Anda di halaman 1dari 17

Masuk Surga Karena Amal (atau Rahmat

Allah) ?
Diposkan oleh Abu Al-Jauzaa' : di 07.30
Label: 'Aqidah

Allah ta‟ala berfirman:


‫اش َس ُت٘ا‬
ْ َٗ ‫ٌ * ُميُ٘ا‬ِٞ
ِ ‫جح‬َ ‫َاب ا ْى‬
َ ‫ٌ َعر‬
ْ ُُّٖ ‫ٌ َزت‬
ْ ٕ
ُ ‫ٌ َٗ َٗقَا‬ ْ ُُّٖ ‫ٌ َزت‬
ْ ٕ
ُ ‫َا آذَا‬ َ ِ‫ِ ت‬ٞ
َ ِٖ
ِ ‫ٌ * فَام‬ٍِٞ ‫خ ََّٗع‬ ٍ ‫ج َّْا‬َ ِٜ‫ِ ف‬ِٞ َ ‫َ َّرق‬ُ ‫إَُِّ ا ْى‬
َُُ٘‫َي‬ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ِ ‫يًئا‬ِْٕٞ
‫ع‬ ‫ذ‬ ٌ ‫ر‬ ْ ‫م‬
ُ ‫ا‬َ ‫ت‬ َ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan
kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka
oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka.
(Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai
balasan dari apa yang telah kamu kerjakan” [QS. Ath-Thuur : 17-19].
َُُ٘‫َي‬ َ ‫َ ْع‬ٝ ‫َا مَاُّ٘ا‬
َ ِ‫ج َصا ًئا ت‬
َ *ُ ِ ُْْ٘ ‫َن‬ ِ ‫ِ * مَأَ ٍْثَا‬ِٞ
َ ‫ه اىي ُّ ْؤى ُِؤ ا ْى‬ ٌ ‫٘ز ع‬ ٌ ‫ح‬ ُ َٗ
“Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana
mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan”[QS.Al-Waaqi‟ah24].

َُُ٘‫َي‬
َ ‫ٌ ذَ ْع‬
ْ ‫َا ُم ْْ ُر‬َ ِ‫ح ت‬ َ ‫ٌُ ا ْا ُ يُ٘ا ا ْى‬
َ َّْ ‫ج‬ ُ ‫ن‬ْٞ َ‫ً َعي‬ ٌ َ َُُ٘‫ ُق٘ى‬َٝ ِٞ َ ‫ ّ ِث‬ِٞ َ ‫ن ُح‬ َ ِ‫َ ال‬ َ ‫ٌ ا ْى‬
ُ ٕ َ ‫اىَّر‬
ُ ‫ِ ذَ َر َ٘فَّا‬ِٝ
“(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu
ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan" [QS. An-Nahl :
32].
َُُ٘‫َي‬ َ ‫َ ْع‬ٝ ‫َا مَاُّ٘ا‬ َ ِ‫ ُّ ُص ت‬َٙٗ ‫َ ْأ‬َ ‫اخ ا ْى‬
ُ َّْ ‫ج‬َ ٌ ْ ُٖ َ‫حاخِ َفي‬ َ ِ‫لاى‬ َّ ‫َيُ٘ا اى‬ َ ‫َ ٍَّا اىَّر‬
ِ ‫ِ آ ٍَ ُْ٘ا َٗ َع‬ِٝ
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka
bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa
yang telah mereka kerjakan” [QS. As-Sajdah : 19].
َُُ٘‫َي‬ َ ‫ٌ ذَ ْع‬ْ ‫َا ُم ْْ ُر‬َ ِ‫ٕا ت‬ َ َ٘ ِ ُ ِٜ‫ج َّْ ُح اىَّر‬
ُ ‫ٗز ُْر‬ َ ‫ل ا ْى‬َ ‫َٗذِ ْي‬
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang
dahulu kamu kerjakan” [QS. Az-Zukhruf : 72].
Baa‟ dalam kalimat „bimaa kuntum ta‟maluun/bimaa kaanuu ya‟maluun‟
adalah baa‟ sababiyyah, yang menunjukkan bahwa amal-amal shaalih
menjadi sebab pelakunya masuk ke dalam surga. Orang-orang yang Allah
matikan mereka dalam keadaan merugi, berharap diberi kesempatan hidup
kembali untuk beramal kebaaikan yang dengannya ia dapat masuk ke dalam
surga.
ٌ
ْ ِٖ ْ ٍَٗ ‫ٕ َ٘ قَاالِ ُي َٖا‬
ِ ‫ِِ َٗ َزاال‬ ُ ‫ح‬ َ ِ‫إَِّّ َٖا َمي‬
ٌ َ ‫ْد َم‬
ُ ‫َا ذَ َسم‬
َ ِٞ‫صاىِحًئا ف‬
َ ‫و‬ َ ‫ َ ْع‬ّٜ ِ‫ج ُعُِ٘ * ىَ َعي‬
ُ َ ِ ‫بِ ا ْز‬
ّ ‫ه َز‬
َ ‫خ قَا‬ َ ‫ٌ ا ْى‬
ُ ْ٘ َ ُ ُٕ ‫ح َد‬ َ َ ‫جا َا‬ َ ‫ إِذَا‬َّٚ‫حر‬ َ
َُُ٘‫ ْث َعث‬ُٝ ًِ ْ٘ َٝ َٚ‫تَ ْس َش ٌ إِى‬
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap
yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding
sampai hari mereka dibangkitkan” [QS. Al-Mukminuun : 99-100].
َُُْ٘ ِ‫صاىِحًئا إَِّّا ٍُ٘ق‬
َ ‫و‬
ْ َ
َ ‫ج ْع َْا َّ ْع‬
ِ ‫َ ْع َْا فَا ْز‬ َ ‫ٌ َزتَّ َْا َ ْت‬
ِ َ َٗ ‫ل ْس َّا‬ ْ ِٖ ّ ‫ع ْْ َد َز ِت‬
ِ ٌ
ْ ِٖ
ِ ٗ‫ج ِس ٍَُُ٘ َّا ِم ُ ٘ ُز ُا‬ ُ ‫ إِ ِذ ا ْى‬ٙ‫َٗىَ ْ٘ َذ َس‬
ْ َ
“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang
yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka
berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka
kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal shalih,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin" [QS. As-Sajdah : 12].
Adapun dalil-dalil dari hadits Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam sangatlah
banyak. Beliaushallallaahu „alaihi wa sallam sangat sering bersabda tentang
amal-amal shalih yang dapat menyebabkan pelakunya masuk ke dalam surga.
Diantaranya:
:ٌ ِ ْٞ َ‫عي‬
َ َّ‫ٔ َٗ َ ي‬ َ ُ َّٚ‫صي‬ َ ٜ َ ‫ج ًئ َقا‬
ِ ّ ‫ه ىِي َّْ ِث‬ ُ ‫" ََُّ َز‬ ،ُٔ ْْ ‫ع‬َ ُٔ َّ‫ اىي‬ٜ َ ‫ض‬ َ َٝ ِٜ‫ِ َت‬
ِ ‫ُّ٘ب َز‬ ْ ‫ع‬َ
ِ ْٞ َ‫عي‬
ٔ َ ُ َّٚ‫صي‬ َ ُّٜ ‫ه اى َّْ ِث‬َ ‫ َٗ َقا‬،ُٔ َ‫ ٍَا ى‬،ُٔ َ‫ ٍَا ى‬:‫ه‬ َ ‫َقا‬ َ ‫ ا ْى‬ِْٜ‫ ْد ِ ُي‬ُٝ ‫و‬
،َ‫ج َّْح‬ ٍ ََ ‫ تِ َع‬ِّٜ‫َ ْ ِث ْس‬
،َ‫ اى َّص َماج‬ِٜ‫ َٗ ُذ ْؤذ‬،َ‫ل َ ج‬
َّ ‫ٌ اى‬ِٞ ُ ‫ َٗ ُذق‬،‫ ًئيا‬ْٞ ‫ش‬ َ ٔ ِ ِ‫ك ت‬ُ ‫ش ِس‬ْ ‫ُذ‬ َ َٗ َٔ َّ‫ب ٍَا ىَ ُٔ ذَ ْع ُث ُد اىي‬ ٌ ‫ َ َز‬:ٌ
َ َّ‫َٗ َ ي‬
"ٌ َ ‫ح‬ ِ ‫اىس‬
َّ ‫ِو‬ُ ‫َٗذَل‬
Dari Abu Ayyuub radliyallaahu „anhu : Bahwasannya ada seorang laki-laki
berkata kepada Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam : “Beritahukanlah
kepadaku satu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga”.
Seseorang berkata : “Apa yang ia miliki, apa yang ia miliki ?”.
Beliau shallallaahu „alaihi wa sallam menjawab : “Agaknya yang ia tanyakan
penting baginya. Amal yang dapat memasukkanmu ke dalam surga adalah
engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1396 & 5982 & 5983 dan Muslim no. 13].

ِ ِ
، ً‫ َ ِري‬، ً‫يَ ْو‬،‫ت‬
ُ ‫َصَ ْح‬ ْ ‫فَأ‬، ‫س َف ٍر‬، َ ‫ِف‬،ِ ‫و َسلَّ َم‬،َ ‫ َلَْيو‬،ُ‫اهلل‬،‫صلَّى‬، ِّ ِ‫الن‬،‫ َ َع‬،‫ت‬
َ ‫َِّب‬ ُ ‫ ُكْن‬،:‫ل‬،َ َ ، ٍ َ َ ، ِ ْ ،‫ ُ َ ا‬، ْ َ
،"،:‫ل‬،َ َ ، ِ َّ‫الن‬، ِ َ ، ُِ ِ َُ‫وي‬،َ َ َّ‫ا ْاَن‬، ُِ‫يُ ْ ِ ل‬، ٍ َ َ ِ، ِْ ِ ْ َ‫أ‬،‫اللَِّو‬،‫ول‬ َ ‫ َ ُس‬، َ‫ي‬،:‫ت‬،ُ ْ‫فَ ُل‬،ُ ِ َ، ُ َْ‫و‬،َ ُ‫ِ نْو‬
ِ
،‫يم‬
ُ ُ‫وت‬،َ ً‫شْيئ‬، َ ‫ِِو‬،‫تُ ْش ِر ْك‬،‫وََل‬،َ ‫اللَّ َو‬، ُ ُ ْ َ‫ت‬، ‫ َلَْي ِو‬،ُ‫اللَّو‬،ُ‫يَ َّ َره‬، ْ َ ،‫ َلَى‬،ٌ ِ َ‫لَي‬،ُ‫وإَِّو‬،َ ‫ َ ِظي ٍم‬، ْ َ ، َِ‫سأَلْت‬،
َ ْ ََ‫ل‬
،َ ‫الَْ ْي‬، ‫وَُ ُّج‬،َ ‫ َ َ َ َن‬،‫وم‬
‫ت‬ ُ‫ل‬ َّ ِْ ُ‫وت‬،َ ‫الل َ َة‬
ُ َ‫وت‬،َ ‫اللَك َة‬، َّ

Dari Mu‟aadz bin Jabal, ia berkata : “Aku pernah bersama Nabi shallallaahu
„alaihi wa sallam dalam satu perjalanan. Lalu suatu ketika aku berada di dekat
beliau dalam keadaan kami sedang dalam perjalanan. Aku bertanya : "Wahai
Rasulullah, beritahukan kepadakusatu amalan yang memasukkanku ke dalam
surga dan menjauhkanku dari neraka‟. Beliaushallallaahu „alaihi wa
sallam bersabda : „Sungguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar.
Padahal, ia sebenarnya mudah (dilakukan) bagi siapa saja yang dimudahkan
oleh Allah. Yaitu, engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa
Ramadlaan, dan menunaikan ibadah haji” [Diriwayatkan oleh Ahmad 5/231,
At-Tirmidziy no. 2616, An-Nasaa‟iy dalamAl-Kubraa no. 11394, dan Ibnu
Maajah no. 3973; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalamShahiih Sunan At-
Tirmidziy 3/42-43].
ِ ِ َ ‫ س‬،‫أَ ّن‬،‫ وسى‬، َِ‫أ‬،
"،َ َّ‫ااَن‬، َ ِ ْ‫الَْ ْرَدي‬،‫صلَّى‬،
ْ َ َ ‫د‬، َ ْ َ ،"،:‫ل‬،َ َ ،‫و َسلَّ َم‬،َ ‫ َلَْيو‬،ُ‫اهلل‬،‫صلَّى‬،
َ ‫اللَّو‬،‫ول‬ َُ َ ُ َْ
Dari Abu Muusaa : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu „alaihi wa
sallam pernah bersabda : “Barangsiapa yang shalat pada dua waktu dingin
(Shubuh dan „Ashar), niscaya masuk surga” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 574 dan Muslim no. 635].
َّ ِ‫ِ ا ْ ًَئا ٍِاالَ ًئح إ‬ِٞ
َ ‫ٔ ذِ ْ َع ًئح َٗذِ ْ ع‬
ِ َّ‫ " إَُِّ ىِي‬:‫ه‬ ِ ْٞ َ‫ُ َعي‬
َ َّ‫ٔ َٗ َ ي‬
َ ‫ٌ قَا‬ َّٚ‫صي‬ َ ٘ ُ ‫ ََُّ َز‬،ُٔ ْْ ‫ اىي َُّٔ َع‬ِٜ
ِ َّ‫ه اىي‬
َ ٔ َ ‫ َس َج َزض‬ْٝ ‫ٕ َس‬ ُ ِٜ‫ِ َت‬ ْ ‫َع‬
" ‫جَّْ َح‬َ ‫و ا ْى‬
َ َ ‫ٕا َا‬
َ ‫لا‬
َ ‫ح‬ ْ ِ َ ْ ٍَ ‫حدًئا‬
ِ ‫َٗا‬
Dari Abu Hurairah radliyallaahu „anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
„alaihi wa sallam pernah bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai 99
(sembilan puluh sembilan) nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang
menghitungnya[1], niscaya ia masuk surga” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 6410 dan Muslim no. 2677].
Kemudian, timbul kemusykilan dengan adanya beberapa hadits yang
menyatakan amalan tidak menyebabkan seseorang masuk ke dalam surga,
diantaranya:

، َ َّ‫ا ْاَن‬،ُ‫ َ َ لُو‬،‫ِ نْ ُك ْم‬،‫َح ً ا‬ ِ ،ُ ُ َ‫ي‬،‫و َسلَّ َم‬،َ ‫ َلَْي ِو‬،ُ‫اهلل‬،‫صلَّى‬،


َ ‫أ‬،ُ ْ ُ‫ي‬،‫ََل‬،"،:‫ول‬ َّ ِ‫الن‬،‫ت‬
َ ‫َِّب‬
ِ
ُ ْ َ ،:‫ل‬،َ َ ، ‫ َ ِ ٍر‬، ْ َ
"،‫اللَِّو‬، َ ِ،ٍَ‫َِر ْْح‬،‫إََِّل‬، ََ‫أ‬،‫وََل‬،َ ِ َّ‫الن‬، َ ِ،ُ‫ُي ُه‬،
ُِ ‫وََل‬
َ
Dari Jaabir, ia berkata : Aku mendengar Nabi shallallaahu „alaihi wa
sallam bersabda : “Tidak ada seorang pun di antara kalian yang amalannya
memasukkannya ke dalam surga dan melindunginya dari neraka. Tidak juga
aku, kecuali dengan rahmat dari Allah” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2817].

،ُ ِ ْ ُ‫ي‬،‫َل‬،َ ُ‫فَِإ َّو‬، ‫وأَْ ِشُروا‬،َ ‫وَ ُِوا‬،َ ‫ِّدوا‬ ِ


ُ ‫ َس‬،"،:‫ل‬،َ َ ،‫و َسلَّ َم‬،َ ‫ َلَْيو‬،ُ‫اهلل‬،‫صلَّى‬،
ِ
ِّ ِ‫الن‬، ِ َ ، َ ‫ َ ا َش‬، ْ َ
َ ‫َِّب‬
،‫ِبَ ْغ ِفَرٍة‬،ِ ُ‫اللَّو‬، ِ َ َّ َ‫يَتَ غ‬،‫أَ ْن‬،‫إََِّل‬، ََ‫أ‬،‫ َوََل‬،"،:‫ل‬،َ َ ، ‫اللَِّو‬،‫ول‬
َ ‫ َ ُس‬، َ‫ي‬،‫ت‬ َ َْ‫أ‬،‫ َوََل‬،:‫ َ لُوا‬، "،ُ‫ َ َ لُو‬،َ َّ‫ا ْاَن‬،‫َح ً ا‬
َ‫أ‬
،ٍَ‫َوَ ْْح‬
"
Dari „Aaisyah, dari Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam, beliau bersabda :
“Beramallah sesuai sunnah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah
kabar gembira, sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena
amalannya”. Para shahabat berkata : “Begitu juga dengan engkau wahai
Rasulullah?”. Beliau bersabda : “Begitu juga denganku, namun Allah
melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadaku” [Diriwayatkan oleh Al-
Bukhaariy no. 6464 & 6467 dan Muslim no. 2818].
Untuk menjawabnya, prinsip yang harus dipegang dalam hal ini adalah tidak
ada dan tidak akan pernah ada pertentangan antara ayat Al-Qur‟an dan hadits
shahih. Asy-Syaafi‟iyrahimahullah berkata:
‫ال رآن‬،‫خت لف‬،‫أ ا‬، ‫سن‬،‫تكون‬،‫وَل‬
“As-Sunnah tidak mungkin menyelisihi Al-Qur‟an selamanya” [Jimaa‟ul-
„Ilm no. 530].
Beberapa ulama mencoba menjelaskan pemahaman dengan penjamakan
antara nash-nash tersebut.
An-Nawawiy rahimahullah berkata:

،‫ِطَ َتِ ِو‬، َّ‫ااَن‬ ْ ‫و‬،‫اب‬


َ ‫الث ََّو‬، ‫َح‬
ِ ْ ِ ‫ْل َْى‬،ِ َ‫ َدََلل‬،:،‫َح ِديث‬
َ ‫أ‬،‫يَ ْ تَح ّق‬،‫َل‬،َ ُ‫أََّو‬،‫اْلَ ّق‬، َ ‫اْل‬،ْ ِ‫ى ِذه‬،‫ر‬ ِ
َ ‫ظَ ى‬،‫َوِِف‬
، َ‫ِب‬،ِ ‫وى‬ ْ ‫ َوتِْل‬،{،}‫ن‬،َ ‫تَ ْ َ لُو‬،‫ ُكْنتُ ْم‬، َ‫ِب‬،ِ َّ‫ااَن‬،‫ا‬
َ ُ ُ‫أُوِثْت‬،‫الَِِّت‬، َّ‫ااَن‬،‫ك‬ ْ ‫{اُْد ُ لُو‬،:،‫تَ َ ََل‬،‫ َ ْولو‬، ََّ‫وأ‬،َ
ْ َ‫ِب‬،ِ َ ْ ُ‫ي‬،‫اْلَ ْ َ ل‬،
، َ َ‫ف‬، ، َّ‫ااَن‬، ْ ‫َن‬ َّ ‫أ‬،‫ َلَى‬، َّ‫ال َّال‬،‫اْليَ ت‬،ْ ْ ِ ، َ‫ َوَْومه‬،}،‫تَ ْ َ لُو َن‬،‫ُكْنتُ ْم‬
،َّ‫ُث‬،
ُ ،‫اْلَ ْ َ ل‬، ْ ‫ب‬ ِ َ ِ، َّ‫ااَن‬،‫ول‬
َ ْ ُ ‫د‬، ُ ‫َن‬َّ ‫أ‬،:،‫اْليَ ت‬، ْ ‫ َ ْ ََن‬، ْ َ ، ،‫َح ِديث‬ ْ ِ‫ى ِذه‬،‫ض‬
َ ‫اْل‬، َ ِ َ ُ‫ي‬
ِ ‫فَي‬، ،‫وفَ ْ لو‬،‫تَ ََل‬،‫اللَّو‬،ِ ‫ِر ْْح‬، ‫وَ وْل‬، ، ‫فِيه‬،‫ص‬ ِ ِ ِ ِ ِ
،ْ‫ ََل‬،ُ‫أََّو‬،‫ل ّح‬ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ِ َ ْ ‫ل ِْْل‬، َ‫وا ْْل َ اي‬،َ ‫ل ْْلَ ْ َ ل‬،‫الت َّْوفيق‬
، ، ‫ِ َ َِ َه‬،‫َي‬ ِ ِ َ ُ‫أََّو‬،‫لح‬ ِ ِ ‫اْل‬،‫اد‬ ِ ِ
ْ ‫أ‬،‫ ْْلَ ْ َ ل‬،َ َ ‫د‬، ّ َ‫وي‬،َ ،‫َح ديث‬ َ ْ ‫ ُ َر‬،‫ َو ُى َو‬،.، َ َ ْ‫ال‬،‫ِبُ َجَّرد‬، ُ ْ َ‫ي‬
َّ ْ ِ ،‫َوِى َي‬
‫أَ ْ لَم‬،‫ َواَللَّو‬،.، َ‫الر ْْح‬،
“Dan (makna) dalam dhahir hadits-hadits ini merupakan petunjuk bagi ahlul-haq
bahwa seseorang tidak berhak mendapatkan pahala dan surga karena ketaatannya.
Adapun firman Allah ta‟ala : „Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang
telah kamu kerjakan‟ (QS. An-Nahl : 32), „Dan itulah surga yang diwariskan kepada
kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan‟ (QS. Az-Zukhruf : 72) dan
ayat-ayat yang lain menunjukkan bahwa amal-amal dapat memasukkannya ke dalam
surga. Tidak ada pertentangan dalam hadits-hadits tersebut. Namun makna ayat-ayat
ini adalah bahwa masuknya (seseorang) ke dalam surga dengan sebab amal-amal
(shalih), kemudian Allah memberikan taufiq untuk beramal dan hidayah untuk ikhlash
dalam amalan tersebut. Diterimanya amalan-amal itu dengan rahmat Allah ta‟ala dan
karunia-Nya. Maka benar, bahwasannya seseorang tidak masuk surga dengan sekedar
amalan semata. Itulah yang dimaksud dalam hadits-hadits. Dan benar pula
bahwasannya seseorang masuk surga dengan sebab amal-amal, dan itu termasuk
rahmat, wallaahu a‟lam” [Syarh Shahiih Muslim, 17-160-161].
Ibnu Katsiir rahimahullah saat mengomentari QS. Az-Zukhruuf ayat 72 berkata :

، ‫ولك‬، ‫اان‬،‫ لو‬،‫أح ً ا‬، ‫ي‬،‫َل‬،‫فإ و‬، ‫إي كم‬،‫اهلل‬، ‫ ْح‬،‫لش ول‬، ‫س‬،‫ك ت‬، ‫الل ْل‬،‫أ لكم‬،:،‫أي‬
.‫الل ْل ت‬، ،‫حب ب‬، ‫تف وهت‬،‫ال ت‬، ‫وإمن‬،.‫و ْحتو‬،‫اهلل‬، ، ‫ف‬

“Yaitu : amal-amal shaalih kalian yang menjadi sebab kalian diliputi rahmat.
Karena, tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalnya semata,
akan tetapi (ia masuk surga) karena rahmat dan karunia Allah. Hanya saja
perbedaan derajat dapat diperoleh berdasarkan amal-amal shaalihnya” [Tafsir
Ibni Katsiir, 7/239-240].
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
َ ‫َو‬َ ‫ٕ َ٘ َع‬ ُ ‫ث‬ ُ ْٞ ‫ح‬
َ ِِْ ٍ ‫َو‬ َ ‫ ََُّ ا ْى َع‬َٚ‫ث َعي‬ِٝ‫حد‬ َ ‫َو ا ْى‬ َ ‫ح‬ ْ ُٝ َُْ َ٘ ُٕ َٗ ‫ج َ٘اب آ َ س‬ َ ‫ث‬ِٝ‫حد‬ َ ‫َح َٗا ْى‬ٟٝ‫ا‬ ْ ِْٞ َ‫َع ت‬ َ ‫ ا ْى‬ِٜ‫ ف‬ِٜ‫ظ َٖس ى‬
ْ ‫ج‬ ْ ََٝٗ
‫لو‬ ‫ح‬ ٝ ‫ا‬َ ّ
ُ ْ َ َ َّ ِ َ‫إ‬ٗ ، ٚ َ ‫ى‬ ‫ا‬‫ع‬َ ‫ذ‬
َ َّٔ ‫ي‬‫اى‬ ٚ َ ‫ى‬ِ ‫إ‬ ‫٘ه‬ ‫َث‬
ُ ‫ق‬ ْ
‫ى‬ ‫ا‬ ‫س‬ ٍ
ْ َ ‫َأ‬
‫ف‬ ‫ل‬
َ ‫ى‬
ِ ‫ر‬
َ َ
‫م‬ َُ‫ا‬‫م‬َ ‫َا‬
‫ذ‬ ‫إ‬ٗ
َِ . ‫ًئ‬ ٘ ‫ْث‬
‫ق‬ ٍ ُِ
ُ َ ْ َ ْ ‫ن‬ٝ ٌ َ ‫ى‬ ‫ا‬ ٍ ‫ح‬ ْ‫ج‬
َ َّ َ ْ
‫ى‬ ‫ا‬ ‫٘ه‬ ‫ا‬
ُ ُ ‫ِو‬ ٍ ‫ا‬‫ع‬َ ْ
‫ى‬ ‫ا‬ ٔ
ِ ‫ت‬
ِ ‫د‬ِٞ ‫ف‬ ‫ر‬
َ ْ َٝ
َ ‫ِِ ا ْى َع‬
‫َو‬ ْ ٍ ُٔ َُّ٘‫َي‬
َ ‫ ذَ ْع‬ٛ َ
ْ ) َُُ٘‫َي‬ َ ‫ٌ ذَ ْع‬ ْ ‫َا ُم ْْ ُر‬ َ ِ‫جَّْح ت‬ َ ‫ َق ْ٘ىٔ ( ُا ْا ُ يُ٘ا ا ْى‬َْٚ ‫َ ْع‬ َ َٚ‫ َٗ َعي‬، ُٔ ْْ ٍِ ‫َ ْقثَو‬ٝ ِ
َ ‫ٕرَا َف‬ ْ َ َ ِ‫ح اىئَّ ى‬
ِ ََ ‫ح‬ْ ‫تِ َس‬
َ ‫ا ْى‬
‫َق ُْث٘ه‬
“Dan yang nampak bagiku dalam penjamakan anatara ayat-ayat dan hadits
adalah jawaban yang lain, yaitu membawa makna hadits bahwa amal itu
sendiri tidak memberikan manfaat bagi pelakunya untuk masuk ke dalam
surga selama tidak diterima (oleh Allah). Jika demikian, maka perkara
diterimanya amalan oleh Allah ta‟ala hanya dicapai dengan rahmat Allah bagi
orang yang amalnya diterima. Oleh karena itu, makna firman Allah :
„Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan‟ (QS. An-Nahl : 32), yaitu : yang engkau lakukan dari amal-amal
yang diterima (oleh Allah)” [Fathul-Baariy, 11/296].
Ibnu Rajab rahimahullah mengomentari hadits di atas:
‫ثة ىد ٘ه‬
ٌ ‫ه‬ َ ‫ َُّ األعَا‬ٚ‫و عي‬ٌ ٞ‫ٔ اى‬ٞ‫ ٗف‬، ‫ ُ َع ْْ ُٔ تاألعَاه اىلَّاىحح‬ِٜ َ ‫إرَاً ٍعا ٍذ َزض‬ ِ ‫ ش َّد ِج‬ٚ‫ه عي‬ ُّ ‫د‬ٝ ‫ٕٗرا‬
. َُُ٘‫َي‬ َ ‫ٌ ذَ ْع‬
ْ ‫َا ُم ْْ ُر‬َ ِ‫ٕا ت‬
َ َ٘ ْ
ُ ‫ٗز ُر‬ ُ َّ
ِ ِٜ‫جَّْ ُح اىر‬ ْ
َ ‫ل اى‬ ْ
َ ‫ َٗذِي‬: ٚ‫ مَا قاه ذعاى‬، ‫اىجَّْح‬
ٔ ‫و تْف‬َ َ‫ َُّ اىع‬- ٌ‫عي‬ ٗ - ‫َئِ )) فاىَساا‬
َ ‫ٌُ اىجَّْح تِع‬ ُ ‫و ح ٌد ٍْن‬ َ ُ ‫د‬ٝ ِ ْ َ‫ (( ى‬: ٌ َ َّ‫ٔ َٗ َ ي‬ِ ْٞ َ‫ ُ َعي‬َّٚ‫صي‬ َ ُٔ‫ٗ ٍا ق٘ى‬
ٔ‫ٗفضي‬ ‫ٗاىعَو ّف ُ ٔ ٍِ زحَح‬ُ ، ‫ىرىل‬ ‫ًئ‬ ‫ا‬‫ثث‬ - ٔ‫ٗزحَر‬ ٔ‫تفضي‬ - ٔ‫جعي‬ َُّ ٘‫ى‬ ‫ح‬ ْ
َّ ‫اىج‬ ‫د‬
ٌ ‫ح‬ ٔ‫ت‬ ُّ‫ رحق‬ٝ
. ٔ‫ٗزحَر‬ ‫و ٍِ فضو‬
ٌّ ‫ثا ُتٖا م‬ ٗ ‫ فاىجَّْ ُح‬، ٓ‫ عثد‬ٚ‫عي‬
“Ini menunjukkan kuatnya perhatian Mu‟aadz radliyallaahu „anhu terhadap
amal-amal shalih. Dan dalam hadits tersebut terdapat dalil bahwa amal-amal
(shalih) merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam surga, sebagaimana
difirmankan Allah ta‟ala : „Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu
disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan‟ (QS. Az-Zukhruf : 72).
Adapun sabda beliau shallallaahu „alaihi wa sallam : „Salah seorang di antara
kalian tidak akan masuk surga dengan sebab amalnya‟, maka dimaksudnya
adalah – wallaahu a‟lam – bahwa amal itu sendiri tidak membuat seseorang
berhak mendapatkan surga seandainya Allah – dengan karunia dan rahmat-
Nya – tidak menjadikannya (amal) sebab untuk itu. Dan amal itu sendiri
termasuk rahmat Allah dan karunia-Nya terhadap hamba-Nya. Maka, surga
dan sebab-sebabnya, semuanya termasuk karunia Allah dan rahmat-Nya”
[Jaami‟ul-„Ulul wal-Hikam, hal. 604-605].
Penjelasan para ulama di atas saling menguatkan dan melengkapi. Surga
bukanlah pengganti dari amal, karena ia tidak setara. Dzat amal ketaatan
tidak menyebabkan pelakunya masuk surga, tanpa rahmat dan karunia-Nya.
Namun seseorang yang melakukan amal ketaatan, maka ia akan diliputi oleh
rahmat Allah, sebagaimana firman-Nya:
ِِٞ
َ ِْ ‫ح‬ ُ ‫ِِ ا ْى‬
ْ َ َ ٍ ‫ة‬ٝ ِ َّ‫َ َح اىي‬
ٌ ‫ٔ ق َِس‬ َ ‫ح‬ َ َ َٗ ‫ح َٖا َٗا ْا ُع٘ ُٓ َ ْ٘ ًئفا‬
ْ ‫َعًئا إَُِّ َز‬ ِ ‫ص‬
ْ ِ‫ِ تَ ْع َد إ‬ ‫ األ ْز‬ِٜ‫ِدٗا ف‬
ُ ‫َٗ ُذ ْف‬
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” [QS. Al-A‟raaf : 56].
َُُْ٘ ٍِ ‫ ْؤ‬ُٝ ‫ا ِذ َْا‬َٝ ‫ٌ ِت‬
ْ ٕ
ُ ِِٝ َ ‫ ٍا َف َ أَ ْم ُر ُث َٖا ِىيَّر‬ٜ
َ ‫ ْؤ ُذَُ٘ اى َّصمَا َج َٗاىَّر‬ُٝ َٗ َُُ٘‫ َّرق‬َٝ ِِٝ ْ ‫ش‬
َ ‫و‬
َّ ‫د ُم‬
ْ ‫ َٗ ِ َع‬ِٜ‫َر‬
َ ‫ح‬
ْ ‫َٗ َز‬
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku
untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang
yang beriman kepada ayat-ayat Kami” [QS. Al-A‟raaf : 156].
Kemudian, dengan rahmat Allah juga, dilipatgandakan pahala amal shalih –
meski sedikit – dan menjadikannya sebab pelakunya ke dalam surga.
Allah ta‟ala berfirman:
ْ َ ُٔ ّْ ‫ِِ ىَ ُد‬
‫ًَئا‬ِٞ‫ج ًئسا َعظ‬ ِ ‫ضَا‬ُٝ ‫ح َ َْ ًئح‬
ْ ٍ ِ‫ ْؤخ‬ُٝ َٗ ‫ع ْف َٖا‬ َ ‫ل‬
ُ َ‫ه ذَزَّ ٍج َٗإُِْ ذ‬
َ ‫ٌِ ٍِ ْثقَا‬ ْ َٝ
ُ ‫ظي‬ َٔ َّ‫إَُِّ اىي‬
“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah,
dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan
melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar” [QS.
An-Nisaa‟ : 40].
Bahkan hanya dengan rahmat dan karunia Allah lah, orang yang tidak pernah
beramal kebaikan sedikitpun - selain amal ketauhidan - dimasukkan ke dalam
surga setelah hangus terbakar di dalam neraka[2]. Allah lipatgandakan
amalan ketauhidan tersebut sehingga menyelamatkannya dari kekekalan
neraka.
Wallaahu a‟lam bish-shawwaab.
[abul-jauzaa – perumahan ciomas permai – 20072014 – 07:30].

[1] Tentang makna hadits ini, silakan baca artikel : Apa Makna “Menghitung Asmaaul-
Husnaa” Sebagaimana Dimaksud dalam Hadits ?.
‫]‪[2‬‬ ‫‪Yaitu hadits :‬‬
‫َسلَ َم‪َ ، ْ َ ،‬طَ ِء‪، ِ ْ ،‬يَ َ ٍ‪، ْ َ ،‬أَِ ‪،‬‬ ‫ِ‬
‫ص‪ْ َ ، ُ ْ ،‬ي َ َرةَ‪،َ ْ َ ،‬زيْ ‪، ِ ْ ،‬أ ْ‬ ‫‪،‬ح َّ ثَِ َ‬
‫‪،‬ح ْف ُ‬ ‫‪،‬س ي ‪َ َ ،‬ل َ‬
‫ح َّ ثَِ ‪،‬سوي ُ ‪ٍ ِ ،‬‬
‫ُ َْ ْ ُ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص‪،‬الْ ُ ْ ِ نُو َن‪، ْ ِ ،‬النَّ ِ‪،‬فَ َوالَّذي‪ْ َ ،‬ف ِ ي‪ِ،‬يَ ه‪ْ ِ ، َ ،‬ن ُك ْم‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫َس ِي ْ‬
‫‪،‬اْلُ ْ ِ ِّ‬ ‫ٍ‬
‫ي‪ ،‬رفو ‪َ .........،: ،‬ح ََّّت‪،‬إاَا‪ َ ،‬لَ َ‬
‫‪ِ،‬ل ْ َواِنِِ ْم‪،‬الَّ ِذي َ ِ‪ِ،‬ف‪،‬النَّ ِ‪،‬‬‫ني‪،‬لِلَّ ِو‪،‬يَ ْوَم‪،‬الْ ِيَ َ ِ ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫َش َّ‪ ،‬نَ َش َ ةً‪،‬لِلَّ ِو ِ‪ِ،‬ف‪،‬استِ ْ ل ِء ْ ِ‬ ‫ِ ‪،‬أ ٍ ِ‬
‫‪،‬اْلَ ِّق‪، ْ ،‬الْ ُ ْ ن َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َح ‪ ،‬أ َ ُ‬ ‫ْ َ‬
‫‪،‬ص َوُ ُى ْم‪َ ،‬لَى‪،‬‬ ‫للُّجو َن َ‪،‬وََيُ ُّججو َن‪،‬فَيُ َ ُل‪َْ ،‬لُ ْم‪،‬أَ ْ ِر ُ وا‪َ َ ، ْ َ ،‬رفْ تُ ْم‪،‬فَتُ َحَّرُم ُ‬ ‫لوُو َن‪َ َ ،‬نَ َ‪،‬ويُ َ‬ ‫يَ ُولُو َن‪ََّ ،‬نَ ‪َ ،‬ك ُوا‪،‬يَ ُ‬
‫‪ُ،‬ثَّ‪،‬يَ ُولُو َن‪ََّ ،‬نَ ‪َ َِ ، َ ،‬ي‪،‬فِ َيه ‪،‬‬ ‫‪،‬س َ ْي ِو َ‪،‬وإِ ََل‪ُْ ،‬كَتَ ْي ِو ُ‬
‫لف َ‬
‫ت‪،‬النَّ ‪،‬إِ ََل‪ِ ْ ِ ،‬‬ ‫ِ‬
‫النَّ ‪،‬فَيُ ْخ ِر ُ و َن‪ْ َ ،‬ل ً ‪َ ،‬كث ًا‪، ْ َ ،‬أَ َ َذ ْ ُ‬
‫ِ‬
‫‪،‬دينَ ٍ‪،ٍْ َ ، ْ ِ ،‬فَأَ ْ ِر ُ وهُ‪،‬فَيُ ْخ ِر ُ و َن‪ْ َ ،‬ل ً ‪،‬‬ ‫ول‪،‬ا ِ وا‪،‬فَ ‪،‬و ْ ُُت ِ‪ِ،‬ف‪ْ َ ،‬لِ ِو‪ ِ ،‬ثْ َ َل ِ‬ ‫ِ‬ ‫أ ِ‬
‫َح ٌ ‪ِ،‬مَّ ْ ‪،‬أََ ْرتَنَ ‪ِ،‬و‪،‬فَيَ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ َ ْ‬ ‫َ‬
‫لِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ف‪،‬‬ ‫ول‪،‬ا ْ ُوا‪،‬فَ َ ْ َ‪،‬و َ ْ ُُْت ِ‪ِ،‬ف‪ْ َ ،‬لِو‪ ،‬ثْ َ َل‪ْ ،‬‬ ‫َح ً ا‪ِ،‬مَّ ْ ‪،‬أََ ْرتَنَ ُ‬
‫‪ُ،‬ثَّ‪،‬يَ ُ ُ‬ ‫ا‪ُ،‬ثَّ‪،‬يَ ُولُو َن‪ََّ ،‬نَ ‪ََ ،‬لْ‪َ َ ،‬ذ ْ ‪،‬ف َيه ‪،‬أ َ‬
‫َكث ً ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِدينَ ٍ‪،ٍْ َ ، ْ ِ ،‬فَأَ ْ ِر ُ وهُ‪،‬فَيُ ْخ ِر ُ و َن‪ْ َ ،‬ل ً ‪َ ،‬كثِ ً ُ‬
‫ول‪،‬‬‫ا‪ُ،‬ثَّ‪،‬يَ ُ ُ‬
‫َح ً ُ‬ ‫ا‪ُ،‬ثَّ‪،‬يَ ُولُو َن‪ََّ ،‬نَ ‪ََ ،‬لْ‪َ َ ،‬ذ ْ ‪،‬ف َيه ‪ِ،‬مَّ ْ ‪،‬أََ ْرتَنَ ‪،‬أ َ‬
‫ا ْ ِ ُوا‪،‬فَ َ ْ َ‪،‬و َ ْ ُُْت ِ‪ِ،‬ف‪ْ َ ،‬لِ ِو‪ ِ ،‬ثْ َ َل‪،‬اَ َّةٍ‪،ٍْ َ ، ْ ِ ،‬فَأَ ْ ِر ُ وهُ‪،‬فَيُ ْخ ِر ُ و َن‪ْ َ ،‬ل ً ‪َ ،‬كثِ ً ُ‬
‫ا‪ُ،‬ثَّ‪،‬يَ ُولُو َن‪ََّ ،‬نَ ‪ََ ،‬لْ‪َ َ ،‬ذ ْ ‪،‬‬
‫‪،‬شْئتُ ْم‪،{،‬إِ َّن‪،‬اللَّوَ َ‪َ،‬ل‪،‬‬ ‫يث‪،‬فَ ْ رءوا‪،‬إِ ْن ِ‬ ‫ا‪،‬اْل ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫و‪،‬س ِي ٍ ْ‬ ‫ِ‬
‫َُ‬ ‫ل ِّ ُوِ ‪ِ،‬بَ َذ َْ‬ ‫ول‪،‬إِ ْن‪ََ ،‬لْ‪،‬تُ َ‬‫ي‪،‬يَ ُ ُ‬‫‪،‬اْلُ ْ ِ ُّج‬ ‫ا‪،‬وَك َن‪،‬أَُ َ‬ ‫ف َيه ‪ْ َ ،‬ي ًر َ‬
‫ول‪،‬اللَّوُ‪َّ َ ،‬ل َ‪،‬و َ َّ‪،‬‬ ‫ت‪، ْ ِ ،‬لَ ُ ْوُ‪،‬أَ ْ ًرا‪ِ َ ،‬ظي ً ‪،}،‬فَيَ ُ ُ‬ ‫يظْلِم‪ ِ ،‬ثْ َ َل‪َ ،‬ا َّةٍ‪،‬وإِ ْن‪،‬تَك‪،‬ح نَ ً‪،‬ي ِ ْفه ‪،‬وي ْ ِ‬
‫َ ُ َ َ ُ َ َ َُ‬ ‫َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض‪، ْ ،ً َ ْ َ ،‬النَّ ِ‪،‬‬ ‫ني‪،‬فَيَ ْ ِ ُ‬ ‫‪،‬الراْح َ‬ ‫ت‪،‬اْل َ َ ا َك ُ َ‪،‬و َش َف َع‪،‬النَِّيُّجو َن َ‪،‬و َش َف َع‪،‬اْل ُ ْ نُو َن َ‪،‬وََلْ‪،‬يَْ َق‪،‬إََِّل‪،‬أَْ َح ُم َّ‬ ‫َش َف َ ْ‬
‫ا‪ْ،‬حَ ً ‪،‬فَيُ ْل ِي ِه ْم ِ‪ِ،‬ف‪َ َ ،‬ه ٍر ِ‪ِ،‬ف‪،‬أ َْف َواهِ ْ‬
‫‪،‬ااَنَّ ِ‪،‬يُ َ ُل‪،‬لَوُ‪َ َ ،‬ه ُر‪،‬‬ ‫ِج‪ْ ِ ،‬ن َه ‪ْ َ ،‬وً ‪ََ ،‬لْ‪،‬يَ ْ َ لُوا‪ْ َ ،‬ي ًرا‪ُّ َ ،‬جط‪ُ َ ، ْ َ ،‬دو ُ‬ ‫فَيُ ْخر ُ‬
‫َّج ِر‪، َ ،‬يَ ُكو ُن‪،‬‬ ‫ِ‬
‫‪،‬اْلَ َج ِر‪،‬أ َْو‪،‬إ ََل‪،‬الش َ‬ ‫‪ْ،‬حي ِ ‪،‬ال َّ ْي ِ ‪،‬أَََل‪،‬تَ َرْوَ َه ‪،‬تَ ُكو ُن‪،‬إِ ََل ْ‬ ‫‪،‬اْلَِّ ُ ِ‪ِ،‬ف َِ‬
‫‪،‬ختُْر ُج ْ‬ ‫اْلَيَ ةِ‪،‬فَيَ ْخ ُر ُ و َن‪َ ،‬ك َ َ‬ ‫ْ‬
‫س‪،‬أُصي ِفر‪،‬وأُ ي ِ ر‪،‬و ‪،‬ي ُكو ُن‪ْ ِ ،‬ن ه ‪،‬إِ ََل‪،‬الظِّ ِّ‪،‬ي ُكو ُن‪،‬أَ يض‪،‬فَ َ لُوا‪،‬ي ‪ ،‬س َ ِ‬ ‫إِ ََل َّ‬
‫ت‪،‬‬‫َّك‪ُ ،‬كْن َ‬ ‫ول‪،‬اللَّو‪َ ،‬كأَ َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫‪،‬الش ْ ِ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ‬
‫‪،‬ى ََُل ِء‪ُ ،‬تَ َ ءُ‪،‬اللَّ ِو‪،‬الَّ ِذي َ ‪،‬‬ ‫‪،‬اْلو ِاُت‪،‬ي ِرفُهم‪،‬أَى ْ ِ‬ ‫ُّج ِ ِ ِ ِِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫‪،‬ااَنَّ َ‬ ‫تَ ْر َى‪ْ ،‬لَ ديَ ‪َ َ ،‬ل‪،‬فَيَ ْخ ُر ُ و َن‪َ ،‬ك لل ْ لُ ‪ِ،‬ف‪ِ َ ،‬ب ْم ََْ ُ َ ْ ُ ْ ْ ُ‬
‫ا‪،‬ااَنَّ َ‪،‬فَ َ ‪َ ،‬أَيْتُ ُ وهُ‪،‬فَ ُه َو‪،‬لَ ُك ْم‪،‬‬
‫‪،‬اد ُ لُو ْ‬ ‫ول ْ‬ ‫‪،‬ااَنَّ َ‪ِ،‬غَ ِْ‪ ِ َ ، ٍ َ َ ،‬لُوهُ َ‪،‬وََل‪ُ َّ َ ،ٍْ َ ،‬وهُ ُ‬
‫‪ُ،‬ثَّ‪،‬يَ ُ ُ‬ ‫أ َْد َ لَ ُه ْم‪،‬اللَّوُ ْ‬
‫‪،‬ى َذا‪،‬فَيَ ُولُو َن‪،‬يَ ‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫فَي ُولُو َن‪َّ ،‬نَ ‪،‬أَ ْ طَيت نَ ‪ََ ، ،‬ل‪،‬تُ ِط‪،‬أ ِ‬
‫ول‪،‬لَ ُك ْم‪ْ ،‬ن ي‪،‬أَْف َ ُ‪َ ْ ،‬‬ ‫ني‪،‬فَيَ ُ ُ‬
‫َح ً ا‪، ْ ،‬الْ َ لَ َ‬ ‫َْ َ ْ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫ط‪َ ،‬لَْي ُك ْم‪ َ ْ َ ،‬هُ‪،‬أََ ً ا‬ ‫َس َخ ُ‬
‫ي‪،‬فَ َ ‪،‬أ ْ‬ ‫ض َ‬ ‫ول‪َ ِ ،‬‬ ‫‪،‬ى َذا‪،‬فَيَ ُ ُ‬ ‫‪،‬ش ْيء‪،‬أَْف َ ُ‪َ ْ ،‬‬ ‫َي َ‬ ‫ََّنَ ‪،‬أ ُّج‬
‫‪Telah menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'iid, ia berkata : Telah menceritakan‬‬
‫‪kepadaku Hafsh bin Maisarah, dari Zaid bin Aslam, dari 'Athaa' bin Yasaar, dari Abu‬‬
‫‪Sa'iid Al-Khudriy secara marfu‟ : “…… Sehingga ketika orang-orang mukmin terbebas‬‬
‫‪dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah salah seorang‬‬
‫‪dari kalian yang begitu gigih memohon kepada Allah di dalam menuntut al-haq pada‬‬
‫‪hari kiamat untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka. Mereka berseru :‬‬
‫‪„Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, shalat bersama kami, dan‬‬
‫‪berhaji bersama kami.” Maka dikatakan kepada mereka : “Keluarkanlah orang-orang‬‬
‫‪yang kalian ketahui.” Maka bentuk-bentuk mereka hitam kelam karena terpanggang‬‬
‫‪api neraka, kemudian mereka mengeluarkan begitu banyak orang yang telah dimakan‬‬
‫‪neraka sampai pada pertengahan betisnya dan sampai kedua lututnya. Kemudian‬‬
mereka berkata : „Wahai Rabb kami, tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah
engkau perintahkan kepada kami‟. Kemudian Allah berfirman : „Kembalilah kalian,
maka barangsiapa yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat dinar,
maka keluarkanlah dia‟. Mereka pun mengeluarkan jumlah yang begitu banyak,
kemudian mereka berkata : „Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya
seorangpun yang telah Engkau perintahkan kepada kami‟. Kemudian Allah berfirman :
„Kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan didalam hatinya kebaikan
seberat setengah dinar, maka keluarkanlah dia‟. Maka mereka pun mengeluarkan
jumlah yang banyak. Kemudian mereka berkata lagi : „Wahai Rabb kami, kami tidak
menyisakan di dalamnya seorang pun yang telah Engkau perintahkan kepada kami‟.
Kemudian Allah berfirman : „Kembalilah kalian, maka siapa saja yang kalian temukan
di dalam hatinya kebaikan seberat dzarrah, keluarkanlah‟. Maka merekapun kembali
mengeluarkan jumlah yang begitu banyak. Kemudian mereka berkata : „Wahai Rabb
kami, kami tidak menyisakan di dalamnya kebaikan sama sekali”. Abu Sa'iid Al-
Khudriy berkata : "Jika kalian tidak mempercayai hadits ini silahkan kalian baca ayat
:„Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika
ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar‟ (QS. An-Nisaa‟ : 40). Allah lalu berfirman
: „Para Malaikat, Nabi, dan orang-orang yang beriman telah memberi syafa‟at.
Sekarang yang belum memberikan syafa‟at adalah Dzat Yang Maha
Pengasih‟. Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari dalam neraka. Dari
dalam tersebut Allah mengeluarkan suatu kaum yang sama sekali tidak pernah
melakukan kebaikan, dan mereka pun sudah berbentuk seperti arang hitam. Allah
kemudian melemparkan mereka ke dalam sungai di depan surga yang disebut dengan
sungai kehidupan. Mereka kemudian keluar dari dalam sungai layaknya biji yang
tumbuh di aliran sungai, tidakkah kalian lihat ia tumbuh (merambat) di bebatuan atau
pepohonan mengejar (sinar) matahari. Kemudian mereka (yang tumbuh layaknya biji)
ada yang berwarna kekuningan dan kehijauan, sementara yang berada di bawah
bayangan akan berwarna putih". Para sahabat kemudian bertanya : "Seakan-akan
engkau sedang menggembala di daerah orang-orang badui ?”. Beliau melanjutkan
:"Mereka kemudian keluar seperti mutiara, sementara di lutut-lutut mereka terdapat
cincin yang bisa diketahui oleh penduduk surga. Dan mereka adalah orang-orang yang
Allah merdekakan dan Allah masukkan ke dalam surga tanpa amalan yang pernah
mereka amalkan dan kebaikan yang mereka lakukan. Allah kemudian berfirman :
„Masuklah kalian ke dalam surga. Apa yang kalian lihat maka itu akan kalian miliki‟.
Mereka pun menjawab : „Wahai Rabb kami, sungguh Engkau telah memberikan
kepada kami sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari
penduduk bumi‟. Allah kemudian berfirman : „(Bahkan) apa yang telah Kami siapkan
untuk kalian lebih baik dari ini semua‟. Mereka kembali berkata : „Wahai Rabb, apa
yang lebih baik dari ini semua!‟. Allah menjawab : "Ridla-Ku, selamanya Aku tidak
akan pernah murka kepada kalian” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 302].
" :ٌ َ َّ‫ٔ َٗ َ ي‬ ِ ْٞ َ‫ ُ َعي‬َّٚ‫صي‬ َ ٔ ِ َّ‫٘ه اىي‬ ُ ُ ‫ه َز‬ َ ‫ قَا‬:‫ه‬َ ‫ قَا‬،‫جا ِت ٍس‬ َ ِ ْ ‫ َع‬،‫ ِس‬ْٞ ‫ح َّد َ َْا َ ُت٘ اىصُّ َت‬َ ،‫ ٌس‬ْٞ ٕ َ ،‫ح َّد َ َْا َ ُت٘ اى َّْض ِْس‬
َ ‫ح َّد َ َْا ُش‬ َ
َّ‫٘ه اىي َُّٔ َعص‬ ُ ‫َ ُق‬ٝ ٌ َّ ُ ،ُٓ ٘‫ج‬ َ
ُ ‫اُ فَأ ْ ِس‬
ٍ ََ ِٝ‫ِِ إ‬ ْ ٍ‫ح‬ ٍ َ‫ِِ َ ْس َاى‬ْ ٍ‫ح‬ ٍ َّ‫حث‬
َ ‫ه‬َ ‫ٔ ٍِ ْثقَا‬ ِ ِ‫ َق ْيث‬ِٜ‫ٌ ف‬ ْ ‫ج ْد ُذ‬
َ َٗ ِ ْ َ َ
َ ‫ٕ ُث٘ا ْٗ ا ّْطَيِ ُق٘ا َف‬ ُ ‫َ ُق‬ٞ‫ َف‬.......
َ ‫ ا ْذ‬:‫٘ه‬
ِ َّ‫ٌ ُع َرقَا ُا اىي‬
‫ٔ َع َّص‬ ْ ِٖ ‫ ِزقَا ِت‬ِٜ‫ة ف‬ ُ ‫ ْن َر‬ُٞ ‫ َف‬،َُٔ ‫ض َعاف‬ ْ َ َٗ ‫ج٘ا‬
ُ ‫ض َعافَ ٍَا َ ْ َس‬ ْ َ ُ ‫خ ِس‬ ْ ُٞ ‫ َف‬:‫ه‬ َ ‫ قَا‬،ِٜ‫َر‬ َ ‫ح‬ ْ ‫ َٗ َز‬َِٜ‫َُ ُ ْ ِس ُ ِت ِع ْي‬ٟ‫ا‬ ْ ‫ ََّا‬:‫و‬ َّ ‫ج‬ َ َٗ
" ِٞ
َ ّ َِٞ َ ‫ َٖا ا ْى‬ِٞ‫َ َُْ٘ ف‬
ِ ََّْٖ ‫ج‬ َ ‫َ ْد ُ يَُُ٘ ا ْى‬ٝ ٌ
َّ َ ُٞ ‫ َف‬،َ‫جَّْح‬ َّ ُ ‫و‬
َّ ‫ج‬
َ َٗ
Telah menceritakan kepada kami Abun-Nadlr : Telah menceritakan kepada kami
Zuhair : Telah menceritakan kepada kami Abuz-Zubair, dari Jaabir, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallaahu „alaihi wa sallam : “……..Allah berfirman : „Pergilah
(ke neraka).Barangsiapa yang engkau dapati dalam hatinya iman seberat biji sawi,
keluarkanlah‟. Kemudian Allah berfirman : „Dan Aku sekarang akan mengeluarkan
(orang-orang beriman yang masih ada di dalam neraka) dengan ilmu-Ku dan rahmat-
Ku”. Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam bersabda : “Lalu Allah mengeluarkan dalam
jumlah berlipat dari yang telah dikeluarkan, dan melipatkannya lagi jumlahnya. Lalu
ditulis di leher orang-orang tersebut : „orang-orang yang dibebaskan oleh Allah „azza
wa jalla (dari neraka)‟. Kemudian mereka masuk ke dalam surga, yang mereka itu
dinamai : Al-Jahannamiyyiin” [Diriwayatkan oleh Ahmad 3/325; sanadnya shahih].

Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :


، ‫امل اك‬، ،‫الش ف ني‬، ‫ شف‬، ‫الن‬، ،‫اهلل‬،‫خير هم‬، ‫ِم‬، ‫التوحي‬، ‫أى‬، ،‫ال ل ة‬،‫ لى‬، ‫ ا‬،‫اَلستثن ء‬،‫أن‬
،‫َل‬، ، ‫الن‬، ،‫فتخرج‬،‫الراْحني‬،‫أ حم‬، ‫ ْح‬، ‫تأ‬،‫ُث‬،‫الك ار‬،‫أصح ب‬،‫ِف‬،‫يشف ون‬،‫حَّت‬،‫وامل نني‬،‫والن يني‬
، ، ‫امل تفي‬، ‫اللحيح‬، ‫اْل‬،‫ ذلك‬،‫و دت‬، ‫ك‬،‫اهلل‬،‫إَل‬،‫إلو‬،‫َل‬،‫ال ىر‬، ، ‫يو‬،‫و ل‬،‫ ط‬،‫ ا‬، ‫ي‬
، ،‫وغ ىم‬،‫ىريرة‬، ‫وأ‬، ‫س ي‬، ‫وأ‬،‫و ر‬،‫أ س‬،‫ح يث‬، ،‫الك‬،‫ِب ون‬،‫وسلم‬،‫ ليو‬،‫اهلل‬،‫صلى‬،‫اهلل‬،‫سول‬
‫فيه‬،‫اْللود‬،‫ ليو‬،‫و ب‬، ،‫إَل‬، ‫الن‬،‫ِف‬،‫الك‬، ،‫ي ى‬،‫وَل‬، ‫اللح‬
“Bahwasannya pengecualian itu kembali pada orang yang bermaksiat dari orang-orang
yang mentauhidkan Allah, yaitu dari kalangan orang-orang yang dikeluarkan
Allah ta‟aladari neraka dengan syafa‟at orang-orang yang dapat memberikan syafa‟at
dari kalangan malaikat, nabi, dan orang-orang mukmin, hingga mereka memberi
syafa‟at kepada para pelaku dosa besar. Lalu datanglah rahmat dari Allah Yang Maha
Penyayang, hingga dikeluarkanlah dari neraka orang-orang yang tidak pernah beramal
kebaikan sedikit pun, dimana mereka pernah mengucapkan pada satu waktu (dalam
kehidupannya) : Laa ilaha illallaah (Tidak ada tuhan yang berhak untuk diibadahi
kecuali Allah), sebagaimana hal tersebut terdapat dalam hadits-hadits shahih yang
berasal dari Rasulullah shallallaahu „alaihi wa sallam, dari hadits Anas, Jaabir, Abu
Sa‟iid, Abu Hurairah, dan yang lainnya dari kalangan shahabat radliyallaahu
„anhum. Tidaklah tersisa setelah itu di neraka kecuali orang yang telah ditetapkan bagi
mereka untuk kekal di dalamnya…..” [Tafsiir Ibni Katsiir, 7/473].

10 Sahabat Yang Dijamin Masuk Surga |


‫الرحيم‬، ‫الرْح‬،‫اهلل‬،‫م‬
Ada sepuluh orang dari sahabat Nabi Muhammad ‫وسلم‬،‫ ليو‬،‫اهلل‬،‫ صلى‬yang
dijamin pasti masuk ke dalam syurga. Nama-nama mereka tersebut di
dalam hadits yang shahih berikut ini:
، ‫اان‬،‫ِف‬،‫ كر‬،‫أ و‬،:‫وسلم‬،‫ ليو‬،‫اهلل‬،‫صلى‬،‫اهلل‬،‫ سول‬،‫ ل‬،:‫ ل‬،‫ وف‬، ، ‫الرْح‬، ،
، ‫و‬، ‫اان‬،‫ِف‬، ‫والل‬، ‫اان‬،‫ِف‬، ‫وطلح‬، ‫اان‬،‫ِف‬،‫و لي‬، ‫اان‬،‫ِف‬،‫و ث ن‬، ‫اان‬،‫ِف‬،‫و ر‬
‫اان‬،‫ِف‬،‫ااراح‬، ،‫ ي ة‬،‫وأ و‬، ‫اان‬،‫ِف‬، ‫وس ي‬، ‫اان‬،‫ِف‬، ‫وس‬، ‫اان‬،‫ِف‬،‫ وف‬، ، ‫الرْح‬
“Dari Abdurrahman bin ‘Auf, dia berkata: Rasulullah ‫وسلم‬،‫ ليو‬،‫اهلل‬،‫صلى‬
bersabda: Abu Bakr di syurga, Umar di syurga, Utsman di syurga, Ali di
syurga, Thalhah di syurga, Az Zubair di syurga, Abdurrahman bin ‘Auf di
syurga, Sa’d di syurga, Sa’id di syurga, dan Abu Ubaidah ibnul Jarrah di
syurga.” [HR At Tirmidzi (3747), hadits shahih.]
Berikut ini perincian nama-nama mereka yang tersebut di dalam hadits:
1. Abu Bakr, yaitu Abdullah bin Utsman At Taimi, digelari dengan Ash
Shiddiq Al Akbar. Wafat pada bulan Jumadil Awal tahun 13 H pada umur
63 tahun.
2. Umar, yaitu ibnul Khaththab Al ‘Adawi, Abu Hafsh, digelari dengan Al
Faruq. Syahid pada bulan Dzulhijjah tahun 23 H.
3. Utsman, yaitu bin Affan Al Umawi, Abu Abdillah, digelari dengan
Dzunnurain. Syahid pada bulan Dzulhijjah setelah Idul Adha tahun 35 H
dalam umur sekitar 80 tahun.
4. Ali, yaitu bin Abi Thalib Al Hasyimi, Abul Hasan, digelari dengan Abu
Turob. Anak paman Nabi ‫وسلم‬،‫ ليو‬،‫اهلل‬،‫ صلى‬dan suami dari anak
perempuannya, yaitu Fatimah radhiallahu ‘anha. Syahid pada bulan
Ramadhan tahun 40 H pada umur 63 tahun.
5. Thalhah, yaitu bin Ubaidillah At Taimi, Abu Muhammad. Digelari
dengan Thalhah Al Fayyadh. Syahid pada perang Jamal tahun 36 H dalam
umur 63 tahun.
6. Az Zubair, yaitu ibnul ‘Awwam Al Asadi, Abu Abdillah. Syahid pada
tahun 36 H setelah pulang dari perang Jamal.
7. Sa’d, yaitu bin Abi Waqqash Az Zuhri, Abu Ishaq. Orang yang paling
pertama memanah dalam perang jihad fi sabilillah. Wafat di ‘Aqiq pada
tahun 55 H. Beliau adalah yang paling terakhir meninggal di antara
sepuluh orang sahabat yang dijamin masuk syurga.
8. Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Muhammad Az Zuhri. Termasuk sahabat
yang paling dahulu masuk Islam. Wafat pada tahun 32 H.
9. Sa’id, yaitu bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail Al ‘Adawi, Abul A’war. Wafat
pada sekitar tahun 50 H.
10. Abu Ubaidah ibnul Jarrah, yaitu Amir bin Abdillah Al Fihri. Digelari
dengan Aminu Hadzihil Ummah (Orang yang sangat terpercaya di umat
ini). Termasuk dari anggota pasukan Perang Badr. Wafat syahid
disebabkan oleh wabah menular Amwas pada tahun 18 H dalam umur 58
tahun.
Berikut, sebahagian para ulama yang menghukum hadis ini sebagai Hasan
atau Sahih:
1.Al-Hafiz Ibn Hajar al-‘Asqalani di dalam Takhrij Misykah al-Masabih
5/436.
2.Al-Suyuthi di dalam al-Jami’ al-Saghir, bil: 73.
3.Ahmad Syakir di dalam Musnad Ahmad. 3/136.
4.Al-Albani di dalam Takhrij Misykah al-Masabih. Bil: 6064. Dan ramai
lagi selain mereka.
Perlu diperingatkan juga bahawa selain 10 orang sahabat ini terdapat pula
sahabat lain yang dijamin syurga oleh Nabi SAW seperti Khadijah binti
Khuwailid, ‘Abdullah bin Salam, ‘Ukkasyah bin Mihsan dan lain-lain lagi.
Namun 10 orang sahabat tersebut lebih dikenali sebagai al-‘Asyarah al-
Mubassyirin bi al-Jannah (10 orang yang diberikan berita gembira dengan
syurga) kerana nama mereka disebut dalam satu hadis. Ia tidak menafikan
para sahabat lain juga merupakan Ahli Syurga.
122 Suka50 komentar101 Dibagikan

Suhada di surga
Hadits Tirmidzi 1564

،‫س‬ ٍ ََ‫أ‬، ْ َ ، ٍ ‫ْحَْي‬، ُ ْ َ ،‫ َيَّ ٍش‬، ُ ْ ،‫ َ ْك ِر‬،‫أَُو‬، َ‫ح َّثَن‬، َ ‫وِف‬ ‫الْ ُك ِ ُّج‬،‫الْيَ ْرُو ِ ُّجي‬،َ ‫طَلْ َح‬، ُ ْ ،‫َي ََي‬،
َْ َ‫َح َّثَن‬
،‫فَ َ َل‬،ٍ َ‫ َ ِطيئ‬،َّ ‫ ُك‬،‫يُ َكفُِّر‬،‫اللَِّو‬، ِ ‫سِي‬، ِ
َ ‫ِف‬،ِ ُ ‫الْ َ ْت‬،‫و َسلَّ َم‬،َ ‫ َلَْيو‬،ُ‫اللَّو‬،‫صلَّى‬،
ِ ُ ‫ س‬،‫ َ َل‬،‫َ َل‬
َ ‫اللَّو‬،‫ول‬ َُ
،‫وِِف‬،‫ى‬ ‫ي‬ ِ ،‫أَ و‬،‫ َ َل‬، ‫ال َّي‬،‫إََِّل‬،‫وسلَّم‬،‫ لَي ِو‬،‫اللَّو‬،‫صلَّى‬،‫النَِِّب‬،‫فَ َ َل‬، ‫ال َّي‬،‫إََِّل‬، ‫ِ ِي‬
َ َ ُ َْ َ ََ َْ ُ َ ‫ُّج‬ َْ ُ ْ
،ُ‫ َ ْ ِرفُو‬،‫َل‬،َ ‫يب‬ٌ ‫ َغ ِر‬،‫يث‬ ٌ ِ ‫ح‬،‫ا‬ ُ َِ‫وأ‬،َ ‫و َ ِ ٍر‬،َ ‫ ُ ْجَرَة‬، ِ ْ ،‫ب‬
َ ‫وَى َذ‬،َ ‫ َتَ َد َة‬، َِ‫وأ‬،َ ‫ىَريَْرَة‬، ِ ْ ‫ َك‬، ْ َ ،‫الَْ ب‬
، ْ َ ،َ ‫إِ َْ ِي‬، َ ْ ، َ َّ َ‫ُم‬، ِ ِ ِ،‫إََِّل‬،‫ ْك ٍر‬، َِ‫أ‬،‫يث‬ ِ ِ ‫ح‬، ِ
ُ‫ت‬ ُ ْ‫و َسأَل‬،َ ‫ َ َل‬،‫الشَّْي ِخ‬،‫ى َذا‬، َ ‫ح يث‬، َ ْ َ َ ْ
،‫صلَّى‬،َ ‫َِّب‬ِّ ِ‫الن‬، ْ َ ،‫س‬ ٍ ََ‫أ‬، ْ َ ، ٍ ‫ْحَْي‬،ُ ‫يث‬ َ ‫ح‬،
ِ ‫أَ اد‬،‫أََّو‬،‫أَ ى‬،‫ َ َل‬،‫و‬،‫ي ِرفْو‬،‫فَلَم‬،‫يث‬
َ ََ ُ َ ُ َْ ْ
ِ ِ ‫اْل‬،‫ا‬
َْ ‫َى َذ‬
،‫إََِّل‬، َ‫ال ُّج ْي‬،‫إِ ََل‬،‫يَ ْرِ َع‬،‫أَ ْن‬،ُ‫يَ ُ ُّجره‬،َِّ‫ااَن‬،
ْ ِ ‫أ َْى‬، ْ ِ، ٌ ‫َح‬ َ ‫أ‬،‫س‬ َّ ِ َّ
َ ‫لَْي‬،‫ َ َل‬،ُ‫أََّو‬،‫و َسل َم‬،َ ‫ َلَْيو‬،ُ‫اللو‬
،ُ ‫الش ِهي‬
َّ
gugur di jalan Allah dapat menghapuskan setiap dosa. Jibril kemudian berkata, Kecuali
hutang. Maka Nabi lalu bersabda:
Kecuali hutang. Abu Isa berkata, Dalam bab ini juga ada hadits dari Ka'b bin Ujrah, Jabir,
Abu Hurairah & Qatadah. Ini adl hadits gharib, kami tak mengetahui hadits ini
diriwayatkan oleh Abu Bakr kecuali dari jalur syaikh ini. Ia berkata, Aku bertanya kepada
Muhammad bin Isma'il tentang hadits ini, tetapi ia tak mengetahuinya. Ia (Muhammad bin
Isma'il) berkata, Menurutku yg ia (Yahya bin Thalhah) maksud adl hadits Humaid, dari
Anas, dari Nabi , beliau bersabda:
Tidak seorang pun dari penduduk surga yg senang untuk kembali ke dunia kecuali orang yg
mati syahid. [HR. Tirmidzi No.1564].

Hadits Tirmidzi 1565

‫ َ ْ ُّج‬، ٍ َ‫دين‬،
ِّ ‫اللْى ِر‬،
، ِ ْ ‫ا‬، ْ َ ،‫ي‬ ِ ِ ،‫ ِرو‬، ،َ َ‫ ي ي ن‬، ،‫س ْفي ُن‬، َ‫ح َّثَن‬،‫ ر‬، َِ‫أ‬، ‫ا‬، َ‫ح َّثَن‬
ْ ْ َ ْ َ ْ َُ ُ ْ َ ُ َ ََ ُ ُ ْ َ
،‫ُّجه َ ِاء‬
َ ‫الش‬،‫اح‬ ِ ِ
َ ‫أَْ َو‬،‫إ َّن‬،‫ َ َل‬،‫و َسلَّ َم‬،َ ‫ َلَْيو‬،ُ‫اللَّو‬،‫صلَّى‬،
ِ َ ‫ س‬،‫َن‬
َ ‫اللَّو‬،‫ول‬
ِِ ٍِ ِ ْ ‫َك‬
ُ َ َّ ‫أ‬،‫أَ يو‬، ْ َ ،‫ َ لك‬، ِ ْ ،‫ب‬
، ٌ َ ‫ح‬، ٌ ِ ‫ح‬،‫ا‬
َ ‫يث‬ َ ‫ى َذ‬،‫ى‬
ِ ِ ْ ‫شج ِر‬،
َ َ ‫ ي‬،‫أَُو‬،‫ َ َل‬، َّ‫ااَن‬،
ِ ْ ‫َثَِر‬،َ ِ،‫تَ لُق‬،‫ ْ ٍر‬، ٍ َ‫ط‬،‫ِِف‬
َ َ ‫أ َْو‬، َّ‫ااَن‬، ْ ُْ ُ ْ
،ٌ ‫ص ِح‬
‫يح‬ َ
Sesungguhnya ruh para syuhada berada bersama burung-burung hijau yg menempel pada
buah-buahan surga, atau beliau mengatakan, 'pepohonan surga'. Abu Isa berkata, Hadits ini
derajatnya hasan shahih.
[HR. Tirmidzi No.1565].

Hadits Tirmidzi 1566

ِ ِ
، ِ ْ ،‫َي ََي‬، َ ٍ ‫ َ َّش‬، ُ ْ ، ُ َّ َ‫ُم‬،
َْ ْ َ ،‫الْ ُ َ َك‬، ُ ْ ،‫ َل ُّجي‬، َ‫أَ ْ َ َر‬،‫ ُ َ َر‬، ُ ْ ،‫ ُثْ َ ُن‬، َ‫ح َّثَن‬، ُ َ‫َح َّثَن‬
،‫ َلَْي ِو‬،ُ‫اللَّو‬،‫صلَّى‬، ِ َ ‫ س‬،‫َن‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫اللَّو‬،‫ول‬ ُ َِ‫أ‬، ْ َ ،‫أَِيو‬، ْ َ ،‫الْ ُ َ ْيل ِّي‬،‫ َ ٍر‬، ْ َ ، ٍ ‫ َكث‬، َِ‫أ‬
ُ َ َّ ‫أ‬،‫ىَريَْرَة‬،
ِ ْ ‫يَ ْ ُ لُو َن‬،ٍَ‫ثََ ث‬،‫أ ََّوُل‬،‫ َلَ َّي‬،‫ض‬
، َ َ ‫َح‬ْ ‫أ‬، ٌ ْ َ ‫و‬،َ ‫ِّف‬ ٌ ‫و َف‬،َ ٌ ‫ش ِهي‬،
ٌ ‫ ُ تَ َف‬،‫يف‬ َ َ َّ‫ااَن‬، َ ‫ ُ ِر‬،‫ َ َل‬،‫َو َسلَّ َم‬
،ٌ َ ‫ح‬،
َ ‫يث‬ٌ ِ ‫ح‬،‫ا‬ َ ‫ى َذ‬،‫ى‬
ِ ِ ِ ِ َ‫و‬،‫اللَِّو‬،‫ِ د َة‬
َ َ ‫ ي‬،‫أَُو‬،‫ َ َل‬،‫ل َ َواليو‬،‫ل َح‬ َ َ ََ
Aku diperlihatkan tiga golongan yg akan masuk surga pertama kali; orang yg mati syahid,
orang yg menjaga diri dari hal yg diharamkan, & seorang budak yg baik dalam beribadah
kepada Allah serta taat kepada tuannya. Abu Isa berkata, Hadits ini derajatnya hasan. [HR.
Tirmidzi No.1566].

Hadits Tirmidzi 1567

،‫صلَّى‬، َ ‫َِّب‬ِّ ِ‫الن‬، ْ َ ،‫س‬ ٍ ََ‫أ‬، ْ َ ، ٍ ‫ْحَْي‬،


ُ ْ َ ،‫ َ ْ َف ٍر‬، ُ ْ ،ُ ‫إِ َْ ِي‬، َ‫أَ ْ َ َر‬،‫ح ْج ٍر‬، ِ
ُ ُ ْ ،‫ َل ُّجي‬، َ‫َح َّثَن‬
، َ‫ال ُّج ْي‬،‫إِ ََل‬،‫يَ ْرِ َع‬،‫أَ ْن‬،‫ب‬ ُِ ‫ ي ر‬،‫اللَِّو‬، َ ْ‫ ِن‬،‫لَو‬،‫َيُوت‬،َ ٍ ، ِ، ،‫ َ َل‬،‫أََّو‬،‫وسلَّم‬،‫ لَي ِو‬،‫اللَّو‬
‫َي ُّج‬، ٌْ َ ُ ُ َْ ْ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ
،‫يَ ْرِ َع‬،‫أَ ْن‬،‫ب‬ ُِ ‫فَِإ َّو‬،‫الشَّه د ِة‬، ِ ْ َ‫ف‬، ِ،‫ي رى‬، ِ‫ل‬، ُ ‫الش ِهي‬،
‫َي ُّج‬، ُ ََ ْ ََ َ َّ ‫إََِّل‬، ‫فِ َيه‬، َ‫و‬،َ َ‫ال ُّج ْي‬،ُ‫لَو‬،‫َن‬
َّ ‫َوأ‬
، َِ‫أ‬، ُ ْ ‫ا‬،‫ َ َل‬،‫يح‬ ِ
ٌ ‫صح‬، َ ٌ َ ‫ح‬، َ ‫يث‬ ٌ ِ ‫ح‬،‫ا‬
َ ‫ى َذ‬،‫ى‬
ِ
َ َ ‫ ي‬،‫أَُو‬،‫ َ َل‬،‫أُ ْ َرى‬،‫ َ َّرًة‬،َ َ‫فَ يُ ْ ت‬، َ‫ال ُّج ْي‬،‫إِ ََل‬
‫ِ ْ ُّج‬، َّ ‫َس‬ ِ
،ِّ ‫اللْى ِر‬،
‫ي‬ َ ‫أ‬، ٍ َ‫دين‬، ُ ْ ،‫ َ ْ ُرو‬،‫ َك َن‬،َ َ‫ ُيَ ْي ن‬، ُ ْ ،‫س ْفيَ ُن‬،
ُ ‫ َ َل‬،‫ُ َ َر‬
Tidaklah seorang hamba meninggal dunia, ia mendapatkan kebaikan di sisi Allah, lalu
merasa senang jika kembali ke dunia, padahal ia telah memiliki sesutu yg lebih baik dari
dunia & seisinya selain orang yg mati syahid. Hal itu karena ia merasakan akan keutamaan
syahid hingga ia ingin kembali ke dunia hingga ia terbunuh lagi. Abu Isa berkata, Hadits ini
derajatnya hasan shahih.
Ibnu Abu Umar berkata, Sufyan bin Uyainah menuturkan, Amru bin Dinar lebuh tua dari
Az Zuhri. [HR. Tirmidzi No.1567].

Syahidkah Orang yang


Meninggal karena Gagal
Ginjal ?
Ikhwati fillah, kita telah mengetahui bahwa orang yang meninggal
dijalan Allah adalah syahid dan Allah memberikan banyak karunia
kepadanya. Namun ada juga yang meninggal bukan dalam peperangan
ditetapkan sebagai syahid siapakah mereka?

، ‫مخ‬،‫الشه اء‬،:،)‫ ل‬،‫سلم‬،‫و‬،‫ ليو‬،‫اهلل‬،‫صلى‬،‫اهلل‬،‫ سول‬،‫أن‬،:،‫ نو‬،‫اهلل‬،‫ ضي‬،‫ىريرة‬،‫أ و‬،‫وى‬


‫ال خ ي‬،‫( واه‬،)،‫اهلل‬، ‫س ي‬،‫ِف‬، ‫والشهي‬،‫اْل م‬،‫وص حب‬،‫والغرق‬،‫وامل طون‬،‫( املط ون‬

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallau anhu bahwa Rasulullah


shallallahu alaihi wasallam bersabda: (orang-orang yang mati syahid ada
lima: yang meninggal karena wabah tha’un, sakit perut, tenggelam,
terkena bangunan roboh, dan syahid dijalan Allah) HR Al Bukhari.
، ‫ال ت‬،‫سوى‬،‫س ع‬،‫الشه دة‬،(،:،‫ ل‬،‫سلم‬،‫و‬،‫ ليو‬،‫اهلل‬،‫صلى‬،‫اهلل‬،‫ سول‬،‫أن‬،‫ تيك‬، ،‫ ر‬،‫و وى‬
، ‫شهي‬،‫واملط ون‬، ‫شهي‬،‫اانب‬،‫اات‬،‫وص حب‬، ‫شهي‬،‫والغريق‬، ‫شهي‬،‫امل طون‬،:،‫اهلل‬، ‫س ي‬،‫ِف‬
،‫ح ن‬، ‫ا‬،‫صحيح‬،)، ‫شهي‬،‫جب ع‬،‫متوت‬،‫واملرأة‬، ‫شهي‬،‫اْل م‬،‫ ت‬،‫َيوت‬،‫والذي‬، ‫شهي‬،‫واْلريق‬
‫صحيح‬،:،‫اْل وط‬،‫ش يب‬،‫ل‬

Dari Jabir bahwa Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda: ( mati


syahid ada tujuh selain terbunuh dijalan Allah: mati karena penyakit
perut syahid, tenggelam syahid, mati karena sakit kembung syahid, mati
karena wabah tha’un syahid, mati kebakaran syahid, yang mati tertimpa
reruntuhan syahid, dan wanita yang mati karena nifas atau janinnya
syahid ) HR Ibnu Hibban dalam shahihnya, berkata Syu’aib Al Arnauth:
hadits shahih.

Al mabthun adalah yang mati disebabkan penyakit dalam perut menurut


pendapat ulama yang terkuat, mencakup juga mati karena gagal ginjal
dan penyakit dalam perut yang lain. Merupakan rahmat Allah
menjadikan bagi orang yang tertimpa musibah jika dia sabar dan
berharap pahala dalam kedudukan para syuhada.

Adapun hukum duniawi, mereka tidak diperlakukan seperti hukum


syuhada dalam peperangan.

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Al Mughni setelah


menyebutkan tujuh jenis syuhada diatas : (mereka semua dimandikan
dan disholatkan karena Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak
memandikan syahid dalam peperangan karena akan menghilangkan
darah yang baik secara syarie atau karena sulit memandikan mereka
karena jumlahnya yang banyak atau karena adanya luka dan itu tidak
terdapat disini).

Adapun yang berkaitan dengan karunia Allah kepada syahid peperangan


seperti yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

، ‫ طيئ‬، ‫ك‬،‫ نو‬،‫يكفر‬،‫د و‬، ،‫ طرة‬،‫أول‬، ‫ ن‬،‫ ل ل‬،‫ست‬، ‫الشهي‬،‫ي طى‬،(،:‫ااذا ي‬،‫يس‬
،‫وَيلى‬، ‫ال‬،‫ ذاب‬، ‫و‬، ‫اْلك‬،‫الفلع‬، ، ‫وي‬،‫ال ني‬، ‫اْلو‬، ،‫ويلوج‬، ‫اان‬، ،‫ ه‬،‫ويرى‬
‫ح‬،‫ح يث‬،:،‫اْل وط‬،‫ش يب‬،‫و ل‬، ‫حن‬، ، ‫أْح‬، ‫ ن‬،)،‫اِلَي ن‬، ‫حل‬

Dari Qais Al Judzami: ( orang yang syahid diberikan enam perkara sejak
pertama darahnya menetes: diampuni seluruh dosanya, diperlihatkan
tempatnya dalam surga, dinikahkan dengan hurul ‘ain (bidadari surga),
diamankan dari goncangan terdahsyat pada hari kiamat, diamankan dari
siksa kubur, dipakaikan kepada pakaian keimanan) Musnad Imam
Ahmad bin Hanbal, berkata Syu’aib Al Arnauth: hadits hasan.

Apakah hadits diatas berlaku untuk syuhada duniawi ?

Yang nampak adalah perkara diatas khusus bagi syuhada dalam


peperangan, karena tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa syahid
duniawi mendapatkan enam perkara diatas, bahkan dalam sabda Nabi
shallallahu alaihi wasallam menunjukkan hal tersebut khusus bagi syahid
peperangan yaitu perkataan beliau: ( sejak pertama darahnya menetes..).

Namun hendaklah kita pahami bahwa musibah yang menimpa kita


pahalanya besar sekali jika kita sabar dan ridho dengan takdir Allah,
serta dapat menggugurkan kesalahan berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam:
،‫حَّت‬،‫حلن‬،‫وَل‬،‫س م‬،‫وَل‬،‫ لب‬،‫وَل‬،‫وصب‬، ، ‫امل‬،‫يليب‬، (،‫ىريرة‬،‫أ و‬،‫و‬، ‫س ي‬،‫أ و‬،
‫ لم‬،‫صحيح‬،)،‫ ط ي ه‬، ،‫ نو‬،‫اهلل‬،‫كفر‬،‫إَل‬،‫يه و‬،‫اْلم‬

Dari Abu Sa’id dan Abu urairah radhiallahu anhuma: bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( tidaklah menimpa seorang muslim
suatu penyakit, atau kesulitan, atau kesedihan bahkan kegelisahan pun
kecuali Allah menggugurkan dengannya kesalahannya ) HR Muslim.

Wallahu A’lam Bishowab.


- See more at: http://www.voa-
islam.com/read/jihad/2010/03/04/3617/syahidkah-orang-yang-
meninggal-karena-gagal-ginjal/#sthash.Qeh8TLGq.p5G26oBe.dpuf

Anda mungkin juga menyukai