A. Pengertian
Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik
miokard tanpa adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk
Unstable Angina Pectoris (UAP) didefinisikan sebagai perasaan tidak enak di dada
(chest discomfort) akibat iskemia miokard yang datangnya tidak tentu, dapat terjadi pada
waktu sedang melakukan kegiatan fisik atau dalam keadaan istirahat. Perasaan tidak enak
ini dapat berupa nyeri, rasa terbakar atau rasa tertekan.Kadang-kadang tidak dirasakan di
dada melainkan di leher, rahang bawah, bahu, atau ulu hati (Kabo dan Karim, 2008).
istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan aliran darah melebihi jumlah yang dapat
melewati obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan timbul gejala angina. Angina
pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan denyut
jantung, tekanan darah dan atatus inotropik jantung sehingga kebutuhan O2 akan
bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.
Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat
1
penurunan suplai O2 darah ke miokard secara tiba-tiba. Penelitian terbaru
menunjukkan terjadinya obsruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada
arteri yang sakit maupun yang normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak
menetap ini selama terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai penurunan
Istilah lain yang sering digunakan adalah Angina preinfark, Angina dekubitus,
Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah seperti
keluhan yang bertambah progresif, sebelumnya dengan angina stabil atau angina
pada pertama kali. Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja. Pada
2
patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai ciri
tersendiri. Angina pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma
iskemik miokard akut yang berada di antara angina pektoris stabil dan anfark
miokard akut.
berikut:
Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami oleh
2. Angina progresif
Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan
terakhir, yaitu menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama, timbul dengan
pencetus yang lebih ringan dari biasanya dan tidak hilang dengan cara yang
Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal yang dapat
menit.
Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah IMA. Kriteria
tanpa adanya gejala IMA. Nekrosis miokard yang terjadi pada IMA harus
3
B. Penyebab
koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat dan stres.
2. Angina tidak stabil disebabkan oleh ruptur plak, trombosis dan agregat
4
C. Pengenalan Klinis
1. Gejala
Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa sakit, tetapi
dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa terbakar.
Rasa tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah antara tulang skapula,
daerah rahang ataupun lengan. Sewaktu angina terjadi, penderita dapat sesak
napas atau rasa lemah yang menghilang setelah angina hilang. Dapat pula terjadi
2. Pemeriksaan fisik
terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks.
Frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat pada waktu
serangan angina.
3. EKG
EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG istirahat normal,
stress test harus dilakukan dengan treadmill ataupun sepeda ergometer. Tujuan
b. Menilai beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh darah
Gambaran EKG penderita ATS dapat berupa depresi segmen ST, depresi
ikatan His dan tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG
5
ataupun sersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina dan
kembali ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam
waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi
Pada ATS kadar enzim LDH dan CPK dapat normal atau meningkat tetapi
tidak melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB merupakan enzim yang paling
sensitif untuk nekrosis otot miokard, tetapi dapat terjadi positif palsu. Hal ini
6
menunjukkan pentingnya pemeriksaan kadar enzim secara serial untuk
D. Patofisologi
Gejala angina pektoris pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang tidak
Beberapa keadaan yang dapat merupakan penyebab baik tersendiri ataupun bersama-
sama yaitu :
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran koroner
paru menahun dan penyakit sistemik seperti anemi dapat menyebabkan tahikardi
yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau tanpa
darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran koroner
3. Agregasi trombosit
Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan stasis aliran darah
7
sehingga menyebabkan peningkatan agregasi trombosit yang akhirnya
Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik sehingga
menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis akut ini diduga
8
5. Pendarahan plak ateroma
spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyeban ATS. Spame dapat terjadi
pada arteri koroner normal atupun pada stenosis pembuluh darah koroner. Spasme
Beberapa faktor risiko yang ada hubungannya dengan proses aterosklerosis antara
lain adalah :
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah : Umur, jenis kelamin dan riwayat penyakit
dalam keluarga.
dan DM.
E. Pemeriksaan Penunjang
Setiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina harus dilakukan EKG
12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari penderita dengan angina
Foto thoraks pada penderita angina pectoris biasanya normal. Foto thoraks lebih
sering menunjukkan kelainan pada penderita dengan riwayat infark miokard atau
penderita dengan nyeri dada yang bukan berasal dari jantung. Manfaat pemeriksaan
9
foto thorak secara rutin pada penderita angina masih dipertanyakan.
Uji latih beban dengan monitor EKG merupakan prosedur yang sudah baku. Dari
segi biaya, tes ini merupakan termurah bila dibandingkan dengan tes echo. Untuk
masing penderita agar dapat mencapai setidaknya 6 menit. Selama EKG, frekwensi,
tekanan darah harus dimonitor dengan baik dan direkam pada tiap tingkatan dan juga
pada saat abnormallitas segmen ST. metode yang dipakai pada uji beban yaitu
dengan menggunakan treadmill dan sepeda statis. Interpretasi EKG uji latih beban
10
yang paling penting adalah adanya depresi dan elevasi segmen ST lebih dari 1 mm.
Biasanya uji latih beban dihentikan bila mencapai 85% dari denyut jantung maksimal
berdasarkan umur, namun perlu diperhatikan adanya variabilitas yang besar dari
denyut jantung maksimal pada tiap individu. Indikasi absolute untuk menghentikan
uji beban adalah penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg dari tekanan
darah awal meskipun beban latihan naik jika diikuti tanda ischemia yang lain : angina
Pada penderita yang tidak bisa di diagnosa dengan uji latih beban berdasarkan
EKG, maka dilakukan uji latih beban dengan pencitraan. Isotop yang biasa digunakan
adalah thalium-210.
pada saat uji latih dibandingkan dengan saat istirahat. Gambaran ekokardiografi yang
atau lebih segmen ventrikel kiri, berkurangnya ketebalan dinding saat sistol atau lebih
segmen pada saat uji latih beban, hiperkinesia kompensasi pada segmen dinding yang
dengan nyeri dada yang diduga karena ischemia miokard, dapat dilakukan jika ada
kadar kolesterol, HDL, LDL dan Trigliserin serta pemeriksaan Gula Darah.
F. Penatalksanaan
hidup dengan mencegah serangan angina baik secara medikal atau pembedahan.
11
1. Pengobatan medikal
obat yaitu :
a. Golongan nitrat
12
angina sebelum terjadi hipoktesia miokard. Bila di berikan sebelum exercise
b. Ca- Antagonis
Cara kerjanya :
menurunkan afterload.
c. Beta Bloker
curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini sering
2. Pembedahan
13
Ada 4 dasar jenis pembedahan :
koroner
14
a. Percutanecus transluminal coronary angioplasty (PCTA)
c. Laser angioplasty
3. Perawatan
Pada kasus Angina Pektoris Tidak Stabil Ada berbagai cara lain yang
15
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
berkurang/teratasi
Intervensi :
nyeri dada.
16
A2.Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan
3) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan
pendek berulang.
mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia
17
simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi.
makan
18
10) Kolaborasi: Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual
miokard transien/memanjang)
Intervensi :
atau hipotensi)
19
R/ Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan menurunkan kerja
6) Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi
20
negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung.
dekompensasi.
fisiologis.
Intervensi :
1) Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari
terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan
22
G. Pathway
Atherosklerosis
Iskemik Miokard
Kontraksi jtg ↓
Beban kerja jtg ↑
Suplai O2 ke miokard trganggu
Suplai O2 ke jaringan ↓
Vol. Residu ventrikel ↑
Hipoksia otot jtg
Metabolisme ↓
Tek Hydrostatik kapiler paru ↑
Metabolisme anaerob
REM Menurun
Aktivitas kerja organ tubuh
23
DAFTAR PUSTAKA
Mocomedia, Yogyakarta
Nurjannah I., Proses Keperawatan Nanda, Noc & Nic, 2012, Mocomedia,
dan Kriteria Hasil NOC Edisi Bahasa Indonesia, 2006, EGC, Jakarta
33