Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara – negara yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan
harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan
membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat
langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan
ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat
dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah
inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang
secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Masalah ketiga adalah
pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan
khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang dimaksud dengan Masalah Pokok Ekonomi ?
B. Apa yang dimaksud dengan Masalah Ekonomi Klasik?
C. Apa yang dimaksud dengan Permasalah Ekonomi Modern?

1.3 Tujuan Makalah


- Memahami Masalah Pokok Ekonomi
- Mengetahui Masalah Ekonomi Klasik
- Mengetahui Masalah Ekonomi Modern
BAB II
MASALAH POKOK EKONOMI

Meskipun di dunia ini terdapat beraneka ragam sistem ekonomi yang dianut oleh masing-
masing negara,pada hakekatnya persoalan yang dihadapi oleh setiap sistem ekonomi tersebut
adalah sama. Dalam rangka mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya,setiap sistem
ekonomi yang dianut oleh setiap negara akan menghadapi persoalan ekonomi yang sama.

A. Info Ahli Ekonomi


Paul A.Samuelson , seorang ahli ekonomi dari Amerika Serikat yang pernah menerima
hadiah nobel,menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga persoalan pokok yang dihadapi oleh
setiap sistem ekonomi.Tiga persoalan tersebut diringkas kedalam tiga kata tanya dalam bahasa
Inggris:What(apa), How(Bagaimana), dan For Whom(Untuk siapa) dan berpendapat bahwasanya
pokok masalah ekonomi juga ada tiga yang dapat disajikan sebagai berikut:
Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: produksi, konsumsi dan distribusi.
- Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta
Pokok masalah ekonomi :
atau menambah kegunaan suatu benda.
- produksi
- Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau
- konsumsi
mengurangi kegunaan suatu benda.
- distribusi.
- Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen.
Pokok masalah tadi selanjutnya diperluas oleh aliran ekonomi modern, yaitu apa dan berapa,
bagaimana, dan untuk siapa barang diproduksi.
- Apa dan Berapa (What).
Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang/jasa yang perlu diproduksi agar
sesuai kebutuhan masyarakat: apakah bahan makanan yang dipilih? - apakah pakaian, tempat
tinggal atau jasa lain? - serta berapa banyak barang tersebut diproduksi?
- Bagaimana (How)
Setelah jenis dan jumlah produksi dipilih, persoalan yang
Pokok masalah ekonomi :
harus dipecahkan adalah: bagaimana barang tersebut
-Apa dan Berapa
diproduksi? - siapa yang memproduksi? - sumber daya
- Bagaimana
apa yang digunakan? - teknologi apa yang digunakan?
- Untuk Siapa

- Untuk siapa.
Setelah pemecahan persoalan bagaimana memproduksi lebih lanjut adalah: untuk siapa ( for
whom) barang yang akan diproduksi? - siapa yang harus menikmati? Menghadapi masalah
pokok ekonomi tersebut, bagaimana kita memecahkan pokok persoalan itu?
Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi
tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar
dan sistem ekonomi campuran.

B. Permasalahan Ekonomi Klasik


Pada tahun 1870 berkembang teori ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam Smith,para
penganut teori tersebut menegmukakan bahwa permasalahan ekonomi merupakan suatu kesatuan
proses yang terdiri dari proses produksi,distribusi,dan komsumsi.Kesejahteraan atau
kemakmuran masyarakat dipengaruhi oleh kemampuan manusia dalam mengelola ketiga proses
tersebut.
1. Masalah Produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau membuat barang.Perngertian tersebut
merupakan pengertian umum yang kita kenal sehari-hai.Adapun dalam ilmu ekonomi,prpduksi
mencakup semua kegiatan yang bertujuan untuk menambah nilai guan barang.Kegiatan produksi
dilakuakn manusia dengan menempuh pengubahan bentuk maupun tanpa negubah
bentuk.Perbuatan manusia untuk menambah nilai guna barang tanpa mengubah bentuk disebut
produksi jasa.Produksi jasa dibedakan menjadi dua (2) yaitu produksi jasa yang langsung dapat
disunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan produksi jasa yang ditujukan untuk
meningkatkan nilai guna.Misalnya produksi jasa yang langsung dapat digunakan untuk
memjenuhi kebutuhan manusia antara lain,pendidikan,pengobatan,angkutan penumpang,dan
kecantikan.Sedangkan produksi jasa yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna misalnya
asuransi dan jasa pergudangan.
Adapun perbuiatan manusia untuk menambah nilai guna barang dengan mengubah bentuk
atau sifat bahan dasar yang disebut produksi barang.Produksai barang dibedakan menjadi 2(dua)
yaotu produksi barang komsumsi dan produksi barang modal.Barang komsumsi yang dapat
langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.Adapun barang modal yaitu barang
yang berguna untuk menghasilkan barang lain untuk mencukupi kebutuhan manusia.Barang
modal haruslah sesuai dan harus melalui serangakaian proses produksi terlebih dahulu sebelum
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Menurut kaum klasik,permasalahan produksi yang dialami manusia adalah bagaimana usaha
untuk mencipatakan barang dan jasa yang dibutuhakan oleh orang banyak.,Kaum klasik hanya
menitikberatkan [ada kuantitas benda (barang dan jasa) yang harus diproduksi.Kaum klasik tidak
begitu memperhatikan perbedaan kebutuhan da selera masing-masing individu yang berbeda.

2. Masalah Distribusi
Kaum klasik menyatakan bahwa distribusi dapat dilakuakn secara langsung.Distribusi yaitu
distribusi yang dilakukan tanpa melalui jasa perantara.Dengan kata lain,produsen dapat langsung
menemui konsumen untuk menawarkan barang atau jasa yang dihasilakn.Selain distribusi secara
langsung,kaum klasik juga menyebutkan keberadaan pasar sebagai salah satu sarana
distribusi.Pasar menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk memeperjaulobelikan
barang.

3. Masalah komsumsi
Kesesuaian antara barang yang diproduksi dengan kebutuhan masyarakat yang merupakan
permasalahan komsumsi.Oleh karena itu,produsen harus memperhatkan
kebutuhan,keinginan,dan kemauan konsumen sebelum menentukan produksi.
Suatu barang menjadi tidak berguna apabila tidak sesuai denagn kebutuhan,selera,dan daya beli
masyarakat.Kegiatan [roduksi dan distribusi harus memperhatikan ketiga hal tersebut.

C. Permasalahan Ekonomi Modern


Permasalahan ekonomi modern terdiri dari pilihan tentang barang dan jasa apa(what) yang harus
diproduksi dan berapa (how many?how much) jumlah yang diproduksi,bagaiman(how) faktor-
faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk disesuaikan dasn harus menghasilkan barang
atau jasa yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan.Siapa pihak yang akan membutuhkan atau
mengolah faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan,serta
untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan atau bagaimana barang atau jasa tersebut
didistribusikan.
a. What(apa)
What(apa) artinya apa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya unutk memenuhi kebutuhan
manusia termasuk didalamnya jenis,model,ukuran,warna,dan sebagainya.
b. Bagaimana(how)
Bagaimana artinya bagaiman cara memproduksi atau bagaiman mengalokasikan sumber daya
yang tersia untuk dikmanfaatkan secara efisien.Hal ini menyangkut bebrbagai penemuan
baru.Penggunaan teknologi dan pemilihan sumber daya merupakan masalah yang menyangkut
bagaiman produksi dilakukan.Secara rinci permasalahan bagaiman terdiri dari :
1) Siapa yang akan melaksanakan kegiatan produksi?
2) Sumber daya apa yang akan diguankan?
3) Teknologi apa yang sesuai untuk diterapkan ?
4) Berapa besar skala kuantitas produksinya?
Sebelum melakukan produksi,produsen perlu melakukan riset untuk mengetahui kondisi pasar
yang hendak dituju.Hasil riset diperlukan sebagai bahan untuk membuat perencanaan
produksi.Beberapa hal yang diperhatikan dalam melakukan perencanaan antara lain :
- Pengusaha harus mampu mengombinasi sumber daya yang akan diperlukan dalam proses
produksi.Sumber daya yang diperlukan dalam mem[roduksi dapat berupa sumber tenaga kerja
\,sumber daya alam,dan sumber daya modal.Produsen harus mampu meramu ketiga sumber daya
tersebut untuk menghasilakn benda yang dibutuhkan masyarakat serta mendatangkan
keuntunagn maksimum.Keseimbangan pilihan dari sumber daya tersebut akan menentukan
keberhasilan produsen untuk mencapai dan mencukupi kebutuhan konsumen serta memperoleh
keuntungan yang diinginkan.
- Pengusaha harus menyusun [erencanaan proses [roduksi yang nantinya dilakuakn dengan
mempertimbangkan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan yang
didapat dari kegiatan produksi tersebut.Seperti kita ketahui bahwa tujuan utama pengusaha
adalah mencari keuntungan,untuk itu,setiap tentunya setiap produksi yang dilakukan bersifat
profit oriented.Oleh karena itu,pengusaha harus mempertimbangankan hasil yang diperoleh
ketika menciptakan atau membuat suatu produk.Sebanding atau tidakkah usaha yang dilakukan
dengan pendapatan yang diperoleh.
- Pengusaha harus memilih teknologi yang nantinya diterapkan dalam proses produksi.Dalam
memilih teknologi harus diperhatikan karakter perusahaan serta jenis produksi yang dihasilkan
serta kekuatan modal yang dimiliki.
- Pengusaha haru mampu memprediksi faktor-faktor diluar perusahaan dimana faktor-faktor
tersebut dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.Faktor-faktor diluar perusahaan tersebut antara
lain kondisi perekonomian,kurs valuta asing,dan tingkat inflasi.

c. Siapa Pelaku Produksi (who)


Di Indonesia dikenal tiga elemen [roduksi yaitu pemerintah,swasta ,dan koperasi.Pemerintah
meupakan pengatur kegiatan secara menyeluruh.
Pemerintah mengatur kegiatan produksi sebagaiman telah diatur oleh UUD 1945 pasal32 ayat
2.Dengan demikian [ermasalahn mengenai siapa pelaku produksi menyangkut mana yang
memiliki kewenangan untuk melakuakn produksi.Adanya spealisasi produksi selain untuk
memenuhi kebutuhan masyarkat secara merat,juga untuk menerapkan prinsio efiseinsi dalam
mengolah sumber daya serta menghindari terjadinya monopoli oleh individu atu kelompok.

d. Untuk siapa(For Whom)


Untuk siapa artinya untuk siapa barang tersebut diproduksi dan akan dipakai atau dinikmati
untuk siapa pendapaatn yang diperoleh akan dibagikan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kehidupan ekonomi sehari-hari, terdapat beberapa permasalahan yang mendasar
dan harus dicarikan jalan keluarnya atau solusinya. Solusi yang ada untuk mengatasi hal ini, kita
membutuhkan sistem ekonomi yang tepat dan sesuai dengan kondisi permasalahan ekonomi
yang ada.Masalah ekonomi yang ditemui akan selalu berbeda dan berkembang di tiap waktu
nya.Oleh sebab itulah diperlukan pengembangan dalam hal ilmu ekonomi, agar masalah
ekonomi yang ada senantiasa diimbangi oleh pemecahannya yang berupa sistem ekonomi.
Keterkaitan erat antara masalah ekonomi dan sistem ekonomi inilah sehingga kegiatan ekonomi
dapat benar-benar berjalan.Karena keduanya ini memiliki peranan yang sangat besar dan penting
dalam ruang lingkup ekonomi.Jika saja tidak seimbang, maka dikhawatirkan akan terjadi sesuatu
yang tidak diharapkan seperti misalnya krisis atau kemiskinan dalam masyarakat.

B. SARAN
1. Disarankan kita sebagai generasi masa depan membangun sistem ekonomi yang sesuai, stabil,
dan konstan.
2. Perlunya penyuluhan-penyuluhan pengaplikasian sistem ekonomi kepada masyarakat kurang
mampu agar mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan supaya tetap bertahan dikala
sistem ekonomi yang dipakai mengalami masa kemerosotan atau bahkan kegagalan.Juga
dipersiapkan dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi.
3. Peningkatan kualitas pendidikan diperkirakan akan menciptakan generasi penerus yang cerdas
dan matang dalam menghadapi masalah ekonomi dan juga dalam mempersiapkan sistem
ekonomi baru.
4. Keterlibatan hukum dalam masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi dapat mengefektifkan
beberapa hal.Sehingga dengan adanya aturan dalam masyarakat akan memudahkan pemerintah
adatu masyarakat itu sendiri dalam melakukan kegiatan ekonomi.

CONTOH 2

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Inpres Nomor 5 tahun 2008 menginstruksikan kepada 29 pejabat mulai dari menteri hingga
bupati/walikota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
Fokus Program Ekonomi tahun 2008-2009. Pelaksanaan Fokus Program Ekonomi 2008-2009 itu
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menjaga kelestarian sumber daya
alam, peningkatan ketahanan energi dan kualitas lingkungan, dan untuk pelaksanaan komite
dalam rangka menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Selain itu juga ada kebijakan luar negeri yang dirancang untuk membantu
melindungi kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis,
dan kemakmuran ekonomi suatu negara. Namun semua tujuan itu tidak akan terwujud secara
maksimal jika tidak didasari dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu
kami akan membahas tentang strategi pembangunan yang menjadi salah satu kunci pokok
lancarnya pembangunan ekonomi di suatu negara.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian strategi dan strategi pembangunan ekonomi ?
2. Apa saja macam-macam strategi dalam pembangunan ekonomi ?
3. Bagaimana cara mengukur keberhasilan pembangunan ?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan arti dari strategi dan strategi pembangunan.
2. Mendeskripsikan macam-macam strategi baru dalam pembangunan ekonomi.
3. Mendeskripsikan bagaimana cara mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Strategi dan Strategi Pembangunan


Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
Strategi pembangunan adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang di jadikan
faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan.
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan strategi pembangunan
ekonomi adalah tujuan yang hendak dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat
pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut
adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital rendah, tingkat pendapatan
pada kapital yang rendah, dan struktur ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga
kurang berkembang.
Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan pembangunan yang ingin dicapai.
Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan
perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber daya manusia. Hipotesis Kusnets (1963) yang
menyatakan bahwa sejalan dengan waktu ketidak merataan (inequality) akan meningkat akan
tetapi kemudian akan menurun karena adanya penetesan ke bawah (trickle down effect),
sehingga kurva akan berbentuk seperti huruf U terbalik (Inverted U). Akan tetapi pada
kenyataannya penetesan ke bawah (trickle down effect) tidak selalu terjadi, sehingga
kesenjangan antara kaya dan miskin semakin besar.
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasi pada
penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasrnya dilandasi keinginan, berdasarkan atas norma
tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin dibatasi. Sementara itu strategi-strategi
pembangunan yang lain ternyata sangat sulit mempengaruhi atau memberikan manfaat secara
langsung kepada golongan miskin ini.
A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan antara lain:
 Kependudukan dan sosial budaya
 Wilayah dan lingkungan
 Sumber daya alam serta persebarannya
 Kualitas sumber daya manusia terhadap penguasaan ilmu pengetahuaan dan teknologi
 Manajemen nasional
 Kemungkinan pengembangan

2.2. Macam-Macam Strategi dalam Pembangunan Ekonomi


A. Paradigma Tradisional
Pembangunan ekonomi pada tahun 1960 an mengalami pergeseran makna dari pandangan
tradisional berubah ke pandangan baru atau paradigma baru. Konsep pembangunan yang pada
awalnya adalah identik dengan pertumbuhan atau development with growth berubah menjadi
pembangunan tidak lagi identik dengan pertumbuhan tetapi pembanguan harus diikuti dengan
perubahan atau development with change.
Konsep pembangunan yang identik dengan pertumbuhan ini merupakan kajian dari
ATHUR LEWIS. Di dalam bukunya yang berjudulthe theory of economic growth, Lewis
menyebutkan bahwa tujuan utama pembangunan ekonomi adalah pencapaian laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi di negara manapun. Kata kunci untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi adalah pembentukan modal. Melalui pembentukan modal maka terciptalah
industri-industri yang memberikan nilai tambah tinggi bagi pertumbuhan ekonomi.
Bagi negara sedang berkembang yang sebagian besar merupakan negara miskin, amatlah
sulit untuk melakukan pembentukan modal, oleh karena itu mengundang investor asing melalui
penanaman modal asing (PMA) dan utang luar negeri tidak dapat dihindarkan. Konsep
pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi didasarkan pada pengalaman
pembangunan di negara-negara Eropa disebut dengan Eropa Sentris atau Eurocentrism (Hettne,
dalam Mudrajad Kuncoro, 2006).
Model pembangunan dengan strategi mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui
pengembangan industri memunculkan berbagai permasalahan. Permasalahan yang umum adalah
rusaknya lingkungan, yang ditandai hutan. Kondisi ini sebagai akibat dari pembangunan industri
yang tidak tertata dengan baik. Kerusakaan dan pencemaran lingkungan seringkali tidak
diperhitungan oleh negara, akibatnya biaya sosial yang harus ditanggung masyarakat terlalu
tinggi dan pada akhirnya masyarakat miskinlah yang menjadi korban.
Masyarakat miskin dengan segala keterbatasannya, membuat mereka semakin sulit untuk
memperbaiki kualitas hidupnya. Ketidakmampuan secara ekonomi membuat masyarakat miskin
tidak ada pilihan lain untuk sekedar bertempat tinggal yang layak atau berobat ke dokter karena
masalah kesehatan. Belum lagi perubahan kawasan pertanian menjadi kawasan industri
mendorong masyarakat untuk beralih profesi dari petani atau buruh tani menjadi buruh pabrik
atau sebaliknya malah tidak bekerja sama sekali sehingga menimbulkan masalah pengagguran.
Model pembangunan industri yang lebih banyak bersifatcapital intensive daripada labour
intensive semakin memperparah kondisi pengangguran yang semakin bertambah.
Kondisi seperti itulah yang menyebabkan negara sedang berkembang semakin sulit untuk
maju. Disisi lain laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata juga diikuti dengan
ketimpangan distribusi pendapatan yang semakin tidak merata. Pembagian kue pembangunan
yang tidak merata hanya dinikmati oleh kalangan tertentu dalam hal ini pemilik modal atau
golongan masyarakat kaya, semakin memiskinkan masyarakat yang memang sudah miskin.
Oleh karena itu makna pembangunan menjadi dipertanyakan, sebenarnya pembangunan itu
ditujukan untuk siapa ? Kegagalan pembangunan di berbagai negara sedang berkembang
menunjukkan salah satu bukti kegagalan strategi pembangunan yang selama ini diyakini
kebenarnya. Hasil pembangunan tidak seperti yang diharapkan semakin memperkuat ada yang
salah dalam proses pembangunan. Pembangunan yang seharusnya menyebabkan perbaikan atau
peningkatan kualitas hidup ternyata justru sebaliknya. Pembangunan yang terjadi selama ini
lebih benyak menghasilkan masalah-masalah krusial dalam pembangunan, seperti meningkatnya
jumlah pengangguran dan angka kemiskinan. Konsep trickle down effect (menetes ke bawah)
yang selalu di dengung-dengungkan tidak memberikan hasil yang memadai. Pembangunan
hanya terpusat pada kelompok dan wilayah tertentu saja, sehingga pembangunan tidak bisa
dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
B. Paradigma Baru
Menurut Hendra Esmara dan Meier (dalam Mudrajad K, 2006), bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan syarat yang mutlak diperlukan (necessary) tetapi tidak mencukupi
(sufficient) bagi pembangunan. Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi
barang dan jasa secara nasional, sedang pembangunan berdimensi lebih luas dari sekedar
pertumbuhan ekonomi.
Menurut Meier, pembangunan tidak lagi memuja GNP sebagai sasaran pembangunan,
namun lebih memusatkan pada proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan ekonomi tidak
cukup dengan peningkatan pendapatan perkapita dalam jangka panjang saja, tetapi yang lebih
penting lagi adalah jumlah penduduk miskin tidak mengalami peningkatan dan distribusi
pendapatan tidak semakin timpang.
Myrdal menekankan pada pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem
sosial. Dudley dan Seers pada tahun 1973, merujuk 3 (tiga) sasaran utama dari pembangunan,
yaitu:
1. What has been happening to proverty ?
2. What has been happening to unemployment ?
3. What has been to inequality ?
Myrdal, Dudley dan Seers, nampaknya mempunyai kecenderungan bahwa pembangunan
lebih banyak menekankan pada aspek sosial, yaitu pentingnya mengurangi kemiskinan, tingkat
pengangguran dan ketidakmerataan distribusi pendapatan. Berdasarkan hal tersebut, maka
pembanguan haruslah ditujukan pada perluasana kesempatan kerja dan pemerataan distribusi
pendapatan . Hal inilah yang mendorong munculnya konsep baru dalam memahami makna
pembangunan.
Terdapat 5 (lima) strategi baru dalam pembangunan ekonomi, yaitu :
1. Strategi pertumbuhan dengan distribusi
Strategi pertumbuhan dengan distribusi merupakan strategi pembangunan yang lahir dari
kegagalan pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi saja tanpa diikuti dengan
distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan berarti kalau distribusi
pendapatan dalam masyarakat timpang. Pengalaman di beberapa negara sedang berkembang
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi juga diikuti dengan ketimpangan
distribusi pendapatan yang semakin lama semakin lebar. Dengan demikian strategi pertumbuhan
dan distribusi merupakan strategi pembangunan yang tidak saja mengejar laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tetapi juga memperhatikan distribusi pendapatan masyarakat. Tujuan dari
strategi ini adalah mengurangi kesenjangan antara golongan kaya dan miskin supaya tidak
semakin timpang. Pembagian kue pembangunan ini sangat penting agar pembangunan dapat
dinikmati oleh semua golongan.
Implementasi dari strategi pembangunan ini adalah berupa kebijakan antara lain :

a) Menciptakan lapangan kerja


b) Perhatian terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
c) Investasi pada SDM (Sumber Daya Manusia)
d) Perhatian terhadap rakyat miskin
Kebijakan pemerintah diarahkan pada kebijakan yang berorientasi pada masyarakat
banyak, oleh karena itu strategi ini dinamakan juga strategi pembangunan bersifat populis
(populisme).
2. Strategi kebutuhan pokok
Strategi kebutuhan pokok merupakan strategi pembangunan dengan berdasarkan pada
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Kebutuhan pokok dapat didefinisikan sebagai
kebutuhan yang meliputi pangan, papan, dan sandang, Namun demikian konsep kebutuhan
pokok untuk masing-masing negara adalah berbeda, semakin maju dan kaya suatu negara
semakin tinggi kebutuhan pokok Pada umumnya kebutuhan pokok meliputi kebutuhan minimum
konsumsi (pangan, sandang, perumahan) dan jasa umum (kesehatan, transportasi umum, air,
fasilitas pendidikan), Namun menurut Todaro, pengertian kebutuhan pokok jauh lebih luas dari
sekedar pemenuhan kebutuhan minimum
Todaro kebutuhan pokok manusia mengacu pada 3 (tiga) nilai dasar pembangunan, yaitu :
1. Kemampuan menyediakan kebutuhan dasar (life sustenance)
2. Kebutuhan untuk dihargai (self esteem)
3. Kebebasan untuk memilih (freedom)
Dengan demikian kebutuhan pokok menurut Todaro tidak sekedar pemenuhan kebutuhan
minimum, tetapi lebih luas lagi sehingga pembangunan dapat dinikmati oleh semua masyarakat.
Strategi pembangunan kebutuhan pokok ini merupakan strategi pembangunan dengan
pendekatan ekonomi dan sosial.
3. Strategi pembangunan mandiri
Strategi pembangunan mandiri lahir sebagai antitesis dari strategi dependensia, yaitu
strategi pembangunan yang berorientasi pada negara donatur sebagai pemasok modal melalui
utang luar negeri. Model pembangunan seperti ini sangat rentan karena menggantungkan diri
pada negara donatur. Kondisi ini melahirkan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi antara
negara sedang berkembang dengan negara maju. Negara sedang berkembang yang pada
umumnya merupakan negara miskin sangat terbatas dalam pemumpukan modal sehingga
tidaklah heran banyak negara sedang berkembang yang terjerat dalam lilitan utang luar negeri,
termasuk Indonesia.
Sebagai pelopor kelahiran strategi pembangunan mandiri adalah negara India pada masa
pemerintahan Mahatma Gandhi, Tanzania pada masa pemerintahan Julius Nyerere, Cina pada
masa pemerintahan Mao Zedong dan Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno. Pengertian
“mandiri” tidak saja mandiri secara ekonomi tetapi juga mandiri dalam segala hal, sehingga
strategi pembangunan mandiri pada intinya merupakan strategi pembangunan yang tidak
tergantung pada negara lain.
4. Strategi pembangunan berkelanjutan
Strategi pembangunan berkelanjutan (sustainable development), lahir sekitar tahun 1970
seiring dengan merebaknya masalah lingkungan. Kesadaran msyarakat yang sangat tinggi akan
petingnya lingkungan hidup, mendorong beberapa negara untuk mengadakan pertemuan dan
membahas tentang kerusakan lingkungan yang terjadi.
Laporan dari Club of Rome, dengan menggunakan data statistik, menyimpulkan bahwa
“bila tren pertumbuhan penduduk, industrialisasi, polusi, produksi makanan, dan deplesi
sumberdaya terus menerus tidak berubah maka batas pertumbuhan atas planet bumi akan dicapai
dalam waktu kurang dari 1000 tahun”. Namun demikian ramalan ini tidak terbukti.
Menurut Lester Brown (1981), konsep subtainable sendiri merujuk pada 4 (empat) nilai
utama, yaitu:
a. Tertinggalnya transisi energi
b. Memburuknya sistem biologis utama (perikanan laut padang rumput, hutan, lahan pertanian)
c. Ancaman perubahan iklim yang sangat ekstrem (polusi, dampak rumah kaca, bencana banjir
musim panas yang sangat panas dan musim dingin yang sangat dingin)
d. Kurangnya bahan makanan
Dengan demikian, strategi pembangunan berkelanjutan merupakan strategi pembangunan
yang berorientasi pada pentingnya menjaga lingkungan. Pembangunan yang tidak semata-mata
mengejar nilai ekonomis, tetapi disisi lain juga memperhatikan ekologi maupun sosial di masa
yang akan datang. Oleh karena itu para ahli pembangunan setuju tentang konsep
pembangunan ecodevelopment dimana masyarakat dan lingkungan harus bersama-sama
berkembang menuju produktivitas dan pemenuhan kebutuhan yang lebih baik.
Pada program Millennium Development Goals atau MDGs yang disepakati 189 negara,
termasuk Indonesia pada konferensi Tingkat Tinggi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
bulan September 2000 merumuskan 8 (delapan) target pembangunan yang harus dicapai pada
tahun 2015. Kedelapan target pembangunan tersebut adalah:
1. Penghapusan kemiskinan
2. Pendidikan untuk semua
3. Penyetaraan gender
4. Perlawanan terhadap penyakit
5. Penurunan angka kematian anak
6. Peningkatan kesehatan ibu
7. Perlindungan lingkungan hidup
8. Kerjasama global.
Program Millennium Development Goals atau MDGs merupakan salah satu program dunia
tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan. Disamping itu dalam program Millennium
Developmenbt Goals atau MDGs terkandung makna pentingnya perubahan dalam memahami
makna pembangunan. Pembangunan tidak saja dipandang dari segi ekonomi tetapi juga dari segi
ekologi, lingkungan dan sosial. Dampak perubahan iklim sebagai salah satu penyebab
pentingnya pembangunan berdasarkan lingkungan sekitar.

5. Strategi pembangunan berdimensi etnik


Stretegi pembangunan berdimensi etnik (ethnodevelopment) lahir dengan latar belakang
konflik antar etnis. Konflik antara etnisi terjadi pada negara yang memiliki berbagai macam
etnis, (multietnis) seperti ras, suku dan agama yang beragam (heterogen). Negara dengan
multietnis seperti ini sangat rentan untuk terjadinya konflik. Pada negara-negara seperti di
Afrika, dan Asia Selatan pada umumnya sering terjadi konflik berupa :
a. Konflik kepemilikan atas tanah
b. Konflik penguasaan sumberdaya alam
c. Konflik ketimpangan pembangunan
d. Konflik penguasaan politik dan ekonomi
Negara Malaysia secara terbuka memasukan konsepethnodevelopment dalam formulasi
kebijakan Ekonomi Baru-nya (NEP) yang dirancang dan digunakan untuk menjamin agar buah
pembangunan dapat dirasakan oleh semua warga negara secara adil, baik dari komunitas Cina,
India, maupun masyarakat pribumi Malaysia (Faaland, et al, 1990).

2.3. Cara Mengukur Keberhasilan Pembangunan


Pembangunan seperti yang sudah ditegaskan diatas, tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi
saja tetapi juga dari sisi lainnya. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan sangat ditentukan
oleh faktor ekonomi dan non ekonomi. Dalam bukunya Mudrajad Kuncoro (Ekonomika
Pembangunan, 2006) menetapkan ada 2 (dua) indikator utama dalam menentukan keberhasilan
pembangunan di negara sedang berkembang, yaitu indikator ekonomi dan indikator sosial.
Indikator ekonomi meliputi :

1. Laju pertumbuhan ekonomi


Laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikator ekonomi yang paling utama dalam
menilai keberhasilan pembangunan. Sebelum makna pembangunan mengalami perubahan,
pertumbuhan ekonomi merupakan suatu yang mutlak harus dicapai oleh neg'ara sedang
berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dianggap “DEWA” dalam pembangunan,
sehingga target pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah suatu keharusan.

Tabel 1
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (dalam persen)
2004 2005 2006

Total Konsumsi 4,9 4,3 3,9

- Konsumsi Swasta 5,0 4,0 3,2


- Konsumsi Pemerintah 4,0 6,6 9,6

Investasi 14,7 10,8 2,9

- Permintaan Domestik 5,4 5,3 3,3


- Net Ekspor -19,5 13,6 15,6

Ekspor Barang & Jasa 13,5 16,4 9,2

Impor Barabg & Jasa 26,7 17,1 7,6

PDB 5,0 5,7 5,5

Sumber : BPS, 2009

2. Gross National Product (GNP) atau Pendapatan Nasional Perkapita


Perhitungan pendapatan nasional perkapita dapat diperoleh dengan cara menghitung
pendapatan nasional atau GNP suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk. Perhitungan
pendapatan perkapita suatu masyarakat pada umumnya dilakukan tiap satu tahun sekali. Dari
data yangdiperoleh ini dapat diambil manfaat antara lain:
a. Untuk mengetahui perkembangan suatu negara dari tahun ke tahun
b. Sebagai acuan dalam mengambil kebijakan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu perhitungan pendapatan perkapita masyarakat suatu negara adalah sangat
perlu dan penting mengingat besar sekali manfaat yang diperoleh. Disamping itu menganalisa
ada tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara dapat dilihat secara sekilas dari data
tersebut. Selain itu data perkembangan pendapatan perkapita masyarakat suatu negara dari tahun
ke tahun akan dapat memberikan suatu gambaran mengenai, antara lain:
a. Laju perkembangan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara
b. Perubahan dalam corak perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara
c. Dapat meramalkan tingkat pendapatan perkapita penduduk suatu negara untuk masa yang akan
datang.
Sampai saat ini penggunaan tolok ukur pendapatan nasional perkapita suatu masyarakat
sebagai indeks tingkat kesejahteraan masih tetap digunakan. Dengan demikian maka apabila
ingin mengetahui tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dapat dilihat pendapatan perkapitanya.
Semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita suatu masyarakat maka akan semakin sejahtera
masyarakatnya.
Kelemahan Pengukuran Pendapatan Perkapita
Sebenarnya banyak sekali tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu negara, tidak hanya dilihat dari faktor ekonomi saja tetapi juga
neliputi faktor-faktor yang lain, seperti faktor sosial, politik dan kebudayaan. Karena sifatnya
yang sangat kompleks ini, maka untuk mengukur tingkat kesejahteraan tidaklah mudah, tidak
hanya dilihat secara materi atau lahiriah saja, tapi haruslah melibatkan keduanya. Dengan
demikian kesejahteraan mempunyai konotasi atau bersifat sangat relatif sekali atau adanya unsur
subyektivitas yang mendukung di dalamnya. Oleh karena itu, sejahtera secara materi belum tentu
sejahtera secara lahiriah dan sebaliknya, sejahtera secara alamiah belum tentu sejahtera secara
materi.

3. Gross Domestic Product (GDP) per perkapita dengan Purcashing Power Parity.
Kelemahan yang melekat pada sistem perhitungan PDB selama ini adalah
ketidakmampuannya mengakomodasikan indikator-indikator non-ekonomi (termasuk
lingkungan) sebagai detrminan penting bagi tingkat kesejahteraan. Ketika angka PDB nominal
tidak bisa berbicara mengenai tingkat kesejahteraan riil, maka UNDP (United Nations
Development Programme) mengambil inisiatif untuk menghitung veriabel PPP (Purchasing
Power Parity), sebagai dasar penentu kemampuan atau daya beli seseorang.
Menurut Hiks, tujuan dari perhitungan pendapatan nasional adalah memberi indikasi
mengenai seberapa besar masyarakat dapat mengkonsumsinya tanpa harus memiskinkan dirinya
sendiri. Atas dasar itulah maka lokakarya yang diselenggarakan Bank Dunia di Paris, 21-22
November 1988, menghasilakan rumusan baru sebagai berikut:

NDP = PDB - KONSUMSI

Dimana:
NDP = Net Domestic Product atau PDB netto atau PDB dengan perhitungan yang baru
Konsumsi = dalam hal ini adalah biaya yang mengakibatkan manipisnya sumberdaya alam
Pada konferensi di Brussel 31 Mei-1 Juni 1995, muncul formulasi sebagai berikut:

PDB = Output Total – Input Antara (Intermediate Input)

Sehingga:
NDP = PDB – Depresiasi modal tetap Pendapatan Nasional Bruto
Pendapatan Nasional Bruto = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri
Jadi, pendapatan nasional Neto = NDP + Pendapatan Neto dari luar negeri.
Indikator Sosial meliputi :
1. Human Development Index (HDI)
Indeks pembangunan manusia atau Human Development indeks (HDI) diukur
berdasarkan tiga tujuan atau produk pembangunan, yaitu:
a. Usia panjang yang diukur dengan tingakt harapan hidup
b. Pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat
membaca dan rata-rata tingkat sekolah
c. Penghasilan yang diukur dengan pendapatan riil yang telah disesuaikan, yaitu disesuaikan
menurut daya beli atau mata uang masing-masing negara dan asumsinya menurunnya utilitas
marginal penghasilan dengan cepat.
2. Physical Quality Life Index (PQLI)
Indeks mutu hidup atau Physical Quality Life Index disingkat PLQI merupakan indeks
gabungan dari tiga indikator utama, yaitu:
a. Angka harapan hidup pada usia satu tahun
b. Angka kematian
c. Tingkat buta huruf

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
Strategi pembangunan adalah suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang di jadikan
faktor utama (penentu) pada jalannya proses pertumbuhan.
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan strategi pembangunan
ekonomi adalah tujuan yang hendak dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah tingkat
pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut
adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital rendah, tingkat pendapatan
pada kapital yang rendah, dan struktur ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga
kurang berkembang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan antara lain:
 Kependudukan dan sosial budaya
 Wilayah dan lingkungan
 Sumber daya alam serta persebarannya
 Kualitas sumber daya manusia terhadap penguasaan ilmu pengetahuaan dan teknologi
 Manajemen nasional
 Kemungkinan pengembangan
Pada dasarnya, strategi pembangunan seelalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Adapu era pembangunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu era pembangunan pada paradigma
tradisional dan era pembangunan pada paradigma baru.
Pada paradigma tradisional, strategi pembangunan yang diterapkan adalah meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan pembentukan modal. Melalui pembentukan
modal maka terciptalah industri-industri yang memberikan nilai tambah tinggi bagi pertumbuhan
ekonomi. Model pembangunan dengan strategi mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi
melalui pengembangan industri memunculkan berbagai permasalahan. Permasalahan yang
umum adalah rusaknya lingkungan, yang ditandai hutan. Kondisi ini sebagai akibat dari
pembangunan industri yang tidak tertata dengan baik. Kerusakaan dan pencemaran lingkungan
seringkali tidak diperhitungan oleh negara, akibatnya biaya sosial yang harus ditanggung
masyarakat terlalu tinggi dan pada akhirnya masyarakat miskinlah yang menjadi korban.
Sedangkan pada paradigma baru ada lima strategi yang diterapkan, yaitu:

1. Strategi pertumbuhan dengan distribusi


2. Strategi kebutuhan pokok
3. Strategi pembangunan mandiri
4. Strategi pembangunan berkelanjutan
5. Strategi pembangunan berdimensi etnik.
Dengan berbagai strategi yang diterapkan, maka dapat ditetapkan dua indikator untuk
mengukur keberhasilan pembangunan. Yaitu indikator ekonomi dan indikator sosial.

3.2. Saran
Melihat begitu pentingnya strategi dalam pembangunan, maka hendaknya pemerintah
lebih jeli memilih strategi mana yang cocok diterapkan di negara kita. Sebab, jika strategi yang
diterapkan itu salah maka bukan kemiskinan yang dapat turun. Akan tetapi kemiskinan itu bisa
malah semakin naik. Dan yang terpenting lagi, apapun bentuk strategi yang diterapkan
hendaknya tidak sampai merusak ekosistem alam.

Anda mungkin juga menyukai