PENDAHULUAN
Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa
harus memiliki kesiapan dalam menghadapi pekerjaan yang sesuai dengan
bidang yang digelutinya. Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi
seseorang yang belum memiliki pengalaman kerja untuk terjun ke dunia
pekerjaan, seperti halnya ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus
bersifat teoritis. Teori yang diperoleh belum tentu sama dengan praktik kerja
di lapangan dikarenakan keterbatasan waktu dan ruang yang mengakibatkan
ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas. Karena hal tersebut, maka
ditetapkan mata kuliah kerja praktik agar para mahasiswa memperoleh ilmu
pengetahuan yang tidak diperoleh saat masa perkuliahan di kampus. Pada
umumnya kegiatan kerja praktik yang dilakukan mahasiswa Teknik Sipil
dilakukan pada salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi.
Pada proses kerja praktik ini, PT. PP-Ashfri Konsorsium merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi dalam proses
pelaksanaan Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1) yang terdapat
di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. PT. PP-Ashfri Konsorsium
merupakan Joint Operation (JO) dari PT. PP (Persero) Tbk dan PT. Ashfri
Putralora. Pada proses pelaksanaan, Proyek Bendungan Way Sekampung
dibagi menjadi 2 Paket, di mana Paket 1 dilaksanakan oleh PT. PP-Ashfri
Konsorsium dan Paket 2 dilaksanakan oleh PT. Waskita-Adhi KSO.
Rumusan masalah yang akan dikaji pada laporan kerja praktik ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pelaksanaan pekerjaan galian jalan akses dan
spillway?
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan pekerjaan jalan akses?
3. Bagaimana prosedur pelaksanaan pekerjaan slope protection?
4. Berapa jumlah jembatan armco untuk mobilisai kendaraan proyek
Bendungan Way Sekampung (Paket 1)?
5. Berapa jumlah bambu cerucuk yang dibutuhkan pada STA 0+375 jalan
akses PLTA Bendungan Way Sekampung (Paket 1) untuk stabilitas
lereng?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pekerjaan galian jalan akses dan
spillway;
2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pekerjaan jalan akses;
3. Untuk mengetahui prosedur pelaksannan pekerjaan slope protection;
4. Untuk mengetahui jumlah jembatan Armco untuk mobilisasi kendaraan
proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1);
5. Untuk mengetahui jumlah bambu cerucuk yang dibutuhkan pada STA
0+375 jalan akses PLTA Bendungan Way Sekampung (Paket 1) untuk
stabilitas lereng.
2
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
3
BAB II
INFORMASI PROYEK
5
Pada Tahun 2010, seiring dengan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan
Struktur Kepemilikan Saham Negara, maka pada 9 Februari 2010 Perseroan
telah memenuhi kewajiban pencatatan di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sejak tanggal tersebut, saham PT. PP (Persero) Tbk secara resmi telah
tercatat dan dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tahun 2013, guna mendukung perkembangan bisnis pada tahun 2013,
Perseroan telah melakukan berbagai aksi korporasi baik secara finansial
maupun operasional, diantaranya penawaran umum berkelanjutan obligasi,
akuisisi PT. PP Dirganeka menjadi PP. Pracetak, spin-off divisi properti,
pembukaan cabang ke-8 di Sulawesi, perubahan visi misi dan budaya
perusahaan serta rencana akuisisi PT. Prima Jasa Aldo Dua. Pada tahun
2014, akuisisi PT. Prima Jasa Aldo Dua menjadi PT. PP Peralatan.
6
Efek Indonesia (BEI). Selain itu, PT. PP (Persero) Tbk juga mengeluarkan
obligasi tahap 2 senilai Rp 300 miliar. Lalu pada tahun 2016, aksi korporasi,
Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,25 triliun, dan spin off 2
(dua) divisi bisnis menjadi anak perusahaan, Divisi Bisnis Energi menjadi
PT. PP Energi dan Divisi Bisnis Infrastruktur menjadi PT. PP Infrastruktur.
Visi dan Misi dari PT. PP (Persero) Tbk disajikan pada gambar 2.1 dengan
Nilai-Nilai Perusahaan yang disingkat menjadi PPBID.
7
2.1.2. Struktur Organisasi Instansi
Dibawah ini merupakan Struktur Organisasi dari Perusahaan PT. PP (Persero) Tbk beserta anak perusahaannya yang dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
8
2.2. Uraian Umum Proyek
9
Sebagai gambaran, tanpa ada bendungan biasanya produksi sawah hanya
bisa 1 hingga 2 kali saja dalam setahun. Sementara, dengan adanya
bendungan, produksi sawah diperkirakan bisa mencapai 3,5 kali dalam
setahun. Tak hanya menjadi sumber air irigasi, kehadiran bendungan juga
memberikan manfaat lain. Untuk diketahui, jenis bendungan yang dibangun
pemerintah yaitu bendungan multifungsi. Artinya, selain digunakan sebagai
sarana irigasi, bendungan itu juga digunakan sebagai sumber air baku,
perikanan, pengendali banjir hingga sumber tenaga untuk menggerakkan
turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
10
Pembangunan sebuah bendungan berfungsi untuk keperluan irigasi, air
baku, pengendali banjir, pembangkit tenaga listrik, dan lainnya, dalam
rangka menunjang peningkatan status sosial ekonomi masyarakat,
pemenuhan swasembada pangan serta sebagai upaya konservasi lahan dan
air, di sisi lain bendungan mempunyai potensi bahaya yang cukup besar.
Sesuai dengan pencapaian target nawacita dan RPJMN tahun 2015 sampai
tahun 2019 rencana pembangunan bendungan yang berjumlah 54 buah
bendungan merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama, karena
pembangunan bendungan memerlukan investasi yang sangat besar, maupun
pengorbanan masyarakat di bagian hilir maupun sekitar bendungan.
Disamping itu, kebutuhan air untuk publik (M&I = Municipal & Industrial),
adanya bendungan diperlukan untuk kondisi makin bervariasinya hujan dan
kemarau akibat perubahan iklim global. Penyebab kurangnya pembangunan
dibanding kebutuhan yang meningkat dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama, dampak positif bendungan sering dibandingkan dengan
dampak negatifnya yang dapat menghambat pembangunan.
11
Kedua, di beberapa tempat ada konsultasi publik yang mendukung
bendungan tapi juga ada yang menentang. Ketiga, pembiayaan proyek
bendungan sangat kompleks dibandingkan dengan pilihan proyek lain.
Keempat, saat proyek bendungan harus kompetisi dengan pilihan lain,
seringkali justru kalah bersaing.
12
Tanggamus. Demi mendukung kelancaran pengerjaan, turut dibangun satu
rute jalan baru ke lokasi bendungan sepanjang 3 km, yang mengarah ke
Kabupaten Pringsewu.
13
struktur ruang Kabupaten Pringsewu yang sudah ada. Berdasarkan hal
tersebut maka Bendungan Way Sekampung harus masuk kedalam Revisi
Rencana Tata Ruang Kabupaten Pringsewu.
Lokasi proyek Bendungan Way Sekampung ini berada di Pekon Bumi Ratu,
Kecamatan Pagelaran di kanan sungai dan Desa Banjarejo, Kecamatan
Banyumas di kiri sungai, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung yang
terletak pada koordinat 1040 48' - 1050 08' Bujur Timur dan 50 12' - 50 33'
Lintang Selatan. Dibawah ini merupakan denah lokasi pekerjaan proyek
Bendungan Way Sekampung yang dapat dilihat pada Gambar 2.3.
14
2.4. Informasi Proyek
15
Gambar 2.4. Lingkup Pekerjaan Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1)
Sumber : Data Proyek Bendungan Way Sekampung
16
b. Pekerjaan galian spillway dan akses kiri
Rencana galian lereng spillway, dikerjakan sesuai dengan data teknis
sebagai berikut :
1) Top elevasi : EL. + 244,825 mdpl
2) EL. puncak main dam : EL. + 130,000 mdpl
3) Tinggi lereng spillway : 114,825 m (digali dengan desain 23
trap)
4) Bot. elevasi spillway : EL. +100,960 mdpl
5) Jumlah trap (maksimal) : 23 Trap, tinggi per trap 5 m, lebar
berm 2 m, rasio V:H 1: 1
6) Jenis galian : Galian tanah biasa, galian batu
7) Volume pekerjaan : Total volume pekerjaan
(3.567.104,23 m3)
a) Galian tanah : 378.808 m3
b) Galian tanah berbatu : 2.695.732 m3
c) Galian batu : 549.951 m3
2. Jalan Akses
Data perkerasan jalan akses dengan desain rigid pavement sebagai
berikut :
a. Panjang jalan akses kanan : 2.827 m (kelas IIIc)
b. Panjang jalan inspeksi PLTA : 417 m (kelas IIIc)
c. Panjang jalan akses kiri : 750 m (kelas IIIc)
17
3. Slope Protection
Rencana pekerjaan slope protection, dibagi menjadi dua item, yaitu :
a. Shotcrete
Data teknis untuk pengerjaan shotcrete sebagai berikut :
1) Volume shotcrete area kanan : 25.752 m2
2) Volume shotcrete area kiri : 52.731 m2
3) EL. bottom shotcrete : + 130,010 mdpl
4) EL. top shotcrete : + 184,870 mdpl
5) Ketebalan shotcrete : 10 cm
6) Wiremesh ulir : M-4 spasi 150
7) Mutu beton : K-300, metode dry mix
8) Proteksi shotcrete pada permukaan batuan untuk mencegah
pelapukan;
9) Drainase dalam menggunakan weephole 2”, kedalaman 30 cm,
dengan pelapis ijuk, dengan jarak center to center (ctc) 3 m;
10) Angkur besi D-16 bentuk “L”, panjang 50 cm, dengan jarak center
to center (ctc) 3 m;
11) Pencampuran dry mix menggunakan carmix kapasitas 2.5 m3.
b. Vegetasi
Data teknis untuk pengerjaan vegetasi sebagai berikut :
1) EL. bottom shotcrete : + 128,010 mdpl
2) EL. top shotcrete : + 144,870 mdpl
3) Proteksi shotcrete pada permukaan tanah untuk mencegah tanah;
4) Angkur menggunakan besi D-16 bentuk “L”, panjang 50 cm,
dengan jarak center to center (ctc) 3 m;
5) Jarak penemplokan media tanam dengan jarak 30 cm;
6) Media geomat dengan kawat bronjong berlapis PVC.
18
4. Struktur Beton Spillway
Berdasarkan perencanaan, desain spillway direncanakan sebagai berikut:
a. Tipe : Kombinasi pelimpah bebas dan
berpintu
b. EL. ambang bebas : EL. 124 mdpl
c. Lebar ambang bebas : 85 m
d. EL. ambang berpintu : EL. 116 mdpl
e. Lebar ambang berpintu : 18 m (tiap bagian 9 m)
f. Pintu baja tipe radial : 9 m (l) x 13 m (t), 2 set
g. Panjang total : 368,42 m
19
c) Tinggi dinding spillway : 21 - 9 m (variasi bagian Spillway)
d) Mutu beton :
1. K-300 pelapis permukaan ambang pelimpah (vol: 1.831 m3)
2. K-225 lantai dan dinding (vol: 125.867 m3)
3. K-125 lain-lain (vol: 3.187 m3)
5. Bangunan intake
a. Tipe : Drop inlet ( pintu berupa Menara)
b. Invert intake : EL. 104,50 m
c. MOL (min. operation level) : EL. 112 m
d. Tinggi intake : 27,50 m
e. Dimensi intake : 5 m (B) x 5 m (L)
f. Trashrack : 5 m (B) x 5 m (L) x 5 bh
20
2.5.1. Pihak Yang Terlibat
Secara garis besar, pihak terkait yang terlibat dalam proyek pembangunan
Bendungan Way Sekampung (Paket 1) ini adalah :
1. Kementrian PUPR Direktorat Jendral Sumber Daya Air SNVT
Pembangunan Bendungan BBWS Mesuji Sekampung
2. PT. PP-Ashfri Konsorsium
3. PT. Tata Guna Patria, KSO
4. PT. Indra Karya (Persero)
21
2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan pihak (dapat berupa badan usaha atau
perorangan) yang ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan dimana pada proyek ini adalah PT. Tata Guna Patria, KSO.
22
3. Kontraktor
Kontraktor merupakan entitas hukum atau individu yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Dalam
definisi lain menyatakan bahwa perusahaan yang penawaran harganya
telah diterima dan telah diberikan penunjukan surat serta
menandatangani surat perjanjian dengan pemberi tugas pekerjaan
pemborongan sehubungan dengan pekerjaan proyek dimana PT. PP-
Ashfri Konsorsium bertindak sebagai kontraktor.
23
4. Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan pihak yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa
perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah pada
proyek ini yaitu PT. Indra Karya (Persero). Konsultan Perencana
mendapatkan proyek melalui proses lelang yang diadakan panitia tender
pekerjaan konstruksi.
24
2.5.2. Struktur Organisasi PT. PP-ASHFRI KONSORSIUM Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1)
Dibawah ini merupakan Struktur Organisasi PT. PP-ASHFRI KONSORSIUM Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1)
sesuai kontrak yang dapat dilihat pada Gambar 2.5.2.
Gambar 2.5. Struktur Organisasi PT. PP-ASHFRI KONSORSIUM Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1) Sesuai Kontrak
Sumber : Dokumen Kontrak Proyek Bendungan Way Sekampung
25
Dibawah ini merupakan Struktur Organisasi PT. PP-ASHFRI KONSORSIUM Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1)
saat ini yang disajikan pada gambar 2.6.1.
Gambar 2.6. Struktur Organisasi PT. PP-ASHFRI KONSORSIUM Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1) Saat Ini
Sumber : Dokumen Kontrak Proyek Bendungan Way Sekampung
26
2.5.3. Uraian Struktur Organisasi PT. PP-ASHFRI KONSORSIUM Proyek
Bendungan Way Sekampung (Paket 1)
1. Project Manager
Adapun Project Manager membawahi sebagai berikut :
a. Quality Control (QC) ;
b. Safety Health & Environment Officer (SHEO) ;
c. Site Administration Manager (SAM);
d. Site Engineering Manager (SEM) ;
e. Site Commercial Manager (SCM);
f. Site Operation Manager (SOM).
27
4) Standart;
5) Moral dan Maintenance.
g. Membuat rencana tindak lanjut/corrective action;
h. Membina SEM, SOM, SAM guna peningkatan kinerjanya dalam
mendukung visi perusahaan.
28
4. Safety, Health & Environment Officer (SHEO)
Tugas dan tanggung jawab Safety, Health & Environment Officer
(SHEO), yaitu :
a. Mengelola informasi up to date ke cabang dan proyek;
b. Melakukan evaluasi atas NCR, CAR dan customer complaint yang
terbit di proyek;
c. Merencanakan dan melaksanakan Audit OHSAS 18001 tahun 1999
dan ISO 14001 tahun 2004;
d. Melaksanakan training OHSAS 18001 tahun 1999 dan ISO 14001
tahun 2004;
e. Mendampingi auditor intern dan ekstern dalam melaksanakan audit
bidang K3 dan Lingkungan;
f. Mempresentasikan hasil pelaksanaan pengendalian Sistem
Manajemen K3 OHSAS 18001 tahun 1999 dan pelaksanaan
pengendalian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 tahun 2004.
29
f. Mengendalikan kas bon/uang muka/kas kecil;
g. Menyiapkan, mengevaluasi, mengikuti realisasi dan meng-update
rencana penerimaan dan pengeluaran proyek;
h. Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar, memeriksa
kelengkapan dokumen tagihan dan tanda terima;
i. Merencanakan dan kemudian melaksanakan pembayaran;
j. Melaksanakan penagihan kepada pihak luar atau pemberi tugas atas
prestasi proyek yang telah dicapai;
k. Membuat DUB dengan dasar LPB;
l. Melaksanakan pengadministrasian keuangan dan melaksanakan
pencatatan mutasi keuangan secara khusus;
m. Mengurus masalah-masalah kepegawaian seperti kebutuhan tenaga
kerja proyek, asuransi-asuransi lain yang ada di dalam proyek dan
lain-lain;
n. Menyusun masalah-masalah dibidang umum yang lain;
o. Bertanggung jawab terlaksananya Sistem Management Mutu ISO-
9001 tahun 2000, OHSAS 18001 tahun 1999 dan Sistem Manajemen
Lingkungan 14001 tahun 2004;
p. Membina staf dilingkungan unitnya guna peningkatan kinerjanya
dalam mendukung visi perusahaan.
7. Co-SAM
Tugas dan tanggung jawab Co-SAM, yaitu :
a. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam media
pembukuan secara benar dan tepat waktu secara benar dan tepat
waktu;
b. Sebagai anggota tim yang melaksanakan opname kas dan sediaan
secara periodik;
c. Mencocokkan buku bank dan rekening koran yang diterima dari bank;
d. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran;
e. Melaksanakan pencatatan uang muka, pengurusan jaminan Bank dan
utang piutang lain, mengurus Bank garansi sesuai kewenangannya;
30
f. Mengelola cek, uang tunai serta surat-surat berharga yang dimiliki
proyek;
g. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan perjalanan dinas
bagi personal proyek;
h. Membuat laporan-laporan secara periodik antara lain : laporan
personalia proyek, laporan inventaris dan peralatan proyek, laporan
kegiatan keamanan proyek.
8. Accounting
Tugas dan tanggung jawab Accounting, yaitu :
a. Membuat laporan bulanan keuangan proyek dan bertanggung jawab
kepada Site Administration Manager (SAM) dan Project Manager
(PM);
b. Membuat laporan keuangan realisasi proyek;
c. Evaluasi laporan keuangan;
d. Membuat rencana anggaran belanja proyek untuk kerja tak langsung
secara baik dan benar;
e. Memantau realisasi terhadap anggaran yang telah ditetapkan;
f. Menyelenggarakan pembukuan kas dan memantau posisi saldo kas
proyek.
9. General Affair
Tugas dan tanggung jawab General Affair, yaitu :
a. Mengurus perijinan yang diperlukan perusahaan;
b. Memelihara hubungan baik dengan lingkungan sekitar perusahaan;
c. Melaporkan secara periodik keberadaan dan kondisi asset perusahaan;
d. Memelihara fasilitas kantor;
e. Bertanggung jawab terhadap keamanan seluruh fasilitas kantor dan
asset perusahaan.
31
10. Driver
Tugas dan tanggung jawab Driver, yaitu :
a. Memeriksa kelengkapan kendaraan agar dalam kondisi siap pakai;
b. Mengantarkan pimpinan atau pegawai dalam melaksanakan tugas
sesuai perintah.
32
13. Site Engineer
Tugas dan tanggung jawab Site Engineer, yaitu :
a. Membuat laporan-laporan proyek (mingguan, bulanan dsb);
b. Melakukan seleksi dan negosiasi dengan sub kontraktor dan supplier
sesuai dengan prosedur yang berlaku;
c. Membuat laporan penutupan proyek;
d. Melaksanakan pengawasan :
1) Terhadap mutu produk melalui jadwal inspeksi;
2) Terhadap biaya (membuat EBPP);
3) Terhadap cash in dan cash out (termasuk WIP);
4) Terhadap pelaksanaan safety patrol dan safety meeting;
5) Terhadap progress fisik;
6) Terhadap pendatangan material;
7) Terhadap jadwal pendatangan dan maintenance peralatan;
8) Dalam mendayagunakan kesempatan untuk melakukan claim.
33
m. Mengevaluasi pekerjaan mandor dengan volume yang dibayar;
n. Terselenggaranya pengendalian mutu, waktu, biaya dan kuantitas
pekerjaan;
o. Membuat review desain apabila ada penyimpangan dalam
pelaksanaan di lapangan;
p. Menyiapkan Time Schedule&Network Planning termasuk jadwal
penyediaan bahan, alat dan tenaga;
q. Mempersiapkan perhitungan volume pekerjaan dan menyusun gambar
revisi untuk memperoleh persetujuan pengawas/direksi pekerjaan;
r. Mengoordinasi dan mengarahkan surat-surat permintaan pelaksanaan
pekerjaan pada pengawas/direksi pekerjaan;
s. Mengkoordinir dan mengarahkan tentang mutu bahan.
34
17. Document Control
Tugas dan tanggung jawab Document Control, yaitu :
a. Surat menyurat dengan owner;
b. Mengetik surat-surat dinas;
c. Mengarsipkan semua lamaran yang baik yang diterima maupun
ditangguhkan;
d. Mengarsipkan semua surat masuk dan keluar;
e. Menyusun akomodasi proyek;
f. Mengevaluasi uang muka dan pertanggung jawaban keuangan;
g. Membuat weekly report;
h. Membuat perhitungan gaji tenaga harian;
i. Administrasi dan filling data personalia untuk mutasi tenaga kerja;
j. Menyelenggarakan/mengoordinasi kebutuhan akomodasi proyek;
k. Membuat absensi karyawan.
35
c. Membuat schedule pembayaran kepada sub kontraktor, supplier dan
mandor;
d. Melakukan negosiasi sub kontraktor, supplier dan mandor bersama-
sama dengan Site Engineering Manager (SEM) dan Project Manager
(PM);
e. Melakukan evaluasi terhadap sub kontraktor, supplier dan mandor;
f. Mengendalikan biaya operasional proyek.
20. Logistik
Tugas dan tanggung jawab Logistik, yaitu :
a. Bertanggung jawab langsung Site Engineering Manager (SEM) dan
Project Manager (PM) tentang kondisi kebutuhan material yang ada
di proyek;
b. Membuat laporan penerimaan barang (LPB) proyek maupun kantor;
c. Mencatat keluar masuknya barang (material) proyek dan kantor;
d. Check material yang dating;
e. Mempersiapkan laporan untuk PJK ke kantor pusat.
36
22. Site Operation Manager (SOM)
Tugas dan tanggung jawab Site Operation Manager (SOM), yaitu :
a. Mengadakan pengecekan transaksi-transaksi pelaksanaan proyek,
mengkompilasikan dan membandingkan dengan rencana semula;
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan;
c. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standart
mutu yang ditetapkan;
d. Mengkoordinir General Superintendent melakukan pengecekan
terhadap pengukuran pengukuran prestasi mandor, tenaga kerja harian
dll;
e. Mengkoordinir General Superintendent untuk membuat SPK ke
mandor;
f. Mengkoordinir General Superintendent membuat SPP, BPB, Bon
Penerimaan dari mandor;
g. Meneliti dan mensahkan tagihan-tagihan mandor dan sub kontraktor
yang berhubungan dengan volume fisik dan harga satuan;
h. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi
pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak melebihi/
bertentangan dengan rencana semula baik volume maupun biayanya;
i. Membina dan melatih keterampilan para tukang dan mandor dan
menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak;
j. Melaksanakan pengujian-pengujian laboratoris yang diperlukan guna
meyakinkan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan mutu yang
dikehendaki;
k. Membina GSP guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi
perusahaan.
37
c. Membuat surat ijin untuk melaksanakan pekerjaan kepada owner;
d. Menyelesaikan permasalahan di lapangan;
e. Koordinasi dengan logistik, Site Engineering Manager dalam
pelaksanaan proyek;
f. Mengusulkan dan mengajukan didalam pengadaan subkontraktor.
g. Mengadakan pengawasan terhadap pekerjaan mandor, tukang dan
subkontraktor;
h. Mengupayakan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan schedule
yang dibuat;
i. Mengontrol kebutuhan material dan bahan yang dibutuhkan oleh
pelaksana;
j. Mengajukan laporan hasil inspeksi ke inspektor quantity control;
k. Mengajukan permintaan barang dan peminjaman peralatan dan
diajukan ke Site Operation Manager untuk diteruskan ke bagian
peralatan;
l. Membuat laporan harian dan mingguan di lapangan;
m. Meyusun program konstruksi secara periodik dan menyusun rencana
kerja mingguan dan bulanan.
38
h. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan;
i. Mengusulkan kepada pelaksana utama kebutuhan alat, bahan dan
tenaga kerja;
j. Melakukan pencatatan hasil kerja;
k. Melaksanakan kegiatan lapangan sesuai dengan gambar kerja dan
spesifikasi teknik pekerjaan sesuai dengan yang ditugaskan pelaksana
utama;
l. Mencatat dan melaporkan kegiatan di lapangan;
m. Mengabsensi sub kontraktor dan manpower serta mengatur pada tiap-
tiap pos masing-masing;
n. Melaporkan semua permaslahan yang ada di lapangan kepada Site
Operation Manager (SOM);
o. Mengevaluasi hasil dari pekerjaan sub kontraktor dan mandor;
p. Melaporkan kendala-kendala yang ada di lapangan kepada atasan
langsung;
q. Mengevalusi pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan schedule yang
ada;
r. Membantu orang keuangan dalam hal pembayaran kepada tenaga
kerja harian.
25. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Surveyor, yaitu :
a. Bertanggung jawab terhadap data-data survey yang dibuat dan
bekerjasama dengan pihak owner dalam joint survey;
b. Orientasi area yang berhubungan dengan pekerjaan baru;
c. Mempersiapkan pekerjaan yang akan dimulai;
d. Mempersiapkan data yang berhubungan dengan data aktual pekerjaan;
e. Koordinasi proses perihal kelancaran pekerjaan;
f. Kontrol kepada alat yang dipakai;
g. Mengontrol mingguan terhadap alat yang dipakai di lapangan;
h. Koordinasi dengan pihak divisi lain konsultan dan owner.
39
26. Assistant Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Assistant Surveyor, yaitu :
a. Melakukan pencatatan hasil kerja;
b. Mengadakan dan mengkoordinasi pekerjaan pengukuran;
c. Mencatat, menyimpan dan menyediakan hasil pengukuran;
d. Cek dan orientasi terhadap revisi yang terjadi di site;
e. Membantu pelaksana dalam memyelesaikan pekerjaan yang
berhubungan dengan data survey.
28. Mekanik
Tugas dan tanggung jawab Mekanik, yaitu :
a. Menyusun jadwal pemeliharaan dan perbaikan mesin, peralatan, dan
fasilitas produksi agar proses produksi dapat berjalan dengan lancer;
b. Menyusun pedoman mengenai pemeliharaan dan perbaikan mesin
atau peralatan produksi, air dan udara;
c. Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala
perbaikan atas mesin atau peralatan produksi, air dan udara;
d. Mengawasi pelaksanaan pencatatan pengeluaran biaya-biaya yang
terjadi dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan;
e. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan
kerja yang lebih efisien.
40
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk paket 1 yang dikerjakan oleh PT. PP (Persero) Tbk kontrak awal
ditandatangani pada tanggal 28 September 2016 dan sudah mengalami 4 kali
addendum kontrak atau perubahan kontrak yang disepakati oleh dua pihak
yaitu pihak kontraktor dan PU. Masa pelaksanaan 1.440 hari yaitu sampai
dengan 6 September 2020 dengan masa pemeliharaan 450 hari. Nilai
kontrak berdasarkan addendum 4 yaitu Rp 873.279.869.000,00 (Delapan
Ratus Tujuh Puluh Tiga Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta
Delapan Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu) . Konsultan perencana yaitu PT.
Indra Karya (Persero) dan konsultan supervisi PT. Tata Guna Patria, KSO.
Jalan akses menuju lokasi proyek untuk jalur darat dari arah pulau Jawa
melalui penyebrangan ke arah pelabuhan bakauheuni. Dari Pelabuhan
Bakauheuni ke lokasi proyek berjarak 129,5 km ditempuh dalam waktu
kurang lebih 4 jam 15 menit. Untuk jalur udara dari Bandara Radin Inten II
Lampung Selatan berjarak 52,3 km ditempuh dalam waktu kurang lebih 1
jam 55 menit. Lokasi Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1) dapat
dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Lokasi Proyek
Sumber : Data Proyek Bendungan Way Sekampung
42
3.2. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Galian Jalan Akses dan Spillway
Alur teknis pelaksanaan pekerjaan galian jalan akses dan spillway pada
Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada gambar
3.3.
3.2.1. Persiapan
43
Survey dilakukan dengan menggunakan titik referensi (bench marking),
yang telah ditentukan oleh Owner dan Konsultan Supervisi. Adapun dari
titik BM tersebut, didapatkan koordinat berupa koordinat lateral dan elevasi.
Sehingga pada proses pekerjaan pengukuran, hasil dan proses validasi
dilakukan pada data lateral dan elevasi hasil survey pada titik staking out.
Adapun peralatan yang diperlukan antara lain seperti:
1. Set alat total station;
2. Staking Out menggunakan patok bambu dengan sticker berpendar;
3. HT yang digunakan untuk komunikasi;
4. Survey Board untuk dokumentasi.
Pada pekerjaan galian lereng, data survey yang diperlukan berupa data
elevasi finish level setiap trap galian, lokasi ujung berm dan ujung slope
pada akhir trap. Sehingga lereng yang terbentuk dengan slope dan berm
sesuai dengan desain dan dalam toleransi pengukuran hasil galian. Inspeksi
survey, dilakukan dengan melakukan peninjauan hasil staking out langsung
di lapangan dan dengan verifikasi hasil pengukuran dari total station
menggunakan perhitungan rumus poligon dasar dengan input data
pengukuran berupa hasil data ukur, sehingga hasil perhitungan
dibandingkan dari hasil koordinat alat dengan output koordinat dari rumus.
44
Pekerjaan stripping tentu akan dilakukan setelah clearing, karena material
hasil stripping yang berupa tanah humus/lapisan tanah paling atas, disimpan
secara terpisah dari material hasil clearing yang berupa bongkahan pohon,
semak, dan bongkaran bangunan. Grubbing merupakan pekerjaan
pembongkaran dan pembuangan sisa-sisa batang dan akar-akar pepohonan
sebagai langkah awal sebelum pengupasan tanah. Pekerjaan tersebut
biasanya dilakukan dengan alat-alat berat khususnya dozer. Pembersihan
area pada Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada
gambar 3.4.
Pekerjaan galian untuk lereng, pada umumnya dilakukan pada area terbuka
yang luas, berbeda dengan pekerjaan galian untuk struktur, yang pada
akhirnya akan ditempati oleh struktur, pekerjaan galian untuk lereng akan
terbuka yang kemudian dilakukan proteksi permukaan hasil galian.
Sehingga, pekerjaan galian untuk membentuk lereng memerlukan tahap
finishing dengan membentuk profil lereng sesuai desain dan marking
pengukuran lapangan.
45
Lapisan tanah biasa dapat digali dengan excavator standar yang
menghasilkan material hasil galian dalam bucket hingga dapat membentuk
limpahan di atas bucket (muncung).
Penggunaan alat berat yang sama untuk menggali dan loading, menjadikan
penentuan produktivitas hanya bergantung dari produktivitas excavator
saja. Dengan gambaran urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Penggalian tanah biasa oleh excavator;
2. Loading material hasil galian ke alat angkut (dump truck);
3. Hauling material oleh alat angkut ke disposal area;
4. Pembuangan material hasil galian;
5. Perapihan disposal area.
46
Gambar 3.5. Galian Tanah Biasa
Sumber : Dokumentasi Proyek
47
Kondisi tersebut berdampak pada volume tiap siklus, walaupun durasi
pengangkutan tanah berbatu akan lebih singkat daripada durasi galian dan
pengangkutan tanah. Galian tanah berbatu pada Proyek Bendungan Way
Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada gambar 3.6.
48
Produktivitas excavator untuk mengangkut material galian batu berbeda
dengan produktivitas untuk mengangkut galian tanah, hal ini dikarenakan
hasil galian dari breaker berupa material batuan yang terpecah-pecah dari
hasil breaker, sehingga bucket excavator tidak terisi muncung seperti galian
tanah. Kondisi tersebut berdampak pada volume tiap siklus, walaupun
durasi pengangkutan tanah berbatu akan lebih singkat daripada durasi galian
dan pengangkutan tanah. Galian batu pada Proyek Bendungan Way
Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada gambar 3.7.
49
Gambar 3.8. Hauling ke Disposal Area
Hasil galian dihitung dari volume awal (bank cubic metre) yang sudah
tergali, bukan dari material hasil galian (loose cubic metre). Pengukuran
untuk opname galian, dengan metode membandingkan hasil profil galian
yang sudah terbentuk dengan kondisi awal 0%. Perbedaan volume tersebut
merupakan volume perkerjaan galian yang sudah dikerjakan. Dalam
spesifikasi kontrak, pada sub 3.4.5 tentang pengukuran galian terbuka, yang
mensyaratkan pekerjaan pengukuran yang dilakukan setiap pekan, dengan
metode dan alat pengukuran yang sama pada saat pengukuran kondisi awal
0%.
50
Gambar 3.9. Flowchart Pekerjaan Jalan Akses
3.3.1. Persiapan
51
Inspeksi survey, dilakukan dengan melakukan peninjauan hasil staking out
langsung di lapangan, dan dengan verifikasi hasil pengukuran dari total
station menggunakan perhitungan menggunakan rumus polygon dasar
dengan input data pengukuran berupa hasil data ukur, sehingga hasil
perhitungan dibandingkan dari hasil koordinat alat, dengan output koordinat
dari rumus.
52
3.3.4. Pekerjaan Galian dan Timbunan
53
Gambar 3.12. Pekerjaan Subgrade
Sumber : Dokumentasi Proyek
54
3.3.7. Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah
55
Fungsi bekisting yaitu mengatur ketebalan pengecoran beton dan kelurusan
rigid pavement terhadap centre line jalan, dengan dilapisi lapisan plastic
cor. Pekerjaan bekisting pada Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket
1) dapat dilihat pada gambar 3.16.
56
3.3.10. Pekerjaan Pengecoran
57
3.3.12. Pekerjaan Curing Compound
Curing compound dikerjakan setelah beton final set, secara normal selama
2-3 jam. Curing compound yang digunakan merupakan jenis cairan adiktif
yang dicampur dengan air dan sekaligus diguunakan untuk menjaga kadar
air selama masa hidrasi beton pertama kalinya. Pekerjaan curing compound
pada Proyek Bendungan Way Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada
gambar 3.20.
58
3.3.14. Pekerjaan Sealant
3.4.1. Shotcrete
59
Gambar 3.23. Flowchart Pekerjaan Shotcrete dan Vegetasi
1. Persiapan
2. Pemasangan Wiremesh
60
Untuk menjaga jarak antar wiremesh dengan permukaan lereng, dipasang
beton decking dengan tebal 3 cm. Pemasangan wiremesh pada Proyek
Bendungan Way Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada gambar 3.25.
61
4. Pemasangan Rock Pin dan Beton Decking
Material dry mix dicampur menggunakan truck mixer. Lalu material dituang
di atas terpal untuk dimasukkan secara manual ke dalam shotcrete machine.
Jika hari mendung dan menandakan akan hujan, dapat ditambahkan fast
accelerator aditive dan dicampur secara manual dengan material dry
shotcrete kemudian dimasukkan ke dalam shotcrete machine. Compressor
dan generator tersambung ke small shotcrete machine. Material shotcrete,
dan air bertemu pada ujung nozzle. Rasio air semen diatur pada nozzle.
Sehingga dibutuhkan keahlian dalam pengaturan nozzle agar didapat
campuran yang tepat. Ketersediaan air diambil dari sumur (jika
memungkinkan) dan sungai (dilakukan treatment terlebih dulu). Kebutuhan
air diperkirakan 3500 ltr/hr sehingga disediakan water tank kapasitas 5000
ltr/hr. Pencampuran material shotcrete pada Proyek Bendungan Way
Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada gambar 3.28.
62
Gambar 3.28. Pencampuran Material Shotcrete
6. Pelaksanaan Shotcrete
3.4.2. Vegetasi
63
Gambar 3.30. Flowchart Pekerjaan Vegetasi
1. Persiapan
2. Pemasangan Geomat
64
Pemasangan geomat dilakukan hingga bertemu dengan ujung saluran
drainase u-ditch. Pemasangan geomat pada Proyek Bendungan Way
Sekampung (Paket 1) dapat dilihat pada gambar 3.32.
3. Pemasangan Angkur
Angkur geomat dipasang pada sambungan antar geomat dan pada ujung
lapisan geomat dipasang angkur “L” dengan panjang 60 cm dengan besi
D13. Pemasangan angkur geomat pada Proyek Bendungan Way Sekampung
(Paket 1) dapat dilihat pada gambar 3.33.
65
Gambar 3.34. Pekerjaan Pencampuran Media Tanam
6. Perawatan
Perawatan tanaman dengan cara penyiraman minimal setiap hari satu kali
penyiraman, dan tidak perlu disiram ketika dalam satu hari terjadi hujan.
66