PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan
kualitas maupun kuantitas pada bidang industry kimia, sehingga kebutuhan akan
bahan baku, bahan penunjang maupun tenaga kerja semakin meningkat pula.
Dalam industry kimia, metanol banyak digunakan sebagai bahan bakar primer,
campuran pada bahan bakar utama (gasoline), pelarut, anti-freeze pada perpipaan,
produksi MTBE (Methyl Tertiary ButhylEter), dan dapat juga dikonversi menjadi
formaldehyde yang nantinya dapat menghasilkan produk seperti plastik,
polywood, cat, peledak, dan tekstil dengan press permanen (Syamsuddin dan
Husin, 2008).
Metanol merupakan senyawa alkohol dengan satu rantai karbon. Secara
fisik metanol merupakan cairan bening, berbau seperti alkohol, dapat bercampur
dengan air, etanol, chloroform dalam perbandingan berapapun, higroskopis,
mudah menguap, dan mudah terbakar dengan api yang berwarna biru (kalau siang
tidak kelihatan).
Seiring berkembangnya industri kimia di Indonesia, khususnya yang
membutuhkan bahan bakar maka kebutuhan metanol pun akan meningkat,
terutama untuk industry kimia organik. Saat ini Indonesia memiliki pabrik
metanol yang terletak di Kalimantan, yaitu Bontang.Pabrik tersebut menggunakan
bahan baku gas alam yang dihasilkan perusahaan Badak LNG (Liquefied Natural
Gas), sebagian besarnya di ekspor keluar negeri, sehingga untuk kebutuhan
domestik Indonesia harus mengimpor metanol.
Indonesia kaya akan cadangan gas alam dan sejauh ini pemanfaatannya
belum optimal. Adapun sumber-sumber gas alam tersebut terletak di daerah Aceh,
Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur,
Kalimantan, Natuna, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Data Kementrian ESDM
(Energi dan Sumber Daya Mineral) tahun 2017 menyebutkan, Indonesia masih
memiliki cadangan gas bumi yang sudah proven 100,37 TSCF (Triliun Standart
Cubic Feet). Cadangan gas bumi terbesar di Indonesia saat ini berada di Natuna
sebanyak 47,13 TSCF dan di Papua 14,79 TSCF. Data tersebut memberikan
gambaran bahwa gas alam sebagai bahan baku pabrik metanol masih sangat layak.
Oleh karena itu, Indonesia masih membutuhkan pabrik penghasil metanol
yang mampu memenuhi kebutuhan domestik, sehingga akan mengurangi
pengeluaran Negara dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industry
dan ekonomi dalam negeri.