Anda di halaman 1dari 12

PERMASALAHAN

POKOK
Tingkat kemiskinan dan ketimpangan
Menghadapi kenyataan bahwa
yang besar dalam distribusi pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
(kesenjangan ekonomi) dan tingkat
masih merupakan sebuah masalah
kemiskinan merupakan dua masalah
serius di Indonesia, pemerintahan
besar dibanyak negara bagian, tidak
Kabinet Bersatu di bawah pimpinan
terkecuali Indonesia. Dikatakan besar,
Presiden SBY menerapkan tiga lapis
jika dua masalah ini berlarut-larut dan
strategi pembangunan ekonomi, yaitu
dibiarkan semakin parah, pada akhirnya
pro-pertumbuhan, pro-kesempatan
akan menimbulkan knsekuensi politik
kerja dan pro-miskin.
dan sosial yang sangat serius.
HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN KEMISKINAN
TEORI UTAMA Hubungan Antara Pertumbuhan
Ekonomi Dan Tingkat Kesenjangan
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan Pendapatan
atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan.
Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan Data tahun 1970-an dan 1980-an mengenai
pertumbuhan ekonomi dan distribusi pedapatan di
disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep banyak NSB, terutama negara-negara yang proses
yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis pembangunan ekonominya sangat pesat dan
kemiskinan disebut kemiskinan absolut. dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
Dasar teori dari korelasi antara pertumbuhan seperti indonesia, menunjukkan seakan-akan ada
suatu korelasi positif antara laju pertumbuhan
pendapatan per kapita dan tingkat kemiskinan ekonomi dengan tingkat kesenjangan dalam
tidak berbeda dengan kasus pertumbuhan distribusi pendapatan: semakin tinggi
ekonomi dengan ketimpangan dalam distribusi pertumbuhan PDB atau semakin besar pendapatan
pendapatan. per kapita, semakin besar perbedaan antara kaum
miskin dan kaum kaya.
SEJUMLAH INDIKATOR ▪ Tempat Tinggal
Tempat tinggal bisa dalam arti rumah dan lokasi
▪ Pendapatan/Konsumsi Per Minggu/Bulan/Tahun dimana rumah itu berbeda. Yang harus difokuskan
Digunakan untuk mengkur apakah seseorang itu adalah bentuk dan kualitas. Dalam hal rumah,
miskin atau tidak adalah jumlah pendapatan dari bentuk dan kualitasnya bisa digunakan sebagai salah
hasil kerja/usaha rata-rata per minggu,atau bulan satu idikator kemiskinan.
atau per tahun. ▪ Pendidikan Formal
▪ Aset Pendidikan formal merupakan salah satu aspek
Jumlah atau nilai aset, seperti tanah, rumah/gedung, penting dari kemiskinan. Yang dilihat tidak hanya
dan aset-aset lainnya yang bergerak juga bisa tingkatnya,tetapi juga kualitasnya.
digunakan sebagai salah satu indicator kemiskinan. ▪ Infrastruktur Dasar Rumah Tangga
▪ Total Kekayaan Yang dimaksud dengan infrastruktur dasar rumah
Jumlah kekayaan seseorang adalah per definisi tangga adalah seperti air bersih, sanitasi layak, listrik
jumlah dari semua aset yang dimiliki orang itu yang cukup, telekomunikasi, dan transportasi yang
ditambah dengan jumlah pendapatan yang baik.
didapatnya dari segala sumber, termasuk pekerja ▪ Kesehatan
atau pegawai.
Dua komponen penting dari aspek kesehatan yang
▪ Makanan Yang Dikonsumsi harus diukur. Komponen petama adalah akses ke
Menyoroti makanan sebagai salah satu indicator pelayanan kesehatan yang layak/baik. Komponen
kemiskinan harus terutama melihat pada dua hal, kedua adalah kondisi kesehatan rata-rata
yakni porsi dan kualitas dari makanan yang masyarakat.
dikonsumsi.
Analisis Empiris
1 . Kemiskinan
Di Indonesia pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan selama era orde baru (1966-
1998) memberi suatu kontribusi yang besar terhadap pengurangan kemiskinan (yang diukur dari
jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan sebagai suatu presentase dari jumlah
penduduk).

2 . Kesenjangan
Kalau dilihat pada tingkat agregat dengan memperhatikan perkembangan sejumlah variable-
variabel ekonomi makro selama orde baru hingga saat ini, misalnya laju pertumbuhan PDB rata-
rata per tahun, peningkatan PN perkapita, diversifikasi ekonomi, dan pangsa ekspor non-migas,
diakui ada keberhasilan dari pembangunan ekonomi selama ini, walaupun sempat terganggu
oleh dua kali krisis ekonomi. Akan tetapi, keberhasilan suatu pembangunan ekonomi tidak dapat
hanya diukur dari laju pertumbuhan output atau peningkatan pendapatan secara agregat atau
per kapita. Tetapi, bahkan lebih penting, harus dilihat juga dari pola distribusi dari peningkatan
pendapatan tersebut.
Secara teoretis, perubahan pola
Sejarah perekonomian di distribusi pendapatan di Dampak positif tersebut
Indonesia menunjukkan bahwa perdesaan di Indonesia selama yang ada pada (III), bisa
pemerintahan orde baru selain ini dapat disebabkan oleh dalam beragam bentuk ,
faktor-faktor berikut ini: diantaranya yaitu:
berhasil menekan angka
❑Akibat arus penduduk/tenaga ❑Semakin banyak
kemiskinan, juga berhasil menjaga kerja dari perdesaan ke kegiatan-kegiatan
tingkat kesenjangan dalam perkotaan yang selama orde ekonomi di perdesaan
baru berlangsung sangat
distribusi pendapatan untuk tidak pesat. ❑Tingkat produktivitas
dan pendapatan riil
meningkat secara berarti pada ❑Struktur pasar dan besarnya
tenaga kerja
saat ekonomi mengalami distorsi yang berbeda di
perdesaan dengan di meningkat
pertumbuhan pesat yang biasanya perkotaan ❑Potensi SDA semakin
terjadi pada awal periode ❑Dampak positif dari proses baik dimanfaatkan
pembangunan. pembangunan ekonomi
nasional
Kedelapan sasaran tersebut adalah sebagai
TUJUAN PEMBANGUNAN berikut :

MILENIUM • Mengurangi kemiskinan


• Menurunkan kemiskinan dan kelaparan ekstrem
Pada bulan September 2000,Perserikatan
(hingga setengahnya)
Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan apa • Mencapai pendidikan dasar untuk semua

yang disebut dengan Tujuan Pembangunan • Mengurangi angka kematian anak (hingga dua-
pertiganya)
Milenium (MDGs),yang harus dicapai 191 • Memperbaiki kesehatan ibu (hingga tiga –
perempatnya)
negara dengan anggotanya pada tahun
• Mengurangi HIV /AIDS,malaria dan penyakit-
2015.Ada delapan sasaran,masing-masing penyakit menular lainnya
• Menjamin kelestarian lingkungan hidup
dengan target tertentu yang harus dicapai
• Membentuk sebuah kerja sama global untuk
pembangunan
Sejak dicetuskannya MDGs hingga awal
2011,khususnya di kawasan Asia dan
Menurut Susilo (2010),kondisi ini
Pasifik,Indonesia masih masuk kategori negara-
membuat Indonesia semakin berat untuk
negara yang lamban langkahnya dalam mencapai bisa mencapai semua MDGs tersebut tepat
MDGs pada tahun 2015.Kelambanan Indonesia waktu,yang tinggal sekitar 4 tahun lagi.
dalam pencapaian MDGs tersebut terutama Menurut susilo juga, peta jalan untuk
ditunjukkan oleh masih tingginya angka kematian percepatan pencapian MDGs di Indonesia
ibu yang sedang melahirkan,belum teratasinya laju telah dituangkan dalam Peraturan
penularan HIV/AIDS,makin meluasnya laju Presiden Nomor 15 Tahun 2010
deforestasi,rendahnya tingkat pemenuhan air mengenai Percepatan Penanggulangan
minum dan sanitasi yang buruk serta beban utang Kemiskinan
luar negeri (ULN) yang terus bertambah
Masih tingginya AKB saat melahirkan terutama karena proposi kelahiran yang
ditolong tenaga kesehatan terlatih di Indonesia masih terbatas,terutama di
kawasan timur atau daerah pedalaman.

Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian anak balita (AKAB) juga
masih relative tinggi di Indonesia;walaupun cenderung membaik terus. Namun
di kawasan timur,yakni NT,Maluku dan Papua, kematian bayi dan anak balita
dalam beberapa tahun terakhir ini justru meningkat.

Selain rendahnya pengetahuan masyarakat dan keterbatasan ekonomi,gizi


kurang juga merupakan penyebab kematian ibu saat melahirkan,bayi dan anak
balita di banyak daerah di Indonesia.
KEBIJAKAN ANTI-KEMISKINAN
Pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan
Ada 3 pro kemiskinan
(tiga) pilar
utama
strategi Pemerintahan yang baik
(good governance)
pengurangan
kemiskinan,
yakni:
Pembangunan sosial
Untuk mendukung strategi tersebut
Intervensi jangka pendek, berupa :
diperlukan intervensi pemerintah 1. Pembangunan sektor pertanian, usaha kecil, dan ekonomi
sesuai sasaran atau pedesaan
2. Manajemen lingkungan dan SDA
tujuannya. Sasaran atau tujuan
3. Pembangunan transportasi, komunikasi, energi dan keuangan
tersebut dibagi menurut waktu, 4. Peningkatan keikutsertaan masyarakat sepenuhnya dalam
yakni jangka pendek, menengah dan pembangunan
5. Peningkatan proteksi sosial (termasuk pembangunan sistem
panjang. jaminan sosial)

Intervensi jangka menengah dan panjang, berupa:


Intervensi-intervensi pemerintah
1. Pembangunan/penguatan sektor usaha
yang sesuai dengan sasaran atau 2. Kerjasama regional
tujuan perantaranya untuk 3. Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan
administrasi
mendukung strategi yang tepat 4. Desentralisasi
dalam memerangi kemiskinan dapat 5. Pendidikan dan kesehatan
dibagi menurut waktu, yaitu: 6. Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
7. Pembagian tanah pertanian yang merata
Thank You

Anda mungkin juga menyukai