Anda di halaman 1dari 22

BAB I

TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMORROID

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus
yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50 an, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.

Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu hemoroid interna yang


terjadi diatas sfingter anal dan hemoroid eksternal yang terjadi diluar sfingter anal.

2. Etiologi

Faktor penyebab hemoroid adalah :

a. Mengejan pada waktu defekasi


b. Konstipasi menahun
c. Kelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah
d. Herediter
e. Pembesaran prostat
f. Peningkatan tekanan intra abdomen : Kehamilan, Konstipasi, Berdiri dan duduk
terlalu lama.
g. Fibroma uteri
h. Tumor rectum
i. Diare
j. Kongesti pelvis

1
3. Pathofisiologi

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan balik dari vena
hemoroidalis Hemoroid ada dua jenis yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid
interna terjadi varises pada vena hemoroidalis superior media dan timbul disebelah
dalam otot spingter ani. Hemoroid eksterna terjadi varises pada vena hemoroidalis
inferior, dan timbul disebelah luar otot spingter ani. Hemoroid eksterna ada dua
klasifikasi yaitu akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan
pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut sebagai
hemoroid trombosis akut. Bentuk terasa sangat nyeri gatal karena ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik (skin tag) berupa satu atau
lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.

Hemoroid interna diklasifikasikan sebagai derajat I, II, dan III. Hemoroid interna
derajat I tidak menonjol melalui anus dan dapat ditemukan dengan proktoskopi. Lesi
biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior kanan, mengikuti
penyebaran cabang-cabang vena hemoroidalis superior, dan tampak sebagai
pembengkakan globular kemerahan. Hemoroid interior derajat II dapat mengalami
prolapsus melalui anus setelah defekasi, hemoroid ini dapat mengecil secara spontan
atau dapat direduksi secara manual. Hemoroid interna derajat III mengalami prolapsus
secara permanen. Gejala hemoroid interna yang paling sering adalah perdarahan tanpa
nyeri karena tidak ada serabut-serabut nyeri pada daerah ini. Kebanyakan kasus
hemoroid adalah hemoroid campuran interna dan eksterna.

Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdaraha, trombosis, dan


stranggulasi. Hemoroid yang mengalami stranggulasi adalah hemoroid yang
mengalami prolapsus dimana suplai darah dihalangi oleh sfingter ani. Kebanyakan
penderita hemoroid tidak memerlukan pembedahan. Pengobatan berupa kompres
duduk atau bentuk pemanasan basah lain, dan penggunaan supositoria. Eksisi bedah
dapat dilakukan bila perdarahan menetap, terjadi prolapsus, atau pruritus dan nyeri
anus tidak dapat diatasi.

2
Pathway

Konstipasi, Diare, Sering Mengejan, Kongesti Pelvis Pada Kehamilan, Fibroma Uteri,
Pembesaran Prostat, Tumor Rectum.

Kongesti vena
(gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis)

HEMOROID

Ekternal Internal

Akut Kronik
DRJ I DRJ II DRJ III DRJ IV

Bengkak Terdapat
sekitar anus lipatan
Intake serat adekuat Hemoroidektomy
kulit anus

kulit anus
Reseptor nyeri
Sembuh

Nyeri akut

Pre Operasi Intra Operasi Post Operasi

Luka operasi Efek obat


Prosedur Pembengkakan Jahitan luka
anestesi
pembedahan sekitar anus operasi

Cemas Reseptor Nyeri Resiko Obstruksi post Bromage skor


Infeksi operasi 1

Nyeri Akut
Resiko Cidera 3
Resiko
konstipasi
4. Klasifikasi

a. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan
dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.

Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajat :

1) Derajad I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu
defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam
lumen.

2) Derajad II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi
dapat masuk kembali secara spontan.

3) Derajad III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah
defekasi.

4) Derajad IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk
kembali.

b. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
didorong masuk.

Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

1) Akut

Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid
trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-
ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

4
2) Kronik

Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang
terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

5. Tanda dan gejala

a. Adanya trauma karena feses yang keras


b. Adanya darah keluar dengan warna merah segar
c. Adanya prolaps
d. Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)
e. Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam

6. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Umum
Pentalaksanaan untuk hemoroid dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Gejala hemoroid dan keditaknyamanan dapat dihilangkan dengan higine


personal
2) Diet tinggi serat
3) Pemberian laksatif yang berfungsi mengabsorpsi air saat melewati usus
4) Tirah baring
b. Tindakan non apratif
1) Fatokoagulasi inframerah
2) Datermi bipolar
3) Terapi laser adalah tekhnik terbaru untuk melekukan mukosa keotot yang
mendasari
c. Tindakan apratif terdiri dari :
1) Ligasi pita karet
Hemoroid dilihat dari anaskop dan dibagian proksimal dan diatas garis
mukokutan dan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan ke
atas hemoroid. Bangunan distal pada jaringan pita karet menjadi nekrotik
setelah beberapa hari dan lepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa
anal bawah turun dan melekat pada otot dasar.

5
2) Hemoroidektoni kriosirurgi
Metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara membentuk jaringan
hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Metode ini relatif
kurang menimbulkan nyeri tapi prosedur ini tidak dapat digunakan dengan
luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan
luka yang ditimbulkan lama sebelumnya.
3) Laser Nd : YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid eksternal,
tindakan ini kurang menimbulkan nyeri, hemoragis dari abses jarang terjadi
komplikasi pada priode pasca oprasi.

4) Hemoroidektomi / eksisi bedah


Dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam
proses ini. Selama pembedahan sfingter rektal biasanya di dilatasi secara
digitil dan hemoroid diangkat dengan klem / Ligasi dan kemudian di
masukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.

7. Komplikasi

a. Hemoragis
b. Nekrosis jaringan
c. Abstruksi anus / anal
d. Anemia

8. Diagnostik
a. Riwayat
1) Mengkaji nyeri, gatal, atau kemungkinan perdarahan.
2) Pertanyaan kebiasaan buang air besar ; konstipasi, mengejan saat defekasi.
b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi untuk haemorrhoid eksternal ada prolaps atau internal haemorrhoid.
2) Pemeriksaan rectal toucer ( colok dubur )
c. Proctosigmoidoscopy, untuk menentukan lokasi dan keadaan dari haemorrhoid.

6
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMORROID

1. Pengkajian

a. Pre Operasi

1) Aktivitas / latihan

Insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan


berat,atrofi otot, frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea

2) Eliminasi

Kesulitan dalam defekasi, Urine dalam jumlah banyak, diare.

3) Koping / pertahanan diri

Mengalami ansietas dan stres yang berat, baik emosional maupun fisik, emosi
labil, depresi.

4) Nutrisi dan metabolic

Mual dan muntah, diare atau sembelit.

5) Kognitif dan sensori

Bicaranya cepat dan parau, bingung, gelisah, koma, tremor pada tangan,
hiperaktif reflek tendon dalam (RTD), nyeri orbital, fotofobia, palpitasi, nyeri
dada (angina).

6) Reproduksi / seksual

Penurunan libido, hipomenorea, menorea dan impoten.

7
b. Post operasi

1) Dasar data pengkajian

a) Pola aktifitas/istirahat : insomnia, kelemahan berat, gangguan koordinasi

b) Pola neurosensori : gangguan status mental dan perilaku, seperti : bingung,


disorientasi, gelisah, peka rangsang, hiperaktif refleks tendon dalam

2) Prioritas keperawatan

a) Mencegah komplikasi

b) Menghilangkan nyeri

c) Memberikan informasi tentang prosedur

3) Tujuan pemulangan

a) Komplikasi dapat di cegah atau dikurangi

b) Nyeri hilang

c) Prosedur pembedahan/prognosis dan pengobatannya dapat dipahami

d) Mungkin membutuhkan bantuan pada teknik pengobatan sebagian atau


seluruhnya,

e) Aktivitas sehari-hari, mempertahankan tugas-tugas rumah

8
2. Diagnosa keperawatan

a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2) Cemas berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan kurangnya
pengetahuan terhadap penyakitnya.

b. Intra Operasi
1) Risiko infeksi dengan faktor risiko tindakan invasif ( pembedahan di daerah
anal )

c. Pasca Operasi
1) Risiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan
2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
3) Resiko cedera berhubungan dengan efek obat anestesi

9
3. Rencana Keperawatan pasien dengan hemoroidectomy
a. Pre Operasi
No Tgl/ Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Par
Jam Keperawatan af
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan NIC Label : Pain Management NIC Label : Pain Management
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 a. Lakukan pengkajian nyeri a. Untuk mengetahui Lokasi,
agen cedera fisik jam, diharapkan terjadi yang komprehensif, meliputi : karakteristik, awitan dan durasi,
ditandai dengan penurunan skala nyeri Lokasi, karakteristik, awitan frekuensi, kualitas, intensitas dan
wajah meringis, NOC Label : Pain Level dan durasi, frekuensi, kualitas, faktor presipitasi nyeri.
sikap melindungi a. Skala nyeri berkurang dari intensitas dan faktor presipitasi b. Untuk mengetahui isyarat
area nyeri dan ... menjadi .... dalam nyeri. nonverbal ketidaknyamanan
melaporkan nyeri rentang 1 sampai 10. b. Observasi isyarat nonverbal klien.
secara verbal. b. Pasien melaporkan bahwa ketidaknyamanan pasien. c. Agar klien mengetahui informasi
nyeri berkurang setelah c. Berikan informasi tentang tentang nyeri, penyebab nyeri,
menarik napas setelah nyeri, penyebab nyeri, berapa berapa lama akan berlangsung
melakukan manajemen lama akan berlangsung dan dan antisipasi ketidaknyamanan
nyeri. antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur.
c. Menyatakan rasa nyaman akibat prosedur d. Untuk membantu klien
setelah nyeri berkurang. d. Bantu klien mengidentifikasi mengidentifikasi tindakan
tindakan kenyamanan yang kenyamanan yang efektif.
NIC Label : Pain Control efektif di masa lalu. e. Agar klien mampu melakukan
a. Pasien mampu mengontrol e. Ajarkan pasien penggunaan tekhnik terapi nonfarmakologis
dan menangani nyeri tekhnik terapi untuk mengatasi nyeri secara
(mampu menggunakan nonfarmakologis. mandiri.
tekhnik nonfarmakologi f. Bantu klien untuk lebih f. Agar klien lebih berfokus pada
untuk mengurangi nyeri, berfokus pada aktivitas, bukan aktivitas, bukan pada nyeri dan
mencari bantuan). pada nyeri dan rasa tidak rasa tidak nyaman dengan
b. Mampu mengenali nyaman dengan melakukan melakukan pengalihan melalui
karakteristik nyeri (skala, pengalihan melalui televisi, televisi, radio, tape dan interaksi
intensitas, frekuensi dan radio, tape dan interaksi dengan pengunjung.
tanda nyeri) dengan pengunjung. g. Untuk mengoptimalkan respon

10
g. Gunakan pendekatan yang pasien terhadap analgesik dengan
NOC Label : Vital Sign positif untuk mengoptimalkan menggunakan pendekatan yang
a. Tanda vital dalam rentang respon pasien terhadap positif.
normal anagesik. h. Untuk dapat berkolaborasi
TD : 120/80 mmHg h. Kolaborasi dengan dokter. dengan dokter.
N : 60 – 100 x/menit
S : 36,50C – 37,50C NIC Label : Analgesic
RR : 16 – 20 x/menit NIC Label : Analgesic Administration
Administration a. Untuk mengetahui lokasi,
a. Tentukan lokasi, karakteristik, karakteristik, kualitas dan derajat
kualitas dan derajat nyeri nyeri sebelum pemberian obat.
sebelum pemberian obat. b. Untuk memastikan ketepatan
b. Cek instruksi dokter tentang instruksi dokter tentang jenis obat,
jenis obat, dosis dan frekuensi dosis dan frekuensi pemberian
pemberian obat. obat.
c. Cek riwayat alergi c. Untuk mengetahui riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang diperlukan d. Untuk menentukan analgesik yang
dan kombinasi dari analgesik diperlukan dan kombinasi dari
ketika pemberian lebih dari satu. analgesik ketika pemberian lebih
e. Tentukan pilihan analgesik dari satu.
tergantung tipe dan beratnya e. Untuk menentukan pilihan
nyeri. analgesik tergantung tipe dan
f. Tentukan analgesik pilihan, rute beratnya nyeri.
pemberian dan dosis optimal. f. Untuk menentukan pilihan, rute
g. Monitor vital sign sebelum dan pemberian dan dosis optimal.
sesudah pemberian analgesik g. Untuk memantau vital sign
pertama kali sebelum dan sesudah pemberian
h. Berikan analgesik tepat waktu analgesik pertama kali
terutama saat nyeri hebat. h. Agar analgesik dapat diberikan
i. Evaluasi efektivitas analgesik, tepat waktu terutama saat nyeri
tanda dan gejala (efek samping). hebat.
i. Untuk dapat mengevaluasi

11
efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping).

NIK Label : Vital Signs NIC Label : Vital Sign Monitoring


Monitoring a. Untuk memantau kondisi klien atau
a. Monitor tekanan darah, nadi, mengidentifikasi masalah dan
suhu dan pernapasan setelah mengevaluasi respon klien
dan sebelum melakukan terhadap intervensi.
aktivitas. b. Untuk mengetahui ada tanda dan
b. Monitor tanda dan gejala gejala gejala hipotermia atau
hipotermia dan hipertemia hipertemi yang diderita klien.
c. Monitor pernapasan yang c. Untuk mengetahui adanya
abnirmal pernapasan yang abnormal yang
d. Monitor frekuensi pernapasan dialami oleh klien.
d. Untuk mengetahui adanya
gangguan frekuensi napas yang
dialami oleh klien.

NIC Label : Ralaxation Therapy NIC Label : Relaxation Therapy


a. Jelaskan rasio dan keuntungan a. Mengalihkan perhatian pasien dari
relaksasi, batasan dan tipe dari nyeri yang dirasakan melalui terapi
relaksasi yang ada seperti relaksasi yang diberikan.
musik, meditasi, bernapas b. Mengembalikan memori tentang
ritmis, dan relaksasi otot pengurangan nyeri di masa lalu.
progresif. c. Memberi kesempatan pasien untuk
b. Gunakan intervensi relaksasi merasakan pengurangna nyeri
yang mungkin berhasil diwaktu dengan relaksasi.
yang lampau.
c. Ajak klien untuk relaksasi dan
merasakan sensasi yang terjadi.

12
NIC Label : Distraction NIC Label : Distraction
a. Arahkan klien untuk memilih a. Mengalihkan perhatian klien agar
tekhnik distraksi yang akan tidak fokus pada nyeri yang
dilaksanakan. dirasakan
b. Pertimbangkan tekhnik distraksi b. Memberikan kebebasan klien untuk
seperti bermain, membaca cerita memilih aktivitas yang disukai.
dan bernyanyi. c. Menyesuaikan tekhnik distraksi
c. Sarankan tekhnik yang sesuai agar tidak memperburuk kondisi
dengan kondisi klien. klien.
d. Libatkan keluarga dalam d. Dukungan keluarga dapat
tindakan. menigkatkan rasa nyaman klien.

13
2. Ansietas Setelah diberikan asuhan NIC Label : Control Ansietas NIC Label : Control Ansietas
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 30 a. Kaji dan dokumentasikan a. Untuk mengetahui tingkat
rencana pembedahan menit diharapkan kecemasan tingkat kecemasan klien kecemasan guna menentukan
ditandai dengan klien berkurang sesuai kriteria b. Selidiki dengan pasien pilihan intervensi
ketakutan, hasil : tentang teknik yang telah b. Membantu penggunaan intervensi
ketidakefektifan NOC Label : Control Ansietas dimiliki dan belum dimiliki yang telah mampu dilakukan oleh
koping individual a. Pasien mampu untuk mengurangi ansietas di klien
menghilangkan atau masa lalu c. Meningkatkan pengetahuan klien
mengurangi perasaan c. Sediakan informasi faktual tentang diagnosis, perawatan dan
khawatir dan tegang dari menyangkut diagnosis, prognosis
suatu sumber yang tidak perawatan dan prognosis d. Teknik relaksasi dapat mengurangi
dapat diidentifikasi. d. Instruksikan klien tentang stressor yang dirasakan klien
b. Ansietas berkurang, penggunaan teknik relaksasi e. Memberikan klien untuk membuka
dibuktikan dengan control e. Berikan dorongan kepada diri sehingga beban yang dirasakan
agresi, control ansietas, pasien untuk mengungkapkan klien berkurang
control koping. pikiran dan perasaan.. f. Musik dapat menimbulkan efek
c. Menunjukkan interaksi sosial f. Sediakan pengalihan melalui relaksasi.
yang efektif radio atau pemutar musik
lainny

14
b.Intra Operasi

Tgl/ Diagnosa Par


No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Jam Keperawatan af

1. Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Infection Control: NIC Label : Infection Control: intra
keperawatan selama 1 x 24 jam intra operatif operatif
diharapkan resiko infeksi pada a. Mengukur kelembaban a. Untuk menjaga ruang operasi tetap
pasien menurun dengan kriteria kesterilan dan pencahayaan steril dan terhindar dari adanya
hasil: ruang operasi. bakteri.
b. Monitor dan pertahankan suhu b. Menjaga suhu ruangan operasi
NOC Label : Infection Sevirity ruang operasi 20°c - 24°c tetap sejuk.
a. Tidak terdapat drainase c. Pastikan tim operasi telah c. Untuk mencegah terjadinya infeksi
purulen. menggunakan pakaian dan pada klien dan melindungi tim
b. Tidak terjadi demam pada peralatan yang tepat . operasi dengan APD yang sesuai.
klien. d. Periksa kesterilan alat. d. Untuk menjaga alat yang
c. Tidak terjadi peningkatan e. Membuka peralatan steril digunakan tetap steril.
jumlah sel darah putih. dengan tehnik aseptic. e. Menjaga alat yang dugunakan tetap
d. Tidak timbul bau busuk pada f. Inspeksi kondisi kulit dan steril untuk klien.
daerah luka. jaringan disekitar area yang f. Untuk mengobservasi adanya
akan di operasi. bagian yang terdapat bakteri yang
g. Berikan terapi antibiotik sesuai dapat menyebabkan infeksi.
instruksi. g. Mencegah timbulnya infeksi

15
c.Pasca Operasi
Tgl/ Diagnosa Par
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Jam Keperawatan af

1. Risiko konstipasi Setelah diberikan asuhan NIC Label : Eliminasi Defekasi NIC Label : Eliminasi Defekasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam
obstruksi post diharapkan konstipasi tidak a. Kumpulkan data dasar pada a. Untuk memudahkan pilihan
pembedahan terjadi sesuai kriteria hasil : program defekasi, aktivitas intervensi
dan pengobatan. b. Sebagai data dasar untuk
NOC Label : Eliminasi b. Kaji warna dan konsistensi intervensi berikutnya
Defekasi feses pertama c. Agar pasien mengerti dan
a. Pasien menunjukkan c. Informasikan kepada mengurangi kecemasan ketika
pengetahuan tentang pasien tentang terjadi konstipasi
program defekasi yang kemungkinan konstipasi d. Aktivitas yang optimal dapat
dibutuhkan untuk mengatasi yang dirangsang oleh merangsang motilitas usus
efek samping pengobatan. pengobatan e. Privasi dan kenyamanan dapat
b. Mengeluarkan feses dengan d. Anjurkan aktivitas optimal mempengaruhi psikologis
konsistensi dan frekuensi untuk merangsang pasien saat defekasi
sesuai dengan kebiasaan eliminasi defekasi
klien e. Berikan privasi dan
c. Melaporkan keluarnya feses keamanan untuk pasien
dengan pengurangan nyeri selama eliminasi defekasi
dan mengejan.

2. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan NIC Label : Anxiety Reduktion NIC Label : Anxiety Reduction
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x30 a. Menggunakan pendekatan a. Menggunakan pendekatan yang
kurangnyasumber menit, diharapkan terjadi yang menenangkan klien. menenangkan.
informasi, ditandai pengetahuan pasien terkait b. Menyatakan dengan jelas b. Menyatakan dengan jelas harapan
dengan pasien penyakit pengobatannya dapat harapan terhadap prilaku terhadap prilaku klien.
tampak cemas, meningkat dengan kriteria hasil: klien. c. Menemani klien untuk
ketidakakuratan c. Menemani klien untuk memberikan keamanan dan
mengikuti perintah, memberikan keamanan dan mengurangi takut.

16
dan tampak bertanya- NOC Label : mengurangi takut. d. Mengetahui tingkat kecemasan.
tanya. Knowledge:Disease Proces d. Identifikasi tingkat e. Agar klien dapat melakukannya
a. Klien mengetahui dampak kecemasan klien. dengan mandiri.
dari penyakit. e. Instuksikan klien untuk f. Membantu klien mengenai situasi
b. Klien mengetahui factor menggunakan tehnik yang menimbulkan kecemasan.
penyebab dan penunjang relaksasi. g. Mendorong klien untuk
terjadinya penyakit. f. Membantu klien mengenali mengungkapkan perasaannya.
c. Klien mengetahui tanda dan situasi yang menimbulkan h. Agar klien merasanyaman
gejala dari penyakit. kecemasan. menceritakan masalahnya.
d. Klien mengetahui cara g. Mendorong klien untuk i. Meningkatkan rasa nyaman klien.
penatalaksanaan dari mengungkapkan
penyakit. perasaannya.
h. Menjadi pendengar yang baik NIC Label : Healt Education
NIC Label :Knowledge:Health bagi klien. a. Untuk mengetahui faktor internal
promotion i. Mendorong keluarga untuk dan external yang bisa
a. Klien mampu menunjukan menemani klien. meningkatkan dan mengurangi
prilaku yang motivasi untuk tingkah laku
mempromosikan kesehatan. NIC Label : Healt Education sehat.
b. Klien mampunyai strategi a. Mengidentifikasi faktor b. Agar individu keluarga atau
untuk memanejemen internal dan external yang kelompok target dapat
stres/cemas. bisa meningkatkan dan memperoleh pengetahuan
mengurangi motivasi untuk kesehatan.
tingkah laku sehat. c. Agar pasien bisa mengetahui
b. Menjelaskan pengetahuan strategi yang bisa digunakan
kesehatan tertentu dan untuk tindakan yang tidak sehat
tindakan gaya hidup dari atau bersikkodengan memberikan
individu keluarga atau keuntungan untuk mencegah atau
kelompok target. merubah tingkah laku.
c. Mengajarkan strategi yang
bisa digunakan untuk tindakan
yang tidak sehat atau
bersikkodengan memberikan

17
keuntungan untuk mencegah
atau merubah tingkah laku.

3. Resiko cedera Setelah dilakukan tindakan NIC Label : Body Position NIC Label : Body Position
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam, a. Tentukan factor yang a. Untuk mengetahui factor yang
efek obat anestesi diharapkan cedera tidak terjadi mempengaruhi resiko jatuh dapat menyebabkan klien jatuh.
dengan kriteria hasil: klien. b. Mengetahui batasan rentang
NOC Label : Body Position b. Tentukan rentang gerak dan gerak pada klien.
a. Klien menunjukkan sendi klien. c. Mengetahui batasan rentang
kemandirian dengan bantuan c. Kaji kemampuan mobilisasi mobilisasi klien.
alat. klien. d. Untuk meningkatkan mobilisasi
b. Klien menunjukan d. Latih mobilisasi klien secara klien.
kemampuan untuk mengubah bertahap. NIC Label : Circulation
posisi tubuh sendiri. a. Mengetahui tekanan darah klien.
NOC Label : Circulation b. Untuk mengetahui kadar O2
a. CRT kurang dari 3 detik. NIC Label : Circulation dalam dalam darah.
b. Nadi perifer kuat dan a. Kaji tekanan darah klien. c. Agar klien tidak terjatuh dari
simetris. b. Periksa saturasi perifer dan tempat tidur.
c. Tekanan darah pada rentang kesadaran. d. Mengurangi kemungkinan klien
yang diharapkan. c. Bantu klien saat mengatur terjatuh.
posisi. e. Mengoptimalkan bantuan alat
d. Selalu atur kembali posisi untuk menimalisir klien terjatuh.
klien dengan perlahan dan
hati-hati.
e. Gunakan alat-alat bantu
untuk mobilisasi.

18
19
4. Evaluasi

Pre operasi

a. Nyeri berkurang atau menghilang


b. Pasien mengatakan tidak merasa cemas .
Intra Operasi
a. Risiko infeksi tidak terjadi
Pasca Operasi
a. Risiko konstipasi tidak terjadi
b. Pengetahuan klien meningkat
c. Resiko cedera tidak terjadi

20
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2012. Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bulecheck, G.M, Butcher, H.K.,Dochterman, JM.,Wagner, CM. (Eds). (2013). Nurcing


Intervension Classification (NIC) (6 th ed). St. Louis: Mosby Elsevier.

Herdeman, T.H & komitsuru, S. ( Eds). ( 2014). NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2012-201. Oxford : Wiley Blackwell.

Moorhead , S., Johnson, M.,Maas, M.L., swanson,E (Eds). (2013). Nurcing outcome
classification (NOC)(5 th ed). St. Louis: Mosby Elsevier.

Nurarif, A.H.,& Kusuma, H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose


Medis dan NANDA NIC – NOC Jilid I . Jogjakarta : Media ection.

Nurarif, A.H.,& Kusuma, H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose


Medis dan NANDA NIC – NOC Jilid II . Jogjakarta : Media ection

Nurarif, A.H.,& Kusuma, H. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose


Medis dan NANDA NIC – NOC Jilid III . Jogjakarta : Media ection

21
19
22

Anda mungkin juga menyukai