Anda di halaman 1dari 18

DAFTRAR ISI

1.1 RINGKASAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK YANG DITELAH


1.1.1 KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT

1.2 RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

2.1.1 KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA


2.1.2 KOMPONEN TRANSPORTASI
2.1.3 KOMPONEN BIOLOGI
2.1.4 KOMPONEN SOSIAL,EKONOMI DAN BUDAYA
2.1.5 KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
1.1 RINGKASAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK YANG DITELAAH
1.1.1 KOMPONEN GEO –FISIK- KIMIA
A. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap ini , tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia
sbb:
B. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi , dampak penting hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia, sbb:
a) Kualitas udara
Dampak penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi ini diperkirakan dapat
membebani komponen lingkungan lain misalnya potensi terjadinya penyakit.
Penurunan kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material
konstruksi serta pekerjaan struktur pelabuhan dan fasilitas penunjang pada tahap
konstruksi dapat melampaui baku mutu yang dipersyaratkan (pp no 41/1999 tentang
pengendalian pencemaran udara)
b) Kebisingan
Dampak peningkatan kebisingan pada tahap konstruksi ini dapat membebani
komponen lingkungan lain misalnya potensi terjadinya penyakit yaitu gangguan
pendengaran. Peningkatan kebisingan akibat semua kegiatan pada tahap konstruksi
dapat melampaui baku mutu yang dipersyaratkan (kepmen LH No 48/1996 tentang
baku tingkat kebisingan)
c) Getaran
Dampak peningkatan getaran pada tahap konstruksi ini dapat mempengaruhi
kesehatan masyarakat serta dapat merusak struktur bangunan sekitarnya, sehingga
kekhawatiran masyarakat relative besar, peningkatan getaran dapat melampaui baku
mutu yang dipersyaratkan (Kepmen LH no 49/1996 tentang baku mutu tingkat
getaran)
d) Sedimentasi
Peningkatan sedimentasi ini, dapat membebani komponen lingkungan lain misalnya
menurunnya kualitas air laut perairan kolaka . peningkatan sedimentasi dalam hal ini
meningkatnya TSS air dapat melampaui baku mutu yang dipersyaratkan (kepmen
LH No. 51/2004 tentang baku mutu air laut)
e) Kualitas air laut
Dampak penurunan kualitas air laut akibat kegiatan pekerjaan struktur pelabuhan
dan fasilitas penunjang dapat membebani komponen lingkungan lain misalnya
gangguan terumbu karang dan biota perairan kolaka. Penurunan kualitas air laut
akibat kegiatan ini dapat melampaui baku mutu yang dipersyaratkan (kepmen LH
No.51/2004 tentang baku mutu air laut
C. TAHAP OPERASI
Pada tahap operasi , dampal penting hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia sbb:
a) Perubahan iklim mikro (Tingkat Kenyamanan)
Dampak perubuhan iklim mikro atau penurunan tingkat kenyamanan
diperkirakan terjadi pada saat pengoprasian pelabuhan. Dampak ini terjadi
karena meningkatnya temperatur udara dilokasi pelabuhan . hal ini dapat
membenani komponen limgkungan lain misalnya keresahan masyarakat
b) Kualitas udara
Dampak penurunan kualitas udara pada pengoperasian pelabuhan dapat
membebani komponen lingkungan lain misalnya potensi terjadinya penyakit.
Penurunan kualitas udara ini dapat melampaui baku mutu yang dipersyaratkan
(PP No.41/1999 tentang pengendalian pencemaran udara)
c) Kebisingan
Dampak peningkatan kebisingan pada pengoperasian pelabuhan dapat
membebani komponen lingkungan lain misalnya potensi terjadinya penyakit
yaitu gangguan pendengaran . peningkatan kebisingan ini dapat melampaui baku
mutu yang dipersyaratkan (kepmen LH No. 48/1996 tentang baku tingkat
kebisingan)
d) Kualitas air laut
Dampak penurunan kualitas air laut pada kegiatan pengoperasian pelabuhan dan
perawatan pelabuhan ini dapat membebani komponen lingkungan lain misalnya
gangguan terumbu karang dan biota perairan laut. Disamping itu peranannya
terhadap masyarakat relative besar terutama nilai ekonomi masyarakat nelayan ,
sehingga kekhawatiran masyarakat juga relative besar. Penurunan kualitas air
laut akibat kegiatan ini dapat melampaui baku mutu yang dipersyaratkan
(Kepmen LH No 51/2004 tentang baku mutu air laut)
e) Pola arus laut
Dampak perubahan pola arus laut pada kegiatan pengoperasian pelabuhan dapat
membebani komponen lingkungan lain misalnya perubahan garis pantai dan
abrasi
f) Garis pantai
Dampak perubahan garis pantai pada kegiatan pengoperasian pelabuhan dapat
membebani komponen lingkungan lain misalnya terjadinya pendangkalan pesisir
pantai kolaka, disamping itu peranannya terhadap masyarakat relatif besar
terutama nilai ekologis pesisir pantai kolaka

1.1.2 KOMPONEN TRANSPORTASI


A. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap ini, tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen transportasi
yang ditelaah
B. Tahap konstruksi
pada tahap konstruksi ,dampak penting hipotetik untuk komponen
transportasi,adalah aksesbilitas dan lalulintas darat, dampak gangguan aksebilitas
dan lalulintas darat pada kegiatan mobilisasi peralatan dan material konstruksi
dapat membebani komponen lingkungan lain misalnya meningkatnya kecelakaan
lalulintas darat
C. Tahap Operasi
Pada tahap operasi,dampak penting hipotetik untuk komponen
transportasi,adalah aksebilitas dan lalulintas darat. Dampak gangguan aksebilitas
dan lalulintas darat pada kegiatan pengoperasian pelabuhan ini dapat membebani
komponen lingkungan lain misalnya meningkatnya kecelakaan lalulintas darat

1.1.3 KOMPONEN BIOLOGI


A. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap ini , tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen
biologi,yang akan ditelaah.
B. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi ,dampak penting hipotetik untuk komponen biologi adalah
:
a) Terumbu Karang
Dampak gangguan ekosistem terumbu karang akibat kegiatan pekerjaan
struktur pelabuhan dan fasilitas penunjang pada tahap konstruksi ini dapat
membebani komponen lingkungan lain misalnya menurunnya usaha
perikanan laut masyarakat. Gangguan ekosistem terumbu karang akibat
kegiatan ini dapat melampaui batu mutu yang dipersyaratkan (Kepmen LH
No.04/2001 tentang kriteria baku kerusakan terumbu karang). Disamping itu
peranannya terhadap masyarakat relative besar terutama nilai ekonomi
masyarakat nelayan, sehingga kekhawatiran masyarakat juga relative besar
terutama masyarakat nelayan.
b) Biota perairan
Dampak gangguan biota perairan akibat kegiatan pekerjaab struktur
pelabuhan dan fasilitas penunjang pada tahap konstruksi ini dapat
membebanj komponen lingkungan lain misalnya menurunnya usaha
perikanan laut masyarakat . disamping itu perannya terhadap masyarakat
relative besar terutama nilai ekonomi masyarakat nelayan , sehingga
kekhawatiran masyarakat juga relative besar terutama masyarakat nelayan`

C. Tahap operasi
Pada tahap operasi ,dampak penting hipotetik untuk komponen biologi , adalah:
a) Terumbu karang
Dampak gangguan ekosistem terumbu karang akibat kegiatan pengoperasian
dan perawatan pelabuhan pada tahap operasi ini dapat membebani komponen
lingkungan lain misalnya menurunnya usaha perikanan laut masyarakat.
Gangguan ekosistem terumbu karang akibat kegiatan ini dapat melampaui
baku mutu yang dipersyaratkan (Kepmen LH No.04/2001 tentang kriteria
baku kerusakan terumbu karang) disamping itu perannya terhadap
masyarakat relative besar terutama nilai ekonomi masyarakat nelayan,
sehingga kekhawatiran masyarakat juga relative besar terutama masyarakat
nelayan.
b) Biota perairan
Dampak gangguan biota perairan akibat kegiatan pengoperasian dan
perawatan pelabuhan pada tahap operasi ini dapat membebani komponen
lingkungan lain misalnya menurunnya usaha perikanan laut masyarakat.
Disamping itu perannya terhadap masyarakat relative besar terutama nilai
ekonomi masyarakat nelayan , sehingga kekhawatirab masyarakat juga
relative besar terutama masyarakat nelayan

1.1.4 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA


A. Tahap pra konstruksi
Pada tahap pra konstruksi ,dampak penting hipotetik (DPH) untuk komponen
social ekonomi budaya ,yaitu perubahan sikap dan persepsi masyarakat
dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat pada tahap pra konstruksi ini
perannya terhadap masyarakat relative besar , sehingga kekhawatiran masyarakat
juga relative besar
B. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi ,dampak penting hipotetik (DPH) untuk komponen
kesehatan masyarakat sbb:
a) Potensi timbulan sampah dan limbah B3
Potensi timbulan sampah dan limbah B3 akibat pekerjaan struktur pelabuhan
dan fasilitas penunjang pada tahap konstruksi ini dapat membebani
komponen lingkungan lain misalnnya penurunan kualitas kesehatan
lingkungan
b) Kesehatan lingkungan
Dampak lingkungan kualitas kesehatan lingkungan akibat pekerjaan struktur
pelabuhan dan fasilitas penunjang pada tahap kosntruksi ini dapat membeban
komponen lingkungan lain misalnya berkembangnya vector penyakit.
Disamping itu perannya terhadap masyarakat relative besar sehingga
kekhawatiran masyarakat juga relative besar
c) Potensi terjadinya penyakit
Dampak potensi terjadinya penyakit akibat monilisasi peralatan dan material
kosntruksi serta pekrjaan struktur pelabuhan dan fasilitas penunjang pada
tahap kosntruksi ini peranannya terhadap masyarakat relative besar sehingga
kekhawatiran masyarakat juga relative besar
C. Tahap operasi
Pada tahap operasi ,dampak penting hipotetik untuk komponen kesehatan
masyarakat , sbb:
a) Potensi timbulan sampah dan limbah B3
Potensi timbulan sampah dan limbah B3 akibat kegiatan pengoperasian
pelabuhan pada tahap operasi ini dapat membebani komponen lingkungan
lain misalnnya penurunan kualitas kesehatan lingkungan
b) Kesehatan lingkungan
Dampak penurunan kualitas kesehatan lingkungan akibat kegiatan
pengoperasian pelabuhan pada tahap operasi ini dapat membebani komponen
lingkungan lain misalnya potensi terjadinya penyakit. Disamping itu
peranannya terhadap masyarakat relative besar terutama nilai ekologis sekitar
lokasi kegiatan sehingga kekhawatiran masyarakat juga relative besar
c) Potensi terjadinya penyakit
Dampak potensi terjadinya penyakit akibat kegiatan pengoperasian
pelabuhan pada tahap operasi ini perannya terhadap masyarakat relative besar
sehingga kekhawatiran masyarakat juga relative besar

RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

2.1 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

2.1.1 KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA

A. IKLIM

Seperti daerah-daerah lain di Indonesia,dikecematan latambaga kabupaten kolaka dikenal


dua musim yang musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim banyak dipengaruhi
oleh arus angina yang bertiup diatas wilayahnya. Pada bulan November sampai
maret,angina banyak mengandung uap air yang berasal dari benua asia dan samudra pasifik
setelah sebelumnya melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut terjadi musim
penghujan. Sekitar bulan april,arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan kadang-
kadang kurang dan kadang-kadang lebih. Musim ini dikenal sebagai musim pancaroba.
Sedangkan bulan mei-agustus , angina bertiup dari arah timur yang berasal dari benua
Australia kurang mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan minimnya curah hujan
didaerah ini. Pada bulan agustus sampai bulan oktober terjadi musim kemarau, sebagai
akibat perubahan kondisi alam yang sering tidak menentu , keadaan musim juga sering
menyimpang dari kebiasaan.
B. KUALITAS UDARA

Gambaran umum tingkat kualitas udara diwilayah sekitar mengembangkan pelabuhan laut
kolaka diperoleh dari pengukuran dilapangan. Lokasi pengukuran kualitas udara ini
dilakukan pada 3(3) lokasi pengamatan, yaitu U-01-PIK dengan koordinat LS: 04 03’ 2,26”
. BT :121 34’ 45,25” ( lokasi rencana pelabuhan ), U -02-PIK pada kordinat LS: 04 02’
53,8” kordinat LS :04 02’ 53,8” bujur timur BT: 121 34’ 53,3” ( permukiman penduduk)

C . TINGKAT KEBISINGAN

Tingkat kebisingan disekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka dilakukan dengan
pengukuran secara terus menerus yaitu setiap 5 detik dalam waktu 10 menit berdasarkan
kepmen lingkungan hidup no. 48 tahun 1996. Pengukuran ini disebut leq(10 menit) yang
dilakukan pada selang waktu tertentu untuk siang hari . lokasi pengukuran, yaitu ST-01
ditapak proyek dengan koordinat LS:04 03’ 2,26” BT:121 34’ 45,25”, ST-02 disimpang 4
jalan umum – masuk lokasi proyek dengan koordinat LS: 04 02’ 35,4” BT:121 34’42,4” ,
dan ST:03 dipermukiman penduduk dengan koordinat LS 04 02’53,8” BT:121 34’ 53,3” .
hasil pengukuran tingkat kebisingan leq (10 menit)

D . TINGKAT GETARAN

Getaran adalah suatu gerak bola – balik disekitar kesetimbangan. Kesetimbangan disini
maksudnya adalah dimana keadaan suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya
yang bekerja pada benda tersebut getaran mempunyai amplitude (jarak simpangan terjauh
dengan titik tengah) yang sama. Getaran ini disebabkan adanya gerakan tanah . umumnya
untuk skala besar, gerakan tanah pada permukaan bumi yang diakibatkan adanya keruntuhan
material patahan bawah permukaan bumi. Keruntuhan material patahan tersebut berbentuk
gelombok seismic yang merambat kesemua arah dan menghasilkan getaran disemua
permukaan tanah . setiap getaran tanah yang terjadi dapat menyebabkan kerusakan pada
permukiman penduduk,bangunan pemerintahan, maupun yang di fungsikan sebagai pra
sarana umum. Kerusakan utama pada suatu bangunan diakibatkan oleh tidak mampunya
struktur bangunan tersebut merespon getaran yang ditimbulkan oleh gerakan tanah pengaruh
gerakan tanah yang sangat merusak struktur bangunan adalah komponen getaran horizontal.
Getaran tersebut dapat menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan pada puncak bangunan
dapat berlipat hingga mendekati dua kalinya. Oleh sebab itu apabila getaran horizontal yang
sampai pada bangunan tersebut lebih besar dari kekuatan struktur maka banguna tersebut
akan rusak.

Rona awal getaran tanah disekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka diperoleh
dengan melakukan pengukuran gelombang seismic di lokasi kegiatan dengan koordinat
LS:04 03’2,26”; B:121 34’45,25”.
E . KUANTITAS AIR TERSEDIA

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar dari manusia, sehingga suatu daerah di tuntut
untuk mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduknya. Pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan air bersih dikabupaten kolaka dilayani oleh perusahaan daerah air minum (
PDAM) utamanya masyarakat yang berdomisili di ibu kota kabupaten kolaka. Berdasarkan
perhitungan kebutuhan air bersih di kabupaten kolaka pada tahun 2012 di butuhkan air
bersih sekitar 109.645.416 liter air perhari untuk memenuhi kebutuhan 331.055 jiwa
penduduk dikabupaten kolaka . pada tahun 2015, ibu kota kabupaten kolaka jumlah
penduduk terlayani air bersih dari PDAM rata sebanyak 29.276 jiwa perbulan

F . KUALITAS AIR

Kualitas air disekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka , di peroleh dengan
dengan melakukan analisis labolatorium sampel air. Sampel air yang di ambil ada 3 (tiga)
jenis yaitu air sumur,air sungai(kali) dan air laut disekitar lokasi pengembangan pelabuhan
laut kolaka

G . OCEANOGRAFI

1. ANGIN
Data angina diperoleh dari Website ECEWF (satelit prancis) dengan rosulusi 1,5 x
1,5 dan stasiun yang di ambil adalah yang terdekat dengan rencana kegiatan. Data
angina yang digunakan adalah data time series selama 5 tahun (2011-2015) dengan
frekuensi 6 jam - an ( 4 data selama 24 jam ) . analisis data angina dilakukan pada
musim barat dan musim timur selama 5 tahun.
2. FETCH
Fetch adalah jarak yang dilewati angin tanpa hambatan di atas permukaan air laut,
dengan arah dan kecepatan yang sama . panjang fetch di hitung berdasarkan arah
angina yang berpengaruh pada lokasi studi. Kegiatan pengembangan pelabuhan laut
kolaka ini direncanakan berada di pantai yang menghadap kebarat sehingga arah
angina yang berpengaruh adalah utara, barat laut, barat, barat daya dan selatan. Arah
dan panjang fetch yang terjadi di lokasi rencana pengembangan pelabuhan laut
kolaka di lihat dari table
3. GELOMBANG
Penentuan tinggi gelombang dapat dilakukan dengan prediksi dengan penurunkan
kecepatan angin menjadi karakter gelombang pada lokasi studi. Prediksi gelombang,
menggunakan metode Sverdrup (SMB) yang telah di modifikasi (SPM,1984)
prediksi gelombang di lakukan pada 5 arah mata angina yakni utara, barat laut, barat,
barat daya dan selatan
4. PASANG SURUT
Kondisi pasang surut di perairan laut sekitar lokasi kegiatan di prediksi melalui
metode admiralty dengan menggunakan konstanta harmonic pada stasiun kolaka
yang di keluarkan oleh dinas hidro-oseanografi TNI AL 2013. Hasil prediksi kondisi
pasang surut di perairan sekitar lokasi studi untuk bulan September 2015
5. ARUS LAUT
Pola arus diperairan kolaka yang di plot dalam bentuk peta adalah pola arus
permukaan yang merupakan gabungan pengaruh pasang surut dan angina. Lazimnya
pola arus di wilayah pesisir dominan dipengaruhi oleh pasang surut sehingga arus di
pesisir termaksud di perairan kolaka dominan adalah arus pasang surut
6. BATIMETRI
Batimetri merupakan gambaran kedalaman laut yang ditentukan berdasarkan
permukaan laut rata-rata ( mean sea level). Kondisi batimetri di sekitar lokasi
rencana reklamasi di olah dari beberapa sumber

2.1.2 KOMPONEN TRANSPORTASI


Survey volume lalu lintas di lakukan karena menjadi kriteria awal untuk melihat
kinerja transportasi dan rencana pengembangan transportasi ke depan akibat adanya
pengembangan pelabuhan laut kolaka.

2.1.3 KOMPONEN BIOLOGI


A. IKAN KARANG DAN TERUMBU KARANG
1. IKANG KARANG
Berdasarkan hasil survey dan identifikasi pada 3 stasiun pengamatan, secara umum
jenis ikan karang yang ditemukan di lokasi studi terdiri dari 89 jenis yang tergabung
dalam 22 famili. Jenis ikan karang yang ditemukan terbagi dalam tiga kelompok
yaitu kelompok ikan target, kelompok ikan mayor, dan kelompok ikan indicator.
Dimana pengelompokan ikan karang dibagi berdasarkan peranannya. Pada lokasi
studi ditemukan 51 jenis tergolong kelompok ikan target, 32 jenis tergolong ikan
mayor dan 6 jenis tergolong kelompok ikan indicator.
2. TERUMBU KARANG
Terumbu karang merupakan ekosistem yang memiliki fungsi dan peran yang penting
di wilayah pesisir dan laut. Terumbu karang berfungsi sebagai tempat hidup. Tempat
asuhan, tempat berlindung, dan tempat mencari makan bagi berbagai jenis organisme
laut termasuk ikan karang

Metode yang digunakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi kondisi kesehatan
terumbu karang di sekitar lokasi kegiatan adalah metode PIT (point intercept
transect) , dan merupakan salah satu metode yang dikembangkan untuk memantau
kondisi karang hidup dam biota pendukung lainnya di suatu lokasi terumbu karang
dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang cepat. Metode ini dapat
memperkirakan kondisi terumbu karang di daerah berdasarkan persen tutupan
karang batu hidup dengan mudah dan cepat.
B. BIOTA PERAIRAN
1. PLANKTON
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang diperairan ,
mempunyai gerak sedikit hingga mudah terbawa arus , artinya biota ini tidak dapat
melawan arus, mikroorganisme ini baik dari segi jumlah jenisnya sangat banyak dan
sangat beranekaragam serta padat. Keberadaan plankton dama kolam perairan
menjadi salah satu bio indicator produktivitas perairan tersebut. Focus pengamatan
plankton pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan kontener kolaka yakni
keanekaragaman jenis plankton perairan laut sekitar lokasi. Pengambilan sampel
plankton dilakukan pada tiga(3) titik.
2. BENTHOS
Benthos adalah semua organisme yang hidup pada lumpur , pasir, batu,
kerikil,maupun sampah organic baik di dasar perairan laut, danau, kolam, ataupun
sungai, merupakan hewan melata,menetap, menempel, memendam,dan meliang di
dasar perairan. Olehnya itu benthos dapat dijadikan salah satu parameter biologi
sebagai indicator untuk mengetahui kondisi kualitas suatu perairan. Dimana semakin
tinggi populasi /kelimpahan dam keanekaragaman organisme benthos maka semakin
tinggi produktivitas perairan tersebut

2.1.4 KOMPONEN SOSIAL ,EKONOMI DAN BUDAYA


A. KEPENDUDUKAN
Berdasarkan data statistic (kecamatan latambaga dalam angka tahun 2015)
menunjukkan bahwa jumlah penduduk kecamatan latambaga pada tahun 2014,
sebanyak 31.100 jiwa dengan kepadatan 105 jiwa per kilometer persegi. Sementara
itu jumlah penduduk kolakaasi lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka, pada
tahun 2014 sebanyak 9,422 jiwa ( merupakan desa/kelurahan dengan penduduk
terbanyak di wilayah kecematan latambaga) dengan kepdatan penduduk 131 jiwa per
kilometer persegi,
B. KETENAGAKERJAAN
Berdasarkan tingkat usia, penduduk dapat dibagi atas anak-anak (di bawah usia 15
tahun) dan dewasa serta lanjut usia (65 tahun ke atas ). Anak-anak dan lanjut usia di
sebut kelompok usia tidak produktif, sedangkan dewasa (15 tahun s/d 64 tahun)
disebut kelompok usia produktif. Perbandingan antara usia produktif dan tidak
produktif merupakan angka ketergantungan. Berdasarkan data statistic kecematan
latambaga dalam tahun 2015, menunjukkan bahwa pada tahun 2014 , jumlah
penduduk usia produktif(15-64 tahun) dikecamatan latambaga 19.420 jiwa dengan
angka ketergantungan 1,66
C . KESEMPATAN KERJA
Dari segi ketenagakerjaan sebagian besar penduduk berumur 15 tahun keatas di
kabupaten kolaka yang bekerja adalah berijazah SD, yaitu sebanyak 78.559 orang
atau 46,49% disusul tenaga kerja berijazah SLTA, diploma dan sarjana sebanyak
59.864 orang atau 35,43%. Sedangkan yang mencari pekerjaan sebanyak 5.023
orang yang berijazah SLTA, diploma dan sarjana disusul yang berijazah SLTP
sebanyak 1,264 orang.
D. PEREKONOMIAN MASYARAKAT DAN DAERAH
1. TANAMAN PERKEBUNAN
Jenis tanaman perkebunan yang paling banyak diusahakn masyarakat kabupaten
kolaka pada tahun 2014 adalah tanaman kakao dengan luas areal tanaman 29.754,48
Ha dan tanaman cengkeh dengan luas areal tanaman 11,189,29 Ha. Luas areal
tanaman perkebunan diwilayah kabupaten kolaka disajikan
2. PETERNAKAN
Berdasarkan data statistic (kab kolaka dalam angka tahun 2015) jenis ternak besar
yang paling banyak diusahakn masyarakat kab.kolaka pada tahun 2014, adalah sapi
dengan populasi ternak sebanyak 19.783 ekor. Populasi ini menurun dari tahun 2013.
Sedangkan jenis ternak kecil yang paling banyak diusahakan masyarakat kab.kolaka
pada tahun 2014, adalah kambing dengan populasi ternak sebanyak 15.123 ekor.
Dari 19.783 ekor ternak sapi diusahakan masyarakat 3,416 ekor telah dipotong
dengan produksi daging sebanyak 587,040 kg. sedangkan 15,123 ekor ternak
kambing yang diusahakan masyarakat 3,413 ekor telah dipotong dengan produksi
daging sebanyak 93,763 kg
3. PERIKANAN
Mata pencaharian masyarakat kab.kolaka, selain pertanian dan peternakan, juga
memiliki mata pencaharian pada sector perikanan terutama masyarakat yang
menempati wilayah pesisir . usaha perikanan yang diusahakan masyarakat adalah
perikanan laut, budidaya perikanan laut dan perikanan darat. Budidaya perikanan
laut yang di usahakan masyarakat yaitu rumput laut,ikan kerapu, teripang dan
mutiara. Jumlah produksi perikanan laut tahun 2014 sebanyak 19,822,3 ton dengan
nilai Rp. 390.080.900.000 , jumlah produksi budidaya perikanan laut tahun 2014
sebanyak 45.967,5 ton dengan nilai Rp. 479.828.400.000,- sedangkan untuk
perikanan darat yang paling banyak diusahakan masyarakat adalah usaha perikanan
tambak . produksi perikanan di wilayah kab.kolaka
4. KEHUTANAN
Luas kawasan hutan yang telah ditetapkan di kab.kolaka disajikan pada luas kawasan
hutan yang telah ditetapkan yaitu 192,196 Ha. Wilayah yang paling besar kawasan
hutannya adalah kec. Samaturu seluas 50.713.61 Ha. Disusul kec.baula seluas
47,347,44 Ha. Dari 192,196 Ha kawasan hutan yang telah ditetapkan, kawasan hutan
lindung merupakan kawasan hutan terluas yaitu seluas 109.999 Ha
5. INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
Keadaan industry di kab.kolaka disajikan pada tahun 2014 jumlah industry di
kab.kolaka sebanyak 2.350 industri yang terdiri dari industry kimia, industry
logam dan mesim,industry aneka, serta industry hasil pertanian dan kehutanan,
dari tahun 2,350 industri menyerap tenaga kerja sebanyak 13.207 orang dengan
investasi Rp.1.642.799.566.000
6. PLN DAN PDAM
Pembangunan perlistrikan di kolaka dikelola oleh perusahaan listrik Negara
masyarakat kolaka menggunakan tenaga listrik atau penerangan listrik pada
umumnya diperoleh dari perusahaan listrik Negara (PLN) sedangkan masyarakat
pedesaan yang tidak terjangkau dengan jaringan listrik dan PLN menggunakan
tenaga listrik non PLN dan lampu minyak tanah.
Sementara itu pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap air bersih kolaka baru
sebagian kecil yang dapat dilayani oleh perusahaan daerah air minum (PDAM)
yakni hanya masyarakat yang berdomisili di ibukota kab.dan ibu kota
kec.sedangkan bagi masyarakat yang berdomisili dipedesaan pada umumnya
menggunakan air dari sumur atau mata air. Untuk itu,maka kegiatan
pembangunan air bersih dewasa ini diarahkan pada peningkatan kapasitas dan
perluasan jaringan air minum, dengan maksud agar dapat menjangkau
masyarakat pedesaan, jika dilihat menurut jenis pelanggan, maka pelanggan yang
terbanyak adalah rumah tangga,( tempat tinggal) dari seluruh pelanggan PDAM
7. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN
KOLAKA
Produk domestic regional bruto (PDRB) merupakan salah satu indicator penting
untuk mengetahui kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam satu periode
tertentu.PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada periode
tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi.PDRB kab.kolaka atas dasar harga berlaku selama tahun
2012-2014 menunjukkan pertumbuhan fluktuatif
E. SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
1. KEBUDAYAAN
a) ADAT ISTIADAT

Kelurahan kolakaasi latambaga merupakan salah satu keluruhan yang berada


berdampingan dengan pusat kota kolaka, wilayah kelurahan kolakaasi
merupakan kawasan industry, pergudangan dan pelabuhan. Adapun kegiatan
masyarakat kelurahan kolakaasi tidak terlepas dari sector perkebunan dan sector
perikanan sebagai mayoritas serta pekerja industry, pegudangan dan jasa
pelabuhan. Adanya multi sector yang bergerak diwilayah kelurahan kolakaasi
menjadikan kelurahan kolakaasi didiami oleh berbagai suku dan latar dan
belakang kebudayaan yang berbeda. Heterogenitas tersebut tidak berbeda dan
kelurahan kelurahan lain dikecamatan latambaga kab.kolaka.suku-suku bangsa
yang menempati diwilayah kelurahan kolakaasi meliputi:
tolaki,bugis,Makassar,jawa,bali,toraja dan muna.suku tolaki sebagai penduduk
asli diwilayah kelurahan kolakaasi sedangkan suku-suku lainnya sebagai
pendatang. Namun hingga saat ini, keberadaan masyarakat pendatang khususnya
bugis dan Makassar telah mendominasi terutama dalam hal kepemilikan lahan di
kelurahan kolakaasi
Penduduk kelurahan kolakaasi yang heterogen tidak menjadi hambatan budaya
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dimana warganya mengacu kepada
norma-norma budaya maupun norma-norma yang bersifat positif. Sebagaimana
wilayah perkotaan yang penuh dengan hirup-pikuk aktivitas masyarakatnya
sehingga warna-warni adat istiadat mulai menipis. Biasanya kegiatan adat-
istiadat hanya dapat dijumpai pada saat perhelaan pernikahan dimana mulai dari
pakaian dan prosesi penyelenggaraan dipengaruhi adat masing-masing suku

b). NILAI DAN NORMA BUDAYA

Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat yang mengakar pada suatu kepercayaan dan kebiasaan. Nilai budaya
biasanya merupakan pandangan baik buruknya sesuatu berdasarkan kebudayaan
masyarakatnya.sedangkan norma social adalah ukuran atau takaran yang
digunakan untuk menilai tindakan atau perilaku dalam kehidupan bermasyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kelurahan kolakaasi, menunjukkan nilai


dan norma budaya yang bersumber dari kebudayaan masing-masing suku dengan
beberapa perubahan.sikap toleransi antar sesama warga, saling menghargai
antara pemerintah dengan masyarakat, saling menghargai antara yang tua dengan
yang muda, serta yang paling penting sikap menghargai dan menghormati orang
luar,merupakan karakteristik masyarakat yang masih sangat menonjol di daerah
ini

Selain nilai dan norma budaya masing-masing suku,Nampak dalam kehidupan


masyarakat kolakaasi adanya kepatuhan masyarakatnya terhadap norma agama
dan aturan hokum positif yang memiliki daya paksa lebih kuat dan bersifat
struktual. Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap kedua norma ini sangat
baik.hal ini salah satunya dibuktikan dengan minimnya tindak criminal yang
terjadi di daerah ini, dalam perspektif lain, kedua norma ini saling mendukung
satu sama lainnya.
Dalam hubungannya dengan adat istiadat dan budaya, di keluruhan kolakaasi
ditemukan fakta bahwa pelaksanaan adat istiadatdan setiap etnis pada kegiatan
tertentu masih sering digunakan , misalnya dalam upacara pernikahan dan
kematian, pakaian dan presesi pernikahan masih Nampak corak etniknya
meskipun telah di modifikasi sedemikiaan rupa, namun demikian menurut
mereka perbedaan – perbedaan seperti ini tidaklah menjadi penting. Demikian
halnya pada perhelatan kematian, prosesi penyelenggaraan acara kedukaan masih
diwarnai oleh budaya masing-masing suku yang memilikikeharusan untuk
dilaksanakan

2. PROSES SOSIAL
a. Proses asosiatif(kerja sama)
Proses asosiatif diwilayah kelurahan kolakaasi kecematan latambaga telah terjalin
melalui kerjasama. Dalam proses ini masyarakat dapat mengatasi berbagai
ancaman. Masih baiknya adat istiadat serta kepatuhan terhadap nilai dan norma
budaya ,agama dan norma hokum turut mendukung terciptanya suasana
harmonis, keadaan aman dan tentram perwujudan proses asosiatif yaitu
akulturasi,asimilasi,dan integrasi.

Akulturasi merupakan suatu proses social dimana terjadi kontak budaya antara
satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Dalam proses kontak kebudayaan
ini, suatu suku bangsa boleh jadi terpengaruh dengan kebudayaan baru, dan
begitu pula sebaliknya beberapa media kontak kebudayaan ini diantara.nya
adalah keluarga melalui perkawinan, sekolah, dan adanya kesamaan mata
pencaharian. Kebudayaan yang paling cepat mengalami proses akultrasi dan
begitu Nampak adalah bahasa. Dilokasi proyek, proses akultrasi Nampak dalam
hal bahasa begitu menonjol. Di kelurahan kolakaasi kecematan latambaga
warganya yang heterogen dapat berbahasa tolaki dan juga bahasa bugis
Makassar. Kendati terjadi proses akultrasi, kebudayaan induk masih sangat eksis
dan tidak Nampak adanya gejala pola hubungan kebudayaan yang bersifat
dominasi-subordinasi.

Kebersamaan dan gotong royong adalah warnah yang utama disetiap kegiatan
kemasyarakatan baik pada tingkat rukun tetangga (RT) maupun rukun kampong
(RK). Selain pada acara perhelatan pernikahan dan kematian , kebersamaan atau
gotong royong di kecematan latambaga. Kegiatan-kegiatan yang sering
dilakukan secara gotong royong di antaranya kerja bakti membersihkan
lingkungan pemukiman , bersama membantu warga lain dalam memperbaiki
rumah, dan pembukaan lahan pertanian/perkebunan
Asimilasi merupakan proses social tingkat lanjut yang timbul apabila golongan-
golongan masyarakat memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling
berinteraksi dan bergaul secara intensif dalam waktu yang lama sehingga terjadi
penggabungan kebudayaan dari golongan –golongan menjadi sebuah
kebudayaan baru yang berbeda dengan aslinya. Dikelurahan kolakaasi ,proses
asimilasi dengan lancar, dimana penduduk pendatang seperti suku bugis,
Makassar,toraja, jawa dan muna mampu melebur dan berbaur dengan penduduk
asli kolakaasi dalam hal ini suku tolaki. Demikian pula suku tolaki mampu
menerima kebudayaan yang dibawah oleh masing-masing suku pendatang
sehingga menjadi warnah baru pada kebudayaan local. Salah satu bentuk
asimilasi melalui suatu perkawinan campuran atau perkawinan antar suku yang
berlainan. Di sekitar lokasi pengembangan pelabuhan laut kolaka ditemukan
bahwa kawin campur telah terjadi semenjak dulu hingga generasi yang sekarang.
Kawin-kawin terjadi secara alamia saja karna hidup disatu kampong yang sama.
Perkawinan campuran di antara mereka Nampak tak ada motif ekonomi atau
social. Berdasarkan hasil pengamatan, intensitas asimilasi di kecematan
latambaga tergolong tinggi

Integrasi social merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang paling


berbeda dalam kehidupan bermasyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Proses integrasi dalam kehidupan
masyarakat kelurahaan kolakaasi terlihat pada keanggotaan kelompok-kelompok
masyarakat seperti kelompok tani, nelayan,usaha bersama,pkk, dimana
keangggotaannya terdiri dari beberapa unsur suku-suku yang ada dikelurahan
kolakaasi. Hal ini menunjukkan telah terjadi penyatuan unsur-unsur dari suku-
suku yang diwilayah kelurahan kolakaasi.

b. Proses disosiatif (konflik)


Selain proses asosiatif, diwilayah kelurahan kolakaasi kecematan latambaga
terjadi pula proses disosiatif dimana merupakan suatu proses hubungan social
dalam bentuk persaingan, kontravensi dan pertikaian. Bentuk-bentuk proses
hubungan ini yang kemungkinan terjadi berasal dari dalam masyarakat misalnya
terdapatnya perbedaan etnis dan kultur, perbedaan tingkat pendidikan ,
persaingan ekonomi dan politik, maupun yang berasal dari luar masyarakat
misalnya hadirnya pihak lain kedaerah yang bersangkutan atau akibat kebijakan
pemerintah yang tidak seiring dengan kehendak masyarakat. Bentuk konflik
yang sering terjadi diwilayah kelurahan kolakaasi yaitu konflik bagi penduduk
suku tokaki mengenai klain kepemilikan lahan/tanah namun sejauh yang pernah
terjadi semua dapat terselesaikan secara mufakat dengan menggunakan
instrument adat tolaki yang biasa disebut kalo sara dan jika tidak terjadi mufakat
maka di limpahkan ke kepolisian untuk di proses sesuai aturan hukum yang
berlaku. Adapun pertikaian akibat minuman keras dan kenakalan remaja antar
kampung sejauh ini belum terjadi diwilayah kelurahan kolakaasi.

3. PERANATA SOSIAL
a. Pendidikan
Tahun 2014,jumlah seolah dasar (SD) sebanyak 16 unit dan sekolah lanjutan
tingkat pertama (SLTP) sebanyak 6 unit yang tersebar diseluruh wilayah desa
/ kelurahan dalam wilayah kecematan latambaga. Sedangkan sekolah lanjutan
tingkat atas (SLTA) sebanyak 2 unit. Pada tahun ajaran 2014/2015 rata-rata
rasio murid dengan sekolah untuk tingkat pendidikan SD sebesar 205 murid
persekolah SD , rata-rata rasio murid dengan sekolah untuk tingkat pendidikan
SLTP sebesar 164 murid persekolah SLTP, rata-rata rasio murid dengan
sekolah untuk tingkat pendidikan SLTA sebesar 250 murid persekolah SLTA.

b. Agama
Penduduk kecematan latambaga kabupaten kolaka mayoritas beragama islam.
Pada tahun 2014 dari 31.100 orang penduduk kecematan latambaga, 98,46 %
beragama islam, 1,07 % beragam katolik 0,33 % beragama protestan dan 0,14
% Beragama hindu/budha. Fasilitas ibadah masjid dan musholah di kecematan
latambaga di jumpai di setiap desa
4. WARISAN BUDAYA
Warisan budaya merupakan peninggalan masa lampau yang menjadi objek
yang dilindungi baik oleh suku bangsa maupun oleh pemerintah. Keberadaan
tetap terlindungi seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan
kemajuan pembangunan. Disekitar wilayah proyek tidak ditemukan
keberadaan situs purbakala.

5. LAPISAN MASYARAKAT
Dikeluhan kolakaasi rencana pengembangan pelabuhan laut kolaka ditemukan
adanya pelapisan-pelapisan yang terdapat dalam masyarakat namun tidak
menjadi potensi yang mengancam keutuhan masyarakat dan tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda mengarah pada perpecahan. Menurut
pengamatan dan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat kelurahan
kolakaasi bentuk-bentuk pelapisan yang ada umumnya karna faktor ekonomi,
faktor pekerjaan, faktor birokrasi,faktor pendidikan dan faktor agama.

6. SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROYEK


Persepsi adalah anggapan atau penilaian seseorang terhadap suatu peristiwa
atau kenyataan disekitarnya. Persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang
terhadap suatu peristiwa atau kenyataan atau juga kepentingan yang
bersangkutan. Secara teori, semakin tahu seseorang terhadap suatu pristiwa itu
maka persepsinya akan semakin positif pula sebaliknya semakin kurang
pemahaman seseorang terhadap suatu peristiwa atau kenyataan maka semakin
negative pula persepsi yang dibangun. Hal yang sama berlaku pula pada faktor
kepentingan. Sejauh mana kepentingan yang bersangkutan tidak di ganggu
atau trakomodir maka semakin baik pula persepsinya, dan begitu pula
sebaiknya

7. WEWENANG DAN KEKUASAAN


Kekuasan merupakan keseluran dari kemampuan , hubungan-hubungan dan
proses-proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak lain untuk tujuan-tujuan
yang ditetapkan oleh pemengang kekuasaan. Sedangkan wewenang adalah
sebuah hubungan yang sah dan tidak tunduk kepada perintah yang berwenang
dapat dikenai sangsi tertentu.

Dalam kajian ini dilapisan masyarakat kel.kolakaasi terdapat beberapa pihak


memiliki kekuasaan dan kewenangan , dalam artian terdapat pihak yang
mengatur dan yang mentaati. Kekuasaan ini di antaranya berdasarkan
birokrasi yaitu kepala kelurahan dan aparatnya, berdasarkan agama yaitu
imam dan perangkat pengurus masjid. Selain kepatuhan masyarakat terhadap
kekuasaan yang terbentuk karna adanya aturan hukum.

2.1.5 KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT

A. SUMBER DAYA KESEHATAN

Pembangunan kesehatan di kabupaten kolaka diperioritaskan pada peningkatan mutu


pelayan kesehatan masyarakat. Upaya pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan
difokuskan pada peningkatan sarana dan pra sarana serta tenaga untuk pelayanan kesehatan
sampai kepolosok desa. Jumlah fasilitas ksehatan di kabupaten kolaka terdiri dari 2 unit
rumah sakit, 12 unit puskesmas 38 unit puskesmas pembantu , 2 unit puskesmas perawatan,
dan 6 unit polindes. Di kecematan latambaga fasilitas kesehatan yang ada adalah 1 unit
puskesmas , dan 3 unit puskesmas pembantu

B. ANGKA KESAKITAN MASYARAKAT

Data dari surveilans terpadu puskesmas (STP) periode tahun 2014 dan periode januari-
agustrus 2015, menunjukkan bahwa daro gambaran 10 penyakit terbesar yang terjadi dalam
wilayah kabupaten kolaka, ISPA adalah jenis penyakit yang paling banyak diderita
masyarakat dan disusul hipertensi.
C . KESEHATAN LINGKUNGAN

Hasil survey untuk kesehatan lingkungan menunjukkan bahwa, 69,23 % responden


menggunakan PDAM/ ledeng sebagai sumber air bersih ; 26,92% responden memperoleh
air bersih dari sumur bor dan 3,85% responden memperoleh air bersih dari sumur gali.
Umumnya responden (75,00%) tidak memiliki saluran pembungan air limbah (SPAL) ;
umumnya responden (71,15%) memiliki jamban pribadi; 48,08 % responden memiliki
tempat pembuangan sampah namun tidak memenuhi syarat

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen1 halaman
    Laporan 1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen18 halaman
    Laporan 1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kak P4K
    Kak P4K
    Dokumen4 halaman
    Kak P4K
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen18 halaman
    Laporan 1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • PRAKERIN DI PT ANTAM
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Dokumen7 halaman
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kia Jan Feb 2018
    Kia Jan Feb 2018
    Dokumen1 halaman
    Kia Jan Feb 2018
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Harian
    Kegiatan Harian
    Dokumen2 halaman
    Kegiatan Harian
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • PRAKERIN DI PT ANTAM
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Dokumen7 halaman
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Chapter1
    Chapter1
    Dokumen4 halaman
    Chapter1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • PRAKERIN DI PT ANTAM
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Dokumen7 halaman
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Chapter1
    Chapter1
    Dokumen4 halaman
    Chapter1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kia Jan Feb 2018
    Kia Jan Feb 2018
    Dokumen1 halaman
    Kia Jan Feb 2018
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Agama Riadi
    Agama Riadi
    Dokumen4 halaman
    Agama Riadi
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • BENTUK
    BENTUK
    Dokumen8 halaman
    BENTUK
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen2 halaman
    Agama
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat