Anda di halaman 1dari 2

HIPERTENSI

Ditetapkan Oleh Kepala


No. Kode :
Puskesmas Damai
No. Terbit : 01

SPO No. Revisi : 00

Tgl. Mulai Berlaku : 01/08/2015


Silvia, Amd, Kep
Halaman : 1-2
NIP. 19780207206042018

1. Pengertian Hipertensi (Tekanan darah Tinggi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanakan hipertensi dan mencegah terjadinya
komplikasi untuk semua pasien yang menderita hipertensi yang datang di
Unit Pelayanan Umum puskesmas Malimongan Baru

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas


4. Referensi 1. Joint national committee (JNC)-8 guidelines 2014
2. Pedoman penanganan hipertensi pada kasus kardiovaskular-
Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia (Perki) 2015
3. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2, ed 6, Interna Publishing. 2014
4. Pedoman Pengobatan dasar di puskesmas, 2007, Depertemen Kesehatan
RI

5. Alat dan Bahan 1. Alat


a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Thermometer

2. Bahan
a. Buku status pasien Unit Pelayanan Umum / Family folder
b. Lembaran resep
c. Form resep
d. Form laboratorium
e. Form rujukan eksternal dan internal
f. Buku register rujukan pasien

Langkah-langkah Bagan alir

1. Perawat Melakukan pengukuran tekanan


Pengukuran tekanan darah ,
darah dan mencatat dalam buku status berat badan, tinggi badan,
pasien. lingkar perut
2. Dokter Melakukan anamnesa terhadap
pasien:
a. onset menderita hipertensi,
Dokumentasi hasil di rekam medik
b. riwayat penyakit hipertensi dalam
keluarga
c. faktor resiko dan komplikasi: DM,
dislipidemia, penyakit ginjal, penyakit Melakukan anamnesa hipertensi,
keluarga, stresspr, faktor resiko,
serebrovaskular, penyakit arteri perifer, komplikasi, gejala alarm
PJK, gagal jantung, endokrin,
d. Kebiasaan merokok, kebiasaan makan,
pekerjaan, pola tidur, stressor, jenis
kepribadian, aktivitas fisik Melakukan pemeriksaan fisik,
EKG (jika diperlukan)
e. Adakah rasa sakit kepala, mimisan,
pusing, rasa berat ditengkuk,
visus/defek penglihatan,
kesemutan/baal/kelemahan di wajah,

[Type text]
tangan atau kaki, cadel, sulit menelan,
nyeri dada, sesak, berdebar, nyeri
pinggang, urin, tremor, keringatan,
perubahan mendadak berat badan,
mual, muntah, Analisa anamnesa,
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik. pemeriksaan fisis,
a. Melakukan pemeriksaan kesadaran, kognitif, ekg, laboratorium,
hasil penunjang yang
kecemasan, IMT dibawa pasien
b. Melakukan pemeriksaan struma, trakea,
bising karotis, denyut jugular atau karotis
c. Melakukan pemeriksaan thorax, pulmonal
dan cor Konseling dan terapi Rujukan eksternal
d. Melakukan pemeriksaan abdomen, hepar,
lien, renal, ascites, bising, vena kolateral
e. Melakukan pemeriksaan punggung,
pinggang, dan ekstremitas (tonus, motorik, apotek dokumentasi rekam
medik pasien
sensorik, refleks, pulsasi arteri perifer,
edema, sianosis)
Rujuk internal: gigi,
4. Penatalaksanaan usila, olahraga, gizi
Sasaran tekanan darah:
Usia < 60thn tanpa komorbid: < 140/90mmHg
Usia > 60thn tanpa komorbid: < 150/90mmHg
Dengan DM/GGK/CHF: < 140/90mmHg
Dengan PJK/disfungsi sistolik: <130/90mmHg
Dengan PAD: <140/90mmHg
Non medikamentosa:
penurunan berat badan hingga mencapai IMT normal
18,5-23; diet kaya buah, sayur, serat, kalium, kalsium,
rendah lemak kalori, diet rendah garam; aktifitas
fisik aerobik/gaya hidup aktif, mengurangi
kecemasan, stress, hentikan rokok/alkohol
Medikamentosa:
Pasien HT tanpa komorbid: mulai dosis kecil
ACEI/ARB atau CCB dhp atau diuretik tiazid
Pasien DM &/ginjal: mulai dengan dosis kecil
diuretik tipe tiazid atau ACEI/ARB atau CCB
dihidropiridine (dhp)
Pasien gagal jantung: mulai dengan dosis kecil
ACEI/ARB atau betablocker selektif (BB) atau
mineralocorticid receptor antagonist (MRA) atau
diuretik
Pasien PJK: mulai dengan dosis kecil ACEI/ARB atau
BB atau diuretik tiazid atau CCB dhp
Pasien PAD: mulai dengan dosis kecil ACEI/ARB atau
BB selektif
Evaluasi tiap 2-4 mgg:
optimalkan nonmedikamentosa dan titrasi dosis
atau kombinasikan jenis obat jika belum
berhasil
4. Melakukan rujukan jika memenuhi kebijakan
kriteria rujukan .

6. Unit terkait 1. Poli Umum


2. Ugd

7. Dokumen terkait 1. Status pasien Unit Pelayanan umum


2. Lembaran resep
3. Form resep umum luar

Anda mungkin juga menyukai