Anda di halaman 1dari 16

KONSENTRASI BELAJAR SISWA YANG SARAPAN PAGI

DENGAN YANG TIDAK SARAPAN PAGI PADA


MATA PELAJARAN F&B SERVICE

CITRA PERMATA SARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Juni 2013

1
2
KONSENTRASI BELAJAR SISWA YANG SARAPAN PAGI
DENGAN YANG TIDAK SARAPAN PAGI PADA
MATA PELAJARAN F&B SERVICE

Citra Permata Sari1, Elida2, Kasmita2


Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FT Universitas Negeri Padang
email: citha89@gmail.com

Abstract

The purpose of this research is to analyze whether there are differences of the
concentration of learning between the students who get breakfast and who miss
breakfast, especially in the subjects F&B Service class X Jasa Boga SMK 9 Padang.
This type of research is ex-postfacto with causal comparative form. The population in
this study is 64 people from class X competency skills of Jasa Boga that have taken
subjects F&B Service. The result of the research shows that, 61.5% of students who
get breakfast have a high concentration level learning, 53.8% of students who miss
breakfast lower concentration of learning and there are significant differences
between the concentration of students who get breakfast with students who miss
breakfast. The results showed that thitung 30 623 > ttable 2.8817 at Sig 0:05. It means
that there is a difference between the concentration of students who do not get
breakfast with the student who get breakfast. The concentration of students who get
breakfast are higher than students who miss it.

Kata kunci: konsentrasi belajar, sarapan pagi, f&b service

A. Pendahuluan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 9 Padang merupakan salah

satu sekolah menengah kejuruan yang termasuk pada bidang keahlian pariwisata

(vocational high school) yang bertujuan untuk menghasilkan tamatan yang siap

bekerja, melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berwirausaha.

SMK Negeri 9 Padang memiliki visi yaitu ungul dalam mutu berdasarkan

iman dan taqwa menuju SMK berstandar Nasional dan Internasional.

Berdasarkan visi tersebut SMK Negeri 9 Padang bertujuan untuk meningkatkan

1
Wisudawati periode Juni 2013 1
2
Dosen Jurusan Kesejahteraan Keluarga
FT-UNP
2

mutu pendidikannya, sehingga kemampuan tamatannya bisa bersaing dalam

tuntutan dunia kerja nasional serta internasional (KTSP SMK Negeri 9 Padang:

2009).

Salah satu kompetensi keahlian yang mendukung terwujudnya visi tersebut

adalah kompetensi keahlian Jasa Boga, yang mana terdapat mata pelajaran F&B

Service yang bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dalam melayani

makanan dan minuman di restoran. Pada kompetensi yang diharapkan setelah

mengikuti pelajaran F&B Service adalah mampu melakukan pelayanan makanan

dan minuman dengan komunikasi yang baik.

Hasil pengamatan penulis dalam proses pembelajaran F&B Service terlihat

banyak siswa yang tidak konsentrasi dalam belajar, hanya sebagian kecil saja

yang mampu berkonsentrasi dengan dengan baik. Konsentrasi adalah suatu upaya

yang dilakukan oleh seseorang untuk memusatkan perhatiannya pada hal

tertentu. Menurut Sadirman (2010: 40) ”Konsentrasi dimaksudkan memusatkan

segenap kekuatan perhatian pada situasi belajar”. Sejalan dengan itu Sumartno

dalam Rachman (2010: 7) mengatakan ”Konsentrasi belajar merupakan suatu

perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan dalam setiap

pelaksanaan pembelajaran, serta dapat memahami setiap materi pelajaran yang

telah diberikan”.

Konsentrasi merupakan kunci utama bagi seseorang untuk berhasil dalam

segala hal terutama belajar. Apabila seorang siswa tidak dapat berkonsentrasi

saat belajar, maka dapat diketahui bahwa hasil yang mereka peroleh akan kurang
3

memuaskan. Berdasarkan temuan yang penulis peroleh kurangnya konsentrasi

belajar siswa saat belajar tersebut terindikasi oleh: (1) siswa tidak bersemangat

dan mengantuk saat belajar; (2) siswa cenderung malas dan lesu saat demonstrasi

atau praktek di depan kelas; (3) siswa kurang berpartisipasi pada saat

pembelajaran berlangsung; (4) siswa cenderung diam dan hanya mendengarkan

materi yang disampaikan oleh guru; (5) siswa tidak mampu memberikan

sumbangan pikiran atau ide; dan (6) siswa tidak maksimal dan tidak bertanggung

jawab melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

Kurangnya konsentrasi saat belajar menimbulkan kurangnya kreatifitas dan

produktifitas dalam belajar. Slameto (2003: 87) menyatakan bahwa “Jika

seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia

karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja”. Berdasarkan hasil

wawancara yang penulis lakukan, siswa yang tidak konsentrasi dalam belajar

diduga karena tidak sarapan pagi. Diketahui bahwa sebagian siswa tidak sarapan

pagi sebelum berangkat ke sekolah, namun beberapa siswa yang lain sarapan

sebelum berangkat ke sekolah. Adanya perbedaan dalam mengkonsumsi sarapan

pagi ini mengakibatkan konsentrasi belajar yang berbeda pula. Hal ini dibuktikan

bahwa siswa yang sarapan pagi lebih fokus dalam memperhatikan pelajaran yang

disampaikan oleh guru, lebih tanggap dalam merespon pelajaran dan juga

cenderung lebih aktif. Sedangkan siswa yang tidak sarapan pagi, cenderung

diam, tidak fokus dalam memperhatikan pelajaran yang diterankan oleh guru dan

sering menguap atau mengantuk.


4

Sarapan pagi mampu memberikan nutrisi kepada otak sehingga mampu

untuk berkonsentrasi dengan baik. Menurut Nirmala (2012: 30) “Sarapan pagi

merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi

di sekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena

semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit

berkonsentrasi”. Maksudnya apabila suplai energi ke otak cukup, maka daya

ingat seseorang akan meningkat, sehingga mampu berkonsentrasi dengan baik.

Sarapan pagi bukan hanya sekedar mengisi perut, namun para ahli

meyakini sarapan pagi adalah fondasi kuat untuk memetik manfaat dalam meraih

kehidupan sehat yang lebih lama. Menurut Ali (2006: 41)

Paling tidak ada dua manfaat yang bisa diambil kalau kita melakukan
sarapan pagi. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat
yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan
kadar gula darah yang cukup, gairah dan konsentrasi belajar di
sekolah bisa lebih baik sehingga berdampak positif terhadap prestasi
akademik di sekolah. Kedua, pada dasarnya sarapan pagi dapat
memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang
diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral.
Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk fungsinya proses fisiologis
dalam tubuh.

Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bogi orang dewasa,

sarapan dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat

bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, sarapan pagi

meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran,

sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik (Istianah, 2008).


5

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sarapan pagi

sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa di sekolah, karena dengan

sarapan pagi kadar gula darah akan meningkat sehingga mampu mengoptimalkan

sistem kerja otak agar dapat berkonsentrasi dengan baik. Diketahui bahwa

sebagian siswa ada yang sarapan pagi dan sebagian lagi tidak sarapan pagi.

Dengan adanya perbedaan konsumsi sarapan pagi pada siswa, tentunya akan

membuat konsentrasi belajar yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis merasa

penting untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan

konsentrasi belajar siswa yang sarapan pagi pada mata pelajaran,

mendeskripsikan konsentrasi belajar siswa yang tidak sarapan pagi dan

menganalisa apakah terdapat perbedaan konsentrasi belajar antara siswa yang

sarapan pagi dengan yang tidak sarapan pagi pada mata pelajaran F&B Service

di kelas X Jasa Boga SMK Negeri 9 Padang.

B. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-postfacto dengan bentuk kausal

komparatif atau hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah siswa kelas X Jasa Boga SMK Negeri 9 Padang yang berjumlah

64 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 sampel (40,6% dari populasi

penelitian), dengan menggunakan teknik sampling petala.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu, konsentrasi belajar

siswa yang sarapan pagi dan siswa yang tidak sarapan pagi. Data sekunder yakni,

data mengenai gambaran umum SMK Negeri 9 Padang meliputi gambaran


6

lokasi, jumlah siswa yang diperoleh dari data administrasi sekolah. Teknik

pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan atau observasi terstruktur

terhadap siswa kelas X Jasa Boga SMK Negeri 9 Padang dengan bantuan lembar

observasi yang berisi tentang aktifitas belajar siswa sesuai dengan indikator

konsentrasi belajar.

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dengan cara

mentabulasi data kemudian menghitung frekuensi, persentase, nilai rata-rata,

standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum. Selanjutnya data

diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tinggi apabila total skor ≥ mean dan

rendah apabila total skor < mean. Kemudian dilakukan uji persyaratan analasis

untuk membuktikan data terdistribusi normal dan homogen. Apabila data sudah

memenuhi persyaratan, terakhir baru dilaksanakan uji hipotesis menggunakan t

test untuk melihat perbedaan antara dua variabel.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

a. Konsentrasi Belajar Siswa yang Sarapan Pagi

Data diperoleh dari observasi pada siswa kelas X Jasa Boga SMK

Negeri 9 Padang yang berjumlah 13 orang dengan 18 butir pernyataan

mengenai konsentrasi belajar siswa. Setelah dilakukan perhitungan

diperoleh nilai mean 11,5. Maka distribusi frekuensi konsentrasi belajar

dari responden yang sarapan pagi adalah sebagai berikut :


7

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar


Responden yang Sarapan Pagi

No. Konsentrasi Belajar Frekuensi Persentase


1. Tinggi 8 61.5
3. Rendah 5 38.4
Jumlah 13 100

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa 61.5% siswa yang sarapan pagi

memiliki tingkat konsentrasi tinggi dan 38.4% siswa memiliki tingkat

konsentrasi yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang sarapan

pagi memiliki konsentrasi belajar yang tinggi.

Hasil ini juga dapat dilihat pada diagram pie berikut ini:

Persentase Konsentrasi Siswa


yang Sarapan Pagi

38%
rendah
62%
tinggi

Gambar 1. Persentase Konsentrasi Belajar


Siswa yang Sarapan Pagi

b. Konsentrasi Belajar Siswa yang Tidak Sarapan Pagi

Data diperoleh dari observasi pada siswa kelas X Jasa Boga SMK

Negeri 9 Padang yang berjumlah 13 orang dengan 18 butir pernyataan

mengenai konsentrasi belajar siswa. Setelah dilakukan perhitungan


8

diperoleh nilai mean 4. Maka distribusi frekuensi konsentrasi belajar

siswa yang tidak sarapan pagi sebagai berikut:

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar


Responden yang Tidak Sarapan Pagi

No. Konsentrasi Belajar Frekuensi Persentase


1. Rendah 7 53.8
3. Tinggi 6 46.2
Jumlah 13 100

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa 46.2% siswa yang tidak sarapan

pagi secara keseluruhan memiliki tingkat konsentrasi tinggi dan 53.8%

memiliki tingkat konsentrasi yang rendah.

Hasil ini juga dapat dilihat pada diagram pie di bawah ini:

Persentase Konsentrasi Siswa


yang Tidak Sarapan Pagi

46%
54% rendah
tinggi

Gambar 2 Persentase Konsentrasi Belajar Siswa yang


Tidak Sarapan Pagi

c. Perbedaan Konsentrasi Belajar Siswa yang Sarapan Pagi dengan

yang Tidak Sarapan pagi

Perbedaan konsentrasi belajar antara siswa yang sarapan pagi

dengan yang tidak sarapan pagi dapat dilihat melalui uji persyaratan
9

analisis. Uji persyaratan analisis dimaksudkan untuk data dianalisis

dengan statistik sesuai dengan tujuan penelitian teknik kausal komparatif.

Untuk keperluan tersebut harus terpenuhi bahwa data harus terdistribusi

normal dan homogen.

Hasil perhitungan menunjukkan seluruh data terdistribusi secara

normal dengan nilai sig adalah 0.987 atau > 0.05 dan hasil uji

homogenitas menunjukkan nilai Sig untuk uji Levene adalah 1.128 >

0.05. Hal ini berarti data berasal dari populasi yang memiliki varians yang

sama. Dengan demikian uji t dapat dilakukan.

Uji t atau uji beda merupakan teknik yang digunakan untuk

membuktikan hipotesis penelitian. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 3 Hasil Uji t

Test Value = 0
95% Confidence Interval of
One-Sample Test
Sig. (2- Mean the Difference

t df tailed) Difference Lower Upper

Sarapan 30.623 12 .000 11.50000 10.6818 12.3182


Tidak_sarapan 6.833 12 .000 4.23077 2.8817 5.5798

Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai thitung : 30.623 lebih besar

dari ttabel : 2.8817 dengan nilai signifikan 0.000 (α < 0.05). Dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara konsentrasi belajar siswa

yang sarapan pagi dengan yang tidak sarapan pagi.


10

2. Pembahasan

a. Konsentrasi Belajar Siswa yang Sarapan Pagi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh siswa yang

sarapan pagi memiliki tingkat konsentrasi belajar yang tinggi. Hal ini

menunjukkan terdapat pengaruh antara sarapan pagi dalam meningkatkan

konsentrasi belajar siswa. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ahmad Faridi (2002) yang menunjukkan bahwa kadar glukosa siswa

yang sarapan pagi lebih tinggi dibandingkan yang tidak sarapan pagi.

Kadar glukosa darah akan mempengaruhi konsentrasi seseorang.

Konsentrasi merupakan faktor penentu keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar. Belajar tanpa adanya konsentrasi, pikiran tidak

akan mungkin mengingat materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang

tidak dapat berkonsentrasi pasti tidak akan berhasil menyimpan atau

menguasai bahan.

Menurut peneliti, kebiasaan sarapan pagi di kalangan siswa perlu

ditingkatkan, karena mengingat sarapan pagi memberikan konstribusi

yang sangat besar dalam menjalankan aktifitas, terutama di pagi hari.

untuk itu, diperlukan perhatian orang tua dalam menjaga perilaku makan

siswa sehingga dapat meningkatkan konsentrasi yang juga berpengaruh

positif terhadap hasil belajar siswa.


11

b. Konsentrasi Belajar Siswa yang Tidak Sarapan Pagi

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh siswa yang tidak

sarapan pagi memiliki tingkat konsentrasi belajar yang rendah.

Sarapan pagi berpengaruh pada prestasi belajar anak. Anak yang

tidak makan pagi, kurang dapat mengerjakan tugas di kelas yang

memerlukan konsentrasi. Mereka umumnya mempunyai nilai hasil ujian

yang lebih rendah, mempunyai daya ingat yang terbatas dan sering absen.

Sarapan pagi berperan penting terutama untuk menyediakan energi dan

gairah belajar dan kerja awal hari baru.

Bila dilihat dari hasil jawaban responden, 92% siswa tidak mampu

mengajukan pertanyaan mengenai tipe-tipe pelayanan dengan tujuan yang

jelas dan dengan kalimat yang singkat dan jelas. 100% siswa tidak

mampu melaksanakan prosedur pelayanan sesuai dengan yang dijelaskan

guru, 81% siswa tidak mampu mengerjakan latihan sesuai prosedur yang

dijelaskan guru. Hal ini menunjukkan buruknya konsentrasi belajar siswa

yang tidak sarapan pagi.

Menurut peneliti, perlu peran orang tua dalam merubah kebiasaan

perilaku makan anak, agar mau sarapan setiap hari, sehingga mampu

menyerap pelajaran di sekolah dengan optimal.


12

c. Perbedaan Konsentrasi Belajar Siswa yang Sarapan Pagi dengan

yang Tidak Sarapan Pagi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

sangat signifikan dalam konsentrasi belajar siswa yang sarapan pagi

dengan yang tidak sarapan pagi dengan nilai sig = 0.000. Sama halnya

dengan penelitian yang dilakukan oleh Subekti dalam Istianah (2008)

yang menunjukkan bahwa sarapan pagi meningkatkan konsentrasi dan

hasil belajar siswa.

Banyak manfaat yang dapat diambil dengan kebiasaan sarapan pagi,

salah satunya meningkatkan konsentrasi belajar siswa di sekolah, yang

berpengaruh juga terhadap hasil belajar. Semakin tinggi konsentrasi, hasil

belajar yang diperoleh pun semakin optimal.

Perbedaan yang signifikan antara siswa yang sarapan dan yang

tidak terlihat jelas dari jumlah siswa yang sarapan dan yang tidak, serta

distribusi frekuensi yang menunjukkan untuk semua indikator.

D. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Secara keseluruhan 61.5% siswa yang siswa yang sarapan pagi

memiliki tingkat konsentrasi belajar yang tinggi, 53.8 % siswa yang tidak

sarapan pagi memiliki tingkat konsentrasi belajar yang rendah dan terdapat

perbedaan yang signifikan antara konsentrasi belajar siswa yang sarapan


13

pagi dengan siswa yang tidak sarapan pagi dengan nilai thitung : 30.623 lebih

besar dari ttabel : 2.8817 pada Sig 0,05.

2. Saran

Melalui tenaga pendidik disarankan untuk memberikan informasi dan

bimbingan kepada siswa tentang pentingnya sarapan pagi untuk

konsentrasi belajar dan hasil belajar yang baik, sehingga dapat merubah

perilaku makan siswa untuk selalu sarapan pagi sebelum berangkat ke

sekolah. Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat melanjutkan

penelitian ini dengan indikator-indikator lain yang dapat mempengaruhi

konsentrasi belajar siswa.

Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dr.
Elida, M.Pd dan Pembimbing II Kasmita, S.Pd, M.Si.

Daftar Pustaka

A.M, Sadirman. (2010). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT


RajaGrafindo Persada

Devi, Nirmala. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta:Kompas

Dinas Pendidikan. (2009). Kurikulum SMK Negeri 9 Padang Tahun Pelajaran 2009-
2010. Padang

Faridi, Ahmad. (2002). Hubungan Sarapan Pagi dengan Kadar Glukosa Darah dan
Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Bogor. Institut Pertanian Bogor

Istianah. (2008). Pengaruh Sarapan Pagi terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di


Kelas III SMKN 20 Bekasi.Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah

Khomsan, Ali. (2006). Solusi Makanan Sehat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


14

Rachman. (2010). Teori Konsentrasi Belajar.


http://repository.upi/s_tb_055186_bab_ii.pdf/. Diakses [6 Desember 2012]

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta

Anda mungkin juga menyukai