Inulin merupakan serbuk berwarna putih yang sukar larut dalam air dingin dan pelarut
organik seperti etanol, namun dapat larut dengan mudah dalam air panas. Oleh karena itu prinsip
ekstraksi inulin dari bahan alam adalah memanfaatkan kelarutan inulin dalam air dan etanol.
Kelarutan inulin dalam air tergantung pada cara bagaiamana inulin tersebut direkristalisasi.
Kelarutan inulin yang direkristalisasi dengan etanol lebih besar dibandingkan kelarutan inulin yang
direkristalisasi denga air. Kelarutan inulin juga dipengaruhi oleh DP (derajat polimerisasi) inulin.
Inulin yang mempunyai DP lebih kecil dari 30 lebih larut dalam air dan mempunyai viskositas
yang lebih rendah dibandingkan dengan inulin yang mempunyai DP rentang 2 sampai 60 (Wada
et al 2005). Selain itu DP inulin juga dipengaruhi oleh pemanasan. Inulin bebas air dapat
terdegradasi akibat pemanasan pada temperature di atas 135oC (Bohm et al 2005). Inulin dapat
berfungsi sebagai emulsifier stabilizer dan teksturizer pada konsentrasi 2-5% dalam makanan
mengandung daging (Rulis 2003). Inulin digunakan sebagai bahan penstabil karena inulin tidak
berasa, terdispersi baik dalam air dan dapat dikombinasikan dengan bahan rendah lemak.
Seperti prebiotik lainnya inulin tidak bisa dicerna dan diserap dalam usus halus, sehingga
saat sampai di usus besar inulin berfungsi sebagai makanan bagi bakteri yang dapat meningkatkan
jumlah bakteri baik dan menjaga keseimbangan microflora (bakteri baik) dalam usus besar. Bakteri
baik dalam usus besar berperan membuat kotoran lebih lunak, sehingga dapat terhinda dari
sembelit. Selain sifat bifidogenik, yakni mampu menjaga pertumbuhan bakteri baik
Bifidobacterium di usus besar yang berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran cerna,
inulin memiliki beberapa manfaat lain, diantaranya: menekan jumlah baketri jahat atau bakteri
patogen dalam usus, mencegah konstipasi atau sembelit, merangsang sistem daya tubuh,
membantu penyerapan kalsium yang penting untuk pertumbuhan, membantu mengatur
metabolisme karbohidrat dan lemak, mengurangi resiko kanker usus dan tidak bersifat
karsinogenik. Selain itu juga inulin dapat menurunkan tingkat keasaman sehingga dapat
meningkatkan konsentasi mineral, termasuk kalsium, zat besi, dan zink dalam tubuh,
meningkatkan peneyerapan kalsium, memperbaiki kepadatan mineral dalam tulang dan mencegah
terjadinya osteoporosis.
Amarowicz R. 1999. Nutritional importance of oligosaccharides. Rocz Panstw Zakl High. 50:
89-95.
Roberfroid MB. 2001. Prebiotics: preferential substrates specific germs. American Journal of
Clinical Nutrition. 73(2): 406S-409S.