Anda di halaman 1dari 2

Nama : Inge Mireya Thalia P.

NIM : K2314020

Kelas : A
1. Diketahui: T = 76 tahun Ra = 35,3 AU
Ditanyakan: a = ..... AU =......km ; e?
JAWAB: Menurut Hukum III Kepler :
𝑇3 𝑎 = 17,9422 𝐴𝑈 𝑅𝑎 = 𝑎(1 + 𝑒)
=1
𝑎2 𝑎 = 17,9422 × 1,496.108 𝑘𝑚 35,3𝐴𝑈 = 17,9422𝐴𝑈(1 + 𝑒)
3
𝑎 = √𝑇 2 𝑎 = 26,83824 × 108 𝑘𝑚 35,3 𝐴𝑈
1+𝑒 =
3 17,9422 𝐴𝑈
𝑎 = √762
3 𝑒 = 0,9674
𝑎 = √5776
2. Objek tata surya yang berupa planet, bintang, dan benda langit lainnya, sebagian besar
berbentuk elips, begitupula dengan orbit bulan. Bentuk elips ini menyebabkan adanya
jarak terkecil bulan dengan bumi (apogee) dan jarak terjauh bulan dengan bumi
(perigee). Pada saat bulan berada di posisi perigee akan terjadi fenomena supermoon
(ukuran bulan selalu sama). Apabila orbit bulan berbentuk lingkaran maka fenomena
tersebut tidak dapat terjadi. Lintasan bulan ataupun benda langit lainnya akan
berbentuk lingkaran apabila memiliki eksentrisitas sama dengan nol. Keadaan ini
merupakan suatu keadaan ideal yang berlaku pada sistem dua benda tak terganggu
dengan massa pusat yang berada di pusat lingkaran lebih dominan dengan massa yang
mengelilinginya. Maka orbit ini hanya akan terjadi apabila pada sistem tata surya
hanya terdapat 2 benda saja (1 pusat dan 1 benda yang mengitarinya).
3. Diketahui: komet bergerak dalam lintasan berbentuk orbit elips mengitari matahari.
JAWAB: a) komet akan memiliki nilai maksimum untuk kelajuan pada titik
perihelium, karena pada titik perihelium jarak antara matahari sebagai pusat dengan
komet yang mengorbitnya sangatlah dekat. b) Energi kinetik diperoleh dari persamaan
½ mv2 sehingga mengalami nilai maksimum pada posisi perihelium karena pada posisi
tersebut, komet memiliki kelajuan terbesar. c) Energi potensial komet berdasarkan
persamaan –GMm/r mengalami nilai maksimum saat posisi apehelium karena
memiliki jarak terbesar dengan matahari. e) menurut hukum kekekalan energi
mekanik, EM total energi dari sistem akan selalu kekal
4. Sistem tata surya stabil karena adanya kecepatan linear orbital dari masing-masing
planet atau benda-benda langit yang mengelilingi matahari sebagai pusat sistem tata
surya. Selain itu, dengan adanya gaya gravitasi matahari, benda-benda langit akan
mengalami gerak lurus dan dibelokkan secara terus menerus karena gravitasi matahari
yang mempengaruhinya. Sehingga kecepatannya tetap namun arahnya berubah-ubah.
Maka dapat disimpulkan bahwa benda langit mengalami perecepatan sentripetal
terhadap matahari. Hal inilah yang menyebabkan sistem tata surya stabil dan tidak
terjatuh.
5. Teori geosentris (Bumi sebagai pusat). Menurut teori ini, Bumi sebagai pusat alam
semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet, Matahari, serta benda-benda
langit lainnya bergerak mengitarinya. Teori geosentris menyatakan bahwa Venus
berada dekat titik antara matahari dan bumi, sehingga pengamat di bumi hanya bisa
mengamati venus ketika berada pada fase sabit. Tetapi menurut teori heliosentris,
semua fase venus dapat teramati, bahkan ditemukan pula sudut piringan venus. Hal ini
disebabkan oleh perubahan posisi venus ketika mengelilingi matahari tidak akan
terjadi pada model geosentris. Maka teori geosentris runtuh.
6. Daerah ekuator bumi selalu memiliki waktu siang dan malam hari yang sama dalam
setahun, dengan begitu waktu malam di daerah equator yang terpanjang adalah 12 jam
perharinya, maka dalam setahun daerah ekuator mangalami waktu malam 182,5 hari.
Secara matematis: cos 𝐻 = − tan 𝐷𝐸𝐶 × tan 𝑙𝑎𝑡𝑡𝑖𝑡𝑢𝑑𝑒
cos 𝐻 = − tan 23,5 × tan 0
cos 𝐻 = −0,43 × 0 ≈ 0 → 𝐻 = 90°
2𝐻 2.90° 180°
𝑇= × 12𝑗𝑎𝑚 = × 12𝑗𝑎𝑚 = × 12𝑗𝑎𝑚 = 12𝑗𝑎𝑚
180° 180° 180°
7. Pada pukul 6 sore maka kita akan melihat bulan pada fase bulan quarter pertama.
Bulan akan terbit pada siang hari dan tepat di atas kita (terlihat) pukul 6 sore dan akan
tenggelam di tengah malam.
8. Jelaskan prinsip-prinsip penggunaan tata koordinat bola langit yang digunakan untuk
menentukan arah kiblat?
JAWAB: Tata koordinat Horizon dipergunakan untuk menghitung ketinggian benda
langit (altitude) dan azimuth benda langit. Altitude merupakan sudut elevasi yang
dibentuk oleh bidang Horizon terhadap posisi ketinggian suatu benda langit, dengan
aturan a = (- 90°, 90°), artinya nilai tertinggi dari altitude adalah sebesar 90°, dan nilai
terendah adalah sebesar - 90°. Sedangkan Azimut bintang dengan aturan A = ( 0°,
360°), artinya nilai terkecil dan terbesar dari azimuth adalah sebesar 0°/ 360° ketika
benda berada di titik Utara, dengan nilai besaran terhitung searah jarum jam atau
menuju ke arah timur. Setelah menentukan nilai azimuth. Perhiitungan menggunakan
rumus segitiga bola yaitu dengan aturan cosinus dengan rumus:
Cos b = cos a . cos c + sin a. sin b. cos B

Anda mungkin juga menyukai