Anda di halaman 1dari 3

KETIKA ANAK MENJADI KORBAN

Karya : Yohana Chairunnisya Audina

Twitter : @NayhaVanessa

Ibu…
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa
Ibu…
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam
Ibu…
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian
Ibu…
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku
Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu
Ibu…
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku
Ibu…
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga
Ibu…
hanya do’a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas
Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu
Ibu…, I LOVE YOU SO MUCH

Ketika kebahagian itu harus di renggut , semua terasa hampa . saat-saat dimana aku masih
harus perlu kasih sayang seorang ayah . dimana ia sekarang ? apa dia masih hidup ?
entahlaaah , mungkin dia sudah mati . waktu itu ibu dan ayah ku baik-baik saja hubungannya
tepat 7 tahun lalu , sekarang hubungan itu tak terjalin tanpa akhir .

Saat itu mereka bertengkar di hadapanku , aku pun sempat menjadi bulan-bulanan emosi
mereka . ibuku memenggang sebuah pisau dan mengancam ayahku kalau dia tak mau jujur
apa yang dia lakukan saat malam hari di luar . pisau itu seakan-akan merobak perutku . tak
bisa ku banyangkan saat itu kalau sempat pisau tertusuk di perutku ! mungkin aku tak sebesar
ini sekarang . ketika pisau itu di ujung perutku ibuku berkata

“tolong kau jujur sekarang ! ngapain aja kau diluar ? ” ujarnya kepada ayahku
“jangan kau jadikan anakmu sebagai umpan , ******! ” kata ayaku
Tak mau ibuku mengalah . ayahku pun takut anaknya terluka tetapi untunglah ayahku
mengalah , mengatakan apa yang tak pernah ia lakukan . yaaa , apa yang tak pernah ia
lakukan ! entahlah aku pun juga tak tau bagaimana kronologisnya .

Dari kecil aku selalu dekat dan lebih dekat kepada ayahku , jadi aku tau bagaimana dia .
karna aku bisa merasakan kasihsayangnya . walau kasihsayang ibu sepanjang masa . tetapi
kasih sayang seorang ayahlah yang paling tulus ! (menurutku)

saat itu aku masih duduk di kelas 2 SMP di salah satu kota tempat aku tinggal . aku ngak bisa
konsen dengan pelajaranku . mungkin saat kelulusan aku tak berharap lulus . karna percuma
aku lulus tak ada yang senang dengan kelulusanku . biasanya ayahku yang senang dengan
kelulusaku . tapi tidak buat tahun itu . aku sedih melihat teman temanku amplop kelulusannya
di jemput oleh orang tuanya sedangkan aku ? hanya di jemput seorang ibu pinjeman . yaa ?
ibu-ibuan yang aku mintain tolong untung mengambil amplopku .

” ibuuu .. ” ujarku
“iyaa nakk ? kenapa ? ” tanyanya
“ibu mau ngak ngambilin amplop kelulusan aku ? ” ujarku
“kenapa ibu nak ? ayah ibu mana ? ” tanyanya
“dia sibuk bu , ibu bisa tidak ? ” tanyaku
akhirnya ibu itu mau dan mengambil amplopku . ternyata aku lulus . dan aku memeluk ibu itu
. saat aku memeluk dia pertama kalinya aku merasakan hangatnya pelukan seorang ibu .
karna selama aku hidup aku ngak pernah di peluknya . entah rasa kesalnya yang
berkepanjangan atau balas dendam saat ibuku juga di perlakukan sama dengan nenek kakek
ku ( kata masayarakat ) .
esok harinya , selesai kelulusanku pertengkaran itu kembali membuat telingan dan mataku
tak bisa menerimanya . kata-kata kotor terlontarkan dari mulut mereka . serontak aku
menangis dan ingin mati saja saat itu . dan hari itu ayahku pergi dari rumah tak mau pulang
kerumah lagi .

aku menjadi bulanan ibuku pelampiasan emosinya . ketika itu aku tak mau di suruh untuk
kerumah nenek dari ayahku , dia emosi dan memukulku pakai tongkat pramuka milik adikku

“jeduarrrr … ” kayu itu melukai punggung dan tanganku


“aduhhhh maa , sakiit ” rintihanku sambil menangis .
“cepat kamu pergi ketempat papa mu ! pergi dengan anjing itu ” ujarnya sambil terus
memukulku.
“ampun maa , ampunn . sakitt . ” tangisanku terisak-isak .
setelah penganiayaan itu , mungkin dia capek . hari udah malam , menunjukan pukul 20.05
wib saat itu . dia bilang kepadaku .

“kamu ngak boleh tidur kamar ! ” ujarnya sambil melotot .


“kenapa ma ? vina salah apa maa ? ” tanyaku sambil menangis
“kamu itu sama kayak bapakmu . bangsat ! menyusahku saja ! ” ujarnya dengan bengis
dan malam yang dingin itu menjadi selimutku sampai pagi . aku tidur di depan rumahku
sendiri . tapi untung saja aku tak demam paginya dan masih bisa bekerja . masih ku menjadi
bulan bulanan . aku di pukul dan di lempar pisau sampai sekarang masih terbayang di
benakku bagaimana pisau itu ingin menusuk mataku .

tapi , untung saja pisau itu tak mengenai mataku . dan aku menelfon ayahku

“paa … vina ngak kuat pa . vina mau ikut papa aja . vina ngak mau sama mama ” ucapku
sambil menangis
“papa ngak bisa bawa kamu nak .. ” kata papaku sambil kebingungan
“ngak mau paaa . vina mau sama papa . ” ucapku
saat itu papa ku mengusulkan untuk pergi kerumah nenek ku saja ( dari papa ) .
“kamu ke tempat nenek aja . nanti ketemu sama papa ” kata papaku
“ngak pa , vina mau di jemput papa aja ” tangisanku makin mengalir
“papa ngak bisa jemput vin , papa mau berangkat lagi ke jakarta ” kata papaku
yaaa , papaku saat itu balik kejakarta untuk mengadu nasib disana .
“vina ikut papaaaaa ” sambil menangis
“yasudah , kamu jauh jauh dari mama kamu dan pergi dari rumah terus ke tempat nenek ”
ujarnya
waktu itu ibuku juga mengusir ku dari rumah . dan pakaian pun sudah ku bungkus dengan
kantong kresek . akhirnya aku lari dan pergi ke tempat nenekku . aku pun sempat bertemu
dengan ayahku sewaktu pergi . dan pas di cek banyak bekas luka di tubuhku . sampai
akhirnya aku hidup sendiri seperti sekarang ini dan masih mengalami trauma yang mendalam
kalau bertemu dengannya . tetapi bagiku dia tetap ibuku walau dia selalu menyakitiku .

Anda mungkin juga menyukai