Anda di halaman 1dari 18

Perbedaan Ras dan Etnis dalam Penggunaan Antibiotik untuk

Penyakit Virus di Departemen Gawat Darurat

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN: Di tempat perawatan primer, terdapat perbedaan ras
dan etnis dalam pemberian resep antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan akut (ARTI).
ARTI virus biasanya didiagnosis di departemen gawat darurat anak (PED), di mana
perbedaan ras dan etnis dalam pemberian resep antibiotik sebelumnya tidak pernah
dilaporkan. Kami berusaha untuk menyelidiki apakah ras pasien dan etnis dikaitkan dengan
perbedaan pemberianresep antibiotik untuk ARTI virus di PED.

METODE: Ini adalah studi kohort retrospektif yang ditemukan di 7 PAD pada tahun 2013,
di mana kami menggunakan data kesehatan elektronik dari Register Jaringan Penelitian
Darurat Perawatan Terdaftar Pediatrik. Regresi logistik multivariabel digunakan untuk
memeriksa hubungan antara ras pasien dan etnisitas dan antibiotik yang diberikan atau
diresepkan di antara anak-anak yang dipulangkan dari rumah sakit dengan ARTI virus. Anak-
anak dengan bakteri codiagnoses, penyakit kronis, atau yang immunocompromised
merupakan kriteria eksklusi. Kovariat mencakup usia, jenis kelamin, asuransi, tingkat triase,
jenis penyedia layanan, tipe gawat darurat, dan tempat gawat darurat.

HASIL: Dari 39445 yang dijumpai di PED untuk ARTI viral yang memenuhi kriteria inklusi,
2,6% (95% confidence interval [CI] 2,4% -2,8%) menerima antibiotik, termasuk 4,3% non-
Hispanik (NH) putih, 1,9% NH hitam, 2,6% Hispanik, dan 2,9% dari anak-anak NH lainnya.
Dalam analisis multivariat, NH hitam (rasio odds yang disesuaikan [aOR] 0,44; CI 0,36 -
0,53), Hispanik (aOR 0,65; CI 0,53-0,81), dan anak-anak NH (aOR 0,68; CI 0,52-0,87)
lainnya cenderung tidak menerima antibiotik untuk ARTI virus.

KESIMPULAN: Dibandingkan dengan anak-anak normal NH, anak-anak NH hitam dan


Hispanik cenderung tidak menerima antibiotik untuk ARTI virus di PED. Penelitian ini di
masa depan harus berusaha untuk memahami mengapa perbedaan ras dan etnis dalam
pemberian resep, termasuk harapan orang tua, persepsi penyedia harapan orang tua, dan bias
yang memungkinkan terjadi.
Apa yang perlu diketahui pada subjek ini: Infeksi saluran pernapasan akut (ARTI)
umumnya didiagnosis pada anak-anak. Perbedaan ras dan etnis dalam penggunaan antibiotik
untuk pengobatan ARTI virus telah diamati di perawatan primer namun belum dilaporkan di
bagian gawat darurat.

Apa yang ditambahkan pada studi ini: Meskipun penggunaan antibiotik secara
keseluruhan untuk pengobatan ARTI virus rendah, namun perbedaan ras dan etnis dalam
pemberian resep antibiotik telah terlihat. Dibandingkan dengan anak-anak kulit putih non-
Hispanik, anak-anak Hispanik hitam dan Hispanik cenderung tidak menerima antibiotik.
Infeksi saluran pernapasan akut (ARTI) adalah salah satu alasan paling umum untuk anak-
anak yang menerima perawatan di instalasi gawat darurat (perawatan darurat ).1,2 Sebagian
besar infeksi saluran pernafasan pada anak-anak adalah virus dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik. Meskipun demikian, penyalah gunaan antibiotik untuk infeksi
saluran pernapasan bagian atas telah didokumentasikan dengan baik, dengan tingkat
penggunaan yang berlebihan sebanyak 13% sampai 75% .3-6 Penggunaan antibiotik yang
tidak tepat menyebabkan peningkatan risiko efek obat yang tidak perlu dan memberi
kontribusi pada perkembangan bakteri sehingga resisten pada antibiotik.7-11 Sebuah studi
baru-baru ini mengungkapkan perbedaan ras dan etnis dalam pemberian resep antibiotik
untuk ARTI anak-anak di rangkaian non-ED di jaringan perawatan primer anak-anak, dengan
anak-anak kulit hitam yang menerima lebih sedikit antibiotik daripada anak-anak yang tidak
berkulit hitam.12 Ras dan perbedaan etnis dalam perawatan darurat anak telah dijelaskan
dalam pemanfaatan Computed Tomography (CT) untuk trauma kepala ringan, 13 pengujian
laboratorium dan radiologis, 14 tingkat masuk rumah sakit, 15 dan manajemen nyeri pada
anak-anak yang didiagnosis dengan kasus usus buntu,16 namun sebelumnya belum
dieksplorasi untuk pemberian resep antibiotik oleh karena itu, tujuan kami dalam penelitian
ini adalah untuk menyelidiki apakah ras dan etnis pasien dikaitkan dengan resep antibiotik
untuk infeksi virus di departemen gawat darurat anak (Ped). Kami menghipotesiskan bahwa
anak-anak kulit putih non-Hispanik (NH) dengan ARTI virus menerima antibiotik pada
tingkat yang lebih tinggi daripada pasien kulit hitam Hispanik atau NH.

Metode

desain study

Kami melakukan studi kohort retrospektif dengan menggunakan Pediatric Emergency


Care Applied Research Network (PECARN) Registry,17,18 mulai 1 Januari 2013, sampai 31
Desember 2013. Penelitian ini disetujui oleh dewan peninjau institusional dari semua lokasi
studi dan data koordinat. pusat.

sumber data dan studi kependudukan

Register PECARN adalah registri kesehatan elektronik yang teridentifikasi dari semua
pertemuan di 7 PED.17 Melalui proses otomatis, Registry menangkap data kunjungan pada
situs langsung dari catatan kesehatan elektronik. Situs yang digunakan beragam secara
geografis dan terdiri dari 4 sistem kesehatan rumah sakit tersier tersier dengan 4 PED dan 3
satelit berafiliasi PED. Populasi pasien dari situs ED yang berkontribusi pada Register
PECARN beragam secara ras dan etnis, dengan variasi di antara variasi ras dan etnis populasi
pasien (Tabel Tambahan 4). Situs diberi label sebagai A sampai G di bagian hasil dan tabel
dan diacak menjadi 1 sampai 7 dalam Informasi Tambahan untuk menjaga kerahasiaan dan
mencegah pembongkaran situs.

Populasi penelitian yang memenuhi syarat mencakup semua pasien berusia ≤ 18 tahun
yang dipulangkan dari ED dengan kode diagnosis Penyakit Tertentu, ninth Revision (ICD-9)
untuk ARTI virus (Tabel Tambahan 5). Kami mengecualikan pertemuan pasien dengan kode
diagnosis ICD-9 tambahan untuk infeksi bakteri (Tabel Tambahan 5) atau kondisi perawatan
kronis.19 Karena kode diagnosis ICD-9 untuk faringitis tidak spesifik, kunjungan dengan
kode faringitis (Tabel Tambahan 5) dikeluarkan jika Hasil uji strept yang cepat positif
terhadap Streptococcus β-hemolitik grup A
Hasil

Ukuran hasil utama adalah pemberian antibiotik oral, intravena, atau intramuskular
pada ED atau pemberian resep pada pemulangan pasien ED. Kunjungan dikategorikan
sebagai "pemberian antibiotik" paling sedikit 1 pemberian antibiotik atau resep dikaitkan
dengan jumlah kunjungan di ED.

eksposur

Pemaparan utama adalah ras dan etnis pasien. Sesuai dengan studi disparitas ras
lainnya, 20 variabel ras dan etnis diciptakan oleh ras dan etnis yang tertinggal (yang
merupakan 2 variabel diskrit di Register PECARN) menjadi 1 variabel ras dan etnis. Ras dan
etnis dikategorikan sebagai NH hitam, NH putih, Hispanik, dan lainnya.

Variabel yang berpotensi untuk menyulitkan penelitian meliputi demografi pasien


(misalnya, usia, jenis kelamin, status asuransi, dan tingkat ketajaman triase) dan demografi
kunjungan ED (situs ED, tipe ED, penyedia ED, dan tipe penyedia). Usia pasien dianalisis
sebagai variabel kategoris (0-1, 2-4, 5-9, dan 10-18 tahun). Status asuransi dikategorikan
sebagai swasta, pemerintah (misalnya Medicaid, Medicare), self-pay, atau lainnya. Tingkat
Triase dikategorikan dengan menggunakan Indeks Tingkat Keadaan Darurat 5 tingkat.21 jenis
ED dikategorikan sebagai PED utama atau ED satelit. Penyedia jenis catatan (yaitu, dokter
paling senior) dikategorikan sebagai Pediatric Emergency Medicine (PEM) (misalnya.,
Dewan direksi atau dewan yang memenuhi syarat di PEM), dokter spesialis, dokter umum
(dewan sertifikasi atau dewan yang memenuhi syarat dalam keadaan darurat umum obat-
obatan), sesama PEM, asisten dokter atau praktisi perawat, atau lainnya. Jika kunjungan ED
memiliki beberapa jenis penyedia karena transfer perawatan, kunjungan tersebut dikeluarkan
dari pemodelan regresi logistik multivariabel karena jenis penyedia tidak dapat digunakan
namun disertakan dalam semua analisis lainnya.
Analisis statistik

Kami menggunakan ukuran standar untuk menggambarkan populasi penelitian kami


dan menghitung tarif pemberian antibiotik menurut ras dan etnisitas. Kami menggunakan
logistik bivariabel dan multivariabel regresi untuk mengembangkan rasio odds yang
disesuaikan (aor), masing-masing, untuk mengukur kekuatan asosiasi ras dan etnis dengan
penggunaan antibiotik. Untuk pertimbangan konservatif dari semua variabel yang berpotensi
terkait, perancu dan kovarian dengan nilai P <.2 dalam analisis bivariabel dimasukkan dalam
model multivariabel kami. Kami menyesuaikan untuk mengelompokkan oleh dokter dengan
menggunakan model efek acak dengan pembatasan acak untuk dokter. Kami juga
mengeksplorasi interaksi ras dan etnis dengan situs yang menyajikan proporsi yang lebih
tinggi dari anak-anak kulit putih NH dalam model multivariabel untuk menilai apakah
distribusi ras dan etnis memodifikasi perkiraan terdapatnya perbedaan penggunaan antibiotik.
Untuk analisis ini, situs dikotomisasi mengenai apakah> 30% populasi anak-anak yang
mencari perawatan adalah ras putih dan etnis NH. Untuk mengevaluasi Efek pengelompokan
oleh pasien, kami juga melakukan analisis sensitivitas termasuk pada kunjungan pertama
yang memenuhi syarat untuk setiap pasien. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan
SAS versi 9.4 (SAS Institute Inc, Cary, NC)

Hasil

Selama masa studi, ada 413 954 kunjungan ED, dimana ada 39 445 (9,5%)
Kunjungan ED oleh anak-anak yang didiagnosis dengan ARTI virus yang memenuhi kriteria
inklusi (Gambar 1). Usia rata-rata adalah 3,3 tahun, dan setengah dari populasi penelitian
adalah NH hitam (Tabel 1). Komposisi rasial dan etnik di seluruh lokasi berkisar antara
proporsi hitam NH 0,7% sampai 97,0% dan proporsi Hispanik 2,0% sampai 45,5% (Tabel
Tambahan 5).

Secara keseluruhan, 2,6% (95% confidence interval [CI] 2,4-2,8) anak-anak


menerima antibiotik untuk ARTI virus. Ini berbeda dengan ras dan etnis, dengan 4,3% pasien
NH putih yang menerima antibiotik dibandingkan dengan 1,9% penderita NH hitam, 2,6%
Hispanik, dan 2,9% pasien NH lainnya (Gambar 2). Dibandingkan dengan NH anak kulit
putih, NH kulit hitam (rasio odds [OR] 0,41; CI 0,35-0,49), Hispanik (OR 0,57; CI 0,47-
0,69), dan anak-anak NH lainnya (OR 0,64; CI 0,50-0,82) cenderung menerima antibiotik
(Tabel 2).

Dalam analisis multivariabel yang disesuaikan dengan usia, status asuransi, tingkat
ketajaman triase, tipe penyedia ED, dan situs ED, NH black (aOR 0,44; CI 0,36-0,53),
Hispanik (aOR 0,65; CI 0,53-0,81), dan NH lainnya ( aOR 0,68; CI 0,52-0,87) pasien
cenderung tidak menerima antibiotik saat didiagnosis dengan ARTI virus di ED (Tabel 2).
Analisis di dalam lokasi untuk memeriksa konsistensi hubungan antara ras dan etnisitas dan
penyediaan antibiotik di seluruh lokasi menunjukkan hasil yang konsisten secara umum
(Tabel 3).

Pengaruh jangka waktu ras dan etnis dengan situs yang melayani pada sebagian besar
perawatan untuk anak-anak NH putih ditambahkan untuk model multivariabel, perbedaan
rasial dan etnis dalam penggunaan antibiotik dilemahkan pada lokasi yang melayani sebagian
besar perawatan terhadap NH putih. anak-anak (nilai interaksi P <.01) namun tetap bertahan.
Analisis sensitivitas tidak termasuk kunjungan berulang 5005 (12,7%) untuk pasien dengan>
1 kunjungan kualifikasi menghasilkan hasil yang sama dengan harapan perbedaan rasial dan
etnis di Indonesia pemberian antibiotik.
diskusi

Hasil ini mengkonfirmasi hipotesis kami bahwa anak-anak kulit putih NH lebih
cenderung menerima antibiotik yang tidak perlu untuk infeksi pernapasan virus daripada
rekan-rekan minoritas mereka. Dari 2,6% Anak-anak yang didiagnosis secara eksklusif
dengan infeksi virus dan diobati dengan antibiotik, anak-anak kulit putih NH dengan
diagnosis virus memiliki kemungkinan 1,5 sampai 2 kali lebih tinggi untuk diobati dengan
antibiotik daripada anak-anak kulit hitam Hispanik dan NH. perbedaan ini terus berlanjut di
dalam dan di seluruh lokasi dan juga di antara situs yang menerapkan proporsi anak-anak
kulit putih NH yang relatif lebih tinggi. Data ini memperpanjang perbedaan ras yang
dilaporkan sebelumnya dalam pengelolaan ARTI12 ke PED.
Antibiotik berlebihan adalah pokok masalah kesehatan.22 ARTI adalah salah satu
alasan paling umum mengapa orang tua mencari perawatan medis untuk anak-anak mereka,
23,24
dan catatan ARTI didapatkan ~75% resep antibiotik untuk anak-anak meskipun sebagian
besar infeksi ini disebabkan oleh virus.25 Karena frekuensi dan lamanya paparan antibiotik
sebelumnya telah terlibat dalam penyebaran patogen komunitas yang resistan terhadap obat,7
dan karena anak-anak menerima proporsi yang signifikan dari total konsumsi antibiotik, 26
Penurunan penggunaan antibiotik yang tidak perlu pada populasi anak-anak merupakan target
yang sangat penting terhadap perspektif kesehatan masyarakat.27-29

Kami menemukan tingkat pemberian antibiotik yang lebih rendah untuk ARTI virus
pada anak-anak daripada yang disebutkan dalam penelitian sebelumnya, yang tingkatnya
mencapaii 13% sampai 75% .3,5 Satu penjelasan untuk ini adalah mayoritas dokter yang
merawat anak-anak di penelitian kami bekerja di lingkungan anak-anak. Dokter anak
memiliki tingkat penggunaan antibiotik yang lebih rendah untuk pengobatan ARTI virus
dibandingkan dengan spesialisasi lainnya.3,30,31 Selanjutnya, ED yang diwakili dalam
penelitian kami adalah semua berafiliasi dengan akademis besar, dan tingkat yang lebih
rendah dari resep antibiotik untuk ARTI virus di rumah sakit pendidikan.5 Selain itu, ada
kemungkinan PAD memiliki diagnosis yang lebih tepat daripada studi tentang data klaim
atau data nasional yang mungkin memiliki abstraksi data yang tidak lengkap. Penggunaan
antibiotik yang relatif rendah untuk ARTI virus yang diamati dalam penelitian kami,
bagaimanapun, tidak mengurangi pentingnya rasial yang ditandai. dan perbedaan etnis dalam
resep antibiotik. Di tingkat nasional, disana dijumpai lebih dari 70.000 resep antibiotik
diberikan kepada mereka yang didiagnosis dengan ARTI virus di ED setiap tahunnya.32

Hasil kami konsisten dengan semakin banyaknya bukti dari para peneliti yang
menunjukkan bahwa anak-anak kulit putih putih NH lebih cenderung menerima penanganan
medis dan intervensi yang tidak perlu di PED. Kami menemukan bahwa anak-anak minoritas
mendapat perawatan berbasis bukti sehubungan dengan pengelolaan ARTI virus mereka,
karena antibiotik tidak dibenarkan untuk perawatan. Fenomena penyimpangan dari perawatan
berbasis bukti untuk anak-anak berkulit putih NH ini telah diamati dalam penelitian lain
juga.13,30,33,34 Untuk menemukan perbedaan rasial dan etnis dalam tingkat masuk rumah sakit
yang disesuaikan dengan tingkat keparahan untuk anak-anak yang mencari perawatan
darurat, (Chamberlain et al15) berkomentar bahwa temuan mereka lebih sesuai dengan
praktik pada pasien kulit putih.

Meskipun berada di luar cakupan penelitian ini untuk memeriksa alasan perbedaan ras
dan etnis dalam resep antibiotik, alasan potensial mungkin mencakup perbedaan ras dan etnis
tertentu pada harapan orang tua, tekanan orang tua yang dirasakan oleh dokter untuk
pengobatan infeksi virus dengan antibiotik, dan bias implisit dokter. Peneliti untuk penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan orang tua kulit putih, orang tua
Hispanik dan orang kulit hitam lebih cenderung percaya bahwa antibiotik memiliki peran
dalam pengobatan penyakit flu.35 Namun, Mangione-Smith et al36 menunjukkan bahwa
dokter mungkin meremehkan harapan untuk pemberian antibiotik di kalangan orang tua
minoritas. Selanjutnya, dalam penelitian lain, Mangione-Smith dkk mengungkapkan bahwa
meskipun persepsi dokter terhadap harapan orang tua terhadapnya agen antimikroba adalah
satu-satunya prediktor penting untuk meresepkan agen antimikroba untuk kondisi etiologi
virus yang diduga, namun persepsi dokter tidak terkait dengan harapan orang tua terhadap
antibiotik. Bias implisit dokter juga dapat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan.
Sebagai contoh, peneliti untuk 1 penelitian mencatat bahwa dibandingkan dengan pasien kulit
putih, orang tua dari anak-anak minoritas menilai tingkat kepuasan yang lebih rendah
sehubungan dengan komunikasi dokter.38

Peneliti untuk penelitian lain menunjukkan bahwa saat dokter menunjukkan


preferensi implisit yang lebih tinggi untuk pasien kulit putih, pasien kulit hitam menilai
dokter lebih rendah sehubungan dengan pengobatan interpersonal, komunikasi, kepercayaan,
dan pengetahuan kontekstual.39 Oleh karena itu, seperti yang telah disarankan dalam
penelitian lain yang menemukan hasil yang sama sehubungan dengan perbedaan ras dan etnis
yang umumnya menguntungkan anak-anak kulit putih dari anak-anak minoritas, 12,13,15
temuan kami mungkin disebabkan oleh persepsi pengasuh atau pemberi layanan bahwa "lebih
baik," apakah "lebih" secara klinis ditunjukkan.15

Ada beberapa keterbatasan potensial untuk penelitian ini. Pertama, hasil penelitian ini
mungkin tidak dapat digeneralisasikan untuk semua PED atau ED umum. Namun, Registry
ini mencakup semua data kunjungan dari 7 PED yang berbeda, termasuk situs akademik dan
satelit dengan lebih dari 400.000 kunjungan anak-anak, dimana lebih dari 38.000 disertakan
dalam analisis kami. Selanjutnya komposisi ras dan etnis pasien termasuk dalam analisis ini
bervariasi menurut lokasi. Untuk mengatasi hal ini, selain melakukan analisis di seluruh situs,
kami juga melakukan analisis dalam lokasi yang mengungkapkan hasil yang konsisten.
Kedua, diagnosa kunjungan mungkin telah dikodekan secara tidak tepat dan penggunaan
antibiotik mungkin telah dibenarkan jika diagnosis bakteri sekunder dan nonkode ditargetkan.
Kesalahan klasifikasi semacam itu, bagaimanapun, pada umumnya akan bias melihat hasil
yang teramati terhadap null kecuali kesalahan pengkodean berbeda secara sistematis
berdasarkan ras dan etnis pasien. Ketiga, desain penelitian kami tidak memungkinkan kami
untuk mengeksplorasi dampak tingkat pengetahuan terhadap kesehatan dan tingkat
pendapatan terhadap perbedaan dalam penyediaan antibiotik.

kesimpulan

Kami mengamati resep antibiotik diferensial untuk anak-anak yang dating ke ED dengan
ARTI virus berdasarkan ras dan etnis pasien. Penyelidikan lebih lanjut terhadap pendorong
perbedaan ras dan etnis ini sangat penting untuk membantu menginformasikan intervensi
untuk mengurangi perbedaan ras dan etnis dalam penyediaan layanan kesehatan dan
mencapai keadilan kesehatan.
TELAAH JOURNAL
Judul : Racial and Ethnic Differences in Antibiotic Use for Viral Illness in Emergency
Departments

METHODOLOGI CHEKLIST: STUDY IDENTIFICATION OF JOURNAL


Identifikasi penelitian:
Bagian 1: Validasi Internal
Dalam sebuah studi kohort retrospektif
Kriteria dalam penelitian ini adalah
dilakukan dengan baik
1.1 Penelitian ini membahas [√] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
pernyataan yang tepat dan jelas [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
terfokus [ ] Kurang dibahas [ ] tidak dapat
diterapkan
Alasan : penelitian ini tepat dan jelas terfokus dalam membahas perbedaan ras dan etnis
dalam pemberian resep antibiotik pada pasien yang menderita infeksi saluran pernafasan
akut
1.2 Penetapan subjek secara acak [√] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
untuk kelompok pengobatan [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
[ ] Kurang dibahas [ ] tidak dapat
diterapkan
Alasan: penelitian ini membahas secara acak tentang literatur yang diambil dalam
menentukan perbedaan ras dan etnis dalam pemberian pengobatan
1.3 Metode yang digunakan memadai [ ] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
[√] Memadai [ ] tidak dilaporkan
[ ] Kurang dibahas [ ] tidak dapat
Diterapkan
Alasan: penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif yang membahas tentang
perbedaan pemberian resep antibotik pada ras dan etnis di PED
1.4 Subjek dan peneliti tetap tidak [ ] Baik tercakup [ √] tidak dibahas
mengetahui tentang alokasi [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
pengobatan [ ] Kurang dibahas [ ] tidak dapat
Diterapkan
Alasan : karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak dibahas
1.5 Perlakuan dan kelompok control [ ] Baik tercakup [√ ] tidak dibahas
serupa pada awal percobaan [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
[ ] Kurang dibahas [ ] tidak dapat
Diterapkan
Alasan : karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak dibahas
1.6 Satu-satunya perbedaan antara [√ ] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
kelompok adalah pengobatan [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
menurut peneliti [ ] Kurang dibahas [ ] tidak dapat
Diterapkan
Alasan : karena pada penelitian ini kelompok dibedakan antara pasien yang mendapat
antibiotic dan pasien yang tidak mendapatkan antibiotic untuk penyakit ARTI
1.7 Semua hasil relevan diukur dengan [ ] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
cara yang standar, akurat dan dapat [√] Memadai [ ] tidak dilaporkan
dipercaya [ ] Kurang dibahas [ ] tidak dapat
Diterapkan
Alasan : karena penelitian ini menggunakan system analisis statistik versi 9.4. penelitian
ini menggunakan analisis bivariabel dan multivariable untuk mengembangkan odds ratio.
1.8 Berapa persen dari individu atau
kelompok yang direkrut ke dalam
setiap kelompok pengobatan 73%
penelitian keluar sebelum
penelitian itu selesai ?
Alasan : 73% ditemukan tidak memenuhi syarat karena bukan didiagnosis dengan ARTI,
bacterial codiagnoses, pasien dengan kondisi kronis.
1.9 Semua subjek yang dianalisis [ ] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
dalam kelompok-kelompok yang [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
mereka alokasikan secara acak [ ] Kurang dibahas [√] tidak dapat
(sering disebut sebagai analisis diterapkan
dengan maksud untuk mengobati)
Alasan : karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak diterapkan
1.10 Dimana penelitian ini dilakukan [ ] Baik tercakup [ ] tidak dibahas
pada lebih dari satu tempat, tetapi [ ] Memadai [ ] tidak dilaporkan
hasilnya sama mewakili semua [ ] Kurang dibahas [√ ] tidak dapat
tempat diterapkan
Alasan : karena penelitian ini hanya mengobservasi pasien yang ada di Amerika serikat
Bagian 2 : Penilaian keseluruhan penelitian
2.1 Seberapa baik penelitian yang +
dilakukan untuk meminimalkan
bias?
Code ++,+, atau -
Alasan: pada penelitian ini tidak dicantumkan cara untuk mengurangi bias
2.2 Jika dikodekan sebagai +, atau – +
apakah kemungkinan bias yang
terjadi sehingga mempengaruhi
hasil penelitian?
Alasan: pada penelitian ini hasil penelitian mungkin tidak dapat digeneralisasikan untuk
semua PED atau ED umum, diagnosa kunjungan mungkin telah dikodekan secara tidak
tepat dan penggunaan antibiotik mungkin telah dibenarkan jika diagnosis bakteri sekunder
dan nonkode ditargetkan, desain penelitian kami tidak memungkinkan kami untuk
mengeksplorasi dampak tingkat pengetahuan terhadap kesehatan dan tingkat pendapatan
terhadap perbedaan dalam penyediaan antibiotik.
2.3 Memperhatikan dari pertimbangan Tidak dibahas
klinis, evaluasi metodologi yang
digunakan, dan kekuatan statistik
penelitian, apakah anda yakin
bahwa efek keseluruhan karena
intervensi studi?
Alasan : karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak diterapkan
dibahas
2.4 Apakah hasil penelitian ini Ya
langsung berlaku untuk kelompok
pasien yang ditargetkan oleh
pedoman ini?
Alasan : karena pada simpulan dibandingkan dengan anak-anak normal NH, anak-anak
NH hitam dan Hispanik cenderung tidak menerima antibiotik untuk ARTI virus di PED.
Bagian 3 : Deskripsi penelitian (informasi berikut diperlukan untuk menyelesaikan
tabel bukti memfasilitasi perbandingan lintas-studi)
3.1 Apakah kita tahu oleh siapa [ ] Lembaga akademik
penelitian ini didanai? [√] Pemerintah
[ ] Lainnya
[ ] Industri kesehatan
[ ] Dana-dana negara
Alasan : pada penelitian ini penulis mencantumkan National Institutes of Health (NIH)
yang menaggung pendanaan penelitian ini
3.2 Berapa banyak dari pusat pasien 7 PED
yang direkrut?
Alasan : Penelitian ini menggunakan data yang didapat dari 7 PED yang berbeda di
amerika
3.3 Apa lingkungan sosial (yaitu jenis Tidak dibahas
lingkungan dimana mereka tinggal)
dari pasien dalam penelitian ini?
Alasan : karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak diterapkan.
3.4 Kriteria apa yang digunakan untuk - pasien <18 th dengan diagnosa ARTI virus
memutuskan siapa yang harus
diinklusikan dalam penelitian ini?
Alasan : penelitian ini membahas tentang perbedaan etnis dan ras dalam pemberian
antibiotic pada pasien yang didiagnosa ARTI virus
3.5 Kritetia apa yang digunakan untuk - pasien yang tidak didagnosa ARTI
memutuskan siapa yang harus -bacterial codiagnoses
diekslusikan dari penelitian? - pasien dengan kondisi kronis
Alasan : penelitian ini membahas tentang perbedaan etnis dan ras dalam pemberian
antibiotic pada pasien yang didiagnosa ARTI virus
3.6 Apa intervensi yang diselidiki Tidak di bahas
dalam penelitian ini? (sertakan
dosis mana yang sesuai)
Alasan: karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak di bahas.
3.7 Perbandingan apa yang dilakukan Tidak dibahas
dalam penelitian ini? (yaitu
pengobatan alternatif apa yang
digunakan untuk membandingkan
dengan intervensi?) Sertakan dosis
mana yang sesuai
Alasan: karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak
diterapkan.
3.8 Metode apa yang digunakan untuk Tidak dibahas
mengacak pasien, pasien yang
tidak mengetahui, atau peneliti dan
untuk menyembunyikan proses
pengacakan dari penyidik?
Alasan : karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak
diterapkan.
3.9 Berapa lama penelitian dan pasien Tidak dibahas
di follow-up untuk selama dan
sesudah penelitian?
Alasan : karena penelitian ini menggunakan metode Kohort retrospektif yang
menggunakan sumber data PECARN registry, sehingga mengenai hal ini tidak
diterapkan.
3.10 Sebutkan karakteristik kunci dari Ras dan etnis
populasi pasien. Catatan: jika ada
perbedaan yang signifikan antara
kedudukan yang berbeda dari
percobaan.
Alasan: karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ras dan etnis
dalam pemberian antibiotic pada pasien ARTI.
3.11 Simpulan:
- Dibandingkan dengan anak-anak normal NH, anak-anak NH hitam dan Hispanik
cenderung tidak menerima antibiotik untuk ARTI virus di PED.
DAFTAR PUSTAKA

1. Alpern ER, Stanley RM, Gorelick MH,et al; Pediatric Emergency Care Applied Research
Network. Epidemiology of a pediatric emergency medicine research network: the PECARN
Core Data Project. Pediatr Emerg Care. 2006;22(10):689–699

2. Wier LM, yu H, owens PL, Washington R. overview of children in the emergency


department, 2010: statistical brief #157. In: Healthcare Cost and Utilization Project (HCUP)
Statistical Briefs. Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality; 2006

3. Nyquist AC, Gonzales R, Steiner JF, Sande MA. Antibiotic prescribing for children with
colds, upper respiratory tract infections, and bronchitis. JAMA.1998;279(11):875–877

4. Stone S, Gonzales R, Maselli J, Lowenstein SR. Antibiotic prescribing for patients with
colds, upper respiratory tract infections, and bronchitis: a national study of hospital- based
emergency departments. Ann Emerg Med. 2000;36(4):320–327

5. Gaur AH, Hare ME, Shorr RI. Provider and practice characteristics associated with
antibiotic use in children with presumed viral respiratory tract infections. Pediatrics.
2005;115(3):635–641

6. Hersh AL, Shapiro DJ, Pavia AT, Shah SS. Antibiotic prescribing in ambulatory
pediatrics in the United States. Pediatrics. 2011;128(6):1053–1061

7. Costelloe C, Metcalfe C, Lovering A, Mant D, Hay AD. Effect of antibiotic prescribing in


primary care on antimicrobial resistance in individual patients: systematic review and meta-
analysis. BMJ. 2010;340:c2096

8. Dowell SF, Schwartz B, Phillips WR; The Pediatric URI Consensus Team. Appropriate
use of antibiotics for URIs in children: part II. Cough, pharyngitis and the common cold. Am
Fam Physician. 1998;58(6):1335–1342, 1345

9. Dowell SF. Principles of Judicious Use of Antimicrobial Agents: A Compendium for the
Health Care Professional. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics; 1998

10. Hersh AL, Jackson MA, Hicks LA; American Academy of Pediatrics Committee on
Infectious Diseases. Principles of judicious antibiotic prescribing for upper respiratory tract
infections in pediatrics. Pediatrics. 2013;132(6):1146–1154

11. Shehab N, Patel PR, Srinivasan A, Budnitz DS. Emergency department visits for
antibiotic-associated adverse events. Clin Infect Dis. 2008;47(6):735–743
12. Gerber JS, Prasad PA, Localio AR, et al. Racial differences in antibiotic prescribing by
primary care pediatricians. Pediatrics. 2013;131(4):677–684

13. Natale JE, Joseph JG, Rogers AJ, et al; PECARN (Pediatric Emergency Care Applied
Research Network). Cranial computed tomography use among children with minor blunt
head trauma: association with race/ ethnicity. Arch Pediatr Adolesc Med. 2012;166(8):732–
737

14. Payne NR, Puumala SE. Racial disparities in ordering laboratory and radiology tests for
pediatric patients in the emergency department. Pediatr Emerg Care. 2013;29(5):598–606

15. Chamberlain JM, Joseph JG, Patel KM, Pollack MM. Differences in severity- adjusted
pediatric hospitalization rates are associated with race/ethnicity. Pediatrics. 2007;119(6).
Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/119/6/e1319

16. Goyal MK, Kuppermann N, Cleary SD, Teach SJ, Chamberlain JM. Racial disparities in
pain management of children with appendicitis in emergency departments. JAMA Pediatr.
2015;169(11):996–1002

17. Deakyne SLGR, Campos DA, Hayes KL, et al. Building a pediatric emergency care
electronic medical registry. In: Pediatric Academic Societies Annual Meeting; April 25–28,
2015; San Diego, CA

18. Alpern ERAE, Casper TC, Bajaj L, et al. Benchmarks in pediatric emergency medicine
performance measures derived from an multicenter electronic health record registry. In:
Pediatric Academic Societies Annual Meeting; April 25–28, 2015; San Diego, CA

19. Feudtner C, Christakis DA, Connell FA. Pediatric deaths attributable to complex chronic
conditions: a population-based study of Washington State, 1980-1997. Pediatrics.
2000;106(1 pt 2):205–209

20. Ulmer C, McFadden B, Nerenz DR, eds. Race, Ethnicity, and Language Data:
Standardization for Health Care Quality Improvement. Washington, DC: National Academies
Press; 2009

21. Gilboy N, Tanabe P, Travers D, Rosenau AM. Emergency Severity Index (ESI): A Triage
Tool for Emergency Department Care, Version 4. Implementation Handbook 2012 Edition.
Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality; 2011

22. Fleming-Dutra KE, Hersh AL, Shapiro DJ, et al. Prevalence of inappropriate antibiotic
prescriptions among US ambulatory care visits, 2010-2011. JAMA. 2016;315(17):1864–1873

23. Benson V, Marano MA. Current estimates from the National Health Interview Survey,
1992. Vital Health Stat 10. 1994;(189):1–269
24. Rasooly IR, Mullins PM, Alpern ER, Pines JM. US emergency department use by
children, 2001-2010. Pediatr Emerg Care. 2014;30(9):602–607

25. McCaig LF, Besser RE, Hughes JM. Trends in antimicrobial prescribing rates for
children and adolescents. JAMA. 2002;287(23):3096–3102

26. Hicks LA, Bartoces MG, Roberts RM, et al. US outpatient antibiotic prescribing variation
according to geography, patient population, and provider specialty in 2011. Clin Infect Dis.
2015;60(9):1308–1316

27. Arnold KE, Leggiadro RJ, Breiman RF, et al. Risk factors for carriage of drug-resistant
Streptococcus pneumoniae among children in Memphis, Tennessee. J Pediatr.
1996;128(6):757–764

28. Reichler MR, Allphin AA, Breiman RF, et al. The spread of multiply resistant
Streptococcus pneumoniae at a day care center in ohio. J Infect Dis. 1992;166(6):1346–1353

29. McCaig LF, Hughes JM. Trends in antimicrobial drug prescribing among office-based
physicians in the United States. JAMA. 1995;273(3):214–219

30. yaeger JP, Temte JL, Hanrahan LP, Martinez-Donate P. Roles of clinician, patient, and
community characteristics in the management of pediatric upper respiratory tract infections.
Ann Fam Med. 2015;13(6):529–536

31. Nadeem Ahmed M, Muyot MM, Begum S, Smith P, Little C, Windemuller FJ. Antibiotic
prescription pattern for viral respiratory illness in emergency room and ambulatory care
settings. Clin Pediatr (Phila). 2010;49(6):542–547

32. Donnelly JP, Baddley JW, Wang HE. Antibiotic utilization for acute respiratory tract
infections in U.S. emergency departments. Antimicrob Agents Chemother. 2014;58(3):1451–
1457

33. Goyal MK, Hayes KL, Mollen CJ. Racial disparities in testing for sexually transmitted
infections in the emergency department. Acad Emerg Med. 2012;19(5):604–607

34. Vanderweil SG, Tsai CL, Pelletier AJ, et al. Inappropriate use of antibiotics for acute
asthma in United States emergency departments. Acad Emerg Med. 2008;15(8):736–743

35. Vaz LE, Kleinman KP, Lakoma MD, et al. Prevalence of parental misconceptions about
antibiotic use. Pediatrics. 2015;136(2):221–231

36. Mangione-Smith R, Elliott MN, Stivers T, McDonald L, Heritage J, McGlynn EA.


Racial/ethnic variation in parent expectations for antibiotics: implications for public health
campaigns. Pediatrics. 2004;113(5). Available at: www. pediatrics. org/ cgi/ content/ full/
113/ 5/ e385
37. Mangione-Smith R, McGlynn EA, Elliott MN, Krogstad P, Brook RH. The relationship
between perceived parental expectations and pediatrician antimicrobial prescribing behavior.
Pediatrics. 1999;103(4 pt 1):711–718

38. Raphael JL, Guadagnolo BA, Beal AC, Giardino AP. Racial and ethnic disparities in
indicators of a primary care medical home for children. Acad Pediatr. 2009;9(4):221–227

39. Blair IV, Steiner JF, Fairclough DL, et al. Clinicians’ implicit ethnic/racial bias and
perceptions of care among black and Latino patients. Ann Fam Med. 2013;11(1):43–52

Anda mungkin juga menyukai