Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 1 dari 32
JENAZAH

DAFTAR ISI

Hal.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 2
Unit
B. PembuatPedoman
Tujuan DisetujuiOleh :
Pedoman .............................................................................. 3
C. Ruang Lingkup
Jabatan Unit ...............................................................................
Direktur 3
D. Batasan Operasional ....................................................................... 4
E. Landasan Hukum ............................................................................ 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ................................................. 5
B. Distribusi Ketenagaan ..................................................................... 5
C. Pengaturan Jaga .............................................................................. 5
BAB III STANDAR FASILITAS
A. NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
Bangunan ..................................................................................... 6
B. Lokasi ...................................................................................... 6
C. Syarat Umum kamar Jenazah ......................................................... 6
D. Kebersihan Ruangan .................................................................... 6
E. Sarana Fisik dan Peralatan ............................................................ 6
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
A. Klasifikasi Penatalaksanaan Jenazah ........................................... 9
B. Kewaspadaan Universal ............................................................... 9
C. Prosedur Kewaspadaan Universal untuk Pemulasaran Jenazah ... 10
D. Perawatan Jenazah di Ruang Perawatan dan Pemindahan ke
Kamar Jenah .................................................................................. 11
E. Asuhan Keperawatan untuk Keluarga Pasien yang baru
Dinyatakan meninggal .................................................................. 13
F. Persiapan Pemulasaran/ Perawatan jenazah .................................. 14
G. Prosedur Pemulasaran /Perawatan Jenazah .................................. 14
H. Cara Pembuatan Klorin ................................................................ 15
I. Tata cara Memandikan Jenazah Menurut Agama Islam .............. 15
J. Tahapan Pemulasaran Jenazah ..................................................... 19
K. Tahapan Pemulasaran Jenazah ..................................................... 20
L. Embalming dan Pengawetan Jenazah .......................................... 20
M. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Proses Keperawatan ..... 23
N. Hal-hal khusus pada Pemulasaran Jenazah untuk jenazah
Penderita HIV-AIDS ..................................................................... 23
BAB V LOGISTIK ....................................................................................... 26
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ........................................................... 27
BAB VII KESELAMATAN KERJA ............................................................ 29
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ......................................................... 30
BAB IX PENUTUP ....................................................................................... 32
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 2 dari 32
JENAZAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis DisetujuiOleh
Unit PembuatPedoman yang berguna: untuk menjaga
penampilan luar jenazah
Jabatan Unit supaya tetap bersih dan mirip dengan kondisi sewaktu
Direktur
hidup. Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian yang wajar,
akan tetapi pada kematian yang tidak wajar, pengawetan jenazah baru dapat
dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau autopsi dilakukan.

Perawatan jenazah diUnit


NamaPejabat Rumah Sakit Graha HusadaDr.
Bandar Lampung meliputi
Yuliani
penempatan sementara jenazah sebelum dibawa pulang, pemulasaran jenazah
dan pengawetan jenazah. Pelayanan perawatan jenazah ini tidak hanya menjadi
tanggung jawab petugas unit kamar jenazah. Perawatan jenazah melibatkan
banyak unit kerja, yakni unit rawat inap, unit rawat intensif, unit gawat darurat,
unit sanitasi, unit linen dan laundry, unit logistik, unit administrasi dan
keuangan, serta unit farmasi.

Perawatan jenazah di luar kamar jenazah merupakan bagian dari asuhan


keperawatan pelayanan fase terminal dari kehidupan pasien. Asuhan
keperawatan ini harus dilakukan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan
pasien dan keselamatan kerja dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi
di rumah sakit.

Perawatan jenazah di kamar jenazah dilakukan untuk mempersiapkan jenazah


dibawa pulang oleh keluarga baik untuk proses pemakaman / kremasi yang
langsung dilakukan ataupun ditunda untuk suatu proses ibadah atau alasan
lainnya.

Kamar jenazah suatu rumah sakit bukanlah satu – satunya pintu keluar pasien.
Masih terdapat pintu keluar lain, yakni pintu kesembuhan dan pintu transisi.
Walaupun kamar jenazah merupakan bagian final keluarnya pasien yang telah
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 3 dari 32
JENAZAH

benar – benar tanpa nyawa. Penanganan untuk jenazah yang dilakukan oleh
Rumah Sakit Graha Husada meliputi penempatan sementara jenazah pasien
sampai jenazah dibawa pulang ke rumah ataupun disemayamkan di rumah duka,
pemulasaran jenazah, dan pengawetan jenazah.

Pasien
Unityang meninggl oleh karena penyakit menular
PembuatPedoman maupun: penyakit yang
DisetujuiOleh
tidak menular akanUnit
Jabatan mengalami proses pembusukan dan menjadi sumber kuman.
Direktur
Oleh karena itu, perawatan jenazah menjadi salah satu bagian penting dari
langkah – langkah pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang
membutuhkan pedoman kerja yang baik.

B. TUJUAN
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
1. Tujuan Umum :
Sebagai pedoman bagi Manajemen Rumah Sakit Graha Husada Bandar
Lampung untuk dapat melaksanakan pelayanan jenazah dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelaksanaan di kamar jenazah yang merupakan salah
satu upaya rumah sakit dalam mencegah infeksi nosokomial.
b. Mencegah terjadinya infeksi pada petugas kesehatan, pasien, keluarga, dan
masyarakat.
c. Sebagai pedoman kerja untuk melaksanakan pelayanan jenazah sebelum
dilihat dan dibawa pulang oleh keluarga.
d. Sebagai pedoman dalam meminimalkan kemungkinan untuk terjadinya
infeksi silang.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan kamar jenazah meliputi :
1. Penempatan sementara jenazah sebelum dibawa pulang.
2. Pemulasaran jenazah
3. Pengawetan jenazah
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 4 dari 32
JENAZAH

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Jenazah adalah jasad orang yang telah meninggal secara medis.
2. Pemulasaran jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal yang
meliputi persiapan jenazah untuk diperlihatkan kepada keluarga, transportasi
ke kamar jenazah, dan melakukan disposisi (penyerahan) barang – barang
milik pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan
Unit PembuatPedoman atau :dicurigai akibat
DisetujuiOleh
kriminalitas,
Jabatan perawatan
Unit jenazah dilakukan setelah pemeriksaan
Direktur medis lengkap
melalui otopsi. (Dalam hal ini, perawatan jenazah dilakukan di rumah sakit
rujukan untuk otopsi.)
3. Pengawetan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian
bahan kimia tertentu pada jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu
hidup. PengawetanUnit
NamaPejabat jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar,
Dr. Yuliani
akan tetapi pengawetan jenazah baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan
jenazah atau otopsi selesai dilakukan untuk kematian yang tidak wajar.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Permenkes No. 986 / Menkes / Per / XI / 1992 tentang Penyehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
4. SK MENKES RI No. 129 / MENKES / SK / II / 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 983 / Menkes / SK / X / 1992 tentang
Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit
6. Buku Pedoman Infeksi Nosokomial tahun 2001.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 5 dari 32
JENAZAH

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut:
Tabel Personil
Unit Kamar Jenazah
PembuatPedoman DisetujuiOleh :
No TingkatUnit
Jabatan Pendidikan Jumlah
Direktur
1 Akademi Keperawatan 2 orang
2 SMA 3 orang

B. Distribusi Ketenagaan
NamaPejabat
Distribusi ketenagaanUnit Dr. Yuliani
SDM yang diperlukan pada kamar jenazah terdiri dari:
a. Dokter Spesialis Forensik
b. Dokter Gigi khusus forensic
c. Teknisi forensik
d. Teknisi Laboratorum Forensik
e. Tenaga Administrasi
f. Tenaga Pemulasaraan jenazah
g. Supir kereta Jenazah
h. Pekarya

C. Pengaturan Jaga
Jaga dilakukan secara stand by di rumah di luar jam dinas karena keterbatasan
atau minimnya tenaga.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 6 dari 32
JENAZAH

BAB III
STANDAR FASILITAS

Sarana fisik dan peralatan sangat mempengaruhi efisiensi kerja dan pelayanan Unit
Kamar Jenazah. Mengingat tugas pokok Unit Kamar Jenazah adalah melayani pasien
yang sudah
Unit meninggal dengan atau tanpa penyakit menular,
PembuatPedoman maka diperlukan
DisetujuiOleh : sarana
dan prasaranaJabatan
yang memadai
Unit guna mencegah infeksi silang.
Direktur

A. BANGUNAN
Bangunan disesuaikan dengan kapasitas Rumah Sakit Graha Husada Bandar
Lampung dengan 128 tempat tidur dengan angka kematian sekitar 0.01% dalam
satu bulan. Luas kamar
NamaPejabat jenazah Rumah Sakit Graha Dr.
Unit Husada kira – kira 7,0 meter
Yuliani
x 5 meter.

B. LOKASI
Lokasi berada di basement rumah sakit jauh dari lintas utama rumah sakit.

C. SYARAT UNIT KAMAR JENAZAH


Pada prinsipnya, kamar jenazah berada di tempat yang jauh dari lalu lintas
perawatan pasien untuk menghindari terjadinya kontaminasi dan sesuai dengan
alur kerja.

D. KEBERSIHAN RUANGAN
1. Setiap hari lantai dan permukaan harus dibersihkan.
2. Lakukan dekontaminasi permukaan setelah selesai kegiatan.
3. Secara teratur dilakukan pembersihan besar yang disesuaikan dengan jadwal
pembersihan Unit Kamar Jenazah.

E. SARANA FISIK DAN PERALATAN


Di dalam kamar jenazah, terdapat :
1. Brankar yang dapat dilepaskan tandunya untuk proses transpor jenazah dari
ruang perawatan ataupun dari Unit Gawat Darurat dan juga pemindahan
jenazah dari kamar jenazah ke mobil jenazah.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 7 dari 32
JENAZAH

2. Kotak peralatan untuk proses pengawetan jenazah yang terdiri dari :


a. Kotak berisi Alat Pelindung Diri yang dipakai untuk proses pemulasaran
dan pengawetan jenazah.
1) Tutup Kepala
2) Kaca Mata
Unit3)PembuatPedoman
Masker DisetujuiOleh :
4)Jabatan Sarung
Unit tangan panjang Direktur
5) Apron plastik

NamaPejabat Unit Dr. Yuliani

Gambar 1.Perlengkapan Pemulasaran Jenazah

b. Sebuah ember tertutup untuk menampung linen kotor dan alat pelindung
diri yang telah digunakan yang selanjutnya dibawa ke Unit Linen dan
Laundry untuk dibersihkan.
c. Wastafel dan sabun antiseptik untuk hand hygiene.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 8 dari 32
JENAZAH

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan kamar jenazah adalah kegiatan mempersiapkan jenazah sebelum


diperlihatkan dan dibawa pulang oleh keluarga. UntukDisetujuiOleh
Unit PembuatPedoman memberikan : pelayanan yang
lebih baik pada pasienUnit
Jabatan meninggal, maka diperlukan alurDirektur
penanganan jenazah yang
jelas.

Jenazah dari ruang perawatan ataupun Unit Gawat Darurat

Masuk Unit Kamar Jenazah


NamaPejabat Unit Dr. Yuliani

Surat Keterangan Kematian dibuat dokter yang memeriksa kematian

Pembayaran di Kasir

Jenazah dibawa pulang oleh keluarga dengan mobil jenazah Rumah Sakit /
mobil jenazah rumah duka

Skema 1. Alur Penanganan Jenazah di Unit Kamar Jenazah Rumah Sakit Graha
Husada
Keterangan :
1. Pasien dari ruang rawat inap dan Unit Gawat Darurat yang telah
dinyatakan meninggal, maka jenazah akan dikirim ke kamar jenazah.
2. Di dalam kamar jenazah, akan dilakukan perawatan jenazah sebelum
jenazah ditunjukkan kepada keluarga.
3. Surat keterangan kematian dapat diperoleh keluarga dari dokter yang
memeriksa kematian / dari perawat ruangan tempat pasien di rawat.
4. Keluarga melakukan pembayaran biaya perawatan selama dirawat di
Rumah Sakit dan biaya pengawetan jenazah (bila dilakukan
pengawetan jenazah). Setelah pembayaran biaya selesai dilakukan,
bukti pembayaran ditunjukkan kepada petugas kamar jenazah.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 9 dari 32
JENAZAH

5. Jenazah dapat dibawa keluarga dengan menggunakan mobil jenazah


rumah sakit ataupun mobil jenazah rumah duka. Jenazah dipindahkan
dengan brankar yang ada di kamar jenazah ke mobil jenazah.
.
A. Klasifikasi Penatalaksanaan Jenazah di Rumah Sakit Graha Husada Bandar
Lampung berdasarkan Cara Kematian Pasien DisetujuiOleh :
Unit PembuatPedoman
A. Pasien yang
Jabatan Unittidak mengalami kekerasan apabila meninggal langsung
Direktur
diberi surat kematian, kemudian dibawa ke kamar jenazah untuk dicatat
dalam buku register dan dilakukan perawatan jenazah.
B. Pasien yang diduga meninggal akibat kekerasan, misalnya pembunuhan.
Apabila korban telah sampai di kamar jenazah, tetapi belum disertai
permintaan visum
NamaPejabat Unit et repertum, maka petugasDr.
akan menyarankan keluarga
Yuliani
untuk melapor ke polisi. Apabila keluarga menolak melapor ke polisi dan
tetap bersikeras untuk membawa jenazah setelah pemulasaran, maka
harus dibuat surat pernyataan dan tidak diberikan surat kematian. Tetapi
jika korban dilengkapi dengan surat permintaan visum et repertum, maka
dokter Rumah Sakit Graha Husada Bandar Lampung hanya melakukan
otopsi luar setelah keluarga membuat surat pernyataan untuk melakukan
otopsi. Otopsi lengkap (meliputi otopsi luar dan bedah mayat) hanya
dapat dilakukan di rumah sakit rujukan, yakni Rumah Sakit Abdul
Moeloek.

B. Kewaspadaan Universal
Kewaspadaan universal (universal precaution) adalah tindakan pengendalian
infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan dan keluarga
pasien dalam rangka mengurangi risiko penyebaran infeksi. Secara umum,
kewaspadaan universal meliputi :
1. Pengelolaan alat kesehatan habis pakai.
2. Cuci tangan dengan sabun untuk mencegah infeksi silang.
3. Pemakaian alat pelindung diri, misalnya sarung tangan untuk mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksius dengan lain.
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 10 dari 32
JENAZAH

6. Desinfeksi dan sterilisasi untuk alat yang sudah digunakan ulang.


7. Pengelolaan linen.

C. Prosedur kewaspadaan universal untuk pemulasaran jenazah :


1. Periksa ada tidaknya luka terbuka pada tangan atau kaki petugas yang
memandikan
Unit jenazah. Jika didapatkan luka terbuka
PembuatPedoman atau borok
DisetujuiOleh : pada tangan
atau kaki, petugas
Jabatan Unit tidak boleh memandikan jenazah.
Direktur
2. Bila petugas menggunakan baju lengan panjang, maka lengan baju harus
dilipat sampai di atas siku.
3. Melepaskan cincin, jam tangan, dan gelang.
4. Kenakan gaun pelindung.
5. Kenakan sepatu boot
NamaPejabat Unit dari karet. Dr. Yuliani
6. Kenakan celemek plastik.
7. Kenakan masker pelindung mulut dan hidung.
8. Kenakan kacamata pelindung.
9. Kenakan sarung tangan karet.
10. Setelah jenazah selesai dimandikan, siram meja tempat memandikan
jenazah dengan larutan klorin 0,5%, lalu bilas dengan air mengalir.
11. Rendam tangan yang masih mengenakan sarung tangan karet dalam larutan
klorin 0,5%, lalu bilas dengan sabun dan air mengalir.
12. Lepaskan kaca mata pelindung, lalu rendam dalam larutan klorin 0,5%.
13. Lepaskan masker pelindung, buang ke tempat sampah medis.
14. Lepaskan celemek plastik, buang ke tempat sampah medis.
15. Lepaskan gaun pelindung, rendah pada larutan klorin 0,5%.
16. Celupkan bagian luar sepatu pada larutan klorin 0,5%, bilas dengan air
bersih lalu lepaskan sepatu dan letakkan di tempat semula.
17. Terakhir lepaskan sarung tangan plastik dan buang ke tempat sampah medis.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 11 dari 32
JENAZAH

Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :


Jabatan Unit Direktur

NamaPejabat Unit Dr. Yuliani


Gambar 2. Petugas yang sudah menggunakan gaun pelindung

D. Perawatan Jenazah di Ruang Perawatan dan Pemindahan Jenazah ke


Kamar Jenazah.
1) Siapkan alat yang diperlukan dan bawa ke dalam ruangan.
a. Sarung tangan latex
b. Gaun pelindung
c. Kain bersih penutup jenazah
d. Klem dan gunting
e. Plester kedap air
f. Kapas, kasa absorben, dan pembalut
g. Kantong jenazah kedap air (khusus untuk pasien dengan penyakit
menular)
h. Wadah bahan infeksius.
i. Wadah barang berharga
j. Brankar jenazah.

2) Atur lingkungan sekitar tempat tidur. Bila kematian terjadi pada ruangan
dengan banyak tempat tidur, jaga privasi pasien yang lain dengan menutup
gorden / sampiran. Selanjutnya petugas mencuci tangan, memakai sarung
tangan, gaun, dan masker.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 12 dari 32
JENAZAH

3) Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi
datar.
4) Lepaskan selang infus dan lain – lain, lalu buang pada wadah infeksius.
5) Bekas luka diplester kedap air.
6) Lepaskan pakaian dari jenazah dan tampung pada wadah khusus.
7)UnitLepaskan perhiasan dan barang berhargaDisetujuiOleh
PembuatPedoman di hadapan : keluarga. Pada
umumnya
Jabatan semua
Unit cincin, gelang, kalung dilepaskan dan ditempatkan pada
Direktur
wadah barang berharga. Termasuk kaca mata, kartu, surat, kunci, barang
religi. Beri label identitas.
8) Letakkan jenazah pada posisi telentang (posisi supinasi).
9) Tutup kelopak mata dengan kapas lembab dan dapat dibantu dengan
plester jika kelopak
NamaPejabat Unit mata sulit ditutup. TutupDr.
telinga dengan kapas / kasa.
Yuliani
10) Luruskan badan dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan
tangan dan menyilang abdomen. Atau telapak tangan menghadap ke
bawah.
11) Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut dengan kasa / kapas.
Jika mulut tetap tidak mau tertutup, tempatkan gulungan handuk di
bawah dagu agar mulut tertutup. Tempatkan bantal di bawah kepala.
12) Bersihkan jenazah dengan air bersih dan handuk. Bersihkan area tubuh
yang terkena kotoran seperti darah, feses, dan muntahan pada saat
melepaskan jarum abbocath, selang nasogastrik, kateter urin, dan
peralatan medis lainnya. Jika kotoran terdapat di daerah rektum, uretra,
ataupun vagina, letakkan kassa untuk menutup tiap lubang dan rekatkan
dengan plester kedap air untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut.
Setelah kematian, sfingter otot relaks sehingga menyebabkan
inkontinensia feses dan urin.
13) Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang kotor harus diganti dengan
yang bersih.
14) Bekas plester dihilangkan dengan larutan alkohol.
15) Tutuplah jenazah dengan kain bersih disaksikan keluarga.
16) Pasang label sesuai kategori di pergelangan kaki / ibu jari kaki
17) Jenazah yang sudah ditutupi kain dipindahkan secara hati – hati ke tandu.
Ikat jenazah ke tandu pada daerah dada dan lutut untuk mencegah
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 13 dari 32
JENAZAH

jenazah jatuh. Ikatan tidak boleh terlalu kuat agar tidak menimbulkan
cedera.
18) Jenazah selanjutnya dibawa ke kamar jenazah oleh petugas ambulan
untuk dimandikan, dikafani / dikenakan baju sesuai agama dan
kebudayaan pasien, serta diawetkan (jika jenazah tidak langsung
Unitdikebumikan atau dikremasi/).
PembuatPedoman DisetujuiOleh :
19) Perawat
Jabatanpelaksana
Unit wajib memberitahukan kepada
Direkturpetugas unit kamar
jenazah apakah pasien meninggal karena penyakit menular atau bukan
karena penyakit menular.
20) Cuci tangan dan lepaskan gaun untuk direndam pada tempatnya, buang
bahan yang sekali pakai pada tempat sampah infeksius.
21)NamaPejabat
Perawat pelaksana
Unit merapikan dan membersihkan kamar pasien.
Dr. Yuliani
22) Dokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu dan
tanggal jenazah diantar ke kamar jenazah.
23) Periksa kembali apakah barang berharga telah disimpan atau diserahkan
kepada keluarga. Jaga keamanan barang berharga pasien. Disposisi
(penyerahan) barang berharga kepada keluarga harus disertai dengan
tanda tangan bukti serah terima di buku ekspedisi. Jangan meninggalkan
barang berharga. Tempatkan di kantor perawat sampai dapat diserahkan
kepada keluarga. Jika memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk
membawa pulang semua barang milik pasien tersebut sebelum pasien
meninggal.

E. Asuhan Keperawatan untuk Keluarga Pasien yang Baru Dinyatakan


Meninggal
1. Dengarkan ekspresi keluarga.
2. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bersama jenazah selama
beberapa saat
3. Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka.
4. Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah.
5. Berikan dukungan bila terjadi disfungsi berduka.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 14 dari 32
JENAZAH

F. Persiapan Pemulasaran / Perawatan Jenazah di Kamar Jenazah.


1. Petugas melaksanakan kewaspadaan universal dengan menyiapkan alat
pelindung diri yang terdiri dari : sarung tangan karet sampai siku, sepatu
boot dari karet, gaun, celemek plastik, dan masker.
2. Menyiapkan tempat untuk memandikan.
3. Unit
Petugas menyiapkan washlap, handuk, baskom
PembuatPedoman berisi :air, desinfektan
DisetujuiOleh
(larutan klorinUnit
Jabatan 0,5%) dan sabun. Direktur
4. Plester kedap air, kapas pembalut, sisir, dan pewangi.
5. Kantong jenazah / plastik
6. Brankar jenazah
7. Kacamata pelindung.
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
G. Prosedur Pemulasaran / Perawatan Jenazah di Kamar Jenazah
1. Siapkan larutan klorin 0,5%
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri untuk memenuhi persayaratan
kewaspadaan universal
3. Memindahkan jenazah ke meja tempat memandikan jenazah. Tidak
diperbolehkan memandikan jenazah dengan dipangku.
4. Melepaskan semua pakaian yang masih dikenakan jenazah
5. Menyiramkan seluruh tubuh dengan larutan klorin 0,5% secara merata ke
seluruh tubuh mulai dari sela – sela rambut, lubang telinga, lubang hidung,
mulut, tubuh, dan kaki, kemudian tunggu hingga 10 menit.
6. Mandikan dengan sabun dan air mengalir.
7. Bilas dengan air bersih yang mengalir.
8. Keringkan jenazah dengan handuk.
9. Sumbat semua lubang tubuh jenazah yang mengeluarkan cairan dengan
kapas.
10. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau pembungkus lain sesuai dengan
agama / kepercayaannya.
11. Selesai ritual keagamaan, jenazah (dengan penyakit menular) dimasukkan
ke dalam kantong plastik dengan ketebalan tertentu.
12. Bersihkan bekas tempat memandikan dengan larutan klorin 0,5%.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 15 dari 32
JENAZAH

13. Lepaskan perlengkapan kewaspadaan universal (sesuai protap pemakaian


kewaspadaan universal).

H. Cara pembuatan larutan klorin 0,5%


1. Kenakan sarung tangan karet yang tebal
2.Unit
Ada dua bahan pembuatan larutan klorin 0,5%
PembuatPedoman DisetujuiOleh :
a. Menggunakan
Jabatan Unit kaporit Direktur
1) Menyiapkan bahan
2) Menyiapkan alat
3) Memasukkan 25 liter air ke dalam bak besar
4) Taruh 200 gram kaporit 60%
5) Letakkan
NamaPejabat kaporit di atas selembar kain
Unit berukuran 40 x 40 cm,
Dr. Yuliani
bungkus dengan kain tersebut dengan mengikat keempat ujung –
ujungnya.
6) Haluskan kaporit dengan pemukul.
7) Malarutkan kaporit yang terbungkus kain dengan meremas – remas
kain yang berisi kaporit.
8) Larutan klorin dibagi menjadi dua tempat. Satu tempat untuk
memandikan jenazah dan satu tempat lainnya untuk dekontaminasi
alat.

b. Menggunakan bayclin
1) Menyiapkan 22,5 liter air.
2) Menyiapkan 2,5 liter bayclin.
3) Mencampurkan bayclin ke dalam air.
4) Aduk sampai larut sempurna.
5) Membagi ke dalam dua bak yang berbeda.

I. Tata Cara Memandikan Jenazah Menurut Agama Islam


1. Bujurkan jenazah di tempat yang tertutup serta diutamakan membujur
menghadap kiblat dengan kepala di sebelah kanan (bagi pasien pemeluk
agama Islam yang meninggal).
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 16 dari 32
JENAZAH

2. Lepaskanlah seluruh pakaian yang melekat dan menutup, serta pengikat dagu
dan pergelangan tangan.
3. Tutuplah bagian aurat sekenanya.

Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :


Jabatan Unit Direktur
Gambar 3. Jenazah dengan bagian aurat tertutup

4. Lepaskan logam seperti cincin dan gigi palsu (jika ada).


5. Bersihkan kotoran (feses) dengan didudukkan dan meremas bagian perut
hingga feses keluar.
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
6. Bersihkan rongga mulut dari sekret ataupun darah bila ada.
7. Bersihkan kuku – kuku jari tangan dan kakinya.
8. Disunahkan menyiram air mulai anggota yang kanan dari kepala bagian
kanan terus ke bawah, kemudian bagian kiri dan diulang 3 kali.

Gambar 4. Penyiraman jenazah dimulai dari kepala bagian kanan terus ke


bawah

9. Mulai menyiram anggota wudhu secara urut, tertib, segera, dan rata hingga 3
kali serta memulainya dari anggota wudhu sebelah kanan.

Gambar 5. Penyiraman dimulai dari kanan ke kiri


PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 17 dari 32
JENAZAH

10. Menyiram seluruh tubuh.


11. Menggosok seluruh tubuh dengan sabun.
12. Menyiram berulang kali sejumlah ganjil, misalnya 3, 5, 7, 9, atau 11 kali
hingga rata dan bersih sesuai kebutuhan.
13. Menyiram dengan larutan kapur barus atau bau – bauan yang harum atau
cendana dan sebagainya.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
14. Mengeringkan seluruh badan dengan handuk hingga
Jabatan Unit kering.
Direktur
15. Pengkafanan jenazah non infeksius (jika diminta keluarga pasien)
16. Letakkan jenazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup
selubung kain kafan (jangan sampai jenazah telanjang secara terbuka).

NamaPejabat Unit Dr. Yuliani

Gambar 6. Jenazah membujur di atas kafan dengan aurat tertutup


a. Tutuplah tujuh lubang, yaitu 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung, 1 pusar
dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk kapur barus.
b. Tutup lembaran kapas yang ditaburi serbuk kapur barus pada :
1) Wajah
2) Leher kanan dan kiri
3) Ketiak kanan dan kiri
4) Lengan siku kanan dan kiri
5) Di bawah dan di atas pergelangan tangan
6) Kedua pergelangan kaki
7) Kedua lingkar mulut.
a. Mengkafani jenazah
Bagi jenazah pria :
1) Tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala
dengan ikatan pada dahi.
2) Katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya.
3) Katupkan lipatan tutup celana dalamnya.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 18 dari 32
JENAZAH

b. Bagi jenazah wanita :


1) Letakkan tiga pintalan rambut ke bawah belakang kepala.
2) Tutupkan kain mukena pada rambut kepala
3) Tutupkan belahan kain baju pada dadanya
4) Lipatkan kain basah melingkar badan, perut, dan auratnya
di atas penutup celana dalamnya.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
c. Katupkan
Jabatan Unit dengan melingkarkan badannya
Direktur dengan kain kafan
secara rapat, tertib, dan menyeluruh.
1. Pengkafanan jenazah infeksius (jika diminta keluarga pasien)
a. Letakkan jenazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan
tertutup selubung kain kafan (jangan sampai jenazah telanjang
secara
NamaPejabat Unitterbuka). Dr. Yuliani
b. Tutuplah tujuh lubang, yaitu 2 mata, 2 telinga, 2 lubang
hidung, 1 pusar dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk
kapur barus.
c. Tutup lembaran kapas yang ditaburi serbuk kapur barus pada :
1) Wajah
2) Leher kanan dan kiri
3) Ketiak kanan dan kiri
4) Lengan siku kanan dan kiri
5) Di bawah dan di atas pergelangan tangan
6) Kedua pergelangan kaki
7) Kedua lingkar mulut.
d. Bungkus dengan plastik.
e. Mengkafani jenazah
Bagi jenazah pria :
1) Tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala
dengan ikatan pada dahi.
2) Katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya.
3) Katupkan lipatan tutup celana dalamnya.
Bagi jenazah wanita :
1) Letakkan tiga pintalan rambut ke bawah belakang kepala.
2) Tutupkan kain mukena pada rambut kepala
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 19 dari 32
JENAZAH

3) Tutupkan belahan kain baju pada dadanya


4) Lipatkan kain basah melingkar badan, perut, dan auratnya
di atas penutup celana dalamnya.
f. Katupkan dengan melingkarkan badannya dengan kain kafan
secara rapat, tertib, dan menyeluruh.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
Jabatan Unit Direktur

NamaPejabatGambar
Unit 7. Jenazah yang sudah terkafani dengan sempurna
Dr. Yuliani

J. Tahapan Pemulasaran Jenazah Menurut Agama Kristen


a. Memandikan jenazah
Lihat prosedur memandikan jenazah
1. Pemakaian baju atau gaun untuk jenazah
Terdapat beberapa ketentuan dalam memilih pakaian untuk jenazah
yang beragama Kristen :
 Jika jenazah adalah seorang gadis, maka dipakaikan baju
pengantin.
 Jika jenazah adalah seseorang yang sebelumnya telah menikah,
maka dipakaikan gaun (dress) untuk wanita dan jas untuk laki –
laki.
2. Mengawetkan jenazah
Lihat bagian Embalming dan Pengawetan Jenazah.
3. Merias jenazah
Merias jenazah dapat dilakukan oleh salah satu anggota keluarga
ataupun petugas dari rumah duka dengan tetap memperhatikan
kewaspadaan universal. Bagian yang dirias adalah wajah dan rambut.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 20 dari 32
JENAZAH

K. Tahapan Pemulasaran Jenazah Menurut Agama Buddha / Konghucu


a. Memandikan jenazah
Lihat prosedur memandikan jenazah.. Biasakan jenazah dibasuh
dengan air bunga yang ditempatkan di baskom baru dengan washlap
baru. Bunga disediakan oleh pihak keluarga.
b.PembuatPedoman
Unit Pemakaian baju atau gaun untuk jenazahDisetujuiOleh :
Terdapat
Jabatan beberapa kebiasan dalam memilihDirektur
Unit pakaian untuk jenazah
yang beragama Buddha / Konghucu :
1) Jika jenazah adalah seorang gadis atau anak perempuan, maka
dipakaikan baju pengantin.
2) Jika jenazah adalah seseorang yang sebelumnya telah menikah,
maka Unit
NamaPejabat dipakaikan pakaian adat Tionghoa (Chiongsam) berwarna
Dr. Yuliani
biru ataupun hitam untuk wanita dan jas untuk laki – laki.
3) Biasanya jenazah akan ditutup dengan kain berwarna kuning
keemasan pada lapisan atasnya.
4) Untuk jenazah usia lanjut, terdapat pakaian khusus untuk jenazah
yang dapat diperoleh dari Rumah Duka.
5) Variasi jenis pakaian berganti pada kepercayaan yang dianut
keluarga pasien.

c. Mengawetkan jenazah
Lihat bagian Embalming dan Pengawetan Jenazah.

d. Merias jenazah
Merias jenazah dapat dilakukan oleh salah satu anggota keluarga
ataupun petugas dari rumah duka dengan tetap memperhatikan
kewaspadaan universal. Bagian yang dirias adalah wajah dan rambut.

L. Embalming dan Pengawetan Jenazah


Embalming atau pengawetan jenazah pada umumnya dilakukan untuk
menghambat pembusukan, membunuh kuman, serta mempertahankan
bentuk jenazah. Pada prinsipnya, pengawetan jenazah hanya boleh
dilakukan oleh dokter atau perawat pada jenazah yang meninggal secara
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 21 dari 32
JENAZAH

wajar (natural death), sedangkan pada jenazah yang meninggal tidak


wajar (akibat pembunuhan, bunuh diri, serta kecelakaan), maka
pengawetan baru boleh dilakukan setelah proses forensik selesai
dilakukan. Dilakukannya pengawetan jenazah sebelum otopsi dapat
menyebabkan perubahan serta hilangnya atau berubahnya beberapa fakta
Unitforensik. Pemeriksaan forensik dilakukan DisetujuiOleh
PembuatPedoman di rumah sakit: rujukan, yakni
Rumah Sakit
Jabatan Umum Abdul Moeloek.
Unit Direktur

Pengawetan jenazah juga dilakukan untuk tujuan penundaan penguburan


/ kremasi. Pada kematian yang terjadi jauh dari tempat tinggalnya, maka
terkadang perlu dilakukan pengangkutan jenazah dari satu tempat ke
tempat lainnya.
NamaPejabat Pada kedua keadaan ini, diperlukan
Unit pengawetan jenazah
Dr. Yuliani
untuk mencegah pembusukan dan penyebaran kuman dari jenazah ke
lingkungan.

Penundaan penguburan / kremasi lebih dari 24 jam biasanya tidak


dilakukan untuk pemeluk agama Islam. Akan tetapi, pada beberapa
keadaan, jenazah perlu dibawa pulang ke tempat tinggal yang jauh
letaknya, maka untuk menjamin jenazah aman, dalam arti tidak berbau
dan tidak menularkan bibit penyakit ke sekitarnya selama proses
pengangkutan, maka pengawetan mutlak dilakukan dengan izin dari
keluarga pasien dan pemuka agamanya dengan terlebih dahulu dilakukan
komunikasi yang jelas untuk memberikan informasi dan edukasi. Rumah
Sakit Graha Husada mengharuskan pembuatan surat pernyataan
pemberian izin pengawetan jenazah khusus untuk pasien yang memeluk
agama Islam.

Teknik pengawetan jenazah :


1. Dalam mengawetkan jenazah, harus ditanamkan untuk menghormati
setiap tubuh jenazah yang akan diawetkan.
2. Cuci jenazah atau mandikan jenazah dengan larutan desinfektan.
3. Baringkan jenazah pada posisi supine.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 22 dari 32
JENAZAH

4. Buka pakaian dan semua perhiasan yang mungkin masih dipakai


jenazah.
5. Hilangkan kaku mayat. Apabila ada kaku mayat, hal tersebut harus
dilawan untuk mengurangi ketegangan otot. Otot yang tegang akan
meningkatkan tekanan ekstravaskular sehingga akan terjadi
pengalihan cairan pengawet dari dalam
Unit PembuatPedoman pembuluh darah
DisetujuiOleh : ke tempat
yang tidak
Jabatan Unitsemestinya. Direktur
6. Atur posisi penampilan mayat, tutup mata dan mulut jenazah.
7. Buatlah campuran cairan pengawet. Biasanya dibutuhkan 3 liter
cairan untuk mengawetkan mayat. Faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan formalin antara lain ukuran tubuh, adanya edema,
dan tahap pembusukan
NamaPejabat Unit mayat sudah sampai
Dr.di mana. Biasanya 16 ons
Yuliani
cairan dengan 1,5 galon air merupakan cairan pengawet terbaik. Ini
akan menghasilkan larutan formalin sebesar 2 – 3%.
8. Pilih tempat suntikan. Tempat terbaik untuk menyuntikkan cairan
pengawet adalah vena femoralis. Hal ini karena pada lokasi tersebut,
tekanan yang diterima pada kepala sama pada kedua sisi. Pada orang
tua, sering terjadi sklerosing sehingga tempat penyuntikan dilakukan
pada pembuluh karotis karena lebih mendekati pusat sirkulasi.
Tempat pengaliran cairan pengawet yang paling baik adalah pada
vena jugularis interna karena lebih dekat dengan atrium kanan jantung
yang merupakan pusat pertemuan vena seluruh tubuh.
Rumah Sakit Graha Husadamasih melakukan pengawetan jenazah
secara sederhana melalui abbocath atau kateter vena sentral yang
masih terpasang, diikuti penyuntikan pada beberapa rongga tubuh
seperti rongga dada dan rongga perut.
Tanda – tanda bahwa jenazah telah diawetkan dengan baik adalah :
 Perut semakin keras.
 Keluarnya cairan dari saluran pencernaan.
 Mata menjadi merah karena adanya perubahan tekanan okular
mata yang menjadi tinggi.
 Perubahan warna pada tubuh jenazah.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 23 dari 32
JENAZAH

M. Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Keperawatan


1. Segera mencuci kulit dan permukaan lainnya dengan air mengalir bila
terkena darah atau cairan tubuh lainnya.
2. Dilarang memanipulasi alat suntik. Penyarungan jarum suntik ke
tutupnya dilakukan dengan teknik one hand. Buang semua benda
tajam ke dalam kontainer benda tajam dan
Unit PembuatPedoman jarum.
DisetujuiOleh :
3. Jabatan
Semua Unit
permukaan yang terkena percikan Direktur
atau tumpahan darah atau
cairan tubuh lainnya segera dibersihkan dengan cairan klorin 0,5%.
4. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan
urutan : dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi.
5. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam
kantong plastik
NamaPejabat Unit infeksius yang berwarna kuning.
Dr. Yuliani
6. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesuai dengan
pengolahan sampah medis.

N. Hal – Hal Khusus Pada Pemulasaran Jenazah untuk Jenazah penderita


HIV dan AIDS
A. Prinsip Dasar :
1. Selalu menerapkan kewaspadaan universal (memperlakukan setiap
cairan tubuh, darah, dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan
yang infeksius.
2. Pastikan jenazah sudah didiamkan selama kurang lebih 4 (empat)
jam sebelum dilakukan perawatan jenazah. Ini perlu dilakukan
untuk memastikan kematian seluler (matinya seluruh sel dalam
tubuh).
3. Tidak mengabaikan budaya dan agama yang dianut.
4. Tindakan petugas mampu mencegah penularan.
B. Ketentuan Umum :
1. Semua petugas yang menangani jenazah sebaiknya telah
mendapatkan vaksinasi hepatitis - B sebelum melakukan
pemulasaran jenazah. (Catatan : efektivitas vaksinasi hepatitis B
selama 5 tahun).
2. Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 24 dari 32
JENAZAH

3. Luka dan bekas suntikan pada jenazah diberikan desinfektan.


4. Semua lubang – lubang tubuh ditutup dengan kasa adsorben dan
diplester kedap air.
5. Badan jenazah harus bersih dan kering.
6. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
7. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik
Unit PembuatPedoman untuk pengawetan
DisetujuiOleh : atau
otopsi,
Jabatan kecuali oleh petugas khusus.
Unit Direktur
8. Dalam hal tertentu, autopsi hanya dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari direktur Rumah Sakit. Proses autopsi
tidak dilakukan di Rumah Sakit Graha Husada, melainkan jenazah
dikirim ke Bagian Forensik Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek.
NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
C. Penanganan Alat – Alat yang Sudah Terkontaminasi dengan Cairan
Tubuh Jenazah Penderita
HIV – AIDS
1. Dekontaminasi Alat – Alat
Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan agar alat –
alat kesehatan dapat ditangani secara aman oleh petugas
pembersih alat medis. Alat kesehatan yang dimaksud adalah meja
pemeriksaan, alat – alat bedah, sarung tangan, dan peralatan
lainnya yang terkontaminasi cairan tubuh dari jenazah penderita
HIV – AIDS. Alat kesehatan yang digunakan direndam dalam
larutan desinfektan, yaitu larutan chlorine 0,5% selama 10-20
menit. Dekontaminasi peralatan yang tidak dapat direndam,
misalnya permukaan meja dapat dilakukan dengan menggunakan
lap yang dibasahi dengan desinfektan.

2. Pencucian dan Pembilasan


Pencucian alat – alat kesehatan adalah proses secara fisik untuk
menghilangkan darah, cairan tubuh, atau benda – benda asing
(debu atau kotoran). Setelah dicuci dengan deterjen, alat
kesehatan dibilas dengan air bersih.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 25 dari 32
JENAZAH

3. Desinfeksi Tinggi Tinggi


Desinfeksi tingkat tinggi adalah suatu proses yang menghilangkan
sebagian besar mikroorganisme namun tidak dapat membunuh
endospora dengan sempurna seperti tetanus dan gas gangren. Cara
melakukan DTT :
 Merebus dalam air mendidih selama
Unit PembuatPedoman 20 menit. :
DisetujuiOleh
 Rendam
Jabatan Unit dalam desinfektan kimiawi.Direktur

NamaPejabat Unit Dr. Yuliani


PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 26 dari 32
JENAZAH

BAB V
LOGISTIK

Penyediaan peralatan dan bahan pengawet untuk proses pemulasaran dan


pengawetan jenazah di Unit Kamar Jenazah diperoleh dari :
1. Peralatan
Unit medis seperti sarung tangan, jarum DisetujuiOleh
PembuatPedoman suntik, kasa pembalut,
: perekat
kedapJabatan
air, danUnit
formalin diperoleh dari Unit Farmasi melalui pengamprahan
Direktur
setiap kali dijumpai pasien yang meninggal.
2. Alat pelindung diri single use lainnya diperoleh dari Unit Logistik dengan
ketentuan satu set diletakkan di Unit Kamar Jenazah sebagai stok.
3. Alat pelindung diri yang re-used diperoleh melalui pengajuan permintaan ke
Unit Logistik untuk
NamaPejabat Unitpenambahan atau penggantian alat pelindung diri yang
Dr. Yuliani
rusak / tidak layak pakai.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 27 dari 32
JENAZAH

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien menjadi salah satu fokus perhatian dalam pelayanan kesehatan
di setiapUnit
sentra pelayanan kesehatan, termasuk rumah
PembuatPedoman sakit. Prinsip
DisetujuiOleh : primum non
nocere atau first, do no
Jabatan harm harus selalu diterapkan dalam
Unit palayanan pasien, baik
Direktur
pasien yang masih dirawat ataupun pasien yang baru saja meninggal.

Kenyamanan dan keselamatan pasien lainnya harus diperhatikan. Jika seorang pasien
meninggal di ruangan multi bed, maka perawat pelaksana harus senantiasa
menciptakan ketenanganUnit
NamaPejabat dan kenyamanan dengan menutup
Dr. Yulianigorden atau kain
pembatas antar tempat tidur. Perawatan jenazah awal di ruang rawat inap harus
segera dilakukan dan jenazah segera dipindahkan ke kamar jenazah untuk proses
pemulasaran.

Jenazah yang meninggal oleh karena penyakit menular harus diberi label atau
identifikasi. Pasien yang meninggal oleh karena HIV – AIDS harus diletakkan
selama 4 jam sampai kematian seluler tercapai sehingga risiko penularan penyakit
lebih kecil. Khusus untuk jenazah yang meninggal akibat penyakit menular, kantong
jenazah tidak diizinkan untuk dibuka kembali setelah jenazah dibungkus di dalam
kantong jenazah.

Rumah Sakit Graha Husadatidak memberikan kebijakan untuk keadaan atau alasan
tertentu dalam pemberian izin untuk membiarkan jenazah tetap di ruang rawat inap
selama beberapa jam tanpa dipindahkan ke kamar jenazah. Hal ini disebabkan proses
pembusukan sejak pasien meninggal akan terus berlangsung dan dapat menjadi
sumber penularan infeksi.

Setiap peralatan dan linen yang terkontaminasi dengan cairan tubuh dan darah pasien
yang meninggal harus diperlakukan sebagai peralatan / linen / limbah infeksius yang
membutuhkan dekontaminasi dan desinfeksi.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 28 dari 32
JENAZAH

Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi perlu senantiasa melakukan monitoring


prosedur kerja baik di ruang perawatan maupun di unit kamar jenazah untuk
memastikan bahwa setiap prosedur telah berjalan sesuai prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi.

Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :


Jabatan Unit Direktur

NamaPejabat Unit Dr. Yuliani


PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 29 dari 32
JENAZAH

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja bukan hanya menitik beratkan pada keselamatan untuk petugas
unit kamar
Unitjenazah dan petugas dari unit terkait. Keselamatan
PembuatPedoman kerja juga
DisetujuiOleh : harus
menjamin bahwa dalam
Jabatan prosedur kerja pemulasaran jenazah,
Unit pencegahan dan
Direktur
pengendalian infeksi senantiasa menjadi perhatian.

Secara sederhana, keselamatan kerja dapat dilaksanakan melalui beberapa hal berikut
ini, yakni :
1. Penggunaan
NamaPejabatAlat
Unit Pelindung Diri secara Dr.
lengkap dan benar setiap
Yuliani
pemulasaran dan pengawetan jenazah.
2. Perawat pelaksana senantiasa memberikan informasi tentang kategori
penyakit menular atau penyakit tidak menular yang diderita pasien
sebelum meninggal kepada petugas kamar jenazah.
3. Melaksanakan prosedur pemulasaran jenazah dan pengawetan jenazah
baik untuk pasien yang meninggal akibat penyakit menular maupun
penyakit tidak menular secara benar.
4. Melaksanakan prosedur pembuangan limbah dan penatalaksanaan linen
secara benar.
5. Memperhatikan jenis kematian pasien dalam pemulasaran dan pengawetan
jenazah. Rumah Sakit Graha Husadatidak melakukan pengawetan jenazah
untuk kasus – kasus kematian akibat kekerasan yang membutuhkan
autopsi.
6. Pengawetan jenazah untuk pasien yang beragama Islam dilakukan atas izin
keluarga dan pemuka agama dengan terlebih dahulu mengisi surat
pernyataan.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 30 dari 32
JENAZAH

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan atau keluhan dari
pasien dan keluarganya, lembaga sosial atau swadaya masyarakat bahkan
pemerintah.
Unit Mutu akan diwujudkan bila jika telada ada
PembuatPedoman dan berakhirnya
DisetujuiOleh : interaksi
antara penerima pelayanan
Jabatan Unit dan pemberi pelayanan. Direktur

Pelayanan yang baik dan memuaskan dapat diwujudkan secara bersama antara
pengguna jasa pelayanan dan petugas kesehatan. Kritik dan keluhan semestinya tidak
dianggap sebagai serangan, tetapi diterima sebagai koreksi terhadap cara berpikir dan
ca ra melayani pasien dan
NamaPejabat Unitkeluarganya. Dari keluhan Dr.
pasien dan keluarga, maka
Yuliani
petugas kesehatan dapat mengetahui keinginan pasien dan keluarga serta kekurangan
yang dimiliki dalam pemberian pelayanan kesehatan. Namun kondisi ini harus
disertai pula dengan perbaikan pada aspek kebijakan dan manajemen.

Proses kematian merupakan suatu tahapan yang menimbulkan perubahan perasaan


bagi keluarga yang ditinggalkan. Pelayanan fase terminal, termasuk perawatan
jenazah baik di luar unit kamar jenazah maupun di unit kamar jenazah merupakan hal
yang sensitif bagi keluarga. Hal ini terkait dengan permintaan terakhir pasien
ataupun adat kebudayaan dan kepercayaan yang dianut pasien dan keluarga.

Merupakan hak pasien untuk mendapatkan asuhan perawatan yang baik bagi jenazah
sama seperti saat pasien masih hidup. Jenazah harus diperlakukan secara hormat.
Dan menjadi kewajiban keluarga pula untuk memahami dan mengikuti setiap
kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit dengan mempertimbangkan aspek
medikolegal.

Pelayanan kamar jenazah harus senantiasa dimonitoring dan dievaluasi dalam


pengendalian mutu. Mutu pelayanan kamar jenazah, dalam hal ini perawatan
jenazah, dianggap baik bila :
1. Perawatan jenazah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku di rumah sakit.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 31 dari 32
JENAZAH

2. Perawatan jenazah memperhatikan syarat – syarat pencegahan dan pengendalian


infeksi di rumah sakit.
3. Perawatan jenazah memperhatikan keselamatan pasien dan keselamatan kerja.
4. Tidak ada penundaan perawatan jenazah, kecuali untuk aspek medikolegal
(autopsi) dan perawatan khusus untuk pasien yang meninggal akibat penyakit
menular.
Unit PembuatPedoman DisetujuiOleh :
5. Tidak adaJabatan
perawatan
Unitjenazah yang bertentangan dengan aspek medikolegal.
Direktur
6. Perawatan jenazah tetap memegang prinsip meghormati pasien meskipun telah
meninggal serta menjunjung tinggi adat istiadat dan kepercayaan yang dianut
pasien dan keluarga.
7. Tidak adanya keluhan ataupun kritik yang tidak sesuai dengan kebijakan rumah
sakit. NamaPejabat Unit Dr. Yuliani
8. Evaluasi berkala terhadap prosedur kerja dan kebijakan rumah sakit sebagai
tindak lanjut terhadap kritik dan masukan dari keluarga pasien.
PEDOMAN

RS GRAHA HUSADA NOMOR : 12.13/SK-RSGH/III/2017


BANDAR LAMPUNG REVISI KE :A
BERLAKU TMT : 18 Maret 2017
PEDOMAN PELAYANAN KAMAR
HALAMAN : 32 dari 32
JENAZAH

BAB IX
PENUTUP

Perawatan jenazah merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang


dilakukan di Rumah Sakit Graha Husada. Pelayanan unit kamar jenazah erat
kaitannya dengan
Unit pencegahan dan pengendalian infeksi,
PembuatPedoman aspek medikolegal,
DisetujuiOleh : serta
hak pasien dan keluarga
Jabatan pada saaat menghadapi masa kehilangan
Unit Direktur anggota keluarga
(bereavement). Rumah sakit harus senantiasa memperhatikan ketiga aspek tersebut
dalam usaha menghargai adat istiadat, budaya, agama dan kepercayaan pasien dan
keluarga. Oleh karena itu, pelaksanaan pelayanan perawatan jenazah diharapkan
sesuai dengan pedoman yang berlaku di lingkungan di Rumah Sakit Graha Husada
serta kebijakan yang diberlakukan
NamaPejabat Unit Direktur Rumah Sakit Graha Husada. Evaluasi
Dr. Yuliani
dan revisi terhadap pedoman dan kebijakan dilakukan untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai