Anda di halaman 1dari 1

BAB I

Luka bakar atau combustio merupakan suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas, seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi. Luka bakar adalah jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas yang
tinggi. Hal ini disebabkan pada luka bakar terdapat kuman dengan patogenesitas tinggi,
terdapat banyak jaringan mati, mengeluarkan banyak air, serum dan darah, terbuka untuk
waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkena trauma), memerlukan jaringan untuk
menutup1.

Luka bakar merupakan bentuk umum dari trauma. Sebagian luka bakar terjadi akibat
kecelakaan murni, tetapi sebagian besar disebabkan oleh kelalaian atau kurangnya perhatian,
kondisi medis yang sudah ada (kondisi yang menyebabkan pasien kolaps), atau penderita
penyalahgunaan alcohol dan narkoba. Baik pada dewasa maupun anak-anak, umumnya
kecelakaan terjadi dirumah. Pada anak-anak, lebih dari 80% terjadi di rumah. Lokasi paling
berbahaya adalah dapur dan kamar mandi. Selain itu, larutan pencuci yang mengandung bahan
kimia berbahaya, dan garasi atau gudang berisi bahan kimia dan cairan berbahaya yang mudah
terbakar. Biasanya penyebab luka bakar pada anak-anak 55% akibat air panas sedangkan pada
dewasa 44% akibat api2.

Di Indonesia, luka bakar masih menjadi masalah yang berat. Perawatan dan
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan
terampil. Sehingga Royal Australasian College of Surgeons pada Emergency of Severe
Trauma Burns (EMSB) membuat protocol penangan trauma pada luka bakar. Hal ini didasari
prinsip bahwa penilaian emergensi yang tepat waktu, resusitasi dan rujukan merupakan kunci
keberhasilan tatalaksana yang akan diikuti penyembuhan. Oleh karena itu, dibutuhkan
pencegahan serta penanganan yang benar terhadap luka bakar untuk mencegah komplikasi.
Penangan luka bakar tersebut tergantung pada usia, keadaannya, letak dan luasnya luka bakar2.

Daftar Pustaka:
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3: Luka, Luka Bakar: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC.
Jakarta. P 66-88
2. ANZBA, Bi-National Burns Registry: Annual Report 1st July 2009- 30th June 2010.
2011, Autralian and New Zealand Burn Association: Melbourne.

Anda mungkin juga menyukai