Luas lahan rawa di Indonesia ada sekitar 33,4 juta ha lahan rawa.
Sekitar 60% atau 20 juta ha merupakan rawa pasang surut dan sisanya
merupakan rawa bukan pasang surut. Lokasi rawa mayoritas tersebar di
Kalimantan, Papua, Sumatera dan Sulawesi. Namun pengelolaan lahan
rawa di Indonesia masih sangat jauh dari kata optimum. Hal tersebut dapat
ditinjau secara umum dari pemanfaatan rawa yang masih terbatas dan
hanya bersifat untuk menopang kehidupan sehari-hari dan masih tertinggal
jika dibandingkan dengan agroekosistem lain, seperti lahan kering atau
lahan irigasi.
Di Indonesia telah disepakati istilah rawa dalam dua pengertian,
yakni rawa pasang surut dan rawa lebak. Rawa pasang surut diartikan
sebagai daerah rawa yang mendapatkan pengaruh langsung atau tidak
langsung oleh ayunan pasang surut air laut atau sungai di sekitarnya.
Sedangkan rawa lebak adalah daerah rawa yang mengalami genangan
selama lebih dari tiga bulan dengan tinggi genangan terendah 25 – 50 cm.
Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu tindakan khusus untuk
meningkatkan dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa di Indonesia
agar lahan rawa dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara
peningkatan pemanfaatan lahan rawa dapat dilakukan dengan melakukan
pembangunan infrastruktur dan reklamasi lahan rawa. Maka dari itu, kami
akan mengkaji tentang bentuk infrastruktur lahan rawa dan cara
melakukan reklamasi lahan rawa agar pemanfaatan lahan rawa dapat
dilakukan secara optimal.
1.3 Tujuan
2 Tinjauan Pustaka
3 Metode Penelitian
Daftar Pustaka