Jheny LP Dispepsia
Jheny LP Dispepsia
OLEH:
YOHANA C FARNEUBUN
18180000063
JAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
DISPEPSIA
1.1 Pengertian
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse
berarti pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis
yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau
mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa
panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi
termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).
Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang
terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah,
kembung, rasa penuh atau cepat kenyang, dan sering bersendawa. Biasanya
berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, makanan yang pedas,
asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu, ataupun kondisi
emosional tertentu misalnya stress (Wibawa, 2006).
Dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang dapat pula disertai dengan
keluhan lain, perasaan panas didada di daerah jantung (heartburn),
regurgitasi, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, bersendawa,
anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainnya. (Warpadji Sarwono,
et all, 1996, hal. 26).
a. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan
lambung. Panjang sekitar 25 cm mulai dari faring sampai pintu masuk
cardiac lambung. Lapisan dinding dari dalam keluar lapisan mukosa,
submukosa, lapisan otot melingkar esofagus terletak dibelakang
trakhea dan depan tulang belakang setelah melalui torak menembus
difragma masuk .kedalam abdomen menyambung dengan lambung.
b. Gaster (lambung)
Gaster merupakan bagian dari saluran pencernaan yang
melebar seperti kantong, terletak didalam rongga perut terutama
didaerah epigastrik. Sebagian terletak dibagian kiri daerah
hipokondriak dan umbilikal. Dalam keadaan kosong lambung
berbentuk g dan dalam keadaan penuh lambung berbentuk seperti
buah dengan kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Lambung
terbagi atas cardiac gaster, fundus gaster, corpus gaster, antrum
pylorus, spinkter kedua pada ujung lambung untuk mengatur
pengeluaran dan pemasukkan, mengalirkan makanan masuk ke
duodenum dan ketika berkontraksi spinkter ini akan mencegah
terjadinya aliran balik dari usus kelambung.
1.3 Etiologi
Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat
proses penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung
(Wibawa, 2006). Kadar lambung lansia biasanya mengalami penurunan
hingga 85%. Dispepsia disebabkan karena kelainan organik, yaitu:
a. Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau
duodenum, gastritis, tumor, infeksi bakteri Helicobacter pylori.
b. Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa
Jenis antibiotik, digitalis, teofilin dan sebagainya.
c. Penyakit pada hati, pankreas, maupun pada sistem bilier seperti
hepatitis, pankreatitis, kolesistisis kronik.
d. Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, penyakit tiroid, penyakit
jantung koroner.
Dispepsia fungsional dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Dispepsia mirip ulkus bila gejala yang dominan adalah nyeri ulu
hati.
b. Dispepsia mirip dismotilitas bila gejala dominan adalah kembung,
mual, cepat kenyang.
c. Dispepsia non-spesifik yaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan
dispepsia mirip ulkus dan dispepsia mirip dismotilitas.
Peranan pemakaian OAINS dan infeksi H. Pylori sangat besar pada
kasus-kasus dengan kelainan organic (Panchmatia, 2010).
1.4 Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.
Gambar Patofisiologi dispepsia akibat infeksi Helycobacter Pylori
Lambung kosong
Peningkatan HCL
Anoreksia, mual
Pelepasan mediator kimia
(bradikinin, histamin, prostaglandin)
Mengikis dinding lambung
Perubahan status
kesehatan
Dx. Nyeri akut
Nyeri akut
Kurang informasi tentang
penyakit
1.7 Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu
adanya komplikasi yang tidak ringan. Salah satunya komplikasi dispepsia
yaitu luka didinding lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa
lama lambung terpapar oleh asam lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus
terjadi luka akan semakin dalam dan dapat menimbulkan komplikasi
pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya muntah darah,
dimana merupakan pertanda yang timbul belakangan. Awalnya penderita
pasti akan mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih dulu yang
artinya sudah ada perdarahan awal. Tapi komplikasi yang paling dikuwatirkan
adalah terjadinya kangker lambung yang mengharuskan penderitanya
melakukan operasi. Adapun komplikasi dari didpepsia antara lain:
a. Perdarahan
b. Kangker lambung
c. Muntah darah
d. Ulkus peptikum
1.8 Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang
dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak
mengkomsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan
pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya
sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi
lambung.
2. Antikolenergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang
agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor
muskarinik yang dapat mensenkresi asam lambung sekitar 28-
43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia
organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk
golongan antagonis reseptor H2 antara lain simetidin, roksatidin,
ranitidin, dan famotidin.
6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan
metaklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati
dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah
refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance)
IDENTITAS
1. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa,
agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
2. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin,
agama, pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.
PENGKAJIAN
Alasan utama datang ke rumah sakit
Keluhan utama (saat pengkajian)
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat pengobatan dan alergi
PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene
dan lain-lain.
2. Data sistemik
a. Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan,
pengecap/penghidu, peraba, dan lain-lain
b. Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang,
kesimetrisan mata, alis, kelopak mata, konjungtiva, sklera,
kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan lain-lain.
c. Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas,
sumbatan jalan napas, dan lain-lain.
d. Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi
jantung, kekuatan, pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
e. Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu,
orientasi tempat, orientasi orang, dan lain-lain.
f. Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan,
keluhan, bibir, mual dan tenggorokan, kemampuan
mengunyah, kemampuan menelan, perut, kolon dan rektum,
rectal toucher, dan lain-lain.
g. Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan
cara jalan, kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari,
genggaman tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.
h. Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar,
kemerahan, dan lain-lain.
i. Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum,
testis, prostat, payudara, dan lain-lain.
j. Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran),
BAK, vesika urinaria.
3. Data penunjang
4. Terapi yang diberikan
5. Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual
a. Psikologi
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini
Cara mengatasi perasaan tersebut
Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan
Jika rencana ini tidak terselesaikan
Pengetahuan klien tentang masalah/penyakit yang
ada
b. Sosial
Aktivitas atau peran klien di masyarakat
Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai
Cara mengatasinya
Pandangan klien tentang aktivitas sosial di
lingkungannya
c. Budaya
Budaya yang diikuti oleh klien
Aktivitas budaya tersebut
Keberatannya dalam mengikuti budaya tersebut
Cara mengatasi keberatan tersebut
d. Spiritual
Aktivitas ibadah yang biasa dilakukan sehari-hari
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
Aktivitas ibadah yang sekarang tidak dapat
dilaksanakan
Perasaaan klien akibat tidak dapat melaksanakan hal
tersebut
Upaya klien mengatasi perasaan tersebut
Apa keyakinan klien tentang peristiwa/masalah
kesehatan yang sekarang sedang dialami
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada
lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan otot lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfagia, esofagitis dan anorexia.
3. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan gastroenteritis
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
N NAMA DIAGNOSA NOC NIC
O
Nyeri akut(00132) NOC: 1. Lakukan pemenentukan
1 Definisi: Pengalman 1. Pain level internngkajian nyeri secara
sensori dan emosional yang 2. Pain control komprehensif termasuk
tidak menyenangkan yang 3. Comfort level lokasi,karakteristik,durasi,frekue
muncul akibat kerusakan nsi,kualitas dan faktor
jaringan yang actual atau Kriteria hasil: presipitasi.
potensial atau digambarkan 1. Mampu mengotrol 2. Observasi reaksi nonverbal dari
dalam hal kerusakan nyeri( tahu ketidaknyamanan
sedemikian rupa. penyebab nyeri, 3. Evaluasi pengalaman nyeri
mampu masa lampau
Batasan karakteristik: menggunakan 4. Kontrol lingkungan yang dapat
1. Perubahan selera makan teknik mempengaruhi nyeri
2. Perubahan tekanan nonfarmakologi 5. Ajarkan pasien tekhink non
darah unutk mengurangi farmakologi
3. Perubahan frekuensi nyeri, mencari 6. Kolaborasi pemberian berikan
jantung bantuan) analgetik untuk mengurangi
4. Perubahan frekuensi 2. Melaporkan bahwa nyeri
pernapasan nyeri berkurang
5. Laporan isyarat dengan
6. Diaforesis menggunakan
7. Perilaku distraksi( mis. manajemen nyeri
Berjalan mondar mandir 3. Mampu mengenali
mencari orang lain) nyeri( skala,
8. Mengekspresikan intensitas, frekuensi
perilaku(mis.gelisah,mera dan tanda nyeri)
ngkak, menangis) 4. Menyatakan rasa
9. Sikap melindungi area nyaman setelah
nyeri nyeri berkurang
10. Masker wajah( mis. Mata
kurang bercahaya,
tmabak kacau, meringis)
11. Dilatasi pupil
12. Melaporkan nyeri secara
verbal
13. Gangguan tidur
Faktor yang
berhubungan:
1. Pemajanan toksin
2. Infeksi/ kontamnan
interpersonal
3. Stres, ancaman kematian
5. Kurang pengetahuan(00126) NOC: Teaching: disease process
Definisi:Defisiensi informasi 1) Knowledge: disease 1) Berikan penilaian tentang tingkat
kognitif yang berkaitan process pengetahuan pasien tentang
dengan topic tertentu. 2) Knowledge: health process penyakit yang spesifik
Batasan karakteristik: behavior 2) Jelaskan patofisiologi dari
1) Perilaku hiperbola penyakit dan bagaimana hal ini
2) Ketidakakuratan Kriteria hasil: berhubungan dengan anatomi
emngkuti perintah 1) Pasien dan dan fisiologi dengan cara yang
3) Ketidakakuratan keluarga tepat
melakukan tes mengatakan 3) Sediakan informasi pada pasien
4) Perilaku tidak pemahaman tentang kondisi, dengan cara
tepat(apatis) tentang penyakit, yang tepat
5) Pengungkapan masalah kondisi, prognosis 4) Instruksikan pasien mengenai
dan program tada dan gejala unutk
Factor yang berhubungan: pengobatan melaporkan pada pemberi
1) Keterbatasan kognitif 2) Pasien dan perawatan kesehatan dengan
2) Kurang minat dalam keluarga mampu cara yang tepat.
belajar melaksanakan
3) Kurang dapat mengingat prosedur yang
dijelaskan secara
benar
DAFTAR PUSTAKA