Muhammad Ikhsan
A353180011
Dosen:
Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, M.Si
Sexava adalah spesies belalang yang berukuran besar, berwarna hijau dan
coklat. Biasanya ditemukan di mahkota pohon palm dan pandan. Mereka hidup
terutama dipulau disekitar garis Wallace, bukan di Kalimantan tetapi disekitar pulau
Sulawesi dan Pulau Irian Jaya. Grasshopper pertama kali dilaporkan dari kepulauan
sangihe dan talaud dimana mereka adalah hama perkebunan kelapa. Sexava nubilla
di kenal di kepulauan Kei, Aru, Ceram, Batjan, Kepulauan talaud, nanusa dan Irian.
Hama ini makan anak daun mulai dari pingggir ke bagian tengah. Kadang-kadang
dimakan sebagian atau sampai ke lidi. Bekas gigitan biasanya tidak rata. Serangan
berat, terlihat pada pelepah daun bagian bawah tinggal lidi saja.
a. Telur
Bentuk dan warna telur S. nubila seperti buah padi masak (gabah). Telur yang
baru diletakkan sangat tipis dengan alur yang dalam kemudian embrio berkembang
sehingga membengkak. Telur berumur 2 hari, panjannya 12 mm dan lebarnya 2
mm. Salah satu ujung telur lancip dan lainnya bulat. Telur tua, panjangnya sampai
13 mm dan lebarnya 3 mm. Lama stadium telur di Talaud 45 hari.
b. Nimfa
Nimfa yang baru ditetaskan, panjangnya 12 mm dan bentuknya sama dengan S.
coriacea. Antenanya halus seperti rambut dan panjangnya sampai 9 cm. Nimfa
muda dan tua berwarna hijau, tetapi kadang-kadang berwarna coklat. Panjang nimfa
jantan tua sampai 6 cm dan panjang antena 14 cm dan sudah terlihat bakal sayapnya.
Lama stadium nimfa 108 hari.
c. Imago
Imago berwarna hijau, antena merah muda dan matanya abu-abu. Bentuknya
hampir sama dengan S. coriacea. Alat peletak telur (ovipositor) berwarna hijau
pada bagian pangkalnya yaitu sepertiga dari panjang ovipositor, sepertiga lagi
berwarna kemerahan dan bagian ujungnya berwarna hitam. Panjang imago betina
(kepala + badan + ovipositor) antara 9.5 – 10.5 cm. Panjang ovipositor 3 – 4.5 cm
dan panjang antena 16 cm. Panjang imago jantan 6 – 9.5 cm dan antenanya 14-16
cm.
d. Cara Hidup
Imago betina terutama meletakkan telurnya pada malam hari di dalam tanah
atau pasir dekat batang kelapa pada kedalaman 1 – 5 cm. Telur-telur diletakkan juga
diantara perakaran kelapa, di bawah lumut, disela-sela batang kelapa, dan di
mahkota pohon kelapa yang kotor. Telur yang diletakkan di tanah dapat mencapai
95%. Tanah yang disukai oleh imago betina untuk meletakkan telur adalah tanah
liat yang lembab bercampur pasir. Satu ekor imago betina yang dipelihara di
laboratorium dapat meletakkan telur sebanyak 53 butir. Pada setiap pohon kelapa
terdapat berbagai stadia, mulai dari nimfa yang baru menetas sampai imago.
e. Daur Hidup
S. nubila, mulai telur diletakkan sampai imago meletakkan telur 183 hari
dengan tahap perkembangan hidup seperti pada Tabel 1. Imago betina turun ke
bawah pada malam hari untuk bertelur kemudian memanjat lagi pohon kelapa.
Imago betina mulai melatakkan telur setelah berumur sekitar satu bulan. Imago
Sexava tidak dapat terbang jauh, oleh karena itu serangga tersebut hanya terdapat
ditempat itu saja dan hampir tidak berpindah tempat. Hama ini melakukan aktivitas
pada malam hari baik aktivitas makan dan berkopulasi.
Gambar 1a Sexava nubilla jantan
Hasil rataan yang diperoleh dari hasil ratio yaitu 1.68 (Fase Soliter)
Bentuk dari belalang ini memiliki perbedaan yaitu jika fase soliter antara
pronotum berbentuk cembung, jika fase transien berbentuk lurus, dan jika fase
gregarious berbentuk cekung.
3. Nezara viridula
Kepik hijau (Nezara viridula) memiliki sepasang sungut yang beruas ruas.
Bentuk tubuh pipih, memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat
membungkuk ke bawah. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies
ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan
padabagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap
belakang sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai
adanya sepasang antena, mata faset dan occeli, mempunyai alat mulut menusuk dan
menghisap yang muncul dari depan kepala dan dinamakan stylet (Badan
Pendidikan dan Latihan Pertanian, 1991).
a. Telur
Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan
bawah daun setelah 6 hari telur menetas. Nimfa terdiri dari 5 instar dan pada pagi
hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong
dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan.
Kelompok telur Nezara viridula, bentuk telur seperti cangkir, warna kuning dan
berubah menjadi merah bata pada 3 hari sebelum menetas, jumlah telur tiap
kelompok 10-118 butir, telur diletakkan pada daun, batang, polong
b. Nimfa
Nimfa terdiri dari 5 instar dan pada pagi hari berada di atas daun, saat matahari
bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur
hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan (Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian,
1991).
(Gambar 3a Siklus Hidup Nezara viridula)
4. Leptocorisa oratorius
Salah satu jenis hama penting pada tanaman padi ialah walang sangit
(Leptocorisa spp.) yang menyerang tanaman padi pada masa pengisian bulir buah
padi sehingga menyebabkan penurunan kualitas gabah (Kalshoven, 1981). Walang
sangit Di Indonesia, hama ini menyerang buah padi yang dalam keadaan matang
susu. Tanaman inang selain padi yang disukai walang sangit antara lain adalah
sorghum, tebu, gandum dan berbagai jenis rumput, di antaranya: Italica, Setaria,
Panicum crus-galli, Panicum colonum, Panicum flavidum, Panicum miliare,
Eleusine coracana, Setaria glauca (Pratimi, 2011).
a. Telur
Walang sangit mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100
butir/betina (Kalshoven, 1981). Menurut Rajapakse & Kulasekera (2000) cit.
Effendi et al. (2010), menyatakan siklus hidup walang sangit lebih kurang 35 – 56
hari dan mampu bertelur 200-300 butir per induk. Kemampuan bertelur yang tinggi
ini dapat menyebabkan peningkatan populasiwalang sangit dengan cepat di
pertanaman padi.Walang sangit bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan
rumput rumputan lainnya secara berkelompok dalam satu sampai dua baris. Telur
bewarna hitam, berbentuk segi enam dan pipih. Satu kelompok telur terdiri dari 1-
21 butir dan lama periode telur rata-rata 5.2 hari (Siwi et al, 1981).
b. Nimfa
Nimfa yang baru menetas berwarna hijau pucat, kemerahan serta memiliki
antena berwarna keputihan yang lebih panjang dari tubuhnya (Hosamani et al.
2009). Nimfa mengalami 5 instar sampai menjadi imago dan berkembang selama
19 hari; perkembangan dari telur menjadi imago sekitar 25 hari; siklus hidupnya
mencapai 46 hari. Panjang tubuh nimfa instar pertama sekitar 2 mm, sedangkan
nimfa instar terakhir dapat mencapai 13 sampai 14 mm (Kalshoven 1981). Imago
walang sangit memiliki tubuh yang panjang dan ramping, dengan panjang 14
sampai 17 mm dan lebar 3 sampai 4 mm (Pathak dan Khan 1994). Selain itu, pada
bagian sisi ventral abdomen terdapat bintik-bintik berwarna coklat kehitaman
dengan jumlah 3 sampai 6 titik (Siwi dan van Doesburg 1984).
c. Imago
Serangga dewasa (imago) berbentuk ramping dan berwarna coklat, berukuran
panjang sekitar 14-17 mm dan lebar 3-4 mm dengan tungkai dan antenna yang
panjang.Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1:1. Setelah menjadi imago
serangga ini baru dapat kawin setelah 4-6 hari, dengan masa pra peneluran 8,1 dan
daur hidup walang sangit antara 32-43 hari. Lama periode bertelur ratarata 57 hari
(berkisar antara 6-108 hari), sedangkan serangga dapat hidup selama rata-rata 80
hari (antara 16-134 hari) (Siwi et al.,1981). Menurut Pracaya (2009) ciri-cirinya
adalah dibagian sisi badan mempunyai bintik bewarna merah tua, belakang mata
mempunyai bintik bewarna merah tua, sedangkan pada ujung abdomen walang
sangit jantan berbentuk cembung dan walang sangit betina berbentuk cekung.
(Gambar 4.1a Walang sangit jantan , Gambar 4.1b Walang sangit betina)
(Gambar 4.2a Karakter morfologi Spesifik pada Leptocorisa oratorius, spot pada
bagian belakang mata, (b) spot pada bagian lateral abdomen.)
5. Riptortus linearis
Riptortus linearis tergolong family Alydidae, Ordo Hemiptera. Imagonya
berbadan Panjang lurus, berwarna kuning cokelat, bentuknya mirip dengan walang
sangit (Leptocorisa oratorius) tetapi mudah dikenali dengan adanya garis putih
kekuningan yang terdapat pada sisi badannya (Kalshoven 1981). Pada femur
tungkai belakang dijumpai duri-duri, bagian posterior dari protoraks dilengkapi
dengan duri-duri halus (Dammerman 1929)
a. Telur
Peletakan telur terjadi pada pagi hari dan siang hari, menjelang malam hari
serangga tidak bertelur lagi, serangga betina meletekaan telur secara berkelompok
atau satu persatu sebanyak dua sampai lima butir. Telur berbentuk bulat dengan
diameter 1.20 mm, bagian tengahnya agak melekuk ke dalam. Telur baru diletakkan
berwarna biru ke abu-abuan, kemudian menjadi abu-abu dan akhirnya berwarna
cokelat suram. Stadia telur berkisar antara enam sampai delapan hari (Tengkano
dan Dunuyali 1976). Menurut Suhardjan dan Tengkano (1963) seekor betina dapat
menghasilkan 100 butir telur semasa hidupnya, sedangkan Kalshoven (1983)
seekor betina dapat menghasilkan 70 butir selama dua minggu.
b. Nimfa
Nimfa menterupai semut dan mengalami lima kali pergantian kulit sebelum
menjadi imago. Nimfa instar pertama dan kedua menyerupai semut gramang,
sedangkan instar ketiga , keempat, kelima menyerupai semut rangrang dan akhirnya
menyerupai semut hitam. Nimfa yang baru berganti kulit berwarna kemerah-
merahan dan lama-kelamaan berubah warnanya. Nimfa instar pertama dan kedua
sangat aktif bergerak dan mencari makan dalam keadaan kenyang beristirahat pada
tempat-tempat yang tersembunyi. Nimfa instar ketiga, keempat dan kelima tidak
aktif bergerak dan geraknya sangat lamban lebih banyak diam.
c. Imago
Imagonya berbadan Panjang lurus, berwarna kuning cokelat, bentuknya mirip
dengan walang sangit (Leptocorisa oratorius) tetapi mudah dikenali dengan adanya
garis putih kekuningan yang terdapat pada sisi badannya (Kalshoven 1981). Pada
femur tungkai belakang dijumpai duri-duri, bagian posterior dari protoraks
dilengkapi dengan duri-duri halus (Dammerman 1929)
6. Helopeltis antonii
Helopeltis antonii Signoret merupakan serangga dari ordo Hemipera, famili
Miridae. Serangga ini bertubuh kecil ramping dengan struktur berbentuk jarum
pada skutelum serta memiliki antena yang panjangnya sekitar dua kali panjang
tubuhnya. Tubuh berwarna hitam dengan skutelum berwarna merah cerah pada
betina dan merah kehitaman pada yang jantan. Bagian bawah abdomen berwarna
putih keabu-abuan dengan panjang tubuh berkisar antara 6.5-7.5 mm. Helopeltis
spp. merupakan salah satu genus yang memiliki banyak spesies. Ada beberapa
spesies yang menyerang tanaman perkebunan yakni H. antonii, H. theivora, H.
bradyi, H. anacardii, H. schoutedeni, H. clavifer, H. theobromae, H. bakeri. Di
Indonesia, spesies yang banyak merusak tanaman jambu mete, kakao dan teh adalah
H. antonii dan H. theivora (Kalshoven 1981).
a. Telur
Telur diletakkan dalam jaringan muda sehingga pada saat menetas, nimfa
dapat menemukan makanannya secara langsung. Telur memiliki dua helai benang
berwarna putih dengan panjang berbeda yang muncul pada permukaan bagian
tanaman tempat telur diletakkan. Stadia telur rata-rata berlangsung selama tujuh
hari (Wiratno et al. 1996).
b. Nimfa
Nimfa serangga ini terdiri atas lima instar dan mengalami lima kali
pergantian kulit. Lama stadia instar satu sampai lima bervariasi yakni antara dua
sampai empat hari. Nimfa berwarna cokelat, tidak bersayap dan memiliki antena
yang terdiri atas empat ruas yang panjangnya hampir dua kali panjang tubuhnya.
Nimfa memiliki sifat kurang aktif dan mudah ditangkap. Apabila diganggu nimfa
akan bersembunyi dibalik batang, daun atau bagian-bagian terlindung lainnya.
c. Imago
Imago berwarna kehitaman, memiliki sayap dan bagian bawah abdomen
berwarna putih keperakan. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat
warna toraks dan ukuran tubuhnya. Toraks imago jantan berwarna merah kehitaman
sedangkan imago betina berwarna merah cerah. Ukuran imago jantan lebih kecil
dari imago betina. Hama ini mampu bertelur sebanyak 1-18 butir perhari dengan
rata-rata jumlah telur selama hidupnya adalah 80 butir (Kalshoven 1981).
7. Scotinophara cinerea
Scotinophara spp black rice bug memiliki Panjang tubuh 7-10mm Panjang
terjadi didasar tanaman gramineous. Serangan dari serangga ini bisa menyebabkan
kerugian yang sangat besar pada tanaman padi. Di Malaysia di deskripsikan sebagai
Scotinophora coarctata di Srilanka disebut S. lurida. Siklus perkembangan
kepinding tanah merupakan tipe metamorfosis bertahap (paurometabola), yakni
terdiri dari tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa, dan imago. Siklus
hidup kepinding tanah sekitar 32-35 hari (Kalshoven 1981)
a. Telur
Kepinding tanah betina dapat menghasilkan 200 butir telur selama hidupnya.
Telur diletakkan berderet dua atau empat baris dengan panjang telur sekitar 1 mm
dan berwarna putih yang kemudian akan berubah menjadi jingga saat akan menetas.
Telur diletakkan pada permukaan daun 12-17 hari setelah kopulasi dan akan
menetas setelah 4-7 hari. Telur-telur tersebut biasanya dilindungi oleh induk
kepinding tanah sampai telur menetas (Gallagher 1991).
b. Nimfa
Nimfa kepinding tanah berwarna coklat muda dan kuning dengan bercak
hitam. Nimfa berada di antara celah pada pangkal tanaman padi pada siang hari dan
aktif pada malam hari. Stadia nimfa 25 sampai 30 hari dengan empat atau lima
instar dan nimfa mengalami pergantian kulit setelah 4 sampai 7 hari (Suharto 2001).
c. Imago
Imago berwarna coklat atau hitam dengan bercak kuning pada bagian toraks,
panjangnya 8-9 mm (Hills 1983). Imago mampu hidup sampai tujuh bulan dan
mampu dorman dengan bersembunyi di rekahan tanah. Selama hidupnya kepinding
tanah mampu menghasilkan keturunan 2 hingga 3 generasi (Magsino 2009). Nimfa
dan imago bersembunyi di antara pangkal batang padi dekat permukaan air pada
siang hari dan aktif naik ke bagian atas pada malam hari (Reissig et al 1985). Baik
nimfa maupun imago melakukan sebagian besar kegiatan makan (menghisap cairan
tanaman) pada malam hari (Gallagher 1991). Imago tertarik cahaya dan dapat
melakukan aktivitas terbang pada malam hari (Kalshoven 1981).
(Gambar 7 Scotinophora cinerea)
DAFTAR PUSTAKA