Anda di halaman 1dari 6

Puisi: Telepon (Karya Lasinta Ari Nendra Wibawa)

Telepon

Aku selalu menelepon-Mu


langsung terhubung tanpa nada tunggu
dengan sinyal jernih sepanjang waktu
tanpa pulsa yang menguras uang saku.

Kali ini aku juga menelepon-Mu


seperti rutinitas yang telah lalu
tanpa memilah-milah waktu
tanpa menunggu promo terbaru.

Surakarta, 27 September 2010


Puisi: Adzan Shubuh (Karya Beni Setia)
Adzan Shubuh

Debu dan asap


hiruk-pikuk itu
membubung memenuhi langit

Dan dini hari itu


diam-diam Allah
menurunkan embun

Ajakan jernih
rindu putih
- "pulanglah ..." ajak-Nya.

2008
Puisi: Ibu (Karya Chairil Anwar)
Ibu

Pernah aku ditegur


Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...

Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...
Puisi: Syahadat (Karya Mustofa Bisri)
Syahadat

Inilah kesaksianku
inilah pernyataan ku inilah ikrarku
Laa ilaaha illallaah.

Tak ada yang boleh memperhambaku kecuali Allah


tapi nafsu terus memperhambaku
Laa ilaaha illallaah.

Tak ada yang boleh menguasaiku


tapi kekuasaaan terus menguasaiku
Laa ilaaha illallaah.

Tak ada yang boleh menjajahku kecuali Allah.


Tapi materi terus menjajahku
Laa ilaaha illallaah.

Tak ada yang boleh mengaturku kecuali Allah.


Tapi benda mati terus mengaturku
Laa ilaaha illallaah.

Tak ada yang boleh memaksaku kecuali Allah.


Tapi syahwat terus memaksaku
Laa ilaaha illallaah.

Tak ada y ang boleh mengancamku kecuali Allah.


Tapi rasa takut terus mengancamku
Laa ilaaha illallaah.

Tak ada yang boleh merekayasaku kecuali Allah.


Tapi kepentingan terus merekayasaku
Laa ilaaha illallaah.

Hanya kepada Allah aku mengharap


tapi kepada siapapun, masya Allah, aku mengharap
Laa ilaaha illallaah.

Hanya kepada Allah aku memohon


tapi kepada siapapun, masya Allah, aku terus memohon
Laa ilaaha illallaah.

Hanya kepada Allah aku bersimpuh


tapi kepada apapun, masya Allah, aku terus bersimpuh
Laa ilaaha illallaah.

Hanya kepada Allah aku bersujud.


Tapi kepada apapun aku terus bersujud
Laa ilaaha illallaah.

Masya Allah
Puisi: Ya Rasulullah (Karya Mustofa Bisri)
Ya Rasulullah

Ya Rasulullah...
aku ingin menjadi santri berbaju putih
yang tiba-tiba datang menghadapmu,
duduk menyentuhkan lututnya pada lututmu yang agung
dan meletakkan telapak tangannya di atas paha muliamu,

lalu aku akan bertanya?


Ya Rasulullah... tentang Islamku,
Ya Rasulullah... tentang Imanku,
Ya Rasulullah... tentang Ihsanku.

Ya Rasulullah...
Mulut dan hatiku bersaksi tiada tuhan selain Allah
dan bersaksi bahwa engkaulah utusan Allah
tapi kusembah jua diriku, Astaghfirullah!
Dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah.
Ya Rasulullah...

Setiap saat jasadku solat


setiap kali diriku bersimpuh
diriku juga yang kuingat,
setiap saat kubaca shalawat
setiap saat tak lupa kusampaikan salam
"Assalamu 'alaika ayyuhan Nabiyu warahmatullahu wabarokatuh"
salam padamu wahai Nabi juga Rahmat dan Berkat Allah
tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
kau menjawab salamku
bahkan apakah aku menyalamimu.

Ya Rasulullah... ragaku berpuasa dan jiwaku kulepas bagai kuda


Ya Rasulullah... sekali-kali kubayar zakat dengan niat mendapat
balasan kontan dan berlipat
Ya Rasulullah... aku pernah naik haji sambil menaikkan gengsi.
Ya Rasulullah... sudah Islamkah aku?
Ya Rasulullah...

Aku percaya Allah dan sifat-sifat-Nya,


aku percaya malaikat, percaya kitab suci-Nya,
percaya Nabi-nabi utusan-Nya,
aku percaya akhirat, percaya Qada Qadar-Nya
seperti yang kucatat dan kuhafal dari Ustaz,
tapi aku tak tahu seberapa besar itu mempengaruhi kelakuanku.

Ya Rasulullah... sudah Imankah aku?

Ya Rasulullah... kudengar panggilan aku menghadap Allah


tapi apakah Dia menjumpaiku sementara wajah dan hatiku tak
menentu.
Ya Rasulullah... dapatkah aku berihsan?

Ya Rasulullah... kuingin menatap meski sekejap wajahmu yang elok


mengelok
setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.

Ya Rasulullah... kuingin mereguk senyummu yang segar


setelah dahaga di padang kehidupan hambar hampir membuatku
terkapar.

Ya Rasulullah... meski secercah titiskan padaku cahayamu


buat bekalku sekali lagi menghampiri-Nya.

Anda mungkin juga menyukai