KEPERAWATAN ANAK
“JUVENIL DIABET”
Dosen Pengampu:
OLEH
Kelompok VI:
2017/2018
I. KONSEP MEDIS
0
Penyakit diabetes mellitus juvenile adalah penyakit yang disebabkan defisiensi
insulin yang absolute. Hal itu terjadi karena kerusakan total dari sel beta pancreas
yang merupakan sel-sel penghasil insulin, penyakit ini terjadi pada orang muda
dengan usia 30 tahun atau bahkan sejak usia anak-anak sehingga disebut juvenile
onset diabetes mellitus. Secara umum insiden IDDM akan meningkat sejak bayi
sehingga mendekati pubertas, namun semakin kecil setelah pubertas. Terdapat dua
puncak masa kejadian IDDM yang paling tinggi yakni usia 4-6 tahun serta usia 10-14
tahun.
2. Etiologi
Sindrom klinik DM disebabkan oleh berbagai etiologi dan mekanisme
patogenik. DM tipe 1 sekarang diyakini sebagai penyakit autoimun yang timbul jika
individu yang memiliki predisposisi genetic terpajan pada factor pencetus seperti
infeksi virus.
1. Faktor genetic. DM tipe 1 tidak diwariskan dari orang tua, tetapi hereditas
multifaktorial atau gen resesif yang entah bagaimana terkait dengan human
terbaru menyebutkan bahwa gen HLA dapat menyebabkan defek sistem imun
sehingga individu menjadi rentan terhadap factor pemicu, misalnya sumber diet
(Atkinson dan Ellis,1997), virus bakteri atau iritan kimiawi. Factor predisposisi
bisa diproduksi. Terdapat juga hubungan yang kuat antara DM tipe 1 dan
1
3. Patofisiologi
Diabetes mellitus Tipe 1: DM Tipe 1 merupakan kelainan autoimun yang
terjadi pada individu yang rentan secara genetic, yang juga dapat terpajan satu atau
beberapa faktor lingkungan atau dapatan, seperti kimiawi, virus, atau agens toksin
imun memulai proses mediasi limfosit T yang merusak dan menghancurkan sel
secara efektif
d) Ginjal berupaya untuk menurunkan glukosa darah, yang menyebabkan
glukosuria dan poliuria, dan protein serta lemak dipecah untuk energy.
e) Metabolism lemak menyebabkan penumpukan keton dan asidosis
4. Manajement dan Penatalaksanaan Terapeutik
a) Penanganan meliputi tim layanan kesehatan multidisiplin, dengan anak dan
2
g) Menciptakan control glukosa sangat penting dalam mengurangi risiko
dan/atu obat hipoglikemi, diet yang realistic; program latihan; dan penanganan
gejala hipoglikemia ringan, tetapi jika tanda dan gejala dikenali secara dini dan
dihilangkan dengan cepat dengan terapi yang cepat aktifitas anak tidak akan
tabel 4.1
ketakutan
Status mental Sulit berkonsentrasi, berbicara, Sensori tumpul, bingung
memfokuskan, mengkoordinasi
mimpi buruk
Perasaan Merasa gemetaran; lapar Rasa haus
Sakit kepala Kelemahan
subjektif Pusing Mual/muntah
Nyeri abdomen
3
Variabel Hipoglikemia Hiperglikemia
Kulit Pucat Kemerahan
Berkeringat Tanda-tanda dehidrasi
Membrane Normal Kering, pecah-pecah
mukosa
Respirasi Dangkal, normal Dalam, cepat (kussmaul)
Nadi Takikardia, palpitasi Kurang cepat, lemah
Bau napas Normal Seperti buah-buahan, aseton
Neurologik Tremor Reflex menurun
Lambat: hiperfleksi, dilatasi, Perestesia
pupil, kejang
Tanda-tanda tak Syok, koma Asidosis, koma
menyenangkan
Darah :
Glukosa Rendah; di bawah 60 mg/dl Tinggi;250 mg/dl atau lebih
Keton Negatif Tinggi/besar
Osmolaritas Normal Tinggi
pH Normal Rendah(7,25 atau kurang)
hematokrit Normal Tinggi
HCO³ Normal Kurang dari 20 mEq/L
Urine :
Haluaran Normal Poliuri(awal) sampai oliguri
(lanjut)
Enuresis, nokturi
Glukosa Negatif Tinggi
memfasilitasi control glukosa yang lebih ketat karena insulin tambahan dapat
4
c. Anak yang di rawat di rumah sakit untuk manajemen DM mereka memerlukan
pemantauan glukosa darah sebelum makan dan pada waktu tidur jika tidak lebih
sering
d. Pemeriksaan glukosa tambahan dapat diperlukan jika control glikemik tidak
Diabetes (2011) telah mengembangka standar terkait tujuan HbA1 c pada anak
adipose melalui masa otot besar menggunakan spuit insulin biasa atau
penyuntikan subkutan
c. Insulin U-100 juga dapat diberikan dengan pompa insulin portable
d. Frekuensi, dosisi, dan jenis insulin didasarkan pada jumlah kebutuhan anak
untuk mencapai kosentrasi glukosa darah tata-rata dan normal untuk mencapai
lama. Setiap jenis insulin bekerja pada kecepatan yang berbeda, sebagian besar
5
h. Pada beberapa kasus, kombinasi segera antara insulin jenis kerja menengah dan
pendek atau cepat seperti 70% NPH dan 30% regular dapat digunakan.
asupan actual
n. Memerlukan dosis kecil, yang dapat diberikan pompa dengan ketetapan
o. Pompa dapat menyimpan laju basal yang berbeda untuk waktu yang berbeda
dalam sehari dan hari dalam minggu (mis., laju basal yang lebih tinggi dapat
diperlukan dipagi hari ketika anak duduk di mejannya, dan laju yang lebih
rendah dapat diperlukan selama sore hari ketika anak lebih aktif dengan istrahat
dan kelas edukasi fisik). Selain itu, laju dapat deprogram secara berbeda untuk
hari sekolah versus hari akhir pekan ketika anak dapat tid lebih larut dan
semuanya di kemas dengan kekuatan 100 unit/ml (tersedia juga dosis yg sangat besar
atau kecil,untuk digunakan jika diperlukan dalam situasi tertentu). Kebutuhan akan
dosis insulin yang tepat tidak dapat diperkirakan. Karena itu, dosis total dan
presentase insulin kerja – cepat atau kerja – singkat sampai sedang ditentukan pada
masing-masing anak. Jumlah insuln di dasarkan pada kadar glukosa darah kapiler
anak atau anggota keluarga yang diuji. Insulin harian diberikan per subcutan dengan
6
injeksi 2x sehari, injeksi multidosis, atau dengan pompa portable.diabetes dapat
dikendalikan sesuai harapan pada sebagian besar anak yang menjalani program
insulin dua kali sehari. Program ini terdiri atas kombinasi insulin kerja cepat (lispro)
atau kerja singkat (reguler), dan kerja sedang (NPH atau Lente). Kombinasi tersebut
diberikan dalam spuit yang sama sebelum sarapan pagi dan sebelum makan malam.
Jumlah insulin ditentukan dengan pengukuran kadar glukosa darah setelah efek
30 menit sebelum makan agar waktu untuk absoprsi mencukupi. Disisi lain, insulin
lispro paling baik dberikan tidak lebih 10-15 menit sebelum makan.
dengan anak yang sehat. Anak menderita diabetes tidak memerlukan makanan atau
7
suplemen khusus. Mereka butuh kalori yang cukup untuk menyeimbangkan energy
juga membutuhkan asupan dan waktu pemberian makanan yang konsisten khususnya
waktu dan kerja insulin yang diberikan. Distribusi kalori, khususnya karbohidrat
ditentukan sehingga sesuai dengan pola aktifitas anak. Asupan makanan didasarkan
pada diet seimbang yang terdiri atas 6 kelompok makanan : susu, daging, sayuran,
lemak, buah dan roti. Serat penting dalam perencanaan diet karena pengaruhnya pada
pencernaan absorpsi, dan metabolism banyak nutrien; serat juga mengurangi kadar
sesuai dengan minat dan kemampuan anak. Olahraga teratur membantu dalam
penggunaan makanan oleh tubuh dan sering kali menurunkan kebutuhan insulin.
4.1.6 Penatalaksanaan penyakit
Tujuan penatalaksanaan diabetes adalah untuk mempertahankan keadaan
euglikemia sambil mengenali dan mengatasi keton dalam urin serta mencegah
dehidrasi. Hiperglikemia dan ketonuria terjadi pada banyak keadaan sakit bahkan
dosis insulin.
II.1 Pengkajian
8
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, keadaan umum
pasien, tanda-tanda vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan
diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang
lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor dapat mempercepat atau
b. Keluhan utama
DS yg mungkin timbul :
DO :
9
– Terjadi atropi otot
c. Keadaan Umum
d. Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan:
Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan
nadi, dan kondisi patologis. Biasanya pada DM type 1, klien cenderung memiliki TD
- Pulse rate
- Respiratory rate
- Suhu
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : kulit dan membrane mukosa tampak kering, tampak adanya atropi
otot, adanya luka ganggren, tampak pernapasan cepat dan dalam, tampak
10
f. Pemeriksaan penunjang
e) Elektrolit :
menurun.
f) Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK
baru)
g) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
fungsi ginjal)
11
k) Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi
m) Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
n) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
mental atau perilaku yang dapat terjadi pada keadaaan hiperglikemik (mis.,
12
4. Obat(insulin obat diabetic oral), yang meliputi dosis dan waktu pemberian,
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja
a) Aktivitas/ Istirahat
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
b) Sirkulasi
tekanan darah
c) Integritas Ego
Stress, ansietas
d) Eliminasi
e) Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
f) Neurosensori
13
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
g) Nyeri / Kenyamanan
h) Pernapasan
i) Keamanan
diabetes), kadar glukosa puasa ≥ 126 mg/dl, dan kadar glukosa plasma 2 jam
lebih dari 200 mg/dl selama uji toleransi glukosa oral merupakan kriteria
laboratorium untuk diagnosis DM. dengan masing-masing dari uji tersebut, jika
tidak jelas, hiperglikemia tidak jelas, hasilnya harus di konfirmasi dengan uji
sel pelau
c) Kadar seeruum nitrogen urea, kreatinin, kalsium, magnesium, fosfat dan
14
a) Control glukosa yang konsisten dan tetap dapat mengurangi resiko komplikasi
jangka panjang yang berkaitan dengan diabetes. Oleh sebab itu, pengaturan
tingkat aktivitas dengan jadwal yang tidak dapat diperkirakan, kebiasaan makan
15
(2) Pemberian insulin regurel per instruksi dokter atau praktisi perawat, yang
pediatric
e) Ketika anak mengalami reaksi hipoglikemik :
(1) Berikan glucagon baik secara subkutan maupun intramuscular . anak yang
memiliki berat badan kurang dari 20kg mendapat 0,5mg; anak yang memiliki
tersebut dengan karbohidrat yang lebih kompleks, seperti mentega kacang dan
memakai identifikasi media. Informasi yang sangat penting ini dapat menyelmatkan
nyawa anak. Label identifikasi ini dapat berupa kalung, gelang, dan label untuk
sepatu.
4. Sifat diabetes
Semakin baik pegetahuan orang tua tetang patofisiologi dan fungsi serta kerja
insulin dan glucagon dalam hubungannya dengan asupan kalori dan olh raga, semakin
baik pemahaman mereka tentang penyakit dan efeknya bagi anak mereka.
5. Perencanaan makanan
16
Nutrisi normal merupakan aspek utama dari program pendidikan keluarga.
Instruksi diet biasanya diberikan oleh ahli gizi, degan penguatan dan bimbingan dari
perawat.
6. Insulin
Keluarga perlu mengetahui memahami metodepengobatan dan insulin yang
diresepkan, termasuk durasi yang efektif, awitan, dan kerja puncak. Mereka juga
keluarga da anak. Alangkah baiknya peserta didik (keluarga dan anak) menyadai
bahwa aspek perawatan yang penting ini akan menjasi suatu rutinitas seperti halnya
mendemostrasikan teknik ini dengan memberikan injeksi yang terampik kepada orang
tua dan berikutnya orang tua melakukan demonstrasi dengan memberikan injeksi
kepada perawat. Dengan latihan, anggota keluarga akan segera mampu memberikan
dengan menggunakan dua metode yang berbeda: secara manual atau dengan alat
sanga berhati-hati menggunakan sepatu tanpa kaos kaki, memakai sandal atau
berjalan tanpa alas kaki. Metode perawatan kuku dan ekstermitas di lakukan setiap
anak (dengan bimbingan ahli perawatan kaki). Mata harus di periksa setahun sekali.
Perawatan gigi berkala, dan luka tersayat dan goresan harus dibersihkan.
17
10. Lakukan edukasi dan dukungan anak dan keluarga
a) Edukasi adalah intrervensi perioritas karena tindakan tersebut akan membenatu
anak dan keluarga untuk menangani secara mandiri kondisi kronis ini
b) Manajemen harian anak yang menyandang diabetes bersifat kompleks dan
pengobatan, termasuk obat diabetic oral dan penyuntikan imsulin, serta rencana
Diantara topic yang disertakan ketika melakukan pengajaran untuk anak dan
18
(4) Tanda dan gjala hipoglikemia tau hiperglikemia
(5) Komplikasi
(6) Pemeriksaan lab dan tindakan lanjut
(7) Ajarkan penggunaan insulin, rotasi dan lokasi penyuntikan.
(8) Instrksi ketika hari anak sakit dapat meliputi:
Hubungi dokter
Lakukan pemantauan glukosa darah secara lebih sering
(9) Tinjau informasi nutrisi dasar bersama anak dan keluaraga serta berikan contoh
makanan.
(10) Rujuk ke ahli gizi dapat menjadi tindakan yang tepat
g) Diagnose sakit kronis ang akan memerluka manajeman diri sulit serta anak dan
antar orang tua, atau saah satu dari banyak sumber dukungan dan yayasan
nasional.
3.6 Analisa Data
19
Kemungkinan
No Data Masalah
Penyebab
1. Data O: Resiko Intake tidak adekwat
Kurang pengetahuan
keidakseimbangan
tentang manajemen
kadar glucosa darah
diabetes
Data S:
Kurang kepatuhan pada
manajemen diabetik
Asupan diit
Pemantauan glukosa
darah tidak tepat
2. Data S: Ketidakefektifan pola Hyperventilasi
Mengatakan sesak
nafas
Data O:
Penggunaan otot bantu
nafas
RR ↑
Pernafasan cuping hidung
Pernafasan bibir
3. Data S: Ketidakefektifan Penurunan suplai darah
Mengatakan badan lemes
perfusi jaringan perifer jaringan
dan keringat dingin
Data O:
Perfusi dingin
CRT >3’
Parestesia
Keterlambatan
penyembuhan luka
Perubahan fungsi motorik
TD ↓
Nadi ↓
4. Data S: Resiko cedera Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan
Data O:
Penurunan kesadaran
TD ↓
Nadi ↓
Data S: Gangguan pola Osmotik diuresis
Mengatakan sering
eliminasi urine
20
Kemungkinan
No Data Masalah
Penyebab
kencing
Data O:
Sering berkemih
Oliguria
Data S: Kekurangan volume Osmotik diuresis
Mengatakan sering
cairan
kencing dan haus
Data O:
Oliguria
Kulit kering
Mukosa kering
TD ↓
Nadi ↑
Peningkatan suhu tubuh
Data S: Perubahan nutrisi Ketidakmampuan
Mengeluh mual, cepat
kurang dari kebutuhan mencerna makanan
kenyang,
Data O:
BB ↓ 20%
Menghindari makanan
Membran mukosa pucat
Penurunan BB dengan
asupan makan yang
adekwat
Data S: Defisiensi pengetahuan Kurang pajanan
Mengungkapkan tidak
informasi
mengerti cara perawatan
kencing manis pada anak
(pengaturan diit,
pemberian injeksi insulin,
dll)
Data O:
Ketidakakuratan
melakukan perintah
Ketidakakuratan
melakukan perintah
21
Kemungkinan
No Data Masalah
Penyebab
Data S: Intoleransi aktifitas Kelemahan umum
Menyatakan merasa
lemah
Menyatalkan merasa letih
Ketidaknyamanan setelah
beraktifitas
Data O:
Sesak setelah beraktifitas
Peningkatan RR
Keringat dingin
22
3.7 Nursing Care Plan
23
Hari/tgl Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
15/11/2018 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Berikan posisi 1/12 duduk 1. Memudahkan ekspansi paru dan
pola nafas b/d tindakan dalam memudahkan pernafasan
hiperventilasi waktu...x 24 jam 2. Anjurkan pasien untuk tenang 2. Menurunkan oksigen demand
3. Monitor RR, SpO2, tanda-
ventilasi adekwat, 3. Peningkatakn kerja nafas,
anda hipoventilasi
jalan nafas paten, hipoventilasi, dan kecukupan
TTV stabil, dengan 4. Monitor TD, Nadi oksigen perifer
kriteria hasil: 4. Perubahan TD, nadi
Irama nafas teratur menunjukkan peningkatan Work
Tidak ada 5. Monitor cyanosis perifer of breath
penggunaan otot 5. Penurunan suplai oksigen
bantu nafas 6. Kolaborasi pemberian jaringan perifer
Tidak ada oksigenasi, 6. Memaksimalkan pernafasan dan
pernafasan cuping menurunkan work of breath
hidung
RR 12-20x/mnt
TD 120/80mmHg
Nadi 60-100x/mnt
15/11/2018 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menurunkan kebutuhan akan
perfusi jarigan tindakan meningkatkan istirahat oksigen
perifer b/d keperawatan...x 24 2. Pantau tand-tanda vital 2. Mengumpulkan dan
penurunan suplai jam sirkulasi mneganalisa data sehingga
darah adekwat, dengan mencegah komplikasi
3. Batasi aktifitas fisik
kriteria hasil: 3. Meminimalkan konsumsi
24
Hari/tgl Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
TD 120/80 4. Kolaborasi untuk pemberian oksigen
Kesadaran terapi oksigen 4. Pemunuhan kebutuhan jaringan
composmentis
15/11/2018 Resiko cedera Setelah dilakukan 1. Identifikasi kebutuhan 1. Menganalisa faktor resiko
b/d disfungsi tindakan dalam keamanan pasien sesuai status potensial, mnetukan status
sensorik, waktu....x24 jam fisik dan fungsi kognitif kesehatan
hipoksia cedera tidak terjadi, 2. Berikan penjelasan pada 2. Informasi yang adekwat
jaringan dengan kriteria hasil: pasien dan keluarga penyebab meningkatkan kooperatif
Kesadaran perubahan status kesehatan
composmentis 3. Pasang side rail tempat tidur 3. Risk fall management
4. Anjurkan keluarga untuk
Klien mampu 4. Pengenalan secara dini setiap
menemani
menjelaskan faktor perubahan
resiko cedera
Klien mampu
menjelaskan
mekanisme
pencegahan cedera
Klien mampu
memodifikasi gaya
hidup untuk
mencegah cidera
Klien mampu
mnegenali
perubahan status
25
Hari/tgl Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
kesehatan
15/11/2018 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Dorong pasien untuk 1. Intake yang cukup
eliminasi urine tindakan memenuhi asupan oral mneggantikan kehilangan
b/d osmotik keperawatan melalui urine
diuresis selama ...x 24 jam 2. Manajemen cairan (pantau 2. Meningkatkan keseimbangan
eliminasi urine tidak produksi urine, warna, bau) dan mencegah komplikasi
3. Observasi asupan dan haluaran
terganggu, dengan 3. Mengetahui kecukupan cairan
urine 24 jam yang seimbang
kriteria hasil:
4. Observasi kadar gula darah
Menunjukkan 4. Peningkatan kadar gula darah
pengetahuan yang menyebabkan osmotik diuresis
adekwat tentang
penyebab poliuri
Produksi uring 05-1
ml/KgBB/jam
Kadar glucosa darah
<120 mg%
15/11/2018 Perubahan Setelah dilakukan 1. Berikan informasi mengenai 1. Informasi yang adekwat
nutrisi kurang tindakan kebutuhan nutrisi dan meningkatkan pengetahuan
dari kebutuhan keperawatan dalam bagaimana memenuhinya pasien
b/d waktu...x 24 jam 2. Ajarkan metode perencanaan 2. Mengatur porsi dan waktu
ketidakmmapuan nutrisi adekwat, makan makan dengan baik
mengabsorbsi dengan kriteria hasil: 3. Ciptakan lingkungan yang 3. Lingkungan yang nyaman akan
makanan d/d BB ↑ 0,5Kg /minggu menyenangkan untuk makan meningkatkan nafsu makan
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
emas, berat Intake makanan ¾ 4. Pemenuhan yang tepat sesuai
26
Hari/tgl Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
badan pasien porsi untuk kebutuhan gizi dan kebutuhan
menurun Conjunctiva tidak kalori yang diperlukan
walaupun pucat 5. Pantau peningkatan BB 5. Pengawasan kehilangan dan
intake Gula darah stabil alat pengkajian kebutuhan
makanan <200mg% nutrisi/ keefektifan terapi
6. Pantau hasil gula darah
adekuat, 6. Peningkatan/ penurunan kadar
mual dan gula darah menjadi indikator
muntah, 7. Pantau kecukupan asupan untuk evaluasi intake kalori
konjungtiva makanan 7. Monitoring asupan nutrisi bagi
tampak 8. Kolaborasi dengan dokter tubuh
pucat, pasien untuk kebutuhan stimulasi 8. Peningkatan motilitas usus dan
tampak nafsu makan menambah nafsu makan.
lemah, GDS
>200 mg/dl
15/11/2018 Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Dapat memberikan intevensi
pengetahuan b/d tindakan pasien dan keluarga secara tepat
kurang pajanan keperawatan 2. Jelaskan tentang proses 2. Pasien dan keluarga memahami
d/d menytakan selama...x 24 jam penyakit, kondisi, prognosis, proses penyakit, kondisi,
secara verbal pasien dan keluarga dan program pengobatan prognosis, dan program
masalah, menunjukkan sesuai advis DPJP pengobatan
ketidakakuratan pengetahuan tentang 3. Jelaskan pilihan terapi yang 3. Mmepermudah pasien dan
mengikuti proses penyakit, dapat dipilih pasien keluarga memahami intervnsi
4. Menjelaskan tanda hipo/
instruksi, dengan kriteria hasil: 4. Mengetahui tentang tanda
hiperglikemia
perilaku tidak Pasien dan keluarga hipo/hiperglikemi
27
Hari/tgl Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
sesuai menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan
program pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan tim
kesehatan
28
Virus (lingkungan), Faktor genetik, imunologi
Resiko
Peningkatan Peningkatan kadar Defisiensi insulin
ketidakstabilan
sintesis insulin, kurang intake
kadar gula darah makanan Ketidaktahuan tentang Minum obat dan
glikogen
pengobatan kontrol yang tidak Defisiensi
DM Tipe I teratur pengetahuan
Pe kadar insulin System
pernapasan
Hypoglikemia
System System
Glukagon System
neurologi perkemihan
kardiovaskuler System
pencernaan
Penurunan glukosa ke sel
Glukoneogenesis
Gangguan Konsentrasi glukosa
makrovaskular dalam darah meningkat
Peningkatan System
Lipolisis aterosklerosis metabolism cadangan muskuloskeletal
Aliran darah
kejantung menurun Aliran darah protein dan emak System
Ketidakmampuan ginjal
keserebral integument
menyerap kembali glukosa
Metabolismeasaml menurun Pe ↓ glukosa dalam
emakmeningkat Kontraktilitas Ketogenesis sel
miokard menurun Gangguan
Penurunan
makrovaskular
Gangguankeseim O2 keotak Pembentukan energy/
banganasambasat Suplai darah proses metabolism
Glukosuria dalam tubuh
ubuh kejaringan menurun Peningkatan asam Pe↓ aliran darah
Gangguan/ lambung ketungkai
disfungsi SSP
Osmotik diuresis
Hyperventilasi, Kelemahan otot,
Ketidakefektifan
tachpinea/kusmaul Anoreksia, kramotot, tonus otot
perfusi jaringan Ganggren
Penurunan mual, muntah
Perubahan nutrisi berkurang
Poliuria Dehidrasi
kesadaran. kurang dari
Ketidakefektif kebutuhan tubuh
Kerusakan
an pola nafas 29 Intoleransi aktivitas
Gangguan Kekurangan integritas kulit
Resikotinggic pola volume
edera eliminasi cairancairan
urine
DAFTAR PUSTAKA
Lippincot, Wiliams and Wilkins (2010). Buku Patofisiologi Menjadi Sangat Mudah.
Mediaction
Price, Sylvia A, dan Wilson Lorraine M (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Ed.6. Jakarta: EGC
http://dwianrini.blogspot.com/2018/02/askep-diabetes-melitus-nanda-noc-nic.html
30