C. Tahap operasi
Pada tahap operasi ,dampak penting hipotetik untuk komponen biologi , adalah:
a) Terumbu karang
Dampak gangguan ekosistem terumbu karang akibat kegiatan pengoperasian
dan perawatan pelabuhan pada tahap operasi ini dapat membebani komponen
lingkungan lain misalnya menurunnya usaha perikanan laut masyarakat.
Gangguan ekosistem terumbu karang akibat kegiatan ini dapat melampaui
baku mutu yang dipersyaratkan (Kepmen LH No.04/2001 tentang kriteria
baku kerusakan terumbu karang) disamping itu perannya terhadap
masyarakat relative besar terutama nilai ekonomi masyarakat nelayan,
sehingga kekhawatiran masyarakat juga relative besar terutama masyarakat
nelayan.
b) Biota perairan
Dampak gangguan biota perairan akibat kegiatan pengoperasian dan
perawatan pelabuhan pada tahap operasi ini dapat membebani komponen
lingkungan lain misalnya menurunnya usaha perikanan laut masyarakat.
Disamping itu perannya terhadap masyarakat relative besar terutama nilai
ekonomi masyarakat nelayan , sehingga kekhawatirab masyarakat juga
relative besar terutama masyarakat nelayan
A. IKLIM
Gambaran umum tingkat kualitas udara diwilayah sekitar mengembangkan pelabuhan laut
kolaka diperoleh dari pengukuran dilapangan. Lokasi pengukuran kualitas udara ini
dilakukan pada 3(3) lokasi pengamatan, yaitu U-01-PIK dengan koordinat LS: 04 03’ 2,26”
. BT :121 34’ 45,25” ( lokasi rencana pelabuhan ), U -02-PIK pada kordinat LS: 04 02’
53,8” kordinat LS :04 02’ 53,8” bujur timur BT: 121 34’ 53,3” ( permukiman penduduk)
C . TINGKAT KEBISINGAN
Tingkat kebisingan disekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka dilakukan dengan
pengukuran secara terus menerus yaitu setiap 5 detik dalam waktu 10 menit berdasarkan
kepmen lingkungan hidup no. 48 tahun 1996. Pengukuran ini disebut leq(10 menit) yang
dilakukan pada selang waktu tertentu untuk siang hari . lokasi pengukuran, yaitu ST-01
ditapak proyek dengan koordinat LS:04 03’ 2,26” BT:121 34’ 45,25”, ST-02 disimpang 4
jalan umum – masuk lokasi proyek dengan koordinat LS: 04 02’ 35,4” BT:121 34’42,4” ,
dan ST:03 dipermukiman penduduk dengan koordinat LS 04 02’53,8” BT:121 34’ 53,3” .
hasil pengukuran tingkat kebisingan leq (10 menit)
D . TINGKAT GETARAN
Getaran adalah suatu gerak bola – balik disekitar kesetimbangan. Kesetimbangan disini
maksudnya adalah dimana keadaan suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya
yang bekerja pada benda tersebut getaran mempunyai amplitude (jarak simpangan terjauh
dengan titik tengah) yang sama. Getaran ini disebabkan adanya gerakan tanah . umumnya
untuk skala besar, gerakan tanah pada permukaan bumi yang diakibatkan adanya keruntuhan
material patahan bawah permukaan bumi. Keruntuhan material patahan tersebut berbentuk
gelombok seismic yang merambat kesemua arah dan menghasilkan getaran disemua
permukaan tanah . setiap getaran tanah yang terjadi dapat menyebabkan kerusakan pada
permukiman penduduk,bangunan pemerintahan, maupun yang di fungsikan sebagai pra
sarana umum. Kerusakan utama pada suatu bangunan diakibatkan oleh tidak mampunya
struktur bangunan tersebut merespon getaran yang ditimbulkan oleh gerakan tanah pengaruh
gerakan tanah yang sangat merusak struktur bangunan adalah komponen getaran horizontal.
Getaran tersebut dapat menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan pada puncak bangunan
dapat berlipat hingga mendekati dua kalinya. Oleh sebab itu apabila getaran horizontal yang
sampai pada bangunan tersebut lebih besar dari kekuatan struktur maka banguna tersebut
akan rusak.
Rona awal getaran tanah disekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka diperoleh
dengan melakukan pengukuran gelombang seismic di lokasi kegiatan dengan koordinat
LS:04 03’2,26”; B:121 34’45,25”.
E . KUANTITAS AIR TERSEDIA
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar dari manusia, sehingga suatu daerah di tuntut
untuk mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduknya. Pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan air bersih dikabupaten kolaka dilayani oleh perusahaan daerah air minum (
PDAM) utamanya masyarakat yang berdomisili di ibu kota kabupaten kolaka. Berdasarkan
perhitungan kebutuhan air bersih di kabupaten kolaka pada tahun 2012 di butuhkan air
bersih sekitar 109.645.416 liter air perhari untuk memenuhi kebutuhan 331.055 jiwa
penduduk dikabupaten kolaka . pada tahun 2015, ibu kota kabupaten kolaka jumlah
penduduk terlayani air bersih dari PDAM rata sebanyak 29.276 jiwa perbulan
F . KUALITAS AIR
Kualitas air disekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka , di peroleh dengan
dengan melakukan analisis labolatorium sampel air. Sampel air yang di ambil ada 3 (tiga)
jenis yaitu air sumur,air sungai(kali) dan air laut disekitar lokasi pengembangan pelabuhan
laut kolaka
G . OCEANOGRAFI
1. ANGIN
Data angina diperoleh dari Website ECEWF (satelit prancis) dengan rosulusi 1,5 x
1,5 dan stasiun yang di ambil adalah yang terdekat dengan rencana kegiatan. Data
angina yang digunakan adalah data time series selama 5 tahun (2011-2015) dengan
frekuensi 6 jam - an ( 4 data selama 24 jam ) . analisis data angina dilakukan pada
musim barat dan musim timur selama 5 tahun.
2. FETCH
Fetch adalah jarak yang dilewati angin tanpa hambatan di atas permukaan air laut,
dengan arah dan kecepatan yang sama . panjang fetch di hitung berdasarkan arah
angina yang berpengaruh pada lokasi studi. Kegiatan pengembangan pelabuhan laut
kolaka ini direncanakan berada di pantai yang menghadap kebarat sehingga arah
angina yang berpengaruh adalah utara, barat laut, barat, barat daya dan selatan. Arah
dan panjang fetch yang terjadi di lokasi rencana pengembangan pelabuhan laut
kolaka di lihat dari table
3. GELOMBANG
Penentuan tinggi gelombang dapat dilakukan dengan prediksi dengan penurunkan
kecepatan angin menjadi karakter gelombang pada lokasi studi. Prediksi gelombang,
menggunakan metode Sverdrup (SMB) yang telah di modifikasi (SPM,1984)
prediksi gelombang di lakukan pada 5 arah mata angina yakni utara, barat laut, barat,
barat daya dan selatan
4. PASANG SURUT
Kondisi pasang surut di perairan laut sekitar lokasi kegiatan di prediksi melalui
metode admiralty dengan menggunakan konstanta harmonic pada stasiun kolaka
yang di keluarkan oleh dinas hidro-oseanografi TNI AL 2013. Hasil prediksi kondisi
pasang surut di perairan sekitar lokasi studi untuk bulan September 2015
5. ARUS LAUT
Pola arus diperairan kolaka yang di plot dalam bentuk peta adalah pola arus
permukaan yang merupakan gabungan pengaruh pasang surut dan angina. Lazimnya
pola arus di wilayah pesisir dominan dipengaruhi oleh pasang surut sehingga arus di
pesisir termaksud di perairan kolaka dominan adalah arus pasang surut
6. BATIMETRI
Batimetri merupakan gambaran kedalaman laut yang ditentukan berdasarkan
permukaan laut rata-rata ( mean sea level). Kondisi batimetri di sekitar lokasi
rencana reklamasi di olah dari beberapa sumber
Metode yang digunakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi kondisi kesehatan
terumbu karang di sekitar lokasi kegiatan adalah metode PIT (point intercept
transect) , dan merupakan salah satu metode yang dikembangkan untuk memantau
kondisi karang hidup dam biota pendukung lainnya di suatu lokasi terumbu karang
dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang cepat. Metode ini dapat
memperkirakan kondisi terumbu karang di daerah berdasarkan persen tutupan
karang batu hidup dengan mudah dan cepat.
B. BIOTA PERAIRAN
1. PLANKTON
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang diperairan ,
mempunyai gerak sedikit hingga mudah terbawa arus , artinya biota ini tidak dapat
melawan arus, mikroorganisme ini baik dari segi jumlah jenisnya sangat banyak dan
sangat beranekaragam serta padat. Keberadaan plankton dama kolam perairan
menjadi salah satu bio indicator produktivitas perairan tersebut. Focus pengamatan
plankton pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan kontener kolaka yakni
keanekaragaman jenis plankton perairan laut sekitar lokasi. Pengambilan sampel
plankton dilakukan pada tiga(3) titik.
2. BENTHOS
Benthos adalah semua organisme yang hidup pada lumpur , pasir, batu,
kerikil,maupun sampah organic baik di dasar perairan laut, danau, kolam, ataupun
sungai, merupakan hewan melata,menetap, menempel, memendam,dan meliang di
dasar perairan. Olehnya itu benthos dapat dijadikan salah satu parameter biologi
sebagai indicator untuk mengetahui kondisi kualitas suatu perairan. Dimana semakin
tinggi populasi /kelimpahan dam keanekaragaman organisme benthos maka semakin
tinggi produktivitas perairan tersebut
Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat yang mengakar pada suatu kepercayaan dan kebiasaan. Nilai budaya
biasanya merupakan pandangan baik buruknya sesuatu berdasarkan kebudayaan
masyarakatnya.sedangkan norma social adalah ukuran atau takaran yang
digunakan untuk menilai tindakan atau perilaku dalam kehidupan bermasyarakat
2. PROSES SOSIAL
a. Proses asosiatif(kerja sama)
Proses asosiatif diwilayah kelurahan kolakaasi kecematan latambaga telah terjalin
melalui kerjasama. Dalam proses ini masyarakat dapat mengatasi berbagai
ancaman. Masih baiknya adat istiadat serta kepatuhan terhadap nilai dan norma
budaya ,agama dan norma hokum turut mendukung terciptanya suasana
harmonis, keadaan aman dan tentram perwujudan proses asosiatif yaitu
akulturasi,asimilasi,dan integrasi.
Akulturasi merupakan suatu proses social dimana terjadi kontak budaya antara
satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Dalam proses kontak kebudayaan
ini, suatu suku bangsa boleh jadi terpengaruh dengan kebudayaan baru, dan
begitu pula sebaliknya beberapa media kontak kebudayaan ini diantara.nya
adalah keluarga melalui perkawinan, sekolah, dan adanya kesamaan mata
pencaharian. Kebudayaan yang paling cepat mengalami proses akultrasi dan
begitu Nampak adalah bahasa. Dilokasi proyek, proses akultrasi Nampak dalam
hal bahasa begitu menonjol. Di kelurahan kolakaasi kecematan latambaga
warganya yang heterogen dapat berbahasa tolaki dan juga bahasa bugis
Makassar. Kendati terjadi proses akultrasi, kebudayaan induk masih sangat eksis
dan tidak Nampak adanya gejala pola hubungan kebudayaan yang bersifat
dominasi-subordinasi.
Kebersamaan dan gotong royong adalah warnah yang utama disetiap kegiatan
kemasyarakatan baik pada tingkat rukun tetangga (RT) maupun rukun kampong
(RK). Selain pada acara perhelatan pernikahan dan kematian , kebersamaan atau
gotong royong di kecematan latambaga. Kegiatan-kegiatan yang sering
dilakukan secara gotong royong di antaranya kerja bakti membersihkan
lingkungan pemukiman , bersama membantu warga lain dalam memperbaiki
rumah, dan pembukaan lahan pertanian/perkebunan
Asimilasi merupakan proses social tingkat lanjut yang timbul apabila golongan-
golongan masyarakat memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling
berinteraksi dan bergaul secara intensif dalam waktu yang lama sehingga terjadi
penggabungan kebudayaan dari golongan –golongan menjadi sebuah
kebudayaan baru yang berbeda dengan aslinya. Dikelurahan kolakaasi ,proses
asimilasi dengan lancar, dimana penduduk pendatang seperti suku bugis,
Makassar,toraja, jawa dan muna mampu melebur dan berbaur dengan penduduk
asli kolakaasi dalam hal ini suku tolaki. Demikian pula suku tolaki mampu
menerima kebudayaan yang dibawah oleh masing-masing suku pendatang
sehingga menjadi warnah baru pada kebudayaan local. Salah satu bentuk
asimilasi melalui suatu perkawinan campuran atau perkawinan antar suku yang
berlainan. Di sekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka ditemukan
bahwa kawin campur telah terjadi semenjak dulu hingga generasi yang sekarang.
Kawin-kawin terjadi secara alamia saja karna hidup disatu kampong yang sama.
Perkawinan campuran di antara mereka Nampak tak ada motif ekonomi atau
social. Berdasarkan hasil pengamatan, intensitas asimilasi di kecematan
latambaga tergolong tinggi
3. PERANATA SOSIAL
a. Pendidikan
Tahun 2014,jumlah seolah dasar (SD) sebanyak 16 unit dan sekolah lanjutan
tingkat pertama (SLTP) sebanyak 6 unit yang tersebar diseluruh wilayah desa
/ kelurahan dalam wilayah kecematan latambaga. Sedangkan sekolah lanjutan
tingkat atas (SLTA) sebanyak 2 unit. Pada tahun ajaran 2014/2015 rata-rata
rasio murid dengan sekolah untuk tingkat pendidikan SD sebesar 205 murid
persekolah SD , rata-rata rasio murid dengan sekolah untuk tingkat pendidikan
SLTP sebesar 164 murid persekolah SLTP, rata-rata rasio murid dengan
sekolah untuk tingkat pendidikan SLTA sebesar 250 murid persekolah SLTA.
b. Agama
Penduduk kecematan latambaga kabupaten kolaka mayoritas beragama islam.
Pada tahun 2014 dari 31.100 orang penduduk kecematan latambaga, 98,46 %
beragama islam, 1,07 % beragam katolik 0,33 % beragama protestan dan 0,14
% Beragama hindu/budha. Fasilitas ibadah masjid dan musholah di kecematan
latambaga di jumpai di setiap desa
4. WARISAN BUDAYA
Warisan budaya merupakan peninggalan masa lampau yang menjadi objek
yang dilindungi baik oleh suku bangsa maupun oleh pemerintah. Keberadaan
tetap terlindungi seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan
kemajuan pembangunan. Disekitar wilayah proyek tidak ditemukan
keberadaan situs purbakala.
5. LAPISAN MASYARAKAT
Dikeluhan kolakaasi rencana pengembangan pelabuhan laut kolaka ditemukan
adanya pelapisan-pelapisan yang terdapat dalam masyarakat namun tidak
menjadi potensi yang mengancam keutuhan masyarakat dan tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda mengarah pada perpecahan. Menurut
pengamatan dan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat kelurahan
kolakaasi bentuk-bentuk pelapisan yang ada umumnya karna faktor ekonomi,
faktor pekerjaan, faktor birokrasi,faktor pendidikan dan faktor agama.
Data dari surveilans terpadu puskesmas (STP) periode tahun 2014 dan periode januari-
agustrus 2015, menunjukkan bahwa daro gambaran 10 penyakit terbesar yang terjadi dalam
wilayah kabupaten kolaka, ISPA adalah jenis penyakit yang paling banyak diderita
masyarakat dan disusul hipertensi.
C . KESEHATAN LINGKUNGAN