Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MANAJEMEN IRIGASI BERBASIS SUBAK UNTUK

MENDUKUNG USAHA TANI AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI


BERKELANJUTAN

DIUSULKAN OLEH:
A.A. SAGUNG ANI PRADNYADEWI KRISNA (1607531031)
NI WAYAN NATALIANTARI (1607531037)
DEWA KETUT TRISMA DIRGAYUSA (1607511107)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
“Beragam budaya begitu mengagumkan keelekokan alamya oh sungguh
mempesona, indahnya negeriku. Kucinta aku terpana pesona Indonesia.”
Rossa.-
Indonesia merupakan negara yang memiliki keelokan alam dan sejuta
pesona budaya, sehingga mampu menyihir seluruh wisatawan yang datang.
Sepenggal lirik lagu dari Rossa mengingatkan betapa kayanya Indonesia akan
budaya serta potensi alam yang dimiliki. Keragaman bangsa Indonesia dari sisi
etnis, suku, budaya dan lainnya sejatinya juga menunjukan karakteristik daerah
masing-masing. Seringkali penduduk Indonesia mengikuti trend sesuai dengan
perkembangan zaman di era modern. Namun, tanpa disadari hal tersebut seakan
menggiring para intelektual dan para cendekiawan kita mulai melupakan kearifan
lokal, mungkin akibat pengaruh modernisasi sehingga mereka lupa jika memiliki
beragam budaya yang telah mengakar sejak zaman nenek moyang dan menjadi
mala petaka yang berdampak langsung terhadap eksistensi kearifan lokal
Indonesia. Banyak para pemuda Indonesia menganggap unsur-unsur budaya
tradisional seperti keris, kidung, tata bahasa daerah dan lain sebagainya sudah
dianggap hal yang kurang atau tidak rasional.
Rahyono (2009:7) menyebutkan bahwa kearifan lokal merupakan
kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh
melalui pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal adalah hasil dari
masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh
masyarakat yang lain. Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat pada
masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang,
sepanjang keberadaan masyarakat tersebut. Pada kenyataannya masih banyak
masyarakat yang terjebak dalam fenomena akan kearifan lokal yang terlupakan.
Indonesia memiliki peluang yang sangat besar jika di bandingkan dengan
negara lain, peluang tersebut dalam meningkatkan pembangunan ekonomi.
Terlebih lagi dari segi sumber daya alam termasuk sektor pertanian. Sebagai
negara yang dilalui garis khatulistiwa, dilalui jajaran gunung vulkanik dan
wilayah lautan yang luas serta hamparan hijau dan indah, Indonesia menjadi
negara yang kaya akan sumber energi, bertanah subur dan sangat berpotensi untuk
dikembangkan dari segi sumber daya alamnya. Indonesia didaulat sebagai negara
dengan biodiversitas tertinggi setelah Brazil. Berdasarkan laporan bank dunia
bertajuk “Global Development Horizons 2011 Multipolarity: The New Global
Economy,” menempatkan Indonesia, Brazil, China, India, Korea Selatan, dan
Rusia sebagai penompang pertumbuhan ekonomi dunia hingga tahun 2025
mendatang.
Pertanian mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa
yaitu, melalui peningkatan ekspor, dan atau pengurangan tingkat ketergantungan
negara tersebut terhadap impor atas komuditi pertanian. Selama ini sektor
pertanian merupakan penghasil devisa non migas yang penting. Penerimaan
devisa tersebut sebagaian besar diperoleh dari ekspor komoditas tradisonal.
Sebagai sektor primer dalam perekonomian bangsa. Perkembangan pertanian
belum terlaksana secara optimal, dimana kebutuhan akan pangan masih
tergantung dengan negara lain. Pertanian tidak akan berkembang jika tetap
menggunakan cara lama, karena memerlukan inovasi dan teknologi. Dalam hal ini
terdapat dua kunci utama pembangunan pertanian, yaitu agribisnis dan
agroindustri.
Bali memiliki berbagai macam kearifan lokal dan potensi budaya yang
dapat dikembangkan. Selain itu juga ada beberapa kearifan lokal yang
eksistensinya masih sampai saat ini seperti: Banjar, sekhaa teruna-teruni, kasta,
menyama braya, dan masih banyak lagi kearifan lokal lainnya. Pada tahun 2012
salah satu kearifan lokal provinsi Bali yaitu subak telah dikukuhkan sebagai situs
warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO). Subak merupakan salah satu contoh irigasi masyarakat
hidrolik, yang keberadaannya telah dimulai sejak abab 19 (Purwita, 1993). Ada
empat subak yang ditetapkan sebagai warisan dunia, yaitu Subak Danau Batur,
Subak Pakerisan, Subak Catur Angga Batukaru (Jatiluwih), dan Pura Taman Ayun.
Penetapan tersebut merefleksikan pengakuan dunia terhadap nilai luar biasa dan
universal subak, sehingga dunia ikut melindunginya, sekaligus pengakuan subak
sebagai budaya otentik Indonesia
Subak telah mampu mengatasi permasalahan air yang ada di Bali, dimana
dengan adanya subak masyarakat di Bali dapat menghindari terjadinya sengketa
air diantara para petani. Walaupun subak telah dikenal oleh dunia, namun
penerapan sistem irigasi subak belum dapat dilakukan secara optimal dalam
rangka efisiensi kebutuhan pengelolaan sumber daya air, hal tersebut sejalan
dengan masih banyak orang yang belum paham mengenai sistem irigasi subak.
Permasalahan sumber daya air tidak hanya dihadapi oleh Indonesia saja, bahkan
negara maju pun belum dapat mengatasi permasalahan sumber daya air. Padahal
sebagian besar negara di dunia bergerak di dalam bidang pertanian dan air
merupakan komponen penting dalam bidang tersebut.
Sistem irigasi di Indonesia, terutama irigasi teknis dapat dikatakan sudah
mapan baik dalam hal struktur jaringan fisiknya. Dalam kaitannya dengan
agroindustri pada mulanya merupakan sistem irigasi teknis agroindustri, tebu dan
tembakau. Dewasa ini sistem irigasi yang ada sebenarnya merupakan sistem
irigasi berbasis padi (tanaman pangan). Walaupun demikian sistem irigasi di
Indonesia masih perlu dibenahi dari segi manajemennya dalam rangka
mendukung usaha tani agribisnis dan agroindustri berkelanjutan. Adapun masalah
perbaikan manajemen irigasi dalam sistem usaha tani agroindustri di masa datang
muncul sebagai akibat dari sifat agroindustri yang akan dikembangkan di lahan
beririgasi merupakan bagian dari usaha tani masyrakat dengan keputusan untuk
memilih tanaman dan cara budidaya ditangan petani sendiri serta manajemen
irigasi yang dilaksanakan secara bersama antara pihak instansi pengairan dengan
pihak petani pada saat sekarang menempatkan kependudukan petani sebagai pihak
pemanfaatan air saja.
Petani sangat lemah untuk dapat menjamin kepastian perolehan air guna
mengamankan usaha taninya terhadap kekurangan atau kelebihan air. Perubahan
usaha tani tanaman pangan ke usaha tani agribisnis dan agroindustri ternyata
memerlukan dukungan perubahan manajemen irigasi yang sangat luas aspeknya,
mulai dari aspek teknis yang terkait dengan kebutuhan teknologi sepadan, sampai
dengan aspek sosio kultural yang berkaitan dengan sikap para pelakunya.
Perubahan-perubahan ini tidak mungkin dilaksanakan secara mendadak, tetapi
harus disiapkan secara arif dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang.
Adapun salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh generasi muda yaitu dengan
cara menerapkan manajemen subak untuk dapat memperbaiki sistem manajemen
irigasi sebelumnya yang ada di Indonesia. Adapun upaya yang dapat dilakukan
untuk menerapkan manajemen subak dalam rangka mendukung usaha tani
agribisnis dan agroindustri berkelanjutan yaitu melalui.
1. Perbaikan data dasar untuk perencanaan dan rancang bangun sistem
irigasi, serta penyempurnaan konstruksi dan kalibrasi alat ukur debit
air sesuai dengan konsep subak yang diterapkan di Bali.
2. Subak sebagai suatu sistem irigasi merupakan teknologi sepadan
yang telah menyatu dengan sosio-kultural masyarakat setempat.
Kesepadan teknologi sistem subak ditunjukkan oleh anggota subak
tersebut melalui pemahaman terhadap cara pemanfaatan air irigasi
yang berlanadaskan Tri Hita Karana (THK) yang menyatu dengan
cara membuat bangunan dan jaringan fisik irigasi, cara
mengoperasikan, kordinasi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
yang dilakukan oleh pekaseh (ketua subak), bentuk kelembagaan,
dan informasi untuk pengelolaannya. Sistem subak mampu
melakukan pengelolaan irigasi dengan dasar-dasar harmoni dan
kebersamaan sesuai dengan prinsip konsep Tri Hita Karana (THK),
dan dengan dasar itu sistem subak mampu mengantisipasi
kemungkinan kekurangan air(khususnya pada musim kemarau),
dengan mengelola pelaksanaan pola tanam sesuai dengan peluang
keberhasilannya. Selanjutnya, sistem subak sebagai teknologi
sepadan, pada dasarnya memiliki peluang untuk ditransformasi,
sejauh nilai-nilai kesepadanan teknologinya dipenuhi.
3. Melakukan rehabilitasi, memperbaiki dan meningkatkan bangunan-
bangunan yang ada pada sistem irigasi subak. Misalnya bendungan
(empelan) yang dibuat dari tumpukan batu kali ditingkatkan menjadi
pasangan batu kali, bangunan bagi (tembuku) yang dibuat dari
batang pohon kelapa atau pohon dadap ditingkatkan dengan
ditambah sekat balok; perbaikan saluran dengan pasangan batu kali,
dengan ketentuan bahwa perbaikan dan peningkatan ini tidak
menimbulkan dampak negatif dalam pemberian air irigasi, sehingga
kondisi pemberian air dengan sistem subak telah ada tetap
dipertahankan, tidak ada yang mengalami perubahan atau pembagian
kelompok subak yang telah ada. Perbaikan ini dimaksudkan agar air
yang diambil dari bendungan (empelan) dapat dipergunakan
seoptimal mungkin dengan menekan kehilangan air akibat
kebocoran-kebocoran pada saluran tersebut. Dengan perbaikan-
perbaikan tersebut diharapkan agar kebutuhan air yang meningkat
akibat perubahan pola tanam dapat dipenuhi.
4. Dari segi pengolahan sumber air kiranya sistem irigasi subak
memerlukan organisasi petani pemakai air yang mampu
memanfaatkan air secara optimal yang berakar pada keseimbangan
dengan alam sekitar (Tri Hita Karana) sehingga dapat merupakan
suatu model organisasi petani pemakai air yang dapat dikembangkan
diseluruh Indonesia.
5. Melakukan pembenahan pintu-pintu air dengan bantuan PPL dan
petugas PU pengairan pemerintah setempat, dan petani dengan
membenahi saluran air irigasi tersebut diharapkan aliran air
yang mengalir ke sawah dapat berjalan dengan baik. Selain itu
subak memasang plang larangan membuang sampah, dan
melakukan tindakan kepada petani-petani yang melakukan
pelanggaran pencurian air sesuai dengan peraturan yang ada di
Subak tersebut.
Pada akhirnya, upaya-upaya tersebut hendaknya mampu dilakukan dalam
penerapan manajemen subak dalam rangka mendukung usaha tani agribisnis dan
agrobisnis berkelanjutan, terutama pemerintah dimana pemerintah harus membuat
berbagai kebijakan agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Masyarakat
serta pemerintah sama-sama memiliki campur tangan terhadap kemajuan
perekonomian di Indonesia terutama di sector agraris, terlebih lagi kaum generasi
muda harus mampu mejadi agen perubahan yang akan mampu meningkatkan
ketahanan pangan di Indonesia sehingga mampu menekan impor pangan.
Pengoptimalan yang dapat dicapai akan mampu mengantarkan bangsa Indonesia
menjadi Negara yang mampu bersaing dengan Negara lain terutama dari sektor
agraris.

DAFTAR PUSTAKA

Helmi dan Ambler, J.S. “Pengembangan Irigasi Kecil dalam Konteks Wilayah
Sungai: Pengalaman Sumatra Barat dan Bali”, Makalah, No.4, Oktober
1990, PSI-Unand,1990.
Horst, L, “Irrigation Water Management in Indonesia”, dalam International
Journal for Development Technology, Vol.2 (211-221), 1984

DRN, Kebutuhan Riset dan Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air di


Indonesia, (Jakarta: Dewan Riset Nasional, 1994), hal.141

Haddad, L., Webb, P., Slack, A. “Troubel Down on the Farm: What Role for
Agriculture in Meeting “Pood Needs” in the Next Twenty Years?”, dalam
American Journal Agricultural Economics, No. 5. 1997, hal. 1476-1479

ANTARA, 2012. Unesco Sahkan Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia. Dalam
http://www.dikti.go.id/?p=2671&long=id (Diakses tanggal 1 November
2016).

Budiasa, I Wayan. 2005. Subak dan Keberlanjutan Pengelolaan Sistem Pertanian


Beririgasi Di Bali. Dalam I Gede Pitana dan Igede Setiawan AP., (Ed) :
Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi, Yogyakarta: ANDI
OFFSET.

Kaler, I Gst. Kt. 1985. Subak : Tinjauan Sosial Budaya, Makalah, disampaikan di
depan para anggota Himpunan Ahli Tehnik Hidraulik Indonesia Cabang
Bali, tanggal 6 Desember 1985 di Denpasar.

Ashrama, B. 2005. Implementasi Konsep Tri Hita Karana Pada Beberapa Hotel
Di Bali. Tesis (tidak diterbitkan). Denpasar: Program MM Universitas
Udayana

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Judul Karya: Pengembangan Manajemen Irigasi Berbasis Subak Untuk


Pendukung Usaha Tani Agribisnis dan Agroindustri
Nama Penulis : A.A. Sagung Ani Pradnyadewi Krisna, Dewa Ketut Trisma
Dirgayusa, Ni Wayan Nataliantari.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa benar karya
tulis dengan judul tersebut diatas merupakan karya orisinal kami dan belum
pernah dipublikasikan dan/atau memenangkan perlombaan sejenis di tempat lain.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila
terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi
dari kompetisi ini sebagai bentuk tanggung jawab kami.

10, November 2016


Yang Membuat Pernyataan
Penulis
MATERAI 3000

(...........................................)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : A.A. Sagung Ani Pradnyadewi Krisna


Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 18 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/Semester : Akuntansi / I
Alamat : Jl. Subak Dalem Gg. III/5
No. telepon / HP / email : 083119621571/ sagunganindya@ymail.com
Motto : Berbudaya Rendah Hati Bukan Rendah Diri

Riwayat Pendidikan (TK s/d Perguruan Tinggi) :


 TK Bhuana Sari
 SDN 23 Dangin Puri
 SMPN 2 Denpasar
 SMAN 3 Denpasar
 Menempuh S1 Ekonomi Akuntansi FEB UNUD

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewa Ketut Trisma Dirgayusa


Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 05 Agustus 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Jurusan/Semester : Ekonomi Pembangunan/ I
Alamat : Jl. Pantai Padang Galak No.7
No. telepon / HP / email : 082236717480/ dewatrisma@gmail.com
Motto : Hidup Hanya Mencari Kebahagiaan dan
Membahagiakan
Riwayat Pendidikan (TK s/d Perguruan Tinggi):
 TK Tri Bhuana
 SDN 3 Kesiman
 SMPN Gurukula Bangli
 SMAN 3 Denpasar
 Menempuh S1 Ekonomi Pembangunan FEB UNUD

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ni Wayan Nataliantari


Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 25 Desember 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/Semester : Akuntansi / I
Alamat : Jl. Bukit Dharma VI
No. telepon / HP / email : 085738386697/ nataliantari@gmail.com
Motto : Never Stop Dreaming

Riwayat Pendidikan (TK s/d Perguruan Tinggi):


 SDN 1 Jelijih
 SMPN 1 Pupuan
 SMAN 1 Selemadeg
 Menempuh S1 Ekonomi Akuntansi FEB UNUD

Anda mungkin juga menyukai