Anda di halaman 1dari 20

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

A. Topik
Percobaan rangkaian instalasi tenaga 1 phase pada trainer

B. Setandar Kompetisi
Merangkai instalasi tenaga pada trainer.

C. Kompetensi Dasar
1. Menyebutkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk percobaan inntalasi tanaga
1 phase.
2. Dapat memahami dan mengaplikasikan gambar instalasi tenaga
3. Merangkai sesuai gambar instalasi tenaga dibawah ini:
a. Kendali motor 1 phase secara manual dengan MC type 1 pengaman MCB
b. Kendali motor 1 phase secara manual dengan MC type 2 pengaman MCB
c. Kendali motor 1 phase untuk membalik putaran type 1 pengaman MCB
d. Kendali motor 1 phase untuk membalik putaran type 2 pengaman MCB
e. Kendali motor 1 auto/ manual dengan WLC pengaman MCB dan ELCB

D. Alat dan Bahan


1. Modul WLC
2. Modul MC
3. Modul push button
4. Modul swich auto/manual
5. Modul ELCB
6. Modul motor 1 phase
7. Modul MCB
8. Kabel jumper

E. Keselamatan Kerja
1. Perhatikan dan taati tata tertib di bengkel instalasi listrik
2. Gunakan alat sesuai fungsinya dan jangan menggunakan sebelum mengetahui cara
penggunaanya (SOP)
3. Pakailah alat pelindung diri
4. Apabila ada yang kurang jelas/ada kesulitan konsultasikan dengan dosean atau
teknisi.

F. Petunjuk Praktek
1. Mengidentifikasi bahan-bahan modul bahan /komponen-komponen, yang akan
digunakan
2. Lakukan pengecekan komponen yang akan saudara gunakan untuk mrnrntukan
kondisinya
3. Cermati dan pahami simbol masing-masing bahan/komponen
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

4. Cermati dan pahami gambar rangkaian percobaan yang akan dipraktekkan


5. Evaulasi pembelajaran dilakukan selama proses identifiksi,
pengecekan,percobaan, dan pembuatan laporan.

G. Langkah Kerja
1. Lakukan peminjaman kabel jumper dengan jumlah sesuai keperluan
2. Cek sati per satu kabel jumper yang telah dipinjam
3. Rangkailah percobaan saudara sesuai dengan gambar
4. Bila telah selesai, laporkan pada dosen pengampu, dan bila telah dinyatakan benar
hubungkan dengan sumber tagangan dan oprasikan sesuai fungsinya
5. Bila telah selesai, matikan sumber tagangan , lepas kabel jumper yang sipakai
teruskan dengan percobaan selanjutnya.
H. Dasar teori
1. MCB
Pengertian MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit
adalah sebuah perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung
rangkaian listrik dari arus yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat
memutuskan arus listrik secara otomatis ketika arus listrik yang melewati
MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi
normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang bisa menghubungkan atau
memutuskan arus listrik secara manual.

Gambar 1.1 Gambar MCB

Arus Nominal MCB yang umum adalah 6A, 10A, 13A, 16A, 20A, 25A, 32A,
40A, 50A, 63A, 80A, 100A dan 125A.

Fungsi MCB
MCB pada dasarnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan
Sekering (FUSE) yaitu memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika terjadi
gangguan kelebihan arus. Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

dikarenakan adanya hubung singkat (Short Circuit) ataupun adanya beban


lebih (Overload). Namun MCB dapat di-ON-kan kembali ketika rangkaian
listrik sudah normal, sedangkan Fuse/Sekering yang terputus akibat gangguan
kelebihan arus tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Prinsip kerja MCB
Pada kondisi Normal, MCB berfungsi sebagai sakelar manual yang
dapat menghubungkan (ON) dan memutuskan (OFF) arus listrik. Pada saat
terjadi Kelebihan Beban (Overload) ataupun Hubung Singkat Rangkaian
(Short Circuit), MCB akan beroperasi secara otomatis dengan memutuskan
arus listrik yang melewatinya. Secara visual, kita dapat melihat perpindahan
Knob atau tombol dari kondisi ON menjadi kondisi OFF. Pengoperasian
otomatis ini dilakukan dengan dua cara seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini yaitu dengan cara Magnetic Tripping (Pemutusan hubungan arus
listrik secara Magnetik) dan Thermal Tripping (Pemutusan hubungan arus
listrik secara Thermal/Suhu).

 Thermal triping
Pada saat kondisi Overload (Kelebihan Beban), Arus yang
mengalir melalui Bimetal menyebabkan suhu Bimetal itu sendiri
menjadi tinggi. Suhu panas tersebut mengakibatkan Bimetal
melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).

Gambar 1.2 Thermal triping

 Magnetic triping
Ketika terjadi Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit)
secara mendadak ataupun Kelebihan Beban yang sangat tinggi (Heavy
Overload), Magnetic Trippping atau pemutusan hubungan arus listrik
secara Magnetik akan diberlakukan. Pada saat terjadi hubungan singkat
ataupun kelebihan beban berat, Medan magnet pada Solenoid MCB
akan menarik Latch (palang) sehingga memutuskan kontak MCB
(Trip).
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

Gambar 1.3 Magnetic triping

Sebagian besar MCB (Miniature Circuit Breaker) yang digunakan saat


ini menggunakan dua mekanisme pemutusan hubungan arus listrik ini
(Thermal Tripping dan Magneting Tripping).

Jenis-jenis MCB
MCB atau Miniatur Pemutus Sirkuit ini dapat diklasifikasikan menjadi
tiga jenis utama berdasarkan karakteristik pemutusan sirkuitnya. Tiga jenis
utama tersebut adalah MCB Tipe B, MCB Tipe C dan MCB Tipe D.
 MCB type B
MCB Tipe B adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban
lebih besar 3 sampai 5 kali dari arus maksimum yang tertulis pada
MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe B ini umumnya digunakan
pada instalasi listrik di perumahan ataupun di industri ringan.

 MCB type C
MCB Tipe C adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban
lebih besar 5 sampai 10 kali dari arus maksimum yang tertulis pada
MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C ini biasanya digunakan pada
Industri yang memerlukan arus yang lebih tinggi seperti pada lampu
penerangan gedung dan motor-motor kecil.

 MCB type D
MCB Tipe C adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban
lebih besar dari 10 hingga 25 kali dari arus maksimum yang tertulis
pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe C ini biasanya digunakan
pada peralatan listrik yang menghasilkan lonjakan arus tinggi seperti
Mesin Sinar X (X-Ray), Mesin Las, Motor-motor Besar dan Mesin-
mesin produksi lainnya.
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

2. ELCB
Pengertian ELCB (Earth Leakaque Circuit Breaker)
Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah
atau juga disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim
differential, saklar ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti
berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke mesin atau
peralatan yang diamankan, termasuk hantaran netral, ini berlaku untuk semua
sambungan satu-phasa, sambungan tiga-phasa tanpa netral maupun
sambungan tiga-phasa dengan netral.

Gamabar 2.1 ELCB(Earth Leakaque Circuit Breaker)


Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo
adalah sama dengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5
ampere, maka keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti
trafo akan timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam
kumparan sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar
ini bekerja disebut arus jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar ini direncanakan
untuk suatu arus jatuh nominal tertentu. Prinsip kerja ELCB :
Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa
tidak sama lagi dengan arus yang mengalir pada netral ( IL = IN + If ) atau
sistim dikatatakan dalam keadaan tidak seimbang, arus differensial ini
dibandingkan dalam sebuat sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara
arus phasa dengan arus netral menandakan adanya arus bocor ketanah akibat
kegagalan isolasi, ketidak seimbangan arus ini akan menyebabkan fluks
magnet pada toroida sehingga pada bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan
suatu tegangan yang berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme
kontak, kemudian kontak utama ELCB akan memutuskan hubungan dengan
peralatan. Untuk instalasi rumah kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan
yang lebih tinggi yakni ELCB dengan ratting arus sisa 10 mA atau 30 mA.
Perlindungan yang idial untuk instalasi listrik apapun seharusnya memiliki
perangkat pengaman terhadap beban lebih, hubung singkat dan arus bocor.
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

Untuk mengamanka sistim dan peralatan yang kita gunakan sebaiknya sistim
kita memilki pentanahan yang baik dalam arti nilai impedansi pentanahan
harus sekecil mungkin agar pengaliran arus gangguan ketanah berlangsung
dengan sempurna.
Bagaimanapun juga kenaikan nilai impedansi beberapa ohm saja bisa
mempengaruhi pengaliran arus gangguan ketanah menjadi tidak sempurna,
sehingga pada kondisi ini terjadi penambahan waktu pemutusan rangkaian
dalam beberapa menit untuk ELCB tersebut bekerja, atau ada kemungkinan
sama sekali ELCB tersebut tidak bisa bekerja.
Banyak contoh yang terkait dengan pentanahan peralatan yang
mengalami gangguan, sehingga satu-satunya cara perlindungan yang dapat
diberikan adalah melalui pemakaian ELCB dengan kepekaan tinggi. Perlu
dicatat bahwa tidak tertutup kemungkinan terjadinya gangguan yang dapat
membahayakan manusia atau mahluk hidup akibat dari pentanahan yang tidak
baik, yang mana nilai impedansi pentanahan yang bisa berubah. Kalau
tegangan pada badan peralatan yang ditanahkan tidak boleh melebihi 50 Volt,
maka syarat untuk tahanan dari lingkaran arus pentanahannya adalah : R ka <
50/I, Saklar ini dapat dicoba dengan sebuah tombol tekan percobaan yang
terdapat pada saklar, tahanan dari lingkaran arus percobaan dipilih sedemikian
hingga saklar kutub dua untuk tegangan AC 220 Volt, bisa juga digunakan
pada tegangan 127 Volt. Saklar ini memiliki magnet hilang, karena itu
pemutusannya tidak bergantung pada tegangan jaringan.
Suatu arus bocor akan menyebabkan suatu medan magnet kedua dalam
magnet halang (medan halang), karena medan halang ini jalan ke angker bagi
garis-garis gaya dari magnet permanent akan tertutup. Sebuah magnet
permanent menimbulkan garis-garis gaya megnetik dalam dua paket besi
trasformator dengan permiabilitas yang rendah. Sebagian besar dari garis-garis
gaya megnet tersebut melewati sebuah angker, sehingga angker ini akan
ditarik. Gaya tarik maknet ini mengalahkan gaya tarik sebuah pegas.
Pemutusan dari saklar berlangsung sebagai berikut : kalau dalam lingkaran
arus utama terjadi hubung tanah, maka dalam kumparan sekunder dari
transformator akan timbul suatu tegangan, karena itu dalam kumparan dari
magnet halang yang dihubungkan dengan magnet sekunder akan mengalir
arus. Arus ini akan membangkitkan suatu medan magnet, garis-garis gaya dari
medan tersebut harus juga melalui tempat-tempat sempit E, karena itu
ditempat ini garis-garis gaya itu akan tertutup, oleh karena itu magnet tersebut
diberi nama magnet halang.
Dengan demikian seluruh garis gaya dari magnet permanent sekarang
terpaksa harus melaluishunt magnet tersebut. Garis gaya yang semula melalui
angker, sekarang tertarik ke shunt magnet, karena itu angker tersebut akan
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

terlepas dan ditarik oleh pegasnya gerakan ini akan menyebabkan saklar arus
bocor tanah akan mebuka secara mekanis.

3. MAGNETIK KONTAKTOR
Pengertian MC (Magnetik Kontaktor)
Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah komponen yang berfungsi
sebagai penghubung/kontak dengan kapasitas yang besar dengan
menggunakan daya minimal. Dapat dibayangkan MC adalah relay dengan
kapasitas yang besat. Umumnya MC terdiri dari 3 pole kontak utama dan
kontak bantu (aux. contact). Untuk menghubungkan kontak utama hanya
dengan cara memberikan tegangan pada koil MC sesuai
spesifikasinya.Komponen utama sebuah MC adalah koil dan kontak utama.
Koil dipergunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan menarik
kontak utama sehingga terhubung pada masing masing pole.Magnetic
Contactor atau Kontaktor AC, perangkat pengendalian otomatis, sangat cocok
untuk menggunakan di sirkuit sampai tegangan maksimal 690v 50Hz atau
60Hz dan arus sampai 780A dari 6A dalam penggunaannya kontaktor dengan
struktur lebih simple / kompak, ukuran kecil dan ringan, secara luas
diaplikasikan dalam rangkaian pengendalian, terutama mengendalikan motor
atau perangkat listrik lainnya.Untuk aplikasi yang lebih, MC mempunyai
beberapa accessories. Dan yang paling banyak dipergunakan adalah kontak
bantu. Jika kontak bantu yang telah tersedia kurang bisa dilakukan
penambahan di samping atau depan. Pneumatic Timer juga sering dipakai
dalam wiring sebuah system, misalnya pada Star Delta Starter.

Prinsip kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open
(NO) dan beberapa Normally Close (NC). Pada saat satu kontaktor normal,
NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup.
Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak
NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil
adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan
menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor
yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang
paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan
rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat
pada gambar berikut :
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

Gambar 3.1 Gambar simbol-simbol magnetik kontaktor

Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet


seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan
magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-
kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik.
Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun
tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut
dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus (
bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan
tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak
tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

Karakteristik Magnetik Kontaktor


Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah
kemampuan daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan
dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak–
kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan
magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun
frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya
ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan
kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar
biasa.
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

Gambar 3.2 cara kerja kontaktor

Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya


fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja
pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga
sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik
pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga
terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik
sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A,
15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.3 gambar magnetik kontaktor


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

Gambar 3.4 cara kerja MC

Aplikasi pemasangan MC
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan
kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun
alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit
mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun
kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang
tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator
(satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya
operasi.Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat
digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana
harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar
secara otomatis.Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot
atau sensor yang sangat peka.Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh
kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan
keselamatan / keamanan instalasi.Dengan menggunakan kontaktor peralatan
kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang
diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.Dengan kontaktor,
kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic


Controller (PLC).

Gambar 3.5 contoh rangkaian penggunaan MC


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

I. Gambar rangkaian
RANGKAIN 1
Kendalli motor 1phase manual type 1

Gambar 1. Rangkaian kendali Gambar 2. Rangkaian power

Gambar 3. Gambar rangkaian motor type 1


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

RANGKAIAN 2
Kendali motor 1 phase type 2

Gambar 4. Rangkaian kendali Gambar 5. Rangkaian power

Gambar 6. Rangkaian motor type 2


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

RANGKAIAN 3
Membalik arah putaran motor type 1 secara manual

Gambar 7. Rangkaian kendali Gambar 8. Rangkaian power

Gambar 9. Rangkaian motor type 1 Gambar 10. Rangkaian motor type 1


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

RANGKAIAN 4
Membalik arah putaran motor type 2secara manual

Gambar 11. Rangkaian kendali Gambar 12. Rangkaian power

Gambar 13. Rangkaian motor type 2 Gambar 14. Rangkaian motor type 2
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

RANGKAIAN 5
Kendali motor 1 phase menggunakan watter level control
dan pengujian arus bocor

Gambar 15. Rangkaian kendali Gambar 16. Rangkaian power

Gambar 17. Rangkaian motor type 1


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

J. Analisis
1. Rangkaian pengendali motor 1 phase manual type 1
Rangkaian pengendali motor 1 phase manual type 1 terdiri dari rangkaina
kendali dan rangkaian power, komponen yang digunakan pada ramgkaian antara
lain MCB, MC (magnetik kontaktor), modul motor type 1, push button on dan off.

Perangkaian pada rangkaian kendali berawal dari penyambungan pada MCB


lalu disambung seri dengan push button off lalu diseri lagi dengan push button on,
push buton on di paralel dengan NO KM 1 lalu disambungkan pada A1
selanjutnya A2 disambungkan dengan netral dari sumber. Pada rangkaian power
setelah MCB disambung dengan fasa lalu kontak utama yang pertama digunakan
untuk menghubungkan fasa dengan terminal P pada modul motor, lalu kontak
utama yang kedua menghubungkan netral sumber dengan terminal N pada modul
motor, dan kontak utaman yang ketiga menghubungkan Z dengan D1 atau D 2.

Cara kerja rangkaian ini adalah jika sudah terhubung dengan sumber dan
MCB dihidupkan selanjutnya jika push bitton ditekan maka KM 1 akan bekerja
sehingga kontak-kontak pada KM 1 akan berubah pula yang semula NO menjadi
NC begitu pula selanjutnya, setelah push button dilepas atau tidak ditekan lagi
makan rangkaian tidak akan berhenti karena terdapat kontak pengunci NO KM 1
yang diparalel dengan push button ON. Pada rangkaian power saat rangkaian aktif
makan kontak utama 1 akan menghubungkan phasa dengan P pada terminal
motor, kontak utama yang ke 2 menghubungkan netral sumber dengan terminal N
pada modul motor, dan kontak untama yang ke 3 menghubungkan Z1 dengan
D1/D2 dan motorpun berputar.
2. Rangkaian pengendali motor 1 phase manual type 2
Rangkaian pengendali motor 1 phase manual type 2 terdiri dari rangkaia
kendali dan rangkaian power, komponen yang digunakan pada ramgkaian antara
lain MCB, MC (magnetik kontaktor), modul motor type 2, push button on dan off.

Perangkaian pada rangkaian kendali berawal dari penyambungan pada MCB


lalu disambung seri dengan push button off lalu diseri lagi dengan push button on,
push buton on di paralel dengan NO KM 1 lalu disambungkan pada A1
selanjutnya A2 disambungkan dengan netral dari sumber. Pada rangkaian power
setelah MCB disambung dengan fasa lalu kontak utama yang pertama digunakan
untuk menghubungkan fasa dengan terminal P pada modul motor, lalu kontak
utama yang kedua menghubungkan netral sumber dengan terminal N pada modul
motor, dan kontak utaman yang ketiga menghubungkan Z dengan D1 atau D 2.

Cara kerja rangkaian ini adalah jika sudah terhubung dengan sumber dan
MCB dihidupkan selanjutnya jika push bitton ditekan maka KM 1 akan bekerja
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

sehingga kontak-kontak pada KM 1 akan berubah pula yang semula NO menjadi


NC begitu pula selanjutnya, setelah push button dilepas atau tidak ditekan lagi
makan rangkaian tidak akan berhenti karena terdapat kontak pengunci NO KM 1
yang diparalel dengan push button ON. Pada rangkaian power saat rangkaian aktif
makan kontak utama 1 akan menghubungkan phasa dengan P pada terminal
motor, kontak utama yang ke 2 menghubungkan terminal D2 dengan terminal Z2
pada modul motor, dan kontak untama yang ke 3 teminal Z1 dengan Z1 dan
motorpun berputar.

3. Rangkaian pengendali membalik putaran motor secara manual type 1


Rangkaian pengendali membali arah putaran motor secara manual type 1
terdiri dari dua rangkaian yaitu rangkaian kendali dan rangkaian power,
komponen yang digunakan dalam eangkaian antara lain dua MC (magnetik
kontaktor), dua MCB dua push button ON dan satu push button off.

Penyambungan pada rangkaian kendali yaitu fasa disambung ke MCB lalu


MCB disambung seri dengan push button off, push button off di paralel dengan
dua push button ON 1 dan push button ON 2, push buton ON 1 disambung
paralel dengan pengunci NO KM 1 lalu di seri dengan NC KM 2, lalu
dihubungkan keA1 KM 1 sedangkan A2 KM 2 disambungkan dengan netral,
push button ON 2 disambung dengan pengunci NO KM 2 lalu diseri dengan NC
KM 1, lalu disambungkan dengan A1 KM2 DAN A2 KM 2 dihubungkan ke
netral. Pada rangkaian power MCB dihubungkan dengan fasa lalu MCB, kontak
utama yang pertama pada KM 1 menghubungkan fasa dari MCB ke terminal P
pada terminal motor, kontak utama yang ke dua pada KM 1 menghubungkan
netral sumber dengan terminal N pada modul motor, dan kontak utama yang ke 3
pada MC 1 menghubungkan terminal Z dengan D2. Pada KM 2 kontak utama
yang pertama menghubungkan neteral dengan N pada terminal motor, kontak
utama yang ke 2 meghubungkan terminal Z pada terminal motor ke terminal D1
pada terminal motor, kontak utama yang ke 3 menghubungkan fasa dari MCB
dengan P pada terminal motor.

Cara kerja rangkaian ini yaitu sama dengan rangkaian bergantian karena KM1
dan KM 2 tidak dapat bekerja bersamaan yang disebabkan adanya kontak NC
KM1 dan NC KM2 pada rangkaian sehingga jika KM 1 sudah bekerja maka maka
KM 2 tidak akan bekerja sebelum KM 1 dimatikan begitu juga sebaliknya jika
KM 2 bekerja maka KM 1 tidak akan hidup sebelum KM 2 dimatikan. Rangkaian
power terdiri dari dua kontaktor yang masing-masing kontaktor berfungsi untuk
membalik putaran pada motor, kontaktor 1 akan membuat motor berputar ke kiri
sedankan kontaktor 2 membuat motor berputar ke kanan.
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

4. Rangkaian pengandali membalik putaran motor secara manual type 2


Rangkaian pengendali membali arah putaran motor secara manual type 1
terdiri dari dua rangkaian yaitu rangkaian kendali dan rangkaian power,
komponen yang digunakan dalam eangkaian antara lain dua MC (magnetik
kontaktor), dua MCB dua push button ON dan satu push button off.

Penyambungan pada rangkaian kendali yaitu fasa disambung ke MCB lalu


MCB disambung seri dengan push button off, push button off di paralel dengan
dua push button ON 1 dan push button ON 2, push buton ON 1 disambung
paralel dengan pengunci NO KM 1 lalu di seri dengan NC KM 2, lalu
dihubungkan keA1 KM 1 sedangkan A2 KM 2 disambungkan dengan netral,
push button ON 2 disambung dengan pengunci NO KM 2 lalu diseri dengan NC
KM 1, lalu disambungkan dengan A1 KM2 DAN A2 KM 2 dihubungkan ke
netral. Pada rangkaian power MCB dihubungkan dengan fasa lalu MCB, kontak
utama yang pertama pada KM 1 menghubungkan fasa dari MCB ke terminal P
pada terminal motor, kontak utama yang ke dua pada KM 1 menghubungkan
terminal Z2 dengan terminal D1 pada modul motor, dan kontak utama yang ke 3
pada MC 1 menghubungkan terminal Z1 dengan D2. Pada KM 2 kontak utama
yang pertama menghubungkan terminal Z2 dengan D2 pada terminal motor,
kontak utama yang ke 2 meghubungkan terminal Z1 pada terminal motor ke
terminal D1 pada terminal motor, kontak utama yang ke 3 menghubungkan fasa
dari MCB dengan P pada terminal motor.

Cara kerja rangkaian ini yaitu sama dengan rangkaian bergantian karena KM1
dan KM 2 tidak dapat bekerja bersamaan yang disebabkan adanya kontak NC
KM1 dan NC KM2 pada rangkaian sehingga jika KM 1 sudah bekerja maka maka
KM 2 tidak akan bekerja sebelum KM 1 dimatikan begitu juga sebaliknya jika
KM 2 bekerja maka KM 1 tidak akan hidup sebelum KM 2 dimatikan. Rangkaian
power terdiri dari dua kontaktor yang masing-masing kontaktor berfungsi untuk
membalik putaran pada motor, kontaktor 1 akan membuat motor berputar ke kiri
sedankan kontaktor 2 membuat motor berputar ke kanan
5. Rangkaian pengendali motor 1 phase menggunakan water level control dan
pengujian arus bocor
Rangkaian pengendali motor 1 phase menggunakan water level control dan
penujian arus bocor terdiri dari dua rangkaian yaitu rangkaian kendali auto manual
dan rangkaian power, komponen yang digunakan dalam rangkaian antara lain MC
(magnetik kontaktor), MCB push button ON dan push button off ELCB, WLC.

Perangkaian pada rangkaian kendali berawal dari penyambungan pada MCB


lalu disambung seri dengan selektor switch selanjutnya diparalel dengan WLC dan
push button off lalu diseri lagi dengan push button on, push buton on di paralel
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIK INSTALASI LISTRIK KOMERSIAL

SEM. 3 PERCOBAAN RANGKAIAN INSTALASI TENAGA 1 JOB 4


PHASE PADA TRAINER
Arif Ra’adi Winarno 16501244021 Pend. Teknik Elektro Tgl :

dengan NO KM 1 lalu disambungkan pada A1 selanjutnya A2 disambungkan


dengan netral dari sumber. Pada rangkaian power setelah MCB disambung dengan
fasa lalu kontak utama yang pertama digunakan untuk menghubungkan fasa
dengan terminal P pada modul motor, lalu kontak utama yang kedua
menghubungkan netral sumber dengan terminal N pada modul motor, dan kontak
utaman yang ketiga menghubungkan Z dengan D1 atau D 2.
Cara kerja rangkaian ini adalah jika sudah terhubung dengan sumber dan
MCB dihidupkan selanjutnya dan selektor switch menghubung ke manual makan
jika push bitton ditekan KM 1 akan bekerja sehingga kontak-kontak pada KM 1
akan berubah pula yang semula NO menjadi NC begitu pula selanjutnya, setelah
push button dilepas atau tidak ditekan lagi makan rangkaian tidak akan berhenti
karena terdapat kontak pengunci NO KM 1 yang diparalel dengan push button
ON. Jika selektor menghubungkan ke auto maka yang bekerja adalah rangkaian
WLC. Pada rangkaian power saat rangkaian aktif makan kontak utama 1 akan
menghubungkan phasa dengan P pada terminal motor, kontak utama yang ke 2
menghubungkan netral sumber dengan terminal N pada modul motor, dan kontak
untama yang ke 3 menghubungkan Z1 dengan D1/D2 dan motorpun berputar.

K. Kesimpulan.
Setalah praktek dapat diambil kesimpulan bahwa mamabalik putaran pada
motor type 1 dapat dilakukan dengan cara menghubungkan Z dengan D2 jika ingin
putaran motor kekanan dan jika ingin sebaliknya maka Z dengan D1 yang
dihubungkan. Jika pada motor type 2 dapat menyambungkan antara Z1 dengan D1
dan Z2 dengan D2 jika arah putaran yang diinginkan kekana jika srbaliknya maka Z1
Dihubungkan dengan D2 dan Z2 dengan D1 maka motor akan berputar kekiri.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laprak Job7
    Laprak Job7
    Dokumen20 halaman
    Laprak Job7
    AriefSiBlack
    Belum ada peringkat
  • Laprak 8
    Laprak 8
    Dokumen20 halaman
    Laprak 8
    AriefSiBlack
    Belum ada peringkat
  • Laprak Job 6
    Laprak Job 6
    Dokumen22 halaman
    Laprak Job 6
    AriefSiBlack
    Belum ada peringkat
  • Laprak Job 3
    Laprak Job 3
    Dokumen15 halaman
    Laprak Job 3
    AriefSiBlack
    Belum ada peringkat
  • Laprak Job 3
    Laprak Job 3
    Dokumen6 halaman
    Laprak Job 3
    Afif Andrie
    Belum ada peringkat
  • Laprak Job 3
    Laprak Job 3
    Dokumen6 halaman
    Laprak Job 3
    Afif Andrie
    Belum ada peringkat
  • Laprak Job 1
    Laprak Job 1
    Dokumen23 halaman
    Laprak Job 1
    AriefSiBlack
    Belum ada peringkat