Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk adalah semua orang yang menempati suatu wilayah hukum tertentu dan waktu
tertentu, sehingga kita mengenal istilah penduduk tetap (penduduk yang berada dalam suatu
wilayah dalam waktu lama) dan penduduk tidak tetap (penduduk yang berada dalam suatu
wilayah untuk sementara waktu). Sedangkan Warga Negara Indonesia adalah semua orang yang
tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, baik penduduk asli maupun keturunan asing yang
telah disyahkan oleh undang-undang sebagai warga negara Indonesia. Oleh karena itu kita sering
menemukan istlah WNI pribumi (penduduk asli Indonesia), WNI keturunan (misalnya keturunan
Tiong Hoa, Belanda, Amerika dan sebagainya), dan WNA.
Negara Republik Indonesia yang memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2, saat ini jumlah
penduduk Indonesia tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167 jiwa. Secara nasional
pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun.
Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980
sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000
sebesar 1,6% pertahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per bulan September 2012,3
jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen), atau berkurang
sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012
sebesar 29,13 juta orang (11,96 persen). Serta Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen. Adanya jumlah penduduk yang besar dan
angka kemiskinan yang cukup tinggi dapat memicu adanya masalah kependudukan yang dapat
dilihat dari berbagai aspek.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Bagaimana kualitas penduduk berdasarkan pendapatan, pendidikan, kesehatan,dan mata
pencaharian ?
b. Bagaimana masalah kependudukan di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah:
a. Untuk memenuhi tugas Geografi
b. Mengetahui kualitas penduduk.
c. Mengetahui masalah kependudukan di Indonesia, faktor penyebab, serta solusi dari masalah
kependudukan tersebut.
BAB II
ISI

A. Kualitas Penduduk
Bagaimana kualitas penduduk Indonesia? Secara spontan kita pasti akan mengatakan bahwa
kualitas penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Kualitas penduduk dicerminkan dari
tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan tingkat mata pencaharian.
1. Kualitas Penduduk menurut Tingkat Pendapatan
Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi masih tergolong
rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain. Perhatikan tabel berikut:

Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara Tahun 2010


No. Negara Pendapatan Per Kapita (US $)
1. Amerika Serikat 47.140
2. Australia 43.740
3. Jepang 42.150
4. Malaysia 7.900
5. Singapura 40.920
6. Indonesia 2.580
7. Thailand 4.210
8. Filipina 2.050
9. Inggris 38.540
10. Korea Selatan 19.890
Dengan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan. Rendahnya pendapatan per kapita
penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh:
Pendapatan nasional yang masih rendah. Hal ini disebabkan sumber daya alam yang
dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Jumlah
penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap tahunnya. Masih rendahnya
penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
kurang optimal.
Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan
usaha, antara lain: Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam
yang dimiliki bangsa Indonesia. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan
penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan. Memperbanyak hasil produksi baik
produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
2. Kualitas Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan penduduk
melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan, seperti program beasiswa, adanya
bantuan operasional sekolah (BOS), program wajib belajar, dan sebagainya. Walaupun demikian,
karena banyaknya hambatan yang dialami, maka hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa
Indonesia masih tergolong rendah. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan penduduk Indonesia sebagai berikut :
» Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam
usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat
untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
» Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya
yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat
miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau
gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya
yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin
akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya
Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat
dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
» Rendahnya pendapatan per kapita penduduk
Hal ini menyebabkan orang tua tidak mampu membiayai anaknya sekolah, sehingga banyak anak
yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
» Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan
Hal ini yang ada seperti kelas, guru, dan buku-buku pelajaran. Hal ini menyebabkan tidak semua
anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah, terutama di daerah pelosok dan terpencil yang
sulit dijangkau program pemerintah.
» Masih kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan
Hal ini terjadi sehingga anak tidak disekolahkan tetapi justru diarahkan untuk bekerja membantu
memenuhi ekonomi keluarga.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan. Usaha-
usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
® Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
® Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
® Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran
1994/1995.
® Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
® Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
® Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
® Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan pelatihan.
® Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
® Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan
ketrampilan.
3. Kualitas Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan
Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan
pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi
dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan
angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Faktor-faktor
yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
v Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
v Penyakit menular sering terjadi.
v Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
v Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar 71 per 1000
kelahiran bayi.
v Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah:
v Kekurangan vitamin A
v Kekurangan kalori protein
v Kekurangan zat besi
v Gondok
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
Ø Melaksanakan program perbaikan gizi.
Ø Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi
sarana dan prasarana kesehatan.
Ø Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
Ø Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Ø Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
Ø Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Ø Penyediaan air bersih.

4. Kualitas Penduduk Menurut Mata Pencarian


Proyeksi pertambahan angkatan kerja antara tahun 1985 sebesar 14 juta dan dalam tahun
1995-2005 sebesar 29 juta. Tentu saja hal ini memelukan perhatian khusus. Akibat pertambahan
penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya terserap. Bahkan semakin
ketatnya persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja
kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan usaha pembangunan secara
nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut merupakan beban.
Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus ditangani secara
serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional.
Sesuai dengan asas pemerataan yang ditetapkan sebagai kebijakasanaan umum pembangunan
nasional, maka pemerintah mempunyai emppat kebijaksaan umum di bidang perluasan
kesempatan kerja, seperti berikut:
1) Kebijaksanaan di bidang ekonomi dan sosial
2) Kebijaksanaan di sektor produksi
3) Kebijaksanaan regional (daerah)
4) Kebijaksanaan khusus
Disamping kebijasanaan umum yang telah disebutkan di atas, pemerintahan menjalankan
kebijaksanaan khusus dilakukan dengan beberapa langkah antara lain sebagai berikut.
a. Mengurangi pengangguran di daerah berpenduduk padat, miskin dan rawan terhadap bencana
alam meleui berbagai program, misalnya pembangunan desa.
b. Meningkatkan penyaluran, penyebaran, dan pemanfaatan tenaga kerja melalui Program
Penggunaan dan Penyebaran Tenaga AKerja (PPTK), Bursa Tenaga Kerja, dan cara-cara efektif
lainnya
c. Meningkatkan keterampilan yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas,
terutama tenaga kerja usia muda dan wanita pedesaan melalui program latihan dan keterampilan
tenaga
d. Meningkatan hubungan perburuhan yang mantap dan dinamis, serta membina kesejahteraan
dan ketenangan buruh dalam kegiatan pembangunan melalui program hubungan dan
perlindungan tenaga kerja.
B. Masalah Kependudukan di Indonesia
a. Jumlah Penduduk yang Besar
Jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah
berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Dari tahun ke tahun
jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah. Indonesia selain mempunyai wilayah yang luas, juga mempunyai
jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk ini adalah masalah yang serius bagi negara,
sebagai contoh, pulau jawa yang luas nya hanya 7% dari luas Indonesia telah di huni sekitar 60%
penduduk Indonesia, kondisi ini mengakibatkan berbagai dampak :
· Persaingan Lapangan Pekerjaan
Persaingan lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk di negara
kita yang sangat tinggi dan rupanya pertumbuhan penduduk ini tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga yang ter
jadi adalah bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia .
· Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah perkotaan
yg padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak memadai
dan kondisi rumah yang sudah tak layak huni. Namun tidak semua masyarakat bersaing
untuk mendapatkan pemukiman yang
layak, nyatanya banyak juga masyarakat yang memilih tetap tinggal yang sudah bertahun-tahun
menjadi tempat tinggalnya dengan alasan sudah terbiasa dan warisan dari nenek
moyang sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya.
· Meningkatnya Jumlah Kemiskinan
Akibat dari jumlah penduduk yang besar selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kemiskinan.
Meningkatnya jumlah kemiskinan ini di sebabkan oleh kurang berkembangnya kreatifitas dari
masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri hal tersebut bukan tanpa alasan karena
untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus
yang mana untuk mendapatkan itu semua masyarakat membutuhkan sarana pendidikan ,
sedangkan di negeri kita ini sarana pendidikan masih belum dapat dirasakan
semua rakyatnya karena faktor kemiskinan.
· Rendahnya Kesempatan Pendidikan
Di negara kita ini memiliki tingkat kekahiran yang tinggi namun tidak didampingi dengan
tingkat kematian, dengan demikian tentu semakin banyak fasilitas dan jumlah tenaga kerja
guru yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak memiliki kesempatan untuk
bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.
Segala sesuatu pasti ada pokok permasalahan yang harus dipecahkan, baik secara
bersama atau individual. Dalam hal ini untuk mengatasi masalah jumlah penduduk yang besar
sangatlah dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Adapun hal hal yang perlu dilakukan untuk
menekan pesatnya pertumbuhan penduduk adalah :
- Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam
suatu keluarga secara umum dan massal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
- Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
- Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat
maka diharapkan hilangkannya kepercayaan banyak anak banyak rejeki.
Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola
pikir dalam bidang kependudukan.
- Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan dampak
dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan
masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
- Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar
penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu
menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang tersedia.
b. Pertumbuhan Penduduk yang Cepat
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan
kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan
kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi disebut faktor nonalami. Kelahiran bersifat
menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat
menambah disebut migrasi masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi
disebut migrasi keluar (emigrasi).
Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi, yakni sekitar 1,98%
per tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini, pemerintah Indonesia
melaksanakan program Keluarga Berencana. Dengan program Keluarga Berencana ini pada
tahun 2000 pertumbuhan penduduk telah menurun menjadi ± 1,6 persen. Struktur penduduk
Indonesia memberat pada penduduk usia muda, hal ini sebagai akibat dari masih tingginya
tingkat kelahiran. Persentase penduduk 0 - 14 tahun pada tahun 1980 mencapai 40,3 persen dan
pada tahun 1985 sedikit turun menjadi 39,2 persen. Penduduk usia muda ini pada tahun 2000
diperkirakan turun lagi menjadi 37,7 persen dan 34,2 persen.
Akibat pertumbuhan penduduk yang cepat antara lain sebagai berikut.
Pertumbuhan penduduk sangat banyak, yaitu nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat.
· Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan tingginya angka pengangguran.
· Persebaran penduduk tidak merata. Penduduk Indonesia tahun 2004 sejumlah 206.246.595
jiwa, 64% di antaranya tinggal di Pulau Jawa.
· Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya penduduk usia muda yang
belum produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.
· Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan lapangan kerja.
· Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk. Demikian pula permasalahan
lingkungan hidup sangat luas, misalnya merosotnya kuantitas dan kualitas sumber alam,
tercemarnya lingkungan fisik, dan timbulnya dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan
sosial.

c. Persebaran Penduduk tidak Merata


Banyaknya masyarakat Indonesia yang bermigrasi ke kota-kota besar mengakibatkan
terjadinya kepadatan di kota-kota besar. Namun fasilitas dan perekonomian di daerah perkotaan
semakin meningkat. Sedangkan pada daerah yang ditinggalkan penduduknya tidak mengalami
kemajuan sama sekali sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan daerah perkotaan
dan pedesaan.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah
atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah
angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap kilometer pada suatu wilayah
negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah
sebagai berikut:
Faktor Fisiografis, meliputi keadaan fisik pulau tersebut, misal keadaan tanah, iklim dan cuaca.
Faktor Biologis, meliputi keanekaragaman makhluk hidup yang ada.
Faktor Kebudayaan dan Teknologi, meliputi kemajuan teknologi yang ada.
Untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk, program pemerintah yang terkenal dalam
upaya mengatasi masalah tersebut adalah transmigrasi, yaitu pemindahan penduduk dari daerah
yang padat penduduk ke daerah yang belum padat penduduk. Program pemerintah tersebut
dilaksanakan sekitar tahun 1980 -1990 an. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
® Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
® Peningkatan taraf hidup transmigran.
® Pengolahan sumber daya alam.
® Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
® Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
® Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
® Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
Banyak proyek transmigrasi yang tidak dilakukan sesuai prosedur, yaitu penyiapan prasarana
dasar secukupnya, dana diselewengkan, sehingga penduduk yang dipindahkan teraniaya.
Beberapa solusi lain upaya lain yang dapat dilakukan adalah:
» Pengadaan rumah vertikal atau rusun
» Mengatur jarak kelahiran
» Menambah pengetahuan tentang kependudukan
» Meningkatkan usaha ekonomi keluarga
» Para transmigran yang sukses bisa kembali membangun daerah asalnya.
d. Komposisi Pendudukan yang kurang Mengantungkan
Komposisi penduduk merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang
membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
jenis kelamin wanita lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini menyebabkan banyaknya penduduk
usia muda sehingga rasio ketergantungan sangat tinggi.
Akibat timbul dari kondisi komposisi tidak menguntungkan dari penduduk 0 – 14 tahun adalah :
· Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga yang harus menjadi beban
tanggungannya oleh penduduk produktif (15 – 64 tahun) sebesar 1.125.099 terhadap penduduk
tidak produktif (0 – 14 tahun dan 65 + tahun) sebesar 590.419 sangat berat sehingga mengurangi
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.
· Meningkatnya angka Ketergantungan
· Aspek pemenuhan ekonomi, dimana kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat
pada pemenuhan makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitas) sehingga dampak
lebih lanjut adalah adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition), bila kekurangan gizi terutama
pada usia muda ( 0 – 5 tahun ) hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 sebesar 210.646 akan
mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental (mental retardation), akibat
lanjut mutu Sumber Daya Manusia masa yang akan datang rendah.
· Aspek Pendidikan yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan
kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua, apabila kemampuan ekonomi kurang
mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yang mengakibatkan pada
kualitas pendidikan tersebut kurang.

e. Arus Urbanisasi
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan
sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan
diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum,
perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus
segera dicarikan jalan keluarnya.
Akibat dari meningkatnya proses urbanisasi menimbulkan dampak-dampak terhadap lingkungan
kota, baik dari segi tata kota, masyarakat, maupun keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi
terhadap lingkungan kota antara lain:
· Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan. Pertambahan penduduk kota yang
begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini, lahan kosong di
daerah perkotaan sangat jarang ditemui. ruang untuk tempat tinggal, ruang untuk kelancaran lalu
lintas kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim. Bahkan, lahan untuk Ruang Terbuka
Hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. Lahan kosong yang terdapat di daerah perkotaan telah
banyak dimanfaatkan oleh para urban sebagai lahan pemukiman, perdagangan, dan perindustrian
yang legal maupun ilegal. Bangunan-bangunan yang didirikan untuk perdagangan maupun
perindustrian umumnya dimiliki oleh warga pendatang. Selain itu, para urban yang tidak
memiliki tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong sebagai pemukiman liar mereka.
hal ini menyebabkan semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
· Menambah polusi di daerah perkotaan. Masyarakat yang melakukan urbanisasi baik dengan
tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki
kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota
yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi atau pemcemaran seperti polusi udara dan
kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia. Ekologi di daerah kota tidak lagi terdapat
keseimbangan yang dapat menjaga keharmonisan lingkungan perkotaan.
· Penyebab bencana alam. Para urban yang tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal
biasanya menggunakan lahan kosong di pusat kota maupun di daerah pinggiran Daerah Aliran
Sungai (DAS) untuk mendirikan bangunan liar baik untuk pemukiman maupun lahan berdagang
mereka. Hal ini tentunya akan membuat lingkungan tersebut yang seharusnya bermanfaat untuk
menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir. Daerah Aliran Sungai sudah tidak
bisa menampung air hujan lagi.
· Pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi. Kepergian penduduk desa ke kota untuk
mengadu nasib tidaklah menjadi masalah apabila masyarakat mempunyai keterampilan tertentu
yang dibutuhkan di kota. Namun, kenyataanya banyak diantara mereka yang datang ke kota
tanpa memiliki keterampilan kecuali bertani. Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk
memperoleh pekerjaan yang layak. Mereka terpaksa bekerja sebagai buruh harian, penjaga
malam, pembantu rumah tangga, tukang becak, masalah pedagang kaki lima dan pekerjaan lain
yang sejenis. Hal ini akhirnya akan meningkatkan jumlah pengangguran di kota yang
menimbulkan kemiskinan dan pada akhirnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, orang
– orang akan nekat melakukan tindak kejahatan seperti mencuri, merampok bahkan membunuh.
Ada juga masyarakat yang gagal memperoleh pekerjaan sejenis itu menjadi tunakarya,
tunawisma, dan tunasusila.
· Meningginya Jumlah Penganggur.
· Penyebab kemacetan lalu lintas. Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana-
mana, ditambah lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki
tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan, sehingga
kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban memiliki
kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas jalan di kota.
· Merusak tata kota. Apalagi para migran tersebut kebanyakan adalah kaum miskin yang tidak
mampu untuk membangun atau membeli perumahan yang layak bagi mereka sendiri. Akibatnya
timbul perkampungan kumuh dan liar di tanah – tanah pemerintah.
Tata kota suatu daerah tujuan urban bisa mengalami perubahan dengan banyaknya urbanisasi.
Urban yang mendirikan pemukiman liar di pusat kota serta gelandangan-gelandangan di jalan-
jalan bisa merusak sarana dan prasarana yang telah ada, misalnya trotoar yang seharusnya
digunakan oleh pedestrian justru digunakan sebagai tempat tinggal oleh para urban. Hal ini
menyebabkan trotoar tersebut menjadi kotor dan rusak sehingga tidak berfungsi lagi.
Upaya Penanggulangan Urbanisasi
» Mempersulit peraturan proses perpindahan desa ke kota
» Meningkatkan pelaksanaan siskamling agar masyarakat desa merasa lebih terjamin keamanannya.
» Pembangunan sarana yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa, seperti KUD dan
pembangunan sarana irigasi.
» Menggalakkan program keluarga berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk desa.
» Peningkatan fasilitas kehidupan masyarakat desa, seperti sarana angkutan, kesehatan, jalan,
pendidikan dan lain sebagainya.
» Menerapkan system desentrlisasi dalam pelaksanaan pembangunan. Kegiatan pembangunan tidak
hanya berpusat di kot saja, malinkan tersebar di daerah – daerah lainnya. Sehingga masyarakat
desa yang mencari pekerjaan tidah harus dating ke kota.
» Memperlancar arus lalu lintas yang menghubungkan desa dan kota, sehingga orang desa yang
bekerja di kota tidak usah menetap di kota
» Desentralisasi industry
» Peningkatan masyarakat desa dengan melakukan intensifikasi pertanian dalam pengembanagna
industri kecil.
» Membangun jaringan listrik di wilayah pedesaan dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Kualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan
dalam pemenuhan kebutuhan, seprti pangan, sandang,prumahan, kesehatan, pendidikan. Faktor
yang mempengaruhi kualitas penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh:
1. Tingkat pendapatan
2. Tingkat Pendidikan
3. Tingkat Kesehatan
4. Tingkat Mata Pencaharian
Sebagai salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia mengalami masalah dalam
sumber daya manusia antara lain pertumbuhan penduduk yang masih sangat tinggi, penyebaran
yang kurang merata, dan kurang seimbangnya struktur dan komposisi umur penduduk, yang
ditandai dengan besarnya jumlah penduduk yang masih muda serta mutu penduduk yang masih
relatif rendah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan masalah besar dalam suatu
negara, jika tidak di imbangi dengan peningkatan produksi dan efisiensi di bidang lainnya.
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi hal ini antara lain melaksanakan program keluarga
berencana dan meningkatkan mutu sumber daya manusia (baik dengan pendidikan formal
maupun nonformal) yang telah ada, sehingga dapat menunjang peningkatan produktivitas guna
mengimbangi laju pertumbuhan penduduknya. Penyebaran penduduk yang tidak merata
menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat nya terjadi
ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya. Tidak seimbangnya beban penduduk antar daerah
itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja. Oleh karena itu pemerintah
melakukan penyelenggaraan program transmigrasi dan memperbaiki serta menciptakan lapangan
– lapangan pekerjaan di daerah tertinggal. Komposisi penduduk yang tidak seimbang dapat
menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar
B. SARAN
Penulis mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna,
oleh Karena itu penulis membutuhkan saran-saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini karena dengan adanya saran saran tersebut penulis dapat mengetahui letak dari
kekurangan makalah makalah ini dan bisa jadi pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan
makalah yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wadiyatmoko K. 2012. Geografi SMA/MA Jilid 2. Jakarta: Erlangga
http://geopril.blogspot.com/2009/11/kualitas-penduduk-berdasarkan.html
http://intansaf.wordpress.com/2013/09/26/permasalahan-kependudukan-di-indonesia/
http://hamimincore.blogdetik.com/2013/05/25/masalah-kependudukan-di-indonesia/
http://bisnisgeografi.blogspot.com/p/kualitas-penduduk.html
http://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/
http://tugassekolah123.blogspot.com/2014/08/sebutkan-faktor-yang-mempengaruhi-masalah-
kualitas-penduduk-indonesia.html
TUGAS IPS
KUALITAS HIDUP RAKYAT INDONESIA

DI BUAT OLEH :

NAMA : BUNGA VERLITA AMANDA THOME


KELAS : VII L

SMP NEGERI 2 KOTA KUPANG


2017/2018

Anda mungkin juga menyukai