikel-partikel inti. Untuk itu
para ahli Fisika mengusulkan teori tentang Gaya Inti yaitu gaya tarik menarik antara partikel
penyusun inti dengan sifat-sifat:
 Gaya inti tidak disebabkan oleh muatan partikel atau bukan merupakan gaya listrik.
 Gaya harus sangat kuat atau harus jauh lebih besar daripada gaya elektrostatis
 Gaya inti merupakan gaya dekat artinya gaya ini hanya bekerja jika kedua partikel
dalam inti cukup dekat (berada pada jarak tertentu sekitar 10-15 m). Jika gaya inti
bekerja juga sampai jarak yang jauh, maka seluruh partikel di jagad raya akan
berkumpul menjadi satu, sesuatu yang belum pernah terjadi.
 Gaya inti tidak bekerja pada jarak yang sangat dekat sekali, karena pada keadaan ini
akan berubah menjadi gaya tolak. Jika gaya inti bekerja juga pada jarak yang sangat
dekat, maka semua netron akan menjadi satu.
 Gaya inti antara dua partikel tidak tergantung pada jenis partikelnya. Artinya gaya inti
terjadi pada proton-proton, proton-netron, dan netron-netron.
Ilustrasi yang paling mendekati untuk menggambarkan gaya inti adalah menggunakan
dua buah bola yang dihubungkan permanen sebuah pegas, seambar 3. Berdasarkan
pemikiran jangkauan gaya inti sekitar 10-15 m maka dapat diperkirakan energi diam
partikel yang dipertukarkan adalah . Energi inilah yang dinamakan Energi ikat inti.

Bagaimana zat radioktif terjadi?

Di atas telah dijelaskan tentang gaya inti yang terjadi pada inti atom. Dengan demikian
di dalam inti atom sekurang-kurangnya terdapat tiga gaya yang penting yaitu Gaya
elektroststis, Gaya Gravitasi dan Gaya Inti. Karena nilai gaya gravitasi sangat kecil maka
pengaruhnya relatif kecil sehingga dapat dikesampingkan.
Secara garis besar inti atom akan berada dalam dua keadaa dasar yaitu Keadaan Stabil
dan Keadaan Tidak Stabil yang ditentukan oleh komposisi partikel penyusun inti. Keadaan
stabil di capai apabila jumlah proton (Z) lebih sedikit atau sama banyak dengan jkumlah
netron. Keadaan ini memungkinkan gaya inti lebih besar dibandingkan dengan gaya
elektrostatis. Keadaan tidak stabil dicapai apabila jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah
netron (N). Hal ini akan menyebabkan gaya elektrostatis jauh lebih besar di bandingkan
dengan gaya inti. Mengapa gaya elektrostatis pada keadaan Z > N lebih besar? Karena gaya
elektrostatis memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan gaya inti, sehingga
dapat pada partikel proton yang berdekatan dan berseberangan sekalipun. Inti atom seperti
inilah yang akan melakukan aktivitas radiasi secara spontan sampai tercapai keadaan stabil.
Keadaan inti dengan jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N) akan menghasilkan
zat radioaktif. Gambar 4 berikut menunjukkan karakteristik gaya inti dan gaya elektroststis di
dalam inti atom.

Garis Kestabilan Inti Atom

Hingga saat ini telah diketahui 1500 inti atom (nuklida), 1100 nuklida diantaranya
merupakan inti tidak stabil. Grafik berikut ini menunjukkan distribusi kestabilan inti atom
berdasarkan jumlah neutron dan protonnya. Grafik kestabilan inti memetakan jumlah netron
dan proton dari inti atom. Inti stabil terletak pada garis N = Z atau N/Z = 1. Atom-atom yang
terletak pada garis ini memiliki jumlah proton = jumlah netron. Atom-atom yang berada pada
garis ini merupakan inti stabil. Namun demikian kebanyakan inti atom tidak memiliki jumlah
netron (N) = jumlah proton (Z) tetapi tetap dalam keadaan stabil sehingga titik-titik yang
menunjukkan inti stabil terlihat berada di atas garis kestabilan.

Grafik kestabilan inti menunjukkan


bahwa jumlah netron menjadi lebih
besar dari jumlah proton begitu nomor
atom Z meningkat.

Bila jumlah proton dalam sebuah inti terus meningkat, maka pada suatu titik
keseimbangan gaya elektrostatis dan gaya inti tidak dapat dipertahankan lagi sekalipun
jumlah netron terus meningkat. Inti stabil dengan jumlah proton paling banyak adalah (Z =
83, dan N = 126). Semua inti atom dengan Z > 83 akan akan berada dalam keadaan tidak
stabil atau akan bersifat radioaktif.

C. Sumber Radiasi

Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber
radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang
sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai tujuan.

Sumber Radiasi Alam

Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut juga sebagai radiasi latar
belakang. Radiasi ini setiap harinya memajan manusia dan merupakan radiasi terbesar yang
diterima oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang
tidak menerima radiasi berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang
yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu :

1. Sumber radiasi kosmis


Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antar bintang
dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi tinggi dan
berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti
Carbon -14, Helium-3, Natrium -22, dan Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi
radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini
bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila
posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang juga tergantung
pada letak geografisnya.
2. Sumber radiasi terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi.
Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial yang ada sejak
terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama adalah deret
Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari Uranium-238, Plumbum-206, deret
Actinium (U-235, Pb-207) dan deret Thorium (Th-232, Pb-208).

Radiasi teresterial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (R-222) dan
Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas sehingga bisa menyebar kemana-
mana. Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi teresterial ini berbeda-beda dari
satu tempat ke tempat lain bergantung pada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi.
Beberapa tempat di bumi yang memiliki tingkat radiasi diatas rata-rata misalnya Pocos de
Caldas dan Guarapari di Brazil, Kerala dan Tamil Nadu di India, dan Ramsar di Iran.

3. Sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh sendiri


Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan bisa juga masuk
ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal
ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon, selain itu masih ada
sumber lain seperti Pb-210, Po-210, yang banyak berasal dari ikan dan kerang-
kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.

Sumber Radiasi Buatan

Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20, dengan ditemuk-annya
sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber radiasi buatan baik
yang berupa zat radioaktif dan sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan akselerator).

Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang
tidak radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai reaksi fisi di dalam reactor atom.
Radionuklida buatan ini bisa memancarkan radiasi alpha, beta, gamma dan neutron.

Sumber pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat sinar-X dan
akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat adanya arus listrik pada
filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di dalam tabung hampa. Sinar-X akan
terbentuk ketika berkas elektron ditumbukan pada bahan target.

Radioaktifitas yang Direkomendasikan

Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy Agency, zat radioaktif adalah


setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktifitas jenis lebih besar dari 70 kilo
Becquerel per kilogram atau 2 nanocurie per gram. Angka 70 kBq/kg atau 2 nCi/g tersebut
merupakan patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umumnya. Jadi
untuk radioaktif dengan aktifitas lebih kecil dapat dianggap sebagai radiasi latar belakang.

Besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi tidak boleh melebihi 50
milisievert per tahun, sedangkan besarnya dosis radiasi yang diterima oleh masyarakat pada
umumnya tidak boleh lebih dari 5 milisievert per tahun.
Di Koran-koran dan televisi, kita sering melihat artikel-artikel atau tayangan yang
berkaitan dengan nuklir, apakah itu mengenai rencana pembangunan PLTN di Muria atau
mengenai kebocoran air radioaktif dari PLTN Jepang setelah diguncang gempa. Sering
diberitakan pula mengenai kecelakaan reaktor Chernobyl di Uni Sovyet yang menyebabkan
kerusakan lingkungan, dan menyebabkan penyebaran zat radioaktif kemana mana. Juga
bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Apabila kita mendengar kata radiasi nuklir atau unsur-
unsur radioaktif pada tayangan tersebut, yang terbayang dalam benak kita adalah ledakan
bom atom, orang yang terkena kanker dan bayangan-bayangan mengerikan lainnya. Padahal,
kalau kita membaca buku fisika atau kimia mengenai radiasi nuklir dan partikel radioaktif
(radionuklida), kita akan tahu bahwa sebenarnya yang kita makan, kita hirup dan kita serap
sehari-hari juga mengandung hal-hal itu. Jadi radiasi nuklir atau partikel radioaktif bukanlah
semata-mata sesuatu yang terpendam di bumi dan diambil orang untuk membuat bom atom
atau untuk mencemari lingkungan dengan air radioaktif, seperti yang banyak
dipropagandakan.

Gejala keradioaktifan (radioaktifitas) pertama kali ditemukan secara tidak sengaja


oleh Henry Becquerel pada suatu garam uranium. Selanjutnya Pierre & Marry currie
menemukan zat-zat radioaktif lainnya yaitu polonium dan radium. Zat-zat radioaktif adalah
suatu zat yang aktif memancarkan radiasi baik berupa partikel maupun berupa gekombang
elektromagnetik.

Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :
tindakan kedokteran nuklir, radio-im unoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair
atau gas. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan
sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa
berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah
dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa
makanan/bahanmakanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit
mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa
mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik
dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah
rumah sakit seperti halnya limbah lain akanmengandung bahan-bahan organik dan anorganik,
yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti
BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.

PENGGUNAAN RADIOISOTOP

Radioisotop digunakan sebagai perunut dan sumber radiasi

Dewasa ini, penggunaan radioisotop untuk maksud-maksud damai (untuk


kesejahteraan umat manusia) berkembang dengan pesat. Pusat listrik tenaga nuklir (PLTN)
adalah salah satu contoh yang sangat populer. PLTN ini memanfaatkan efek panas yang
dihasilkan reaksi inti suatu radioisotop , misalnya U-235. Selain untuk PLTN, radioisotop
juga telah digunakan dalam berbagai bidang misalnya industri, teknik, pertanian, kedokteran,
ilmu pengetahuan, hidrologi, dan lain-lain.

Pada bab ini kita akan membahas dua penggunaan radioistop, yaitu sebagai perunut
(tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada ikataan
bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kirnia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu
isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan
penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi
yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk. Radiasi dapat
digunakan untuk memberi efek fisis: efek kimia, maupun efek biologi. Oleh karena itu,
sebelum membahas pengunaan radioisotop kita akan mengupas terlebih dahulu tentang
satuan radiasi dan pengaruh radiasi terhadap materi dan mahluk hidup.

Satuan Radiasi

Berbagai satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi


bergantung pada jenis yang diukur.

1. Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)


Curie dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan
yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu. Dalam sistem satuan SI,
keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu disintegrasi per sekon.
1Bq = 1 dps
dps = disintegrasi per sekon
Satuan lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara
dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps.
1Ci = 3,7.1010 dps = 3,7.1010 Bq
2. Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni
jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari 11
radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray (Gy).
Satu Gray adalah absorbsi 1 joule per kilogram materi.
1 Gy = 1 J/kg
Satu rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.
1 Rd = 10-3 J/g
Hubungan grey dengan fad
1 Gy = 100 rd
3. Rem
Daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi juga
pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar
beta dengan dosis dan intensitas yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah
memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah singkatan dari
radiation equiwlen for man).

a. Pengaruh Radiasi pada Materi

Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui. Dampak yang
ditimbulkan radiasi dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan ikatan kimia. Ionisasi:
dalam hal ini partikel radiasi menabrak elektron orbital dari atom atau molekul zat yang
dilalui sehinga terbentuk ion positip dan elektron terion.

Eksitasi: dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan elektron terlepas dari atom atau
molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Pemutusan Ikatan
Kimia: radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif rnempunyai energi yang dapat mernutuskan
ikatan-ikatan kimia.
b. Pengaruh Radiasi pada mahluk hidup

Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi
dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat
mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang
reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom.
Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat
mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.

Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan.
Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang
sama diterima pada waktu yang lebih lama.

Secara alami kita mendapat radiasi dari lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis atau
radiasi dari radioakif alam. Disamping itu, dari berbagai kegiatan seperti diagnosa atau terapi
dengan sinar X atau radioisotop. Orang yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat
radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman.

c. Radioaktif Sebagai Perunut.

Sebagai perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari


sistem itu, baik sistern fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop
mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan
untuk menandai suatu senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau.

1) Bidang kedokteran

Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa)
berbagai jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131),
natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam
pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti
jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat
pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk
mendeteksi kerusakan jantung

1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh
karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati
dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke
dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah
ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb.

Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata,
tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang,
radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis
yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.

2) Bidang lndustri

Untuk mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama mesin bekerja digunakan
suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain dari mesin
ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.

3) Bidang Hidrologi.
 Mempelajari kecepatan aliran sungai.
 Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.

4) Bidang Biologis
 Mempelajari kesetimbangan dinamis.
 Mempelajari reaksi pengesteran.
 Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

d. Radioisotop sebagai sumber radiasi.


1. Bidang Kedokteran
a. Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat
digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu:
 Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
 Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
 Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar
bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu
disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
b. Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor
ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor
dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker
tersebut.
2. Bidang pertanian.
1) Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium
dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu
diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di
daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama
setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan
menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi
populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis
yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis
rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan
ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan
lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu.
Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi.

D. Aturan Peluruhan

Sebagai contoh inti induk uranium ( mengalami peluruhan berantai hingga mencapai inti
stabil . Selisih nomor massa inti induk A = 238 dan nomor massa inti stabil A’ = 206 adalah
32, dan selisih nomor atomnya 10. Ini menunjukkan pola radiasi sinar radioaktif yang
dihasilkan adalah 4n + 2, dengan adalah bilangan bulat. Dengan demikian akan diperoleh
empat deret peluruhan yang paling mungkin mengikuti aturan 4n, 4n+1, 4n+2, 4n+3. Dari
Pola radiasi ini diketahui 4 buah deret radioaktif yang terkenal, yaitu

Adanya deret radioaktif di alam memungkinkan lingkungan hidup kita secara konstan
dilengkapi unsur-unsur radioaktif yang seharusnya sudah musnah, seperti yang memiliki
waktu paruh 1600 tahun. Jika dibandinghkan dengan umur bumi 5,0 x 109 tahun seharusnya
sudah musnah. Tetapi karena adanya deret Uranium dengan waktu paruh 4,47 x 109 tahun
yang hampir sama dengan umur bumi, dalam beberapa langkah peluruhan menghasilkan
unsur maka sampai saat ini masih ditemui di alam.

Fenomena Sinar Radioaktif Dalam Medan Magnit

Unsur radiaoaktif alam dan buatan menunjukkan aktivitas radiasi yang sama yaitu
radiasi sinar-α, sinar-ß, dan sinar-γ. Inti induk setelah melakukan satu kali pancaran akan
menghasilkan inti anak. Prin sip radiasinya mengikuti hukum kekekalan nomor massa. Sifat
alamiah sinar radioaktif dipelajari dengan menggunakan medan magnit. Ketika sinar
radiaoaktif dilewatkan dalam medan magnit diperoleh fenomena-fenomena berikut:

 Saat medan magnit nol (B = 0 T) tidak terjadi perubahan apapun pada sinar-sinar yang
dipancarkan.
 Saat diberikan medan magnit lemah, sejumlah berkas sinar dalam jumlah sedikit
dibelokkan ke arah kutub selatan magnit, dan sebagian besar bergerak lurus.
 Saat diberikan medan magnit yang cukup kuat, berkas sinar dalam jumlah yang cukup
besar dibelokkan cukup kuat ke arah kutub selatan, sejumlah berkas sinar dibelokkan ke
arah kutub utara, dan sebagian lagi diteruskan
 Saat diberikan medan magnit kuat, berkas sinar dalam jumlah yang cukup besar
dibelokkan dengan kuat ke arah kutub selatan (S), sejumlah berkas lainnya dibelokkan ke
arah kutub utara (U), dan beberapa berkas diteruskan.

Karakteristik Sinar Radioaktif

 Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama
dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel
terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan
kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya
tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya
dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat
dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika
bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media
yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron
dan berubah menjadi atom helium .
 Sinar beta ( ß )
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas
elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-l e dan bermassa 1/836
sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan
dengan notasi . Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar
dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat
menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
 Sinar gamma (γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi . Sinar gamma mempunyai daya
tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang
memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik

Karakteristik Sinar – Sinar Radioaktif


Sinar-sinar radioaktif memiliki karakteristik yang unik dan berbeda satu sama lainnya,
walaupun berasal dari sumber yang sama. Tabel berikut merupakan kumpulan
karakteristik sinar-sinar radioaktif yang dikumpulkan dari pembahasan sebelumnya.

Daya Tembus dan Daya Ionisasi

Salah satu sifat menguntungkan dari sinar radioaktif adalah daya tembusnya yang tinggi.
Kekuatan tembus sinar-sinar radioaktif ini dipengaruhi oleh daya ionisasinya. Daya ionisasi
adalah kemampuan sinar radioaktif menarik elektron dari atom-atom yang dilewatinya.
Partikel-a mempunyai daya ionisasi yang kuat karena muatannya positif. Ia lebih mudah
menarik elektron bebas dari atom-atom. Partikel-ß memiliki daya ionisasi yang kurang kuat
dan partikel-? memiliki daya ionisai paling lemah. Untuk mengionisasi atom sinar radioaktif
akan menggunakan energi yang dimilikinya, sehingga semakin kuat daya ionisasinya
semakin banyak energinya yang hilang. Hal ini tentu saja berpengaruh pada daya tembusnya.
Sinar-? memiliki daya tembus paling kuat , kemudian sinar-ß dan yang paling lemah adalah
sinar-a. Di udara terbuka sinar-a akan kehilangan banyak energi karena mengionisasi
molekul-molekul udara sehingga hanya memiliki jangkauan beberapa centimeter saja.
Ilustrasi berikut memperlihatkan perbandingan daya tembus sinar-sinar radioaktif.
RADIOAKTIVITAS DAN HUKUM RELATIVITAS

OLEH :

KELOMPOK I (SATU)

1. NURHALISAH
2. A. ASHAR
3. MUH. FAERIL S KAMAL
4. RAHMAT GUNAWAN

SMK NEGERI 3 WATAMPONE

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai