Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity

ISSN : 2460-7762

PENERAPAN METODE PENGAKUAN PENDAPATAN DAN


BEBAN TERHADAP KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN
PG.WATOETOELIS SIDOARJO

Rina Susiawati, Tri Lestari, Achmad Usman


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

ABSTRAK
Pengakuan pendapatan dan beban harus sesuai PSAK No.23 agar dapat
dikatakan wajar. Tujuanpenelitianuntuk mengetahuipenerapan pengakuan pendapatan
dan beban terhadap kewajaran laporan keuangan. Metode yang digunakan adalah
metode kualitatif. Hasil penelitian diperoleh perlakuan pengakuan pendapatan dan
beban PG. Watoetoelis menggunakan metode basis kas, dimana pendapatan diakui saat
kas diterima dan beban diakui saat kas. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penerapan
metode pengakuan pendapatan dan beban pada PG.Watoetoelis dikatakan tidak wajar.
Kata Kunci : Pendapatan, Beban, Basis Kas, Basis Akrual

ABSTRACT

The recognition revenues and expenses accordance with SFAS 23 that can
reasonable. The aim research to determine application recognition revenues and expenses
fairness financial statements. The method used is qualitative method. The results obtained
by treatment recognition revenues and expenses PG. Watoetoelis using the cash basis
method, whereby revenue recognized when cash is received and expenses are recognized
when cash. The conclusion this study is application methods recognition revenues and
expenses PG.Watoetoelis say unnatural.
Keywords : Revenues, Expenses, Cash Basis, Accrual Basis

PENDAHULUAN
Dalam bisnis terdapat persaingan ekonomi yang mendorongperusahaan
mempertahankan kelangsungan usahanya, maka manajemen bertanggung jawab
terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangankarena menyangkut informasi
yang akan digunakan oleh pihak yang terkait untukpengambilan keputusan. Agar
laporankeuangan dinyatakan wajar maka laporan keuangan yang disajikan dan disusun
harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Dalam menyusun laporan
keuangan yang wajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya yaitu
laporan labarugi. Pendapatan merupakan indikator untuk pembentukan laba. Oleh
karena itu, pendapatan diukur secara wajar sesuai prinsip pengakuan pendapatan. Selain
pendapatan, beban juga merupakan faktor yang mempengaruhi kewajaran laporan

126
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

keuangan. Dimana beban juga diakui dalam laporan laba rugi berkaitan dengan manfaat
ekonomi. Dengan penurunan asset atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur dengan handal.
Selain pendapatan, beban juga merupakan faktor yang mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan. Dimana beban juga diakui dalam laporan laba rugi berkaitan dengan
manfaat ekonomi. Dengan penurunan asset atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur dengan handal. Maka beban perusahaan harus dicatat secara tepat karena
menentukan laba perusahaan, beban mencakup baik kerugian maupun beban timbul
karena aktivitas perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Ketepatan pencatatan beban
tergantung pada ketepatan pengklasifikasian beban yang diterapkan perusahaan. Pihak–
pihak yang terlibat membutuhkan berbagai informasi untuk kepentingannya baik berupa
informasi keuangan maupun non keuangan. Informasi laporan keuangan dapat dipenuhi
oleh jasa akuntansi yang melalui tahap atau suatu proses profesi akuntansi yang akan
menghasilkan suatu laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari
pemilihan metode, teknik serta kebijakan akuntansi. Pemilihan metode maupun teknik
dalam akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan dan beban, hal ini
tergantung kebijakan perusahaan. Dalam pelaporan keuangan yang menjadi pusat
perhatian laporan laba rugi adalah angka–angka pendapatan, beban dan laba. Hal ini
sangat mempengaruhi ketepatan dalam pengakuan pendapatan. Dengan demikian
laporan keuangan harus disajikan secara layak posisi keuangan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada PG. Watoetoelis. PG. Watoetoelis adalah perusahaan
manufaktur yang memproduksi gula dan tetes. Memilih penelitian pada PG. Watoetoelis
di Sidoarjo karenaPG. Watoetoelis merupakan perusahaan yang belum go public sehingga
memungkinkan untuk dianalisis kewajaran laporan keuangannya pada praktik akuntansi
PG. Watoetoelis dalam penerapan pengakuan pendapatan dan beban pada laporan laba
rugi. Pada prinsipnya pendapatan harus mempertimbangkan adanya penerapan yang
sesuai PSAK No.23 agar dapat konsisten serta pendapatan dalam suatu periode tertentu
tidak dinyatakan terlalu besar atau kecil agar penilaian secara wajar dalam menyajikan
laporan keuangan. Maka penelitian ini mengarah kepadabagaimana penerapan metode
pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan oleh PG.Watoetoelis untuk
mengetahui metode yang diterapkan oleh PG. Watoetoelis sudah sesuai dengan PSAK
atau tidak dengan langkah yang akan di ambil oleh peneliti

127
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggambarkan kondisi rill dilapangan


dengan cara menganalisis kejadian-kejadian atau metode pengakuan dan pendapatan.
Pengertian Pendapatan Menurut Rudianto (2012:43), pendapatan adalah
kenaikan modal perusahaan akibat penjualan produk perusahaan. Istilah pendapatan
biasanya digunakan oleh perusahaan jasa, sedangkan perusahaan dagang atau
perusahaan manufaktur lebih banyak menggunakan istilah penjualan (sales) untuk
menampung transaksi yang sama.
Pengertian Beban Menurut Charles T Horngren (2006:54), beban akan
menghabiskan atau menimbulkan kewajiban dalam jalur operasi bisnis serta memiliki
pengaruh yang terbalik dari pendapatan.
Pengakuan Pendapatan Menurut Belkaoi (2006:281), pendapatan diakui atas
dasar :
1. Dasar Akrual ( Accrual Basis )
Pada saat akrual ini pengakuan pendapatan dapat mengimplikasikan bahwa
pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, padan saat
penjualan produk atau pada saat penagihan penjualan. Pendapatan diakui pada periode
terjadinya transaksi pendapatan. Jadi dalam transaksi penjualan atau penyerahan
barang dan jasa yang dilakukan walaupun kas belum diterima, maka transaksi tersebut
sudah dicatat dan diakui sebagai pendapatan perusahaan.
2. Dasar Kejadian Penting ( Cash Basis )
Pengakuan Pendapatan dipicu oleh kejadian penting dalam siklus operasi. Cash Basis
atau dasar tunai adalah apabila pendapatan dan beban hanya diperhitungkan
berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Ini berarti dengan penggunaan dasar
tunai cash basis yang murni, pendapatan dari penjualan barang atau jasa hanya
dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima.
Pengakuan Beban Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007)
bahwa beban segera diakui dalam laporan laba rugi jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara
biaya yang timbul dan pos penghasilan diperoleh.
b) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional
dan sistematis. Ini berarti jika manfaat ekonomi masa depan diharapkan timbul

128
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya


dapat diterima secara luas atau tidak langsung.
c) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas jika pengeluaran tidak menghasilkan
manfaat ekonomi masa depan atau jika tidak memenuhi syarat maka diakui dalam
neraca sebagai aset.
d) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas adanya pengakuan aset.
Pengertian Kewajaran Menurut Ahmed R. Belkaui (2000:201), Kewajaran
merupakan hal penting dalam akuntansi karena memberikanjaminan kepada pengguna
dan dasar laporan keuangan yang disajikan sudah memadai. Karena arti utama dari
kewajaran adalah penyajian secara wajar makakonsep kewajaran kearah pemikiran yang
progresif.
Pengertian Laporan Keuangan Menurut Slamet Sugiri dan Bogat A Riyono
(2007:21), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak.

METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitiandalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif, dimana pendekatan deskriptif kualitatif adalah “pendekatan yang menggunakan
data – data yang berupa kalimat tertulis, peristiwa – peristiwa, dan pengetahuan atau
obyek studi. Pendekatan ini kemudian akan digunakan untuk melakukan penerapan
pengakuan pendapatan dan beban.
Jenis dan sumber data, dalam penyusunan skripsi ini sumber data yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang bersumber dari
data primer dan sekunder.
Unit analisis dari penelitian ini adalah penerapan pengakuan pendapatan dan beban
sebagai upaya untuk menilai kewajaran laporan keuangan Metode pengakuan pendapatan
dan beban merupakan suatu metode yang dipergunakan dalam mengakui pendapatan dan
beban yang selama ini terjadi didalam kegiatan operasional perusahaan.
Teknik pengumpulan data, dalam hal ini peneliti mempergunakan beberapa teknik
untuk memperoleh data yang terdiri dari survey pendahuluan, studi literature, wawancara,
metode dokumentasi, dan observasi.

129
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

Teknik analisis data, dari data yang diperoleh dalam penelitian melalui teknik
yang telah dikemukan diatas, maka pengelolahannya peneliti akan menggunakan
analisis sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan mengamati data mengenai pendapatan dan beban perusahaan.
2. Membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang telah diungkapkan.
3. Menganalisis data yang diperoleh.
4. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan metode accrual basis.
5. Menarik kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Pengakuan Pendapatan PG. Watoetoelis
Produk yang dihasilkan oleh PG. Watoetoelis adalah gula dan tetes. Penjualan
produk dilakukan dengan 2 cara yaitu penjualan melalui lelang yang dilakukan direksi dan
penjualan gula sisan, yang dijual langsung kepada konsumen. PG. Watoetoelis
menggunakan metode cash basis dalam pencatatan pengakuan pendapatan dan beban.
Penggunaan metode ini dinilai lebih menguntungkan karena laporan keuangan yang
disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat laporan tersebut dibuat.
Dengan kata lain, perusahaan akan mencatat penjualan yang dilakukan ketika
perusahaan menerima uang / kas / pendapatan dari konsumen. Sedangkan untuk
pengakuan beban, akan dicatat ketika perusahaan sudah mengeluarkan kas untuk
membayar beban tersebut.
a. Pencatatan Penjualan tunai
Penjualan tunai yang dilakukan oleh PG. Watoetoelis, baik yang pembayarannya
melalui bank dimana konsumen mentransfer pembayaran maupun secara cash
dimana konsumen membayar dengan uang tunai, untuk jumlah gula yang dibeli.
Disamping dicacat dalam buku penjualan tunai dalam jurnal umum juga dicatat
sebagai berikut :
Kas di Bank Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx
(Untuk pembayaran melalui transfer)

Kas ditangan Rp. xxx


Penjualan Rp. xxx
(untuk pembayaran tunai)

130
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

b. Pengakuan Beban PG. Watoetoelis


Biaya diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos
penghasilan yang diperoleh. Pada biaya produksi timbul biaya pembibitan, biaya tebu
giling, biaya tebang dan angkut tebu, biaya pengolahan, biaya pengemasan, biaya
quality control. Pada saat terjadi transaksi biaya produksi, PG. Watoetoelis melakukan
pencatatan atau jurnal sebagai berikut :
Biaya produksi xxxxx
Kas xxxxx
(untuk pembayaran biaya secara tunai)
Biaya diakui atas adanya pengakuan asset. Pada biaya produksi adanya biaya
penyusutan aktiva benda. PG. Watoetoelis mencatat :
Biaya Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Pada Tabel 1 dan Tabel 2 PG. Watoetoelis, dalam perlakuan pengakuan
pendapatan dan beban menggunakan metode cash basis, dimana pendapatan diakui
pada saat uang kas dibayarkan/diterima tanpa memandang apakah pendapatan tersebut
untuk satu periode akuntansi atau lebih. Hal ini menyebabkan pendapatan yang seharusnya
menjadi pendapatan periode selanjutnya diakui sebagai pendapatan saat kas
diterima.
Tabel 1
PG. WATOETOELIS
LAPORAN LABA RUGI SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN METODE
TAHUN 2012

Keterangan Cash Basis Accrual Basis


PENDAPATAN
Gula 57.395.244.961 57.354.094.961
Tetes 8.528.335.030 8.528.335.030
Jumlah 65.923.579.991 65.882.429.991
HPP GULA DAN TETES
Persediaan Awal
Persediaan awal gula ekonomis 229.537.309 229.537.309
Persediaan awal tetes 393.728.915 393.728.915
Jumlah 623.266.224 623.266.224
Biaya Produksi :
Pembibitan 214.926.875 214.926.875
tebu giling 14.514.197.970 14.514.197.970
tebang dan angkat tebu 5.817.761.014 5.817.761.014

131
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

biaya pabrik 19.257.840.703 19.257.840.703


biaya pengolahan 8.925.299.511 8.925.299.511
pimpinan dan tata usaha 7.770.696.001 7.770.696.001
quality control 2.491.266.350 2.491.266.350
penyusutan aktiva benda 3.220.862.693 3.220.862.693
Pengemasan dan Angkut Gula 753.769.552 753.769.552
Sewa Lahan 517.910.689
Jumlah 62.966.620.669 63.484.531.358
Persediaan Akhir
(8.093.333.809 (8.093.333.809
Persediaan akhir gula ekonomis
) )
Persediaan akhir tetes (631.765.839) (631.765.839)
(8.725.099.648 (8.725.099.648
Jumlah
) )
HPP. GULA dan TETES 54.864.787.245 55.382.697.934
BIAYA PENJUALAN 23.654.512 23.654.512
LABA (RUGI) USAHA 11.035.138.234 10.476.077.545
Pendapatan lain-lain 1.306.085.312 1.306.085.312
Biaya Lain-lain 1.180.942.545 1.180.942.545
Pendapatan Diluar Usaha 125.142.767 125.142.767
Laba (Rugi) Sebelum PPH Badan 11.160.281.001 10.601.220.312
Sumber : Peneliti (2015)

Tabel 2
PG. WATOETOELIS
LAPORAN LABA RUGI SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN METODE
TAHUN 2013

Keterangan Cash Bais Accrual Basis


PENDAPATAN
Gula 59.420.629.684 59.358.904.684
Tetes 10.556.643.005 10.556.643.005
Jumlah 69.977.272.689 69.915.547.689
HPP GULA DAN TETES
Persediaan Awal
Persediaan awal gula ekonomis 8.093.333.809 8.093.333.809
Persediaan awal tetes 631.765.839 631.765.839
Jumlah 8.725.099.648 8.725.099.648
Biaya Produksi :
Pembibitan 468.713.897 468.713.897
tebu giling 10.179.659.195 10.179.659.195

132
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

tebang dan angkat tebu 7.182.728.008 7.182.728.008


biaya pabrik 15.156.257.863 15.156.257.863
biaya pengolahan 9.650.313.124 9.650.313.124
pimpinan dan tata usaha 7.206.374.270 7.206.374.270
quality control 2.334.976.142 2.334.976.142
penyusutan aktiva benda 2.723.318.657 2.723.318.657
Pengemasan dan Angkut Gula 657.416.652 657.416.652
Sewa 517.910.689
Jumlah 55.559.757.808 56.077.668.497
Persediaan Akhir
Persediaan akhir gula ekonomis (500.801.309) (500.801.309)
Persediaan akhir tetes (1.650.917.604 (1.650.917.604
) )
(2.151.718.913 (2.151.718.913
Jumlah
) )
HPP. GULA dan TETES 62.133.138.543 62.651.049.232
BIAYA PENJUALAN 27.096.752 27.096.752
LABA (RUGI) USAHA 7.817.037.394 7.237.401.705
Pendapatan lain-lain 890.394.743 890.394.743
Biaya Lain-lain 541.840.546 541.840.546
Pendapatan Diluar Usaha 348.554.197 348.554.197
Laba (Rugi) Sebelum PPH Badan 8.165.591.591 7.585.955.902
Sumber : Peneliti (2015)

Dalam metode accrual basis, akuntansi mengakui transaksi pada saat transaksi
terjadi. Apabila terjadi transaksi penjualan barang atau pengeluaran biaya, maka transaksi-
transaksi tersebut akan dicatat dalam pembukuan sebagai pendapatan atau biaya,
tanpa memandang apakah kas sudah sudah diterima atau dikeluarkan. Disisi lain, terdapat
bagian biaya yang seharusnya menjadi beban periode selanjutnya (2013) tetapi
dibebankan ke periode sebelumnya (2012) dan biaya yang seharusnya menjadi beban
periode sebelumnya dibebankan pada saat kas dikeluarkan. Hal tersebut dapat dilihat
dari laporan keuangan PG. Watoetoelis di atas, bahwa perlakuan akuntansi dengan basis
berbeda, akan berdampak pada perubahan jumlah pendapatan dan beban.
Jika laporan laba rugi dibuat pada 31 Desember 2012, maka dengan penerapan
metode cash basis, tampak laba bersih sebelum pajak Rp.11.160.281.001 . Sedangkan,
jika menerapkan metode accrual basis, maka laba bersih sebelum pajak pada tahun
2012 adalah Rp.10.601.220.312 .Untuk laba bersih sebelum pajak tahun 2013 dengan

133
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

menggunakan cash basis adalah Rp.8.165.591.591 sedangkan jika menggunakan


accrual basis laba bersih sebelum pajak adalah Rp. 7.585.955.902.
Dengan membandingkan laporan laba rugi (intern) dengan laporan laba rugi
yang diolah peneliti tampak jelas bedanya. Dengan dasar alasan tersebut, sudah jelas akan
menimbulkan suatu dampak tersendiri terhadap perlakuan pendapatan dan beban yaitu
adanya pendapatan dan beban yang dilaporkan dalam kondisi lebih (overstated) dari yang
semestinya, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan kurang bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka penerapan metodepengakuan
pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan keuangan PG. Watoetoelis dapat
dikatakan tidak wajar, berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. PG. Watoetoelis selama ini menerapkan cash basis dalam pengakuan
pendapatan dan beban kurang tepat dengan standar akuntansi keuangan.
2. Laporan yang disusun dengan cara cash basis akan menimbulkan dampak tersendiri
terhadap perlakuan pengakaun pendapatan dan beban, yaitu adanya pendapatan
dan beban dilaporkan dalam kondisi lebih (overstated) atau kurang
(understated) dari yang semestinya.
Saran

1. Sebaiknya dalam melakukan pencatatan transaksi, PG. Watoetoelis menerapkan


metode accrual basis sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat
menyajikan informasi yang sebenarnya.
2. Sebaiknya PG. Watoetoelis menerapkan metode accrual basis sehingga pendapatan
dan beban dapat dipertemukan, dengan demikian akan terpenuhi prinsip
perbandingannya (matching) sehingga tidak terjadi (overstated).
3. Untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimasa yang akan datang apabila
mengangkat judul yang sama sebaiknya lebih detail dalam pembahasan dan
penerapan teori dalam perusahaannya, sehingga penerapan metode pengakuan
pendapatan dan beban dapat diterapkan dengan baik di perusahaan.

134
Jurnal Ekonomi Akuntansi Equity
ISSN : 2460-7762

DAFTAR PUSTAKA
Belkaohi, Ahmed R 2000, Teori Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.
Belkaohi, Ahmed R 2006, Teori Akuntansi. Edisi Kelima, Jilid 1, Salemba Empat,
Jakarta.
Hongren, C.T, W.T. Horisson Jr, L.S. bamber 2006. Accounting. Jilid Satu, Salemba
Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto 2012, Pengantar Akuntansi : Konsep Dan Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan, Erlangga, Jakarta.
Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyano 2007, Intermediate Accounting, Edisi keenam
KPN, Yogyakarta.

135

Anda mungkin juga menyukai