Anda di halaman 1dari 3

1.

pH (Derajat Keasaman)
pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik adalah air yang bersifat
netral (PH = 7). Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan
pH di atas 7 bersifat basa. Menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990, batas pH minimum
dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-8,5. Khusus untuk air hujan, pH minimumnya
adalah 5,5. Tinggi rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air. Maksudnya, air dengan pH
kurang dari 7 akan terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila pH melebihi 7.
Pengaruh pH (Derajat Keasaman) air terhadap kesehatan:
a. Keseimbangan keasaman dan alkalinitas tubuh
Ketidakseimbangan asam dan basa/alkalin dalam tubuh menyebabkan bakteri dan
organisme pembawa penyakit berkembang di dalam jaringan tubuh dan merusak organ
tubuh, sehingga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
b. Mempertahankan tingkat elektrolit
Organ tubuh yang berhubungan erat dengan air adalah ginjal. Ginjal kita bertanggung
jawab untuk menjaga tingkat elektrolit kalsium, kalium, magnesium dan natrium dalam
tubuh dengan cara menyaring darah dan membuang limbah serta kelebihan nutrisi
dalam tubuh. Elektrolit membantu mengurangi tingkat keasaman dalam tubuh.
Jika air yang Anda konsumsi tidak seimbang atau netral, dan darah memiliki kadar
keasaman yang tinggi, dapat menyebabkan hilangnya mineral dari tulang, organ, sel
dan jaringan. Bahkan juga berdampak dalam penyerapan vitamin serta akumulasi
limbah dan racun dalam tubuh.
c. Menjaga kadar pH darah dan aliran oksigen
Darah ternyata juga memiliki muatan negatif dan positif untuk mengangkut oksigen dan
bisa mengalir lancar di dalam pembuluh darah. Nah, jika air memiliki pH yang tidak
seimbang, ini juga secara otomatis mengacaukan keseimbangan muatan negatif dna
positif dalam darah.
2. TDS (Total Dissolved Solid)
TDS adalah singkatan dari Total Padatan Terlarut, dan mewakili jumlah kandungan zat yang
terlarut dalam air. Satuan biasanya miligram per liter (mg/l). Zat yang umum yang dapat
ditemukan dalam air termasuk natrium (garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat,
nitrat, bikarbonat, klorida dan sulfat. Dalam jumlah tertentu zat ini dibutuhkan oleh tubuh
manusia.
Tabel 1 Penilaian TDS
Tingkat TDS (miligram per liter) Penilaian
Kurang dari 300 Bagus sekali
300 - 600 Baik Baik
600 - 900 Bisa diminum
900 - 1.200 Kurang enak
900 - 1.200 Tidak dapat diterima
Nb: 1 mg/l = 1 ppm.
a. Di Indonesia tingkat maksimum TDS untuk air minum yaitu 500 mg per liter untuk air
minum (PERMENKES 492/19 April 2010 mengenai persyaratan kualitas air minum).
b. Batas kader TDS untuk air Bersih adalah 1000 mg/l (PERMENKES 20 Tahun 1990
persyaratan kualitas air bersih).
c. WHO tidak keluarkan saran untuk TDS. (Pertimbangan dari WHO).
Pengaruh TDS (Total Dissolved Solid) terhadap kesehatan:
Air dengan TDS 0 mempunyai kadar mineral yang mendekati nol. Sedangkan tubuh kita
sangat membutuhkan mineral yang terdapat dalam air. Air yang tidak mengandung kadar
mineral, berarti air tersebut tidak alami sehingga badan kita akan sulit untuk menyerap air
tersebut. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), dengan meminum air tanpa mineral
(seperti air yang diolah oleh RO (Reverse Osmosis)) bisa mengakibatkan beberapa hal ini pada
tubuh manusia yang mengkonsumsinya, diantaranya:
a. Kekurangan kadar kalium dalam badan, dimana tanpa kalium saraf tidak berfungsi.
b. Kekurangan zat kalsium (Ca), akan menyebabkan gejala sebagai berikut : banyak
keringat, gelisah, sesak napas, menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan,
sembelit, Susah buang air, insomnia (susah tidur), kram, dan sebagainya.
c. Kekurangan kadar Magnesium (Mg), dimana kekurangan magnesium dapat memicu:
kekakuan atau kejang pada salah satu pembuluh koroner arteri, sehingga mengganggu
peredaran darah dan dapat menyebabkan serangan jantung.
d. Sering buang air kecil dan dalam jumlah yang banyak karena badan kita tidak bisa
menyerap air yang tidak mengandung mineral.
e. Kurangnya kemampuan tubuh memproduksi darah.
f. Menurut organisasi kesehatan dunia, sebaiknya air memiliki TDS di-atas 100.
Namun, walaupun TDS sendiri mungkin hanya faktor estetis (rasa) dan teknis, konsentrasi
tinggi TDS adalah indikator bahwa kontaminan berbahaya, seperti zat sulfat dan bromida
arsenik juga dapat hadir di dalam air. Hal ini terutama berlaku bila air terkontaminasi dengan
limbah dari kegiatan manusia seperti industri dan perbengkelan. Oleh karena itu WHO
menyarankan untuk menguji air di laboratorium jika TDS lebih dari 1000 mg/l.

Anda mungkin juga menyukai