Pada persamaan tersebut, ada sebanyak n suku yang sama dengan n+1 , sehingga
2 S=n ( n+1 )
Jadi,
n ( n+1 )
S= .∎
2
Pembuktian tersebutmerupakan contoh pembuktian langsung karena kita menggunakan apa
yang kita ketahui tentang bagaimana merepresentasikan jumlah n bilangan asli pertama
secara aljabar dalam beberapa cara kemudian memeanipulasi representasi kita dalam bentuk
yang dihasilkan dalam teorema.
Teorema 1.2
Suatu sudut pada setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
Bukti:
Dimulai dari sudut ABC pada setengah lingkaran seperti pada gambar berikut. (Ingat
kembali bahwa inscribed angle adalah sudut yang titik sudutnya pada lingkaran.
Karena smeua jari-jari memiliki panjang yang sama, maka OA=OB=OC . Sehingga,
segitiga AOB merupakan segitiga sama kaki dan ∠ OAB=∠ OBA , kita misalkan besar
kedua sudut tersebut adalah x . Segitiga OBC merupakan segitiga sama kaki juga dan
∠ OBC=∠OCB , kita misalkan besar kedua sudut tersebut adalah y . Kita tahu bahwa
jumlah sudut dalam segitiga adalah 1800 sehingga dengan menjumlahkan sudut pada
segitiga ABC , kita mendapatkan
x+ ( x + y ) + y =1800
Kita sederhanakan menjadi
2 ( x + y ) =1800
0
Sehingga, kita mendapatkan x+ y=90 .
x+ y merupakan besar sudut B yang merupakan inscribed angle sehingga terbukti
bahwa inscribed angle pada setengah lingkaran adalah sudut siku-siku. ∎
p2
2=
q2
Sehingga,
2 q2= p2
Karena p2 sama dengan dua kali q 2 , maka p
2
merupakan bilangan genap sehingga
p bilangan genap.
Kita tulis p sebagai 2 k , sehingga
2 2 2
2 q =( 2 k ) =4 k
Maka,
2 2
q =2 k
Karena q 2 sama dengan dua kali k 2 , maka q 2 merupakan bilangan genap sehingga
q bilangan genap.
p
Kita telah menunjukkan bahwa p dan q genap. Hal ini berlawanan dengan
q
merupakan pecahan paling sederhana.
Asumsi kita bahwa √ 2 adalah rasional berkontradiksi dengan suatu hal yang kita tahu
benar. Jadi, √ 2 adalah irasional. ∎
Dalam membuktikan pernyataan sebab-akibat menggunakan kontradiksi, kita
mengasumsikan bahwa akibat yang dinyatakan adalah salah. Sebagai contoh, untuk
membuktikan bahwa “Jika n ganjil, maka n2 ganjil” menggunakan kontradiksi, kita
mengasumsikan bahwa n ganjil dan n2 tidak ganjil dan memprosesnya hingga
menemukan hal yang kontradiktif.
Teorema 1.4
Jika a dan b adalah bilangan real dan a+b <6 , maka a atau b kurang dari 3.
Bukti:
Andaikan a+b <6 dan tidak benar bahwa a atau b kurang dari 3. Sehingga,
a ≥ 3 dan b ≥ 3 . Dengan menjumlahkan kedua pertidaksamaan, maka didapat
a+b ≥ 6 , dan ini berlawanan dengan apa yang diberikan, yaitu a+b <6 . Karena
pengandaian kita bahwa tidak benar a atau b kurang dari 3 berlawanan dengan apa
yang diketahui, maka pengandaian tersebut pasti slaah. Jadi, a dan b pasti kurang dari
3. ∎
Teorema 1.5
Jika koordinat dari segiempat adalah A : ( 0,0 ) , B : ( 1,3 ) , C : (−3,5 ) , D : (−1,2 ) , maka
ABCD bukan jajar genjang.
Bukti:
Andaikan ABCD adalah jajar genjang. Maka AB pasti sejajar dengan CD .
Sehingga, AB dan CD pasti memiliki gradien yang sama. Akan tetapi, gradien AB
3−0 2−5 −3
adalah =3 dan gradien CD adalah = . Gradien kedua garis tidak
1−0 −1− (−3 ) 2
sama. Jadi, ABCD bukan merupakan jajar genjang.
Pada dugaan Fermat yang menyatakan bahwa N=22 +1 merupakan bilangan prima untuk
semua bilangan bulat positif k , Euler curiga bahwa dugaan tersebut salah. Jika Euler dapat
menemukan satu contoh k sehingga dugaan tersebut tidak terpenuhi, maka dia dapat
menunjukkan bahwa pernyataan Fermat tidak benar.
Suatu contoh yang menunjukkan bahwa suatu pernyataan adalah salah disebut sebagai contoh
penyangkal. Euler menemukan bahwa ketika k =5 , maka N=4.294 .967 .297 yang
bukan merupakan bilangan prima.
Jadi, saat kita tidak yakin bahwa suatu dugaan tidak benar, maka kita harus menemukan
contoh penyangkal sehingga dugaan tersebut terbukti salah.
Contoh:
Contoh Penyangkal:
N=41 , maka N 2 + N +41=412 +41+ 41 sehingga N 2 + N +41 dapat dibagi dengan
41 . Jadi, tidak benar bahwa N 2 + N +41 selalu prima.