Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

I. Kesimpulan
Isolasi Sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien merasa ditolak,
tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubunga yang berarti bagi orang lain
disekitarnya (Keliat, 2011) Faktor penyebab isolasi sosial ada dua yaitub faktor predisposisi
yang meliputi faktor perkembangan, faktor komunikasi dalam keluarga, faktor sosial budaya,
dan faktor biologis, sedangkan faktor presipitasi stressor sosial budaya, stressor kimia, stressor
biologik dan lingkungan sosial, stressor psikologis.
Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial yaitu mengidentifikasi
penyebab isolasi sosial klien, mendiskusikan keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. Diagnosa yang sering muncul pada pasien
dengan Isolasi Sosial yaitu harga diri rendah kronis, halusinasi, koping individu tidak efektif,
koping keluarga tidak efektif , defisit perawatan diri serta resiko tinggi mencederai diri,orang
lain, dan lingkungan.
Tujuan dari intervensi keperawatan isolasi sosial yaitu klien dapat berinteraksi dengan
orang lain secara optimal. Intervensi keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial terdapat 3
SP yaitu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, mendiskusikan keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain mengajarkan cara
berkenalan dengan orang lain. Selanjutnya memberikan klien untuk mempraktikan cara
berkenalan dengan satu orang, setelah itu bantu klien mempraktikan berkenalan dengan dua
orang atau lebih. Evaluasi keperawatan dari isolasi sosial sesuai dengan kriteria hasil yang
diharapkan.
Setelah diuraikan pada pembahasan yang telah dilakukan Tn B dengan masalah utama
isolasi sosial dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Masalah utama Tn B yang disebabkakn karena harga diri rendah sehingga dapat
menyebabkam isolasi sosial.
2. Resiko yang ditimbulkan pada klien adalah resiko perilaku kekerasan.

56
3. Dari data yang trerkumpul pada tahap pengkajian, maka penulis dapat menegakkan
beberapa diagnosa keperawatan, yaitu :
a. Isolasi sosial
b. Harga diri reendah
c. Defisit perawatan diri
d. Resiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
e. Resiko perilaku kekerasan
f. Koping keluarga inefektif
g. Regimen Terapeutik Inefekti
4. Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut harus melibatkan semua elemen baik
perawat, keluarga, lingkungan di masyarakat semua itu agar upaya yang diharapkan dapat
teercapai yaitu klien dapat bersosialisasi atau berinteraksi dengan yang lain. Support
system dari perawsat dan keluarga sangat diperlukan untuk meningkatkan pengembangan
klien, karena motivasi tersebut sangat berarti sehingga klien merasa dirinnya dihargai dan
harga dirinya meningkat serta dapat mencegah timbulnya permasalahan yang lain yang ada
pada diri klien.

II. Saran

Adapun saran yang penulis berikan kepada berbagai pihak yaitu :


1. Institusi POLTEKKES JAKARTA 1
Hasil penelitian diharapkan menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang
keperawatna jiwa khususnya tentang isolasi sosial.
2. Rumah Sakit Marzoeki Mahdi
Fasilitas ruangan diharapkan terpenuhi, khususnya untuk hand hygine, sandang
(pakaian) dipenuhi karena banyak sekali resleting baju yang rusak.
3. Perawat Ruangan
Diharapkan perawat ruangan mengembangkan pola-pola yang asertif dalam merawat
klien yang mengalami gangguan jiwa, pada umumnya gangguan interaksi sosial. Serta
update mengenai trend dan issue yang berkembang di keperawatan jiwa

57
4. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang dilakukan dan juga update mengenai trend dan issue yang
berkembang di keperawatan jiwa.

58

Anda mungkin juga menyukai