Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia


berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip,
standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna
dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah


menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag
dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak
antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk
belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka,
pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan
pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada
bisnis dengan skala yang lebih besar.

Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan


teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam
perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain
tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat
mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.

1
BAB II
ISI
`1 EVOLUSI PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN
1.1. Sejarah awal akuntansi
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu lahirnya
sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan berbagai skenario. Kebanyakan
skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan pencatatan di
sebagian besarkebudayaan sejak sekitar 3.000 tahun sebelum masehi. Termasuk
didalamnya adalah kebudayaan Chaldean-Babilonia. Asiria dan sumeria, yang
menemukan pemerintahan terorganisasi pertama di dunia, termasuk juga beberapa bahasa
tulisan tertua, dan catatan-catatan bahasa tertua yang masih dapat diselamatkan;
kebudayaan mesir, dimana juru tulisnya menjadi “titik pusat dimana keseluruhan mesin
perbendaharaan dan bagian-bagian lainnya berputar”, kebudayaan cina, dimana akuntansi
pemerintahannya memainkan peranan yang vital dan rumit pada dinasti Chao (1122-256
SM); kebudayaan Yunani, dimana Zenon, seorang manajer dari wilayah Appolonius yang
luas, memperkenalkan ditahun 256 SM sebuah sistem akuntansi pertanggungjawaban
yang terperinci; dan kebudayaan Romawi, dengan hukum yang mengharuskan para
pembayar pajak membuat pelaporan mengenai posisi keuangan mereka, dan dimana hak-
hak sipil bergantung kepada jumlah harta benda yang dilaporkan oleh penduduknya.
Kehadiran dari bentuk-bentuk pembukuan dari dunia kuno tersebut dapat dikaitkan
kepada beberapa faktor, termasuk penemuan tulisan, diperkenalkan angka-angka Arab
dan sistem desimal, penyebaran pengetahuan mengenai aljabar, adanya sarana penulisan
yang tidak mahal, meningkatnya tingkat melek huruf, dan adanya suatu standar alat
pertukaran. Bahkan, A.C. Littleton membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya
pembukuan yang sistematis:

Seni penulisan (The Art of Writing), karena pembukuan pada intinya adalah
sebuah catatan: Aritmetika (arithmetic), karena aspek mekanis dari
pembukuan mengandung adanya serangkaian perhitungan sederhana; Milik
Pribadi (Private Property), karena pembukuan hanya berkepentingan dengan
pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda dan hak miliknya; uang (Money)
yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak akan ada dorongan untuk
membuat catatan apapun jika seluruh pertukaran dilakukan ditempat saat itu
juga; perdagangan (mommerce), karena sebuah penjualan lokal saja tidak

2
akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk merangsang manusia
mengkoordinasikan berbagai pemikiran kedalam suatu sistem; modal
(Capital), karena tranpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian
kredit menjadi suatu yang tidak mungkin bisa dibayangkan.

Masing-masing kebudayaan kuno yang disebutkan diatas telah mencakup prasyarat-


prasyarat, sekaligus menjelaskan mengapa telah terdapat semacam pembukuan
didalamnya.
Apa yang belum dapat ditemukan adalah sebuah skenario mengenai sejarah
akuntansi dari berbagai bagian yang saling terpisah dari informasi mengenai risalah-
risalah awal adanya pembukuan.
Satu skenario yang cukup masuk akal adalah sebagai berikut:

Jika kita ingin melacak ilmu yang penting ini (akuntansi) kembali keasal
usulnya, kita secara ilmiah akan menganggap penemuan pertamanya akan
berasal dari para pedagang yang pertama; dan tidak seorang pun yang layak
mengklaim hal tersebut pada masa itu selain orang-orang Arab. Orang-orang
Mesir, yang selama beberapa masa menunjukkan kejayaannya di dunia
perdagangan, memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut
melalui interaksi dengan bangsa tersebut; dan, sebagai konsekuensinya, dari
merekalah orang-orang mesir harus melakukan suatu bentuk pertama dari
akuntansi, yang menurut cara perdagangan yang umum, dikomunikasikan
keseluruh kota-kota di Timur Tengah. Ketika kekaisaran di Barat diserbu oleh
bangsa Barbar, dan seluruh negeri yang berada dibawahnya, mengambil
kesempatan untuk mengumumkan kemerdekaan mereka, perdagangan tumbuh
dengan cepat setelah kemerdekaan terjadi; dan segera pula Italia, yang
sebelumnya menjadi ruang sidang dunia, menjadi pangkal perdagangan,
dimana sisa-sia reruntuhan dari kekaisaran Timur didekat Turki, yang
kejeniusan atau ketahanannya tidak pernah dimasuki oleh seni perdagangan,
memberikan konstribusi yang besar. Bisnis perdagangan, yang untuk setiap
kota-kota perdagangan di Eropa dihubungkan oleh orang-orang Lombardia,
ikut pula memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening,
melalui penggunaan pencatatan berpasangan; yang kini dikenal dengan
sebutan pembukuan Italia.

3
Pembukuan Italia berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan dari
republik Italia dan penggunaan metode pembukuan pencatatan berpasangan di abad ke-
14. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali dikenal adalah pembukuan Massari
dari Genoa, yang bertanggal sejak tahun 1340. Pembukuan pencatatan berpasangan ini
lebih dahulu berkembang sekitar dua ratus tahun dari Lucas Pacioli. Raymond de Rover
menggambarkan perkembangan awal dari akuntansi di Italia, berkisar tahun 1250 dan
1400 adalah penggabungan dari berbagai elemen yang heterogen ini ke dalam sebuah
sistem pengklasifikasian yang integrasi yang disebut sebagai rekening/perkiraan/akun
dan dikembangkan dengan berdasarkan pada prinsip dari pencatatan ganda untuk seluruh
transaksi.

1.2. Kontribusi Luca Pacioli


Luca pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umumnya diasosiasikan
dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya, pada
tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de Arithmetica Geometria, proprtioni et
Proportionalita yang didalamnya terdapat dua buah bab-de Computis et Scripturis- yang
menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Risalahnya mencerminkan prakti-
praktik yang berlaku di Venesia pada masa itu, kemudian dikenal sebgai “metode
Venesia” atau “metode italia”. Luca Pasioli bukanlah penemu dari pembukuan pencatatan
berpasangan , tetapi Ia yang menguraikan mengenai apa yang dipraktikkan pada masa itu,
Ia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah” untuk memberikan informasi yang tidak
tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan hutang-hutangnya. Debit
(adebeo) dan kredit (credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah
pencatatan berpasangan. Seluruh pencatatan harus berpasangan.

1.3. Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan

1. Sekitar abad ke – 16 teradi beberapa perubahan didalam teknik-teknik


pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya jurnal-jurnal
khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke – 16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodic
sebagai tambahan lagi diabad ke 17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari
seluruh akun dan transaksi sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan
debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya
dan abstrak.

4
3. Penerapan dari system pencatatan berpasangan juga diperluas kejenis-jenis
organisasi yang lain.
4. Abad ke -17 mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang
terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company diabad ke-17 dan selanjutnya diikuti
dengan perkembangan dari perusaahan seiring dengan revolusi
industry,akuntansi mendapatkan status yang lebih baik,ditunjukkan dengan
adanya kebutuhan akan akuntansi biaya dan kepercayaan yang diberikan kepada
konsep-konsep mengenai kelangsungan,periodisitas dan accrual.
6. Pada abad ke-18 metode-metode untuk pencatatn aktiva tetap mengalami
evolusi.
7. Abad ke-19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang
dagangan yang tidak terjual. Pertengahan abad ke-19 Saliero pada tahun1915
menggunakan metode –metode depresiasi berikut ini.Metode garis lurus,metode
saldo menurun,metode dana pelunasan dan anuitas,dan metode unit biaya.
Setelah tahun 1930 beban depresiasi menadi lebih umum digunakan.
8. Akuntansi biaya muncul pada abad ke 19 sebagai sebuah hasil dari revolusi
industry.Akuntansi biaya diawali oleh pabrik-pabrik tekstil pada abad ke 15.
9. Pada akhir abad ke 19 terjadi perkembangan pada teknik-tknik akuntansi untuk
embayaran dibayar dimuka dan accrual,sebagai cara untuk memungkinkan
dilakukannya perhitungan dari laba periodic.
10. Akhir abad ke 19 dan ke 20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11. Diabad ke 20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu
komplek,mulai dari hitungan laba persaham,akuntansi untuk perhitungan
bisnis,akuntansi untuk inflasi,sewa jangka panjang dan pension,sampai kepada
masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan.

2. PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT

1.1. Tahap konrtibusi Manajemen (1900-1933)

Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari


meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan
oleh perusahaan-perusahaan industrisetelaah tahun 1900.

5
Pemain utama pada masa itu adalah asosiasi akuntan prefesional, American
Institute of Accountants (AIA), pada tahun 1917 menetapkan suatu dewan pemeriksa (
Board of Examiners) untuk membuat suatu ujian CPA yang seragam, dan Bursa Efek
New York, yang sejak tahun 1900 mensyaratkan seluruh perusahaan yang masuk bursa
saham untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan.

Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah meningkatnya dampak dari teori
akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun undang-undang tahun 1913
telah memberikan dasar kalkulasi laba pajak kena pajak dengan dasar penerimaan dan
pengeluaran kas, undang-undang tahun 1918 adalah yang pertama yang mengakui
peranan dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak.seperti yang
dinyatakan di dalam seksi 212 (b) dari undang-undang tersebut.

1.2. Tahap Kontribusi Isnstitusi (1933-1959)

Tahap ini ditandai dengan adanya pembuatan dan peningkatan peranan industry di
dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini meliputi Pendirian Securities and
Exchange Commission (SEC), Persetuan atas “ prinsip-prinsip umum “ oleh AIA dan
peran baru yang dimainkan oleh Komite Prosedur Akuntansi ( Committee on Accounting
Procedures_CAP ) masing-masing akan ditinjau dibawah ini.

1. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola
beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk undang-undang Sekuritas pada
tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas dipasar-pasar antar Negara bagian
dan undang-undang sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
2. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley didalam satu artikel yang mengkritik
teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan, George o. May,
Kebangsaan Inggris mengusulkan agar Institusi Akuntan Publik Berserikat
Amerika (American Institute of Certified Public Accounting_AICPA)memulai
sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek. Komite Mengusulkan percobaan
resminya yang pertama untuk mengembangkan tehnik-tehnik akuntansi yang
berlaku umum. Dikenal sebagai “ prinsip-prinsip umum”
3. Setelah diterbitkannya ASR no.4 oleh SEC, yang menentang profesi akuntansi
untuk “ memberikan dukungan subtansial dari yang berwenang” bagi prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari Asosiasi

6
Akuntansi Amerika (American Accounting Association ) dan para anggotanya
yang baru saja dibentuk, instuti selanjutnya pada tahun 1938 memusteskan
member kuasa kepada Komite Prosedur akuntansi ( Committee Accounting
Procedure _CAP) untuk mengumumkan keputusanya. CAP menerbitkan 12
Accounting Research Bulletins (ARB) selama periode 1938-1939

1.3. Tahap Kontribusi Profesional (1959-1973)

Ketidak puasan terhadap CAP dengan sangat jelas diungkapkan oleh presiden
AICPA, Alvin R. Jennings, dengan pertanyaan mengenai “ seberapa sukseskah kita
dalam mempersempit area-area yang memiliki perbedaan dan ketidakkonsistenan di
dalam pembuatan dan penyajian dari informasi keuangan.” Suatu Komite Khusus yang
dibuat di tahun 1957 dan 1958 mengusulkan untuk melakukan pembubaran CAP dan
departemen Risetnya. AICPA menerima rekomendasi dari komite dan mendirikan di
tahun 1959, Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Board_APB) dan Divisi
Riset Akutansi ( Accounting Research Division )dengan misi untuk memajukan
pernyataan tertulis dari apa yang dinyatakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum . Accounting Research Division melanjutkn dengan publikasi daari
proses yang masih diperdebatkandengan sengit yang bergantung pada pemberian alas an
mengenai deduksi.

APB juga menerbitkan berbagai opini mengenai isu-isu konvensional , mencapai


jumlah 31 Opini antara tahun 1959 dan 1973. Asosiasi Akuntansi Amerika juga ikut
berpartisipasi di dalam proses ini melalui beberapa studi riset dan percobaan untuk
mengembangkan suatu pernyataan yang terintegrasi dari teori akuntansi dasar usaha-
usaha yang dilakukan tidak selalu berhasil, APB sndiri ditentang dan dikritik untuk:

- Opini yang terbatas, konvensional atau ad hoc, termasuk APB 8 mengenai


akuntansi pension, APB 11 mengenai alokasi pajak penghasilan, serta APB 2 dan
4 mengenai kridit pajak investasi.
- Kegagalan untuk memecahkan masalah mengenai akuntansi bagi kombinasi
bisnis dan goodwill.

Anggapan bahwa terdapat mata rantai antara profesi dengan APB juga tidak
membantu. Intervensi dari asosiasi dan agen-agen profesi dalam formulasi suatu teori

7
akuntansi di picu oleh usaha-usaha untuk melenyapkan tehnik-tehnik yang tidak diketaui
dan untuk ehnik-tehnik yang dapat diterima. Sekali lagi ketergantungan terhadap asosiasi
dan agen-agen seperti diatas bukannya tidak memiliki konsekwensi , seperti hal-hal
berikut :

- Asosiasi dan keagenan tidak berstandar pada kerangka kerja teoritis yang telah
dibuat
- Wewenamg atas pernyataan tidak dinyatakan dengan jelas
- Adanya perlakuan alternative memungkinkan adanya flekdibilitas didalam
pemilihan teknik-teknik akuntansi.

Ketidakpuasan akibat adanya intervensi profesional, seperti yang telah


diungkapkan dalam tulisan oleh Briloff, adalah suatu cara yang efektif dalam menarik
perhatian masyarakat umum akan adanya penyalahgunaan akuntansi yang mendominasi
beberapa laporan tahunan tertentu.

1.4. Tahap Politisasi (1973-sekarang)

Keterbatasan yang dimiliki asosiasi professional maupun manajemen dalam


memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu
pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan
stndarnya_sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku secara umum
bahwa angka-angka akuntansi mempengaruhi prilaku berekonomi dan sebagai
konsekuensinyaaturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat dalam area politik.

Sejak awal FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif dan quasi
politikn dalam formulasi dari prinsip-prinsip akuntansi. Hal yang dilakukan oleh FASB
mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama, dengan adanya usaha untuk mengembangkan
suatu kerangka kerja teoritis atau kesepakatan dalam akuntansi, kedua dengan lahirnya
berbagai kelompok yang berkepentingan , yang kontribusinya diperlukan bagi
penerimaan umum atas standar baru. Oleh sebab itu proses penetapan standar memiliki
aspek politis didalamnya.

Hubungan dari organisasi-organisasi besar menyarankan agar “delapan besar”


dan AICPA memiliki kendaki atas standar-standar akuntansi yang di setujui oleh SEC.

8
setelah menerangkan perlunya pemerintahan federal memastikan bahwa perusahaan yang
dimilki public benar-benar bertanggung jawab kepada masyarakat.

3. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONEISA

Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era penjajahan Belanda


sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas
berkaitan dengan praktik akuntansi ddi Indonesia dapat di temui pada tahun 1747, yaitu
praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Socitey yang berkedudukan di Jakarta
(Soemarso 1995). Pada era ini Belanda menganlkan sistem pembukuan berpasangan
(Double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan ole h luca Pacioli.
Perusahaan VOC milik Belanda yang merupakan organisasi komersial utama selama
masa penjajahan memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selam era
ini (Diga dan Yunus 1997).

Kegiatan ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an
awal tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga
pengusaha Belanda banyak yang menanamkan modalnya di Indonesia. Peningkatan
kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan akan tenaga akuntan dan juru buku
yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun
1907 (Soemarso 1995). Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh
akuntan Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan
administrasi di perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur (Yunus 1990). Intrernal
auditor yagn pertama kali datang di Indonesia adalah J.W Labrijn yang sudah berada di
Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama yang melaksanakan pekerjaan audit
(menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim ke
Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995).

Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan


Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soemarso
1995). Akuntan public yang pertama adalah Frese dan Hogeweg yang mendirikan kantor
di Indonesia pada tahun 1918. pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu
kantor akuntan H.Y. Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-
Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang

9
Indonesia yang bekerja sebagai akuntan public. Orang Indonesia pertama yang bekerja di
bidang akuntansi adalah JD. Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan
Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemasro 1995).

Kesempatan bagi akuntan lokal (Indoenesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945,
dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Sampai tahun 1947 hanya ada satu orang
akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soemarso 1995). Praktik
akuntansi model Belanda masih diggunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an).
Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model
Belanda.

Nasionalisasi atas perusahaan yagn dimiliki Belanda dan pindahnya orang-orang


Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga
ahli (Diga dan Yunus 1997).

Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya


berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik
akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama
yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan
tinggi yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti oembukaan jurusan akuntansi di
Universitas Indonesia 1952, Institut Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-
STAN) 1990, Universitas Padjajaran 1960, Univeritas Sumatra Utara 1960, Universitas
Airlangga 1960 dan Universitas Gajah Mada 1964 (Soemarso 1995) telah mendorong
pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada tahun 1960
(ADB 2003). Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi sistem
akuntansi model Amerika (Diga dan Yunus 1997).

Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki


kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok terebut berusaha untuk
menciptakan ekonomi yang lebih kompetetif dan lebh berorentasi pada pasar – dengan
dukungan praktik akutansi lebih baik. Kebijakan kelompok tersebut memeperoleh
dukungan yang kuta dari investor asing dan lembaga-lembaga internasional (Rosser
1990). Sebelum perbaikan pasar model dan pengenalan reformasi akuntansi tahun 1980an
dan awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui perusahaan yang memiliki tiga jenis
pembukuan – satu untuk menunjukkan gambaran sebenarnya dari perusahaan dan untuk
dasar pengambilan keputusan; satu untuk menunjukkan hasil yang positif dengan maksud

10
agar dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman/ kredit dari bank domestic dan asing;
dan satu lagi yang menunjukkan hasil negative (rugi) untuk tujuan pajak (Kwik 1994).

Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan
muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang dapat
mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Sekandal pertama adalah kasus Bank
Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan yagn dikendalikan presiden Suharto).
Bank Duta Go Public pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang
jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada
Bapepam, auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor
Bank Duta mengeluarkan wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh kasus Plaza
Indonesia Realty (Pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser (1999)
mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus
diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi pasar modal dari
model “casino” mejadi model yang dapat memobilisasi aliran investasi jangka panjang.

Bewrbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang


untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan.
Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi seperangkat standar
akuntansi keuangan (PSAK). Kedua, pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (Work
Bank) melaksanakan proyek Pengembangan Akuntansi yang ditunjuk untuk
mengembangakan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun
1995, pemerintah membuat barbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang-
undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek
akuntansi/ pelaporan keuangan kedalam Undang-undang Pasar Modal (Rosser 1999).

Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada
pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan sampai awal 1998,
kebangkrutan konglomerat, collapsenya sistem perbankan, meningnkatnya inflasi dan
pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi
atas berbagai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini kesalahan secara
tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akutansi dan rendahnya kualitas
keterbukaan informasi (Tansparancy). Ringkasan perkembangan praktik akuntansi di
Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.1

11
Tabel 5.1.

Faktor Lingkungan dan Praktik Akuntansi

PERKEMBANG PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN


AN POLITIK DAN EKONOMI AKUNTANSI
SOSIAL

ERA KOLONIAL
BELANDA (1595-
Perusahaan Hindia Belanda mengenalkan
1945) :
Belanda (VOC) menguasai akuntansi di Indonesia
 Beland perdagangan di Indonesia. Regulasi akuntansi yang
a menguasai Jawa dan Keterlibatan dan aktifitas pertama dikeluarkan
kepulauan lain. Pribumi di perdagangan tahun 1642 oleh Gubernur
 Islam dibatasi dengan ketat. Jendral Hindia Belanda.
menjadi agama Etnis China diberi hak Regulasi terebut mengatur
mayoritas khusus dibidang administrasi Kas dan
perdagangan dan Piutang (Abdil Kadir
transportasi air 1982)

ERA SUKARNO
(1945-1966) :
Dominasi perdagangan Akademi lulusan
Indonesia oleh Belanda dan China Amerika mengisi
memperoleh mendorong munculnya kekosongan posisi
kemerdekaan. ketidak adilan di akuntan dan sistem
Kepemimpinan masyarakat. Akhirnya, akuntansi dan auditing
presiden Soekarni Indonesia memilih Amerika dikenalkan di
dekat dengan pendekatan sosialis dalam Indonesia. Baik akuntansi
pemerintah Cina pembangunan yang model Belanda maupun
(RRC). Tahun 1965 ditandai dengan dominasi Amerika digunakan
terjadi usaha kudeta peran Negara. Tahun secara bersama. Ikatan
oleh komunis yang 1958, semua perusahaan Akuntansi Indonesia
berhasil digagalkan milik Belanda didirikan tahun 1957
dan mendorong peran dinasionalisasi dan warga untuk memberi pedoman

12
militer. Negara Belanda keluar dan untuk
dari Indonesia. mengkoordinasi aktivitas
akuntan.

ERA SUHARTO
(1966-1998) :
Dibawah Terjadi transfer
Suharto menjadi kepemimpinan Suharto, pengetahuan dan keahlian
Presiden tahun 1966 pembangunan ekonomi akuntansi secara langsung
dengan pendekatan didasarkan pada dari kantor pusat
kebijakan ekonomi pendekatan kapitalis. perusahaan asing kepada
dan politik yang Investor asing didorong karyawan Indonesia dan
konservatif dan tahun 1967 secara tidak langsung
dikeluarkan Undang- mempengaruhi aktivitas
undang Penanaman Modal bisnis.
Asing yang menghasilkan
munculnya perusahaan
asing Tahun 1973, IAI
mengadopsi seperangkat
prinsip akuntansi dan
Tahun 1997-1998 standar auditing serta
Krisis Keuangan Asia professional code of
menimpa Indonesia dan conduct. Prinsip-prinsip
banyak perusahaan yang akuntansi didasarkan pada
bangkrut. pedoman akuntansi yang
dipublikasikan AICPA
tahun 1965.

Standar akuntansi
internasional diadopsi
tahun 1995

13
ERA SETELAH
SUHARTO
Indonesia berjuang Regulasi diperketat
(SETELAH 1998) :
dari kesulitan ekonomi dan untuk memperbaiki
Suharto dipaksa stabilitas sosial. pengungkapa informasi.
mengundurkan diri
pada tahun 1998

4. AKUNTANSI DAN KAPITALISME

Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi


dengan adanya klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal
yang vital dalam perkembangan evolusi dari kapitalisme.

Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme selanjutnya dikenal sebgai tesis atau
argument sombart .Ia mengemukakan bahwa transformasi aktiva menjadi nilai-nilai
abstrak dan ekspresi kuantitaif dari aktivitas bisnis,dan akuntansi yang sistematis dalam
bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan untuk seorang
wirausahawan yang kapitalis untuk merencanakan,melakukan,dan mengukur dampak dari
aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu
sendiri,sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan.

Empat alasan berikut ini umumnya muncul untuk menjelaskan peranan dari
pencatatan berpasangan didalam ekspresi ekonomi setelah berakhirnya abad pertengahan:

1. Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru


atas kehidupan ekonomi.
2. Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya
perbaikan dari perhitungan-perhitungn ekonomis.
3. Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang
sistematis.
4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengijinkan adanya pemisahan atas
kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari
perusahaan besar dengan saham gabungan.
14
5. RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI

Sejarah akuntansi penting bagi pedagogi,kebijakan,dan praktik akuntansi.sejarah

kemungkinan kita untuk dapat memahami mas kini dan meramalkan atau mengendalikan
masa depan kita.Sejarah akuntansi dapat dinarasikan oleh episode-episode yang saling
berhubungan dengan suatu cara tertentu.spesifik,dan non analitis.dengan uraian mengenai
teori keilmuan,pekerjaan individu yang unik,system nilai mereka dan kritik yang
diberikan pada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan atau interpretasional dengan
memberikan penjelasan dari episode-episode tersebut.

Relevansi sejarah akuntansi terhadap praktik,kebijakan dan pedagogi akuntansi


menuntut lebih banyak pertanyaan yang dilontarkan mengenai sejarah akuntansi.Area
yang didiskusikan dari riset sejarah ini akan mencakup area-area seperti biografi,sejarah
institusional,perkembangan pemikiran,sejarah umum,sejarah penting.taksonomi dan basis
data bibiografi,dan historiografi.

6. ISU-ISU AKUNTANSI INTERNASIONAL

1. Defenisi akuntansi internasional

Weirich dan beberapa penulis lain memberikan klarifikasi yang bermanfaat atas
definisi-definisi ini,dengan mengidentifikasi tiga konsep utama:

- Akuntansi untuk induk perusahaan-anak perusahaan diluar negeri atau akuntansi


untuk anak perusahaan.
- Akuntansi komparatif atau internasiona.
- Akuntansi universal atau dunia

Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang
lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi inetrnasional menuju formulasi dan studi
atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi
secara internasional.

15
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional mengarahkan
akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional
didalam akuntansi. Hal ini meliputi:

- Kesadaran akan adanya keragaman internasional didalam akuntansi


perusahaandan praktik-praktik pelaporan.
- Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-
masing Negara.
- Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi
pada pelaporan keuangan

Akuntansi internasional mencakup dua pendekatan deskriptif dan


informative.menurut konsep ini,akuntansi internasional meliputi seluruh jenis
prinsip,metode dan standar akuntansi yang dimiliki oleh semua Negara.

Munculnya paradigma baru didalam akuntansi internasional memperluas kerangka


kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi internasional.sebagai
akibatnya terbit daftar yang sangat panjang akan konsep-konsep dan teori-teori akuntansi
yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memutuskan hal-hal berikut:

1. Teori universal atau dunia


2. Teori multinasional
3. Teori komparatif
4. Teori transaksi-transaksi internasional
5. Teori translasi

Masing-masing teori diatas memberikan dasar bagi pengembangan dari sebuah


kerangka kerja konseptual untuk akuntansi internasional meskipun aka terdapat
argumentasi mengenai teori yang manakah akan lebih disukai yaitu tiga teori yang
pertama memiliki lebih banyak pengikut daripada dua teori sisanya.
Kondisi-kondisi lingkungan dapat dipastikan akan memberikan dampak kepada
penentuan dari standar akuntansi yang mencakup hal-hal berikut ini:

1. Relativisme cultural: dimana konsep-konsep akuntasi disuatu Negara tertentu


adalah sama uniknya dengan cirri-ciri kebudayaan lainnya.

16
2. Relativisme linguistic dimana akuntansi sebagai suatu bahasa dengan sifat leksikal
dan tata bahasanya akan mempengaruhi perilaku linguistic dan non linguistic dari
para penggunanya.
3. Relativisme politik dan sipil dimana konsep-konsep akuntansi disetiap Negara
manapun akan bergantung kepada konteks politik dan sipil dari Negara tersebut.
4. Relativisme ekonomi dan demografis dimana konsep-konsep akuntasi disetiap
Negara manapun akan bergantung kepada konteks ekonomi dan demografis dari
Negara tersebut.
5. Relativisme hokum dan perpajakan dimana konsep-konsep akuntansi disetiap
Negara manapun akan bergantung kepada dasarhukum dan perpajakan dari setiap
Negara tersebut

2. Harmonisasi standar akuntansi

1.1. Arti harmonisasi standar akuntansi

istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memiliki arti sebuah


rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda.istilah ini lebih bersifat sebagai
pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi,terutama jika standardisasi
berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu Negara hendaknya harus diterapkan
oleh semua Negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk
menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan
dipahami secara internasinal.

1.2. Manfaat dari harmonisasi

Terdapat bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi pertama bagi banyak


Negara,belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai.Kedua
internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya saling
ketergantungan dari Negara-negara didalam kaitannya dengan perdagangan dan arus
investasi,internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standar
akuntansi daan audit yang berlaku secara inernasional. Ketiga adanya kebutuhan dari
perusahaan perusahaan untuk memperoleh modal dari luar,mengingat tidak cukupnya
jumlah laba ditahan untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negeri
yang tersedia,telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.

17
1.3. Batasan pada harmonisasi

Argumentasi berikut ini pada umumnya dikemukakan untuk membenarkan sikap


pesimistis ini: Pertama pemungutan pajak bagi semua Negara adalah sumber permintaan
yang terbesar akan adanya jasa-jasa akuntansi,karena system pemungutan pajak berbeda-
beda secara internasional,dengan mudah dapat diperkirakan bahwa ia akan mengarah
kepada perbedaan didalam prinsip-prinsip dan system akuntansi yang digunakan secara
internasional. Kedua kebijakan-kebijakan akuntansi hamper selalu dibuat untuk mencapai
sasaran politik ataupun ekonomi yang kompatibel dengan system perekonomian atau
politik yang menyertai disuatu Negara tertentu. Karena hanya sedikit harapan untuk
memenuhi satu system polotik atau ekonomi tunggal secara internasional,dapat
diperkirakan bahwa perbedaan-perbedaan yang terjadi didalam system politik dan
ekonomi akan terus menjadi halangan bagi harmonisasi akuntansi internasional. Ketiga
beberapa rintangan bagi harmonisasi internasional diciptakan oleh para akuntan itu
sendiri melalui persyaratan lisensi nasional yang ketat.

18
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Makalah ini menyajikan segi-segi yang penting dari sejarah dan perkembangan
akuntansi.Evolusi historis dari akuntansi akan memberikan petunjuk dan penjelasan
mengenai sebagian besar kejadian-kejadian penting yang membentuk kemunculan dari
pembukuan pencatatan berpasangan dan perkembangan dari akuntansi modern.

Hal ini meningkatkan kemampuan orang yang berminat terhadap disiplin ilmu
akuntansi dalam membuat pertimbangan dengan dasar yang lebih luas dan berdasarkan
informasi. Disamping itu akan meningkatkan kita untuk menghubungkan masa lalu
dengan apa yang telah dipraktikan dan apa yang seharusnya dipraktikan,atau dengan kata
lain mata rantai antara kondisi historis dan kedua kondisi positif dan normative,Sebuah
mata rantai yang mendukung pandangan dari sejarah sebagai suatu produk cultural yang
diperoleh dari konteks penuh lingkungan social,politik,ekonomi dan temporal.

2. SARAN

Kita sebagai seorang calon sarjana akuntansi atau orang yang mempelajari dan
memperdalam ilmu akuntansi sudah sepantasnya kita mengetahui dan memahami sejarah
dan perkembangan akuntansi.

3. KRITIK

Kami selaku pembuat makalah merasa masih banyak terdapat kekurangan disana
sini , jadi kami mohon kritik dan sarannya demi tercapainya kesempurnaan di masa yang
akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Yadiati,Winwin.2007.Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta:Kencana

Riahi,Ahmed.2006.Accounting Theory.Jakarta:Salemba Empat

Niswonger,Warren,Dkk.1999.Prinsip-Prinsip Akuntansi.Jakarta:Erlangga

20

Anda mungkin juga menyukai