Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ALAT BERAT

SCRAPER

Disusun oleh :

NAMA : ADELIA FRANSISKA TAMA

NIM : 1731310147

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena berkatnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan
menyelesaikan tugas kuliah Alat Berat.

Terima kasih kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bapak Khamim selaku dosen
pembimbing mata kuliah Alat Berat, dan semua pihak yang telah membantu dan
mendukung baik secara moril dan materi dalam pembuatan makalah ini.

Semoga Allah SWT selau membalas segala kebaikan mereka dan selalu memberikan berkah-
Nya. Kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa penyusunan dari makalah ini masih
belum sempurna dan pastinya ada kekurangan. Kesempurnaan hanya ada pada Alloh semata.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kebaikan makalah ini
kedepannya. Akhir kata, kami penyusun berharap agar makalah ini mampu memberikan
manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca dan di lingkungan akademis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

BAB II ISI........................................................................................................................ 3

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Saat ini, alat berat
merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan
skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat
tercapai dengan lebih mudah dalam waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang
umum dipakai didalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali (excavator) seperti
backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor
belt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain-lain.

Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan
digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah
satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah
tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya. Ketetapan dalam pemilihan alat berat akan
memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian
proyek dapat terjadi. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan biaya proyek yang
membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk
pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang
lebih besar

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan
kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat untuk
setiap proyek konstruksi. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga
kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokan berdasarkan


fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan
lain-lain.

1
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat
material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus
sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal maupun vertikal) dan
jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi


pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran.
Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat
berubah.

5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat.

6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.
Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan,
irigasi, pembukaan hutan, dam, dan lain-lain.

7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi
memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.

8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang
akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dalam
kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.

9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pengertian , fungsi dan kegunaan scraper?
1.2.2 Bagaiman spesifikasi dari scraper

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah alat
berat yang diberikan oleh Bpk Khamim.

2
BAB II

ISI

2.1 Pendahuluan

Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut, dan
menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis. Scraper dapat digunakan sebagai
alat pengangkutan untuk jarak yang relatif jauh (± 200 m) pada tanah datar dengan
alat penggerak roda ban. Pemilhan scraper untuk pekerjan ini tergantung pada:

1. Karakteristik material yang dioperasikan,

2. Panjang jarak tempuh,

3. Kondisi jalan,

4. Alat bantu yang diperlukan.

Scraper umumnya digolongkan berdasarkan tipenya, scraper yang ditarik (towed


scraper), scraper bermotor (motorized scraper) dan scraper yang mengisi sendiri (self
loading scraper). Towed scraper umumnya ditarik crawler traktor dengan kekuatan
3
mesin 30 hp atau lebih. Scraper jenis ini dapat menampung material sebanyak 8 – 30 m .

Towed scraper dalam pelaksananya dibantu alat lain seperti dozer. Alat ini
bekerja dengan kecepatan gerak lamban, namun kelebihan dari alat ini adalah:

1. Mengangkut ―Heavy Load‖


2. Berputar pada radius kecil
3. Menyebarkan material secara merata tanpa memerlukan alat lain
4. Ekonomis pada pekerjaan lahan

3
3
Daya tampung motorized scraper adalah sebanyak 15 – 30 m . Motorized
scraper mempunyai kekuatan 50 hp atau lebih dengan kecepatan mencapai 60
km/jam karena menggunakan alat penggerak ban. Akan tetapi daya cengkram ban
terhadap tanah kurang sehingga scraper tipe ini dalam operasinya memerlukan
bantuan crawler traktor yang dilengkapi pisau atau scraper lain. Pengoperasian
dengan alat bantu ini dilakukan dengan dua cara:

1. Push-loaded. Alat bantu dipakai hanya pada sat pengerukan dan pengisian.
Pada sat bak penampung telah penuh, scraper dapat bekerja sendiri. Dengan
demikian alat bantu dapat membantu beberapa scraper. Dengan adanya alat
bantu, jarak tempuh scraper dapat mencapai 3 km. Ukuran dozer yang dipakai
tergantung dari daya muat scraper.

2. Push-pull. Dua buah scraper dioperasikan dengan cara ini di mana keduanya
saling membantu dalam pengerukan. Scraper yang di belakang mendorong
scraper di depanya pada saat pengerukan dan scraper di depanya menarik
scraper yang di belakang pada saat pengerukan.

Seperti disebutkan di atas, scraper dipakai untuk pengerukan top soil. Top
soil yang dipindahkan berkisar pada kedalaman 10 cm sampai 30 cm. Jika lahan
yang akan diangkat top soilnya mempunyai luas sedang maka self-loading
scraper yang kecil atau crawler traktor dengan scraper bowl dapat dipilh. Untuk
lahan yang luas push-loaded scraper dengan kecepatan tinggi menjadi pilihan.

4
Karena kedua tipe scraper di atas tidak dapat memuat sendiri hasil
pengerukanya, maka scraper tertentu dilengkapi semacam conveyor untuk
memuat tanah. Scraper seperti ini dinamakan self loading scraper. Dengan
adanya tambahan alat ini maka berat alat bertambah sekitar 10 – 15%.

Scraper juga dapat digunakan untuk meratakan tanah di sekitar bangunan.


Pekerjan ini dilakukan dalam jarak tempuh yang pendek. Jika jarak tempuh kurang
dari 10 m biaya penggunan alat ini sebaiknya dibandingkan dengan biaya
penggunan dozer atau grader

2.2 Pengoprasian Scaper

Scraper dapat menjalankan beberapa fungsi sekaligus dalam satu kali


operasi, antara lain:
5
1. Menggali dan Mengisi
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan
dengan caraa:
a. Pusher Loading

Power Scraper sebenarnya dapat mengisi muatan tanpa bantuan alat


lain, tetapi memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pengisian
muatan sebaiknya dibantu oleh Buldoser. Dalam Pusher Loading
perlu diperhatikan beberapa hal. Pekerjaan harus dilakukan
minimum dengan kecepatan 10 ft/ detik, agar laju Power Scraper tak
terhambat oleh tatanan material yang sedang digali. Harus dilakukan
sinkronisasi kecepatan antara Power Scraper dan Buldoser yang
digunakan. Diusahakan tiap 1,5 – 2 menit datang Power Scraper
yang sudah siap untuk didorong, dengan demikian Scraper tak
sampai menunggu untuk didorong Buldoser. Sebaiknya memilih
operator Buldoser yang telah terlatih dan berpengalaman.

b. Down Hill Loading


Diuasahakan agar pola kerja Power Scraper selalu menuju ke bagian
yang lebih rendah, agar gaya berat alat akan membantu Power
Scraper dalam mengisi muatannya sendiri, sehingga waktu
pengisian menjadi lebih singkat
c. Straddele Loading
Suatu pola pemuatan/ pengisian Power Scraper di mana tiap dua
kali pengisian, bagian tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar
5 ft. Bagian yang ditinggalkan itu akan dipotong/ digali pada
perjalanan pengisian yang berikutnya.

2. Mengangkut
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkut material menggunakan
Power Scraper adalah kecepatan geraknya; Power Scraper yang
menggunakan roda karet, sangat disukai, karena memiliki kecepatan
yang tinggi. Cara untuk memperlancar pengangkutan menggunakan
Power Scraper. Power Scraper yang masih baik dan memiliki kecepatan
tinggi jangan disatukan pada jalan yang sama dengan Power Scraper
yang mempunyak kecepatan rendah, sebab akan mengganggu; kecuali
jika jalan cukup lebar sehingga Power Scraper dapat saling menyalib.
6
Diusahakan untuk menghindari belokan tajam atau yang
melingkarterlalu jauh, diusahakan waktu membelok tak lebih dari 15
detik. Supaya Power Scraper dapat bergerak dengan kecepatan yang
maksimum maka jalan harus terpelihara baik. Pengangkutan ke dua arah
sangat menguntungkan, sebab mengurangi waktu untuk membelok.

3. Menyebarkan Material

Ada beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu


menimbun dan menyebarkan material muatan menggunakan
Power Scraper.

a. Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar


masuk material) didorong ke depan dengan hati-hati agar material
keluar dengan teratur. Pisau (Cutting Edge) jangan diturunkan
terlalu rendah supaya material tak terhalang. Kalau material belum
turun/ keluar karena apron belum dibuka, fail gate jangan
didorong ke depan, sebab apron bisa rusak akibat tekanan yang
terjadi.
b. Jika material sangat lengket (misalnya material yang diangkut
adalah lempung) apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali agar
material mau keluar dari bowl, lalu pisau diturunkan sampai
ketebalan yang dikehendaki.
c. Penyebaran akan merata jika kecepatan Power Scraper disesuaikan
dengan kecepatan keluarnya material dari dalam bowl.
d. Material yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat
disebarkan dengan kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh
sebaran material berupa lapisan-lapisan yang tipis serta merata.

4. Cara Menggali Tanah Penutup yang Tipis Menggunakan Scraper

Contoh pemakaian untuk menggali tanah penutup yang terlalu


curam, Power Scraper harus dibantu

dengan Buldozer; jika kecuramannya telah dikurangi/ sudah


dilandaikan menggunakan Buldozer, maka barulah digali
menggunakan Power Scraper, dan tanah diangkut ke tempat lain.
7
Bila lapisan penutup tanah sangt tebal, maka cara pengalian tidak
diarahkan ke sisi tebing yang curam, tetapi kurang lebih sejajar dengan
tebing tersebut.

2.2.1 Bagian Scraper

Scraper terdiri dari beberapa bagian dengan masing-masing fungsinya.


Bagian-bagian tersebut adalah bowl, apron, dan tail gate. Bowl adalah bak
penampung muatan yang terletak di antara ban belakang. Bowl
mempunyai sisi yang kaku dengan bagian depan dan belakang yang
dapat digerakan (ejector dan apron). Bagian depan bowl dapat
digerakan kebawah untuk operasi pengerukan dan pembongkaran
muatan. Pada bagian sisi depan bowl yang bergerak ke bawah terdapat
3
cutting edge. Kapasitas penuh bowl berkisar antara 3 sampai 38 m .

Apron adalah dinding lengkung bowl di bagian depan yang dapat


diangkat pada saat pengerukan dan pembongkaran. Pengangkatan apron
dilakukan secara hidrolis. Apron dapat menutup kembali pada saat
pengangkutan material. Fungsi dari apron adalah mengatur aliran
material masuk dan keluar bowl. Dalam keadan tertutup, apron berada di
atas cutting edge. Beberapa model scraper memilki apron yang dapat
mengangkut material sepertiga dari material di bowl.

Tail gate atau ejector merupakan dinding belakang bowl. Pada saat
pemuatan dan pengangkutan material dinding ini tidak bergerak, namun

8
pada saat pembongkaran muatan ejector bergerak maju untuk mendorong
material keluar dari bowl. Alat ini pun digerakan secara hidrolis.

Cutting edge adalah pisau dari baja yang terdapat di bagian depan dasar
bowl. Fungsi dari pisau ini adalah untuk melakukan penetrasi ke dalam
tanah. Karena fungsinya maka cutting edge dapat mengalami kerusakan
jika mengenai benda keras dalam tanah. Cutting edge yang rusak
sebaiknya diganti agar tidak merusak bowl.

2.2.2 Teknik Pengoprasian Scraper


Pada saat pemuatan material, ejector berada di belakang, dan bowl
diturunkan sampai cutting edge mengenai tanah. Apron juga dibuka lebar.
Alat kemudian bergerak maju secara perlahan. Pada saat alat bergerak
maju, tanah masuk ke dalam bowl.
3.
Kedalaman penetrasi tergantung pada sejauh mana bowl diturunkan.
Ketika pekerjan pemuatan hampir selesai owl dinaikan perlahan dan apron
juga diturunkan untuk menahan material tidak keluar dari bowl.

Pengangkutan material dilakukan pada kecepatan tinggi. Baik bowl,


apron maupun ejector tidak melakukan gerakan. Bowl harus tetap pada
posisi di atas agar cutting edge tidak mengenai tanah yang menyebabkan
kerusakan pada cutting edge dan permukaan tanah terganggu.

Pembongkaran muatan dilakukan dengan menaikan


apron dan menurunkan bowl sampai material dalam
bowl keluar dengan ketebalan tertentu. Kemudian apron
diangkat setingginya dan ejector bergerak maju untuk
mendorong sisa material yang ada dalam bowl. Pada saat
pembongkaran selesai apron diturunkan, bowl dinaikan
dan ejector ditarik kembali pada posisi semula.

9
2.3 Spesifikasi Alat Berat Scraper

GAMBAR UMUM

ENGINE

Daya Flywheel: Traktor/Scraper 373 kw (500 hp)/211 kW (283 hp)

Daya Flywheel - Traktor 345 / 373 kW (462 / 500 hp)

Daya Flywheel - Scraper 198 / 211 kW (266 / 283 hp)

Engine Traktor Cat® C18 dengan Teknologi ACERT

Engine Scraper Cat C9 dengan Teknologi ACERT

SPESIFIKASI KERJA

Kapasitas Scraper: Munjung 38.0 m3

Kecepatan Maksimum (Bermuatan) 53.0 km/j

Tetapan Beban 34473.0 kg

10
Kapasitas Scraper - struck 31.0 m3

180 ° Lebar Putar Pinggir Jalan ke Pinggir Jalan 13.7 m

BOBOT

Bobot Kerja - bermuatan, perkiraan 88409.0 kg

Bobot Kerja - kosong, perkiraan 54050.0 kg

DIMENSI

Tinggi ke Puncak Scraper 4.18 m

Jarak Sumbu Roda 9.53 m

Panjang - keseluruhan 15.47 m

Lebar - keseluruhan 3.94 m

Tapak - Scraper 2.46 m

Tapak - Traktor 2.46 m

GAMBAR UMUM

11
Pemuatan cepat, kecepatan travel tinggi, dan kemampuan untuk memuat dan membuang sambil
berjalan menghasilkan waktu siklus yang cepat, menjadikan Wheel Tractor-Scraper Cat
menghadirkan produktivitas tinggi secara konsisten pada biaya per ton yang terendah.

ENGINE

Daya Maks 304.0 kW

Traktor Cat® C13 ACERT™

ENGINE TRAKTOR

Daya Flywheel: Traktor/Scraper 304 kW (407 hp)

BOWL SCRAPER

Kapasitas Scraper: Munjung 18.3 m3

Tetapan Beban 26127.0 kg

Kapasitas Munjung 18.3 m3

Gaya Penutupan Apron Maksimum 225.0 kN

Bukaan Apron Maksimum 1767.0 mm

Kedalaman Pemotongan Maksimum 315.0 mm

Kedalaman Spread Maksimum 540.0 mm

Jarak Bebas ke Tanah Maksimum di Pinggiran Tajam 594.0 mm

12
Gaya Penetrasi Hidraulik Maksimum 580.0 kN

Kapasitas Peres 13.0 m3

Ketebalan Pinggiran Tajam 22.0 mm

Lebar Pemotongan, Di Luar Router Bit 3136.0 mm

TRANSMISI

Kecepatan Maksimum (Bermuatan) 53.9 km/j

1 Maju 5.0 km/j

2 Maju 8.9 km/j

3 Maju 12.1 km/j

4 Maju 16.3 km/j

5 Maju 21.9 km/j

6 Maju 29.6 km/j

7 Maju 39.9 km/j

8 Maju 53.9 km/j

Mundur 9.2 km/j

13
HIDRAULIK

Aliran Sirkuit Hitch Peredam 40.1 L/mnt

Lubang Silinder Hitch Peredam 140.0 mm

Langkah Silinder Hitch Peredam 251.0 mm

Lubang Silinder Bucket Push/Pull 90.0 mm

Langkah Silinder Bucket Push/Pull 415.0 mm

Aliran Sirkuit Scraper 250.0 L/mnt

Engine Traktor Cat® C13 ACERT™

ENGINE TRAKTOR — SEBELUM KONFIGURASI TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA*

Diameter 130.0 mm

Kapasitas Silinder 12.5 L

Gaya Maks (Semua Roda Gigi) (ISO 14396) 304.0 kW

Kecepatan Engine Referensi Daya Maks 1700.0 RPM

Langkah 157.0 mm

Engine Traktor Cat® C13 ACERT™

BOBOT — ALAT BERAT MEMENUHI STANDAR EMISI TIER 4 INTERIM EPA A.S./EU STAGE IIIB

14
Push-Pull — Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 63567.0 kg

Push-Pull — Bobot Kerja — tangki bahan bakar penuh 37440.0 kg

Push-Pull — Bobot Pengiriman — 10% bahan bakar 36782.0 kg

Standar — Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 62312.0 kg

Standar — Bobot Kerja — tangki bahan bakar penuh 36185.0 kg

Standar — Bobot Pengiriman — 10% bahan bakar 35507.0 kg

BOBOT — ALAT BERAT MENCAPAI TINGKAT EMISI SEBELUM TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA

Aliran Sirkuit Kemudi Sekunder 39.0 L/mnt

Aliran Sirkuit Kemudi 234.0 L/mnt

Lubang Silinder Kemudi 127.0 mm

Langkah Silinder Kemudi 1128.0 mm

Lubang Silinder Bowl 140.0 mm

Langkah Silinder Bowl 845.0 mm

Lubang Silinder Apron 150.0 mm

Panjang Langkah Silinder Apron 565.0 mm

15
Lubang Silinder Ejektor 140.0 mm

Panjang Langkah Silinder Ejektor 1550.0 mm

PENGEMUDIAN

Sudut Kemudi — Kanan 85º

Sudut Kemudi — Kiri 82º

KAPASITAS ISI ULANG SERVIS — TRAKTOR

Karter Engine 33.0 L

Tangki Cadangan Ring Kaca Depan 5.0 L

Transmisi 70.0 L

Diferensial 173.0 L

Final Drive (setiap sisi) 19.0 L

Sistem Pendinginan 64.0 L

Tangki Cadangan Hidraulik 83.0 L

KAPASITAS ISI ULANG SERVIS — SCRAPER

Tangki Bahan Bakar 763.0 L

Roda Tanpa Daya 4.0 L

STANDAR

Standar Standar

16
ENGINE TRAKTOR — TIER 4 INTERIM EPA A.S./EU STAGE IIIB

Diameter 130.0 mm

Kapasitas Silinder 12.5 L

Daya Maks (Semua Roda Gigi) (ISO 14396) 304.0 Kw

Kecepatan Engine Referensi Daya Maks 1700.0 RPM

Langkah 157.0 mm

Engine Traktor Cat® C13 ACERT™

ENGINE TRAKTOR — SEBELUM KONFIGURASI TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA*

Diameter 130.0 mm

Kapasitas Silinder 12.5 L

Gaya Maks (Semua Roda Gigi) (ISO 14396) 304.0 kW

Kecepatan Engine Referensi Daya Maks 1700.0 RPM

Langkah 157.0 mm

Engine Traktor Cat® C13 ACERT™

BOBOT — ALAT BERAT MEMENUHI STANDAR EMISI TIER 4 INTERIM EPA A.S./EU STAGE IIIB

Push-Pull — Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 63567.0 kg

Push-Pull — Bobot Kerja — tangki bahan bakar penuh 37440.0 kg

17
Push-Pull — Bobot Pengiriman — 10% bahan bakar 36782.0 kg

Standar — Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 62312.0 kg

Standar — Bobot Kerja — tangki bahan bakar penuh 36185.0 kg

Standar — Bobot Pengiriman — 10% bahan bakar 35507.0 kg

BOBOT — ALAT BERAT MENCAPAI TINGKAT EMISI SEBELUM TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA

Push-Pull — Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 63320.0 kg

Push-Pull — Bobot Kerja — tangki bahan bakar penuh 37193.0 kg

Push-Pull — Bobot Pengiriman — 10% bahan bakar 36515.0 kg

Standar — Bermuatan, berdasarkan beban tetapan 62065.0 kg

Standar — Bobot Kerja — tangki bahan bakar penuh 35938.0 kg

Standar — Bobot Pengiriman — 10% bahan bakar 35260.0 kg

2.4 Produktivitas Scraper

Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga


untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, atau efisiensi
alat. Pertama-tama banyaknya material yang akan dipindahkan
dan jumlah pengangkutan dalam satu jam ditentukan. Volume
material yang akan dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas
scraper yang dipilih. Sedangkan jumlah pengangkutan per jam
tergantung pada waktu siklus scraper
18
Waktu siklus scraper merupakan penjumlahan dari waktu
muat (LT), waktu pengangkutan (HT), waktu pembongkaran
muatan (DT), waktu kembali (RT), dan waktu antre (ST). Selain
itu ada tambahan waktu berputar atau turning time (T) dan waktu
percepatan, perlambatan dan pengereman atau accelerating,
decelerating and braking time (ADBT). Kerena LT, DT, ST, T dan
ADBT konsisten maka waktu-waktu tersebut dikategorikan
sebagai waktu tetap (FT) (Iihat Tabel) sehingga rumus yang
dipakai adalah :

FT = LT + DT + ST + T + ADBT

Waktu pengangkutan dan waktu kembali tergantung pada grafik yang


dikeluarkan oleh perusahaan alat berat untuk setiap model alat berat. Penggunaan
grafik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hitung RR dan GR permukaan jalan dan jumlahkan (TR).

2. Hitung berat alat ditambah berat material dalam bowl.


Jumlah berat yang ada tidak boleh melampaui berat
maksimum yang dianjurkan.

3. Untuk permukaan jalan yang datar dan menanjak atau TR > 0


gunakan Grafik Rimpull-speed-greadeability sedangkan untuk
jalan yang menurun dan TR < 0 gunakan Grafik Continuous grade
retarding.

4. Tarik garis vertikal dari atas yang sesuai dengan berat alat dan
material.

5. Tarik garis TR hasil penjumlahan no.1 sesuai dengan TR yang


ada sampai bertemu dengan garis vertikal no.4.

6. Dari titik pertemuan kedua garis tarik garis horisontal kearah garis
kurva.

7. Dari pertemuan kurva dengan garis tarik garis vertikal


kebawah sampai ke skala kecepatan.

19
8. Dari kecepatan dan jarak tempuh akan didapat waktu
pengangkutan.

Sedangkan waktu siklus (CT) adalah penjumlahan waktu


tetap, waktu angkut dan waktu kembali. Waktu angkut dan waktu
kembali dihitung tersendiri karena selalu berubah tergantung pada
kondisi jalan dan jarak tempuh. Perhitungan CT menggunakan
rumus:

CT = HT + RT + FT

Rumus yang digunakan untuk menentukan produktivitas scraper adalah:

2.5 Pusher (Alat Pendorong)

Pemakaian alat bantu atau pusher pada scraper dalam operasinya dapat
menaikkan produktivitas alat. Umumnya sebuah pusher dapat membantu
beberapa scraper dalam melakukan pekerjaannya. Waktu siklus pusher adalah
waktu yang dibutuhkan untuk memuat material kedalam scraper ditambah
waktu yang dibutuhkan pusher untuk bergerak dari satu scraper ke scraper
yang lain. Waktu siklus (dalam menit) ini dicari dengan menggunakan rumus
+ 0.

Jumlah scraper yang dapat dibantu oleh sebuah pusher adalah:


Contoh Soal:
Tanah sebanyak 300.000 lcm dipindahkan dengan menggunakan scraper
621E. Spesifikasi tanah dan alat sebagai berikut:

20
Berat jenis tanah = 1340 kg/lcm
Job efficiency = 50/60
Headed capacity = 15,30 m

Berat kosong = 30.479 kg


Berat maksimum = 52.249 kg

Kondisi permukaan sedang


Untuk loading digunakan pusher

Pertanyaan:

1. Berapa siklus waktu scraper?

2. Berapa produktivitas scraper?

3. Berapa siklus waktu pusher?

4. Berapa jumlah scraper yang dibutuhkan?


Jawab:
Menentukan waktu berangkat:
Berat scraper = berat kosong + (kapasitas scr. X bj tanah)
= 30.479 + (15.3 x 1340)

= 50.981 kg < berat maksimum (52.249 kg)

Dari RR GR TR L (Km) V (Km) t (menit)

A-B 6 0 6 1 23 2,6

B-C 4 8 12 0,5 12 3,8

t2 = 6,4

21
Menentukan waktu kembali

Berat scraper = 30.479 kg

Dari RR GR TR L (Km) V (Km) t (menit)

C-B 4 -8 -4 0,5 55 0,5

B-A 6 0 6 1 39 1,5

t4 = 2

Kecepatan pengangkutan rata-rata: 17.5 km/jam

Berdasarkan tabel maka waktu tetap adalah 2.3 menit

Waktu siklus = FT + HT + RT

= 2,3 + 6,4 +2,0

= 10,7 menit

Produktivitas scraper = kapasitas x 60 /waktu siklus x job efficiency


= 15,30 x 60 / 10,7 x 50/60

= 71,50 lcm/jam

Berdasarkan tabel, waktu loading adalah 1 menit, maka:


Waktu siklus pusher = 140% loading time + 0,25
= 1,65 menit
Jumlah scraper = waktu
siklus scraper / waktu sikluus pusher
= 9,6 / 1,65
= 7 scraper

22
2.6 Peningkatan Prodiktivitas Scrper

Agar produktivitas scraper dapat ditngkatkan maka dalam siklus kerjanya


perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pemuatan: sebaiknya dilakukan pada area menurun dan pelaksanaanya


secepat mungkin. Sebelum pemuatan, bersihkan area pemuatan dari
akar, semak, dan lain-lain.

2. Pemindahan: sebelum pekerjan pengolahan lahan dilaksanakan maka


tentukan terlebih dahulu rute pemindahan untuk membuat jarak
seminimal mungkin. Sebaiknya scraper berputar pada radius sekecil
mungkin. Agar scraper bekerja dengan lebih baik maka usahakan untuk
membasahi rute.

3. Penyebaran: pekerjan penyebaran material dimulai dari awal area. Selain


itu juga perlu dibuat penumpukan pada samping lebih tinggi daripada di
tengah.

Secara umum beberapa cara yang dapat dilakukan untuk


meningkatkan produksi scraper dalam operasinya antara lain:

1. Pertama dengan menggemburkan tanah yang akan dimuat ke dalam bowl.


Dengan demikian, waktu muat akan berkurang. Kedalaman penetrasi dari
ripper harus lebih besar dari kedalaman penetrasi cutting edge

2. Cara kedua adalah dengan membasahi tanah yang akan diangkut. Ada
beberapa jenis tanah yang dapat dimuat dengan lebih mudah bila dalam
kondisi basah. Pembasahan tanah ini dilakukan sebelum tanah dimuat ke
dalam bowl.

3. Pengaturan pergerakan scraper seperti menghindari terlalu banyak


gerakan memutar dan jika memungkinkan, jalan gerak antar scraper
berbeda.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah ;

 Ketetapan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya


proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek tidak lancar. Dengan demikian
keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi.

 Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk,


mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan secara
berlapis.

 Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk


mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, atau efisiensi alat.

 Pemakaian alat bantu atau pusher pada scraper dalam


operasinya dapat menaikkan produktivitas alat. Umumnya
sebuah pusher dapat membantu beberapa scraper dalam
melakukan pekerjaannya.

 Pembasahan tanah sebelum dimuat ke dalam bowl dapat


meningkatkan produktivitas scraper.

24
DAFTAR PUSTAKA

Fatena Rostiyanti, Susi (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi.


Jakarta: Rineka Cipta.
https://adjisutama.files.wordpress.com
http://ekikaesipil5612.blogspot.com

25

Anda mungkin juga menyukai