Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah untuk tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu
memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat sehingga Penulis dapat
membuat makalah ini dengan baik. Khususnya, Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak
H.Sri Waluyo selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi
tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca khususnya serta rekan-rekan mahasiswa
pada umumnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II............................................................................................................................... 2
ISI...................................................................................................................................... 2
2.1 LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................... 2
2.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 2
2.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 2
BAB III ............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
3.1 PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA ........................................................... 3
3.2 PENGERTIAN GEOPOLITIK ................................................................................... 3
3.3 TEORI KEKUASAAN DAN GEOPOLITIK INDONESIA ...................................... 7
3.4 DASAR PEMIKIRAN WAWASAN NASIONAL INDONESIA ............................. 7
3.5 LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA ............................ 7
3.6 PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA ......................................................... 10
3.7 OTONOMI DAERAH DI INDONESIA .................................................................... 10
BAB IV ............................................................................................................................. 12
PENUTUP......................................................................................................................... 12
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mencakup
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam
pola pikir, pola sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan. Dengan
demikian, wawasan nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada setiap dan strata di seluruh wilayah negara, sehingga
menggambarkan sikap dan perilaku, paham serta semangat kebangsaan atau nasionalisme
yang tinggi yang merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

Dalam mewujudkan tujuan nasional banyak mengalami kendala, baik dalam tataran
konsep maupun implementasinya. Setiap bangsa memiliki wawasan tersendiri, begitupun
dengan masing-masing negara. Dalam penyelenggaraan kahidupaanya tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan dimana negara itu berada. Pengaruh yang ditimbulkan ini didasarkan
pada hubungan timbal balik dalam semua segi atau aspek didalam suatu negara.

Wawasan nasional sangat diperlukan oleh tiap bangsa atau negara dalam upaya untuk
menyelenggarakan kehidupan nasionalnya. Wawsan nasional ini dimaksudkan untuk
menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri dari negara yang
bersangkutan. Disamping itu pula kehidupan nasional suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh
perkembangan lingkungan strategik, karena setiap bangsa harus mampu memberikan
implikasi dan inovasi dalam menghadapi atau mengatasi berbagai tantangan dan hambatan
yang ada pada lingkungan sehingga masing-masing negara dapat mengejar kajayaannya.

Untuk mengejar kejayaannya setiap bangsa juga harus memperhatikan faktor-faktor


penting yaitu Bumi, Jiwa dan Lingkungan sekitar. Dimana bumi sebagai tempat atau ruang
dimana suatu bangsa bisa menempati untuk bertahan hidup, Jiwa dalam artian sebagai tekat
dan semangat dari setiap individu untuk mencapai kejayaan atau cita-cita bangsanya

Wawasan nusantara diharapkan mampu menyatukan pandangan-pandangan yang


berbeda dalam masyarakat dan memberikan solusi untuk mendasari Ketahanan Nasional
suatu bangsa, sehingga tujuan nasional dapat terialisir.

1
BAB II
ISI

2.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan kehidupan


bangsa.Sebagai Negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia
memiliki Wawasan Nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional. Tak hanya
factor geografi, wawasan nusantara juga mengutamakan kepentingan masyarakat dalam aspek
lain seperti social budaya, politik, pertahanan dan keamanan, dan ekonomi.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai keterkaitan antara wawasan nusantara dan
geopolitik, penulis mencoba membahasnya melalui sebuah makalah yang berjudul
“WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA”.

2.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Wawasan Nusantara?
2. Apa pengertian Geopolitik?
3. Apa pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa?
4. Bagaimana perwujudan wawasan nusantara?

2.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Wawasan Nusantara
2. Untuk mengetahui pengertian Geopolitik
3. Untuk mengetahui pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa
4. Untuk mengetahui contoh implementasi wawasan nusantara

2
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

1. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam meyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

2. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi TAP MPR,
yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.

HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA

Hakikat Wawasan Nusantara adalah Keutuhan Nusantara atau Nasional, dalam


pengertian : Cara pandang yang utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi
kepentingan nasional. Ini berarti, setiap warga dan aparat negara, harus berpikir, bersikap dan
bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia.

KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan


visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan
konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan
utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik
Indonesia.

3.2 PENGERTIAN GEOPOLITIK

Geopolitik berasal dari dua kata yaitu “geo” dan politik. “Geo” artinya bumi/planet
bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang yaitu sistem dalam hal
menempati suatu ruang di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi berkaitan dengan
interelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Politik berarti kekuatan yang
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan
nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
Jadi, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu

3
negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system
politik suatu negara.

1. Perkembangan Teori Geopolitik

Istilah geopolitik semula awalnya sebagai ilmu politik yang kemudian berkembang
menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri khas negara
yang berupa bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam suatu negara untuk membangun
dan membina negara. Para penyelenggara pemerintah nasional menyusun pembinaan politik
nasional berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara ilmiah berdasarkan cita-cita
bangsa. Kemudian teori Geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa.
Oleh karena itu, wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Denganw awasan
nasional suatu negara, dapat dipelajari kemana arah perkembangan suatu negara.

2. Beberapa Pandangan para pemikir Geopolitik

Pendapat para ahli mengenai teori geopolitik kontinental yaitu pertama dikemukakan
oleh Friedrich Ratzel (1844-1904) bahwa teori ruang yang dalam konsepsinya dipengaruhi oleh
ahli biologi Charles Darwin. Dalam teorinya, bangsa yang berbudaya tinggi akan
membutuhkan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang
“primitif”. Pendapat tersebut kemudian dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan
teori kekuatannya yang menyatakan bahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta
sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual yang mampu mengeksploitasi negara
“primitif” agar negaranya mendapat swasembada.
Kemudian Karl Haushofer (1869-1946) yang pernah menjadi atase militer di Jepang
meramalkan bahwa Jepang akan menjadi negara yang jaya didunia dimana untuk menjadi jaya
suatu bangsa harus mampu menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada
hakikatnya dunia terbagi atas empat kawasan benua dan dipimpin oleh negara yang unggul.
Teori ruang dan teori kekuatan merupakan hasil penelitiannya yang dikenal dengan teori Pan
Regional yaitu ruang hidup yang “cukup”, swasembada, dan dunia dibagi menjadi empat Pan
Region dimana tipa region dipimpin oleh satu bangsa (nation) yang unggul.

Wawasan Geopolitik

a. Wawasan Benua
b. Wawasan Bahari
c. Wawasan Dirgantara
d. Wawasan Kombinasi

4
Teori-teori Geopolitik

Berasal dari kata geo = bumi, politik = kekuasaan. Secara harfiah berarti politik yang
dipengaruhi oleh kondisi dan konstelasi geografi. Maksudnya adalah pertimbangan-
pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk mencapai
tujuan nasional, dipengaruhi geografi.

a) Pandangan ajaran Frederich Ratzal

Pada abad XIX, ia merumuskan pertama kali Ilmu Bumi Politik secara ilmiah. Istilah
Geopolitik pertama kali dikemukakan oleh Frederich Ratzal. Pokok-pokok ajarannya.
Pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan organisme, yang melalui ruang
hidup.

 Negara identik dengan suatu ruang. Makin luas ruang makin memungkinkan kelompok
politik untuk berkembang.
 Berlakunya hukum alam : hanya bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup.
 Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan dukungan sumber
daya alam. Untuk ini dibenarkan “hukum ekspansi”. Batas negara adalah bersifat
sementara.

Paham Ratzel ini menimbulkan dua aliran : Titik berat kekuatan di darat dan di laut. Ia melihat
adanya persaingan antara kedua kekuatan ini. Maka timbulah pemikiran baru, yang merupakan
dasar-dasar suprastruktur geopolitik : kekuatan total suatu negara harus mampu mewadahi
pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya.

b) Pandangan ajaran Rudolf Kjellen

Menurutnya negara adalah suatu organisme. Esensi ajarannya negara merupakan satuan
biologis, suatu organisme hidup yang memiliki intelektual. Untuk mencapai tujuannya
diperlukan ruang hidup yang luas.
 Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang,
geopolitik, ekonomi politik, demo politik, dan krato politik (politik pemerintahan)
 Negara harus mampu berswasembada, kekuatan imperium kontinental dapat mengontrol
kekuasaan di laut.

c) Pandangan Ajaran Karl Haushofer

Pandangannya berkembang di Jerman ketika negara berada di bawah kekuasaan Adolf


Hitler (Nazi), juga berkembang di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu. Pokok-pokok ajarannya.
Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan mengalahkan kekuatan imperium maritim.

5
 Beberapa negara besar di dunia akan timbul, dan akan mengusi Eropa, Asia, Afrika, dan
Asia Barat : yaitu Jerman dan Italia, serta Jepang di Asia Timur Raya.
 Geopolitik adalah doktrin negara yang menitikberatkan soal-soal strategi perbatasan.
Ruang hidup bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial
mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi
tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup.
Pokok-pokok teori Karl Haushofer pada dasarnya menganut teori Rudolf Kjellen dan bersifat
ekspansif.

d) Pandangan ajaran Sir Halford Mackinder

Ajarannya ialah Wawasan Benua (Kekuatan Darat). Ia mengatakan : Barang siapa yang
dapat menguasai “Daerah Jantung” (Eropa, Asia/Erasia, ia akan dapat menguasai “Pulau
Dunia” (Eropa, Asia, Afrika); serta barang siapa yang dapat menguasai pulau dunia akhirnya
dapat menguasai dunia.

e) Pandangan ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan

Gagasan mereka adalah “Wawasan Bahari” (kekuatan di lautan) yang menyatakan :


Barang siapa yang menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”, serta barang siapa yang
menguasai perdagangan akan menguasai “kekayaan dunia” sehingga akhirnya menguasai
dunia.

f) Pandangan ajaran W.Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederick Charles
Fuller

Menurut mereka, kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Gagasan mereka
adalah “Wawasan Dirgantara”. Kekuatan udara mempunyai daya tangkis serta dapat
melumpuhkan kekuatan lawan di kandangnya sendiri.

g) Pandangan ajaran Nicholas J. Spykman

Ajaran ini menghasilkan teori daerah batas (rimland), yaitu teori “Wawasan
Kombinasi” yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara yang disesuaikan dengan
keperluan dan kondisi suatu negara.

6
3.3 TEORI KEKUASAAN DAN GEOPOLITIK INDONESIA

Ajaran Wawasan Nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan teori wawasan


nasional secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh Paham Kekuasaan
bangsa Indonesia dan Geopolitik Indonesia.

a) Paham Kekuasaan bangsa Indonesia

Menganut paham tentang “perang dan damai” yaitu : “Bangsa Indonesia cinta damai,
tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya”. Artinya bahwa hidup di antara sesama
warga bangsa dan bersama bangsa lain di dunia merupakan kondisi yang terus menerus perlu
diupayakan. Sedangkan penggunaan kekuatan nasional dalam wujud perang hanyalah
digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, martabat bangsa dan integritas
nasional, serta sedapat mungkin diusahakan agar wilayah nasional tidak menjadi ajang
perang. Konsekuensinya, bangsa Indonesia harus merencanakan, mempersiapkan, dan
mendayagunakan sumber daya nasional secara tepat dan terus menerus sesuai dengan
perkembangan zaman.

b) Geopolitik Indonesia

Pemahaman tentang negara Indonesia menganut paham negara kepulauan, yaitu


paham yang dikembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman
archipelago di negara-negara Barat pada umumnya. Menurut paham Barat, laut berperan
sebagai ‘pemisah” pulau. Sedangkan menurut paham Indonesia laut adalah “penghubung”
sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai “Tanah Air” dan disebut
“Negara Kepulauan”.

3.4 DASAR PEMIKIRAN WAWASAN NASIONAL INDONESIA

Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berdasarkan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang
berdasarkan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena dasar pemikiran
wawasan nasional Indonesia terdiri atas dasar pemikiran berdasarkan filsafat, kewilayahan,
sosial budaya, dan kesejarahan.

KESIMPULAN :
Geopolitik adalah pertimbangan dasar dalam penyelenggaraan negara berdasarkan
letak geografisnya. Untuk memenangkan suatu perlombaan, kita harus memahami medan
sehingga mengetahui strategi terbaik apa yang harus digunakan dalam perlombaan tersebut.
Sama halnya dengan negara, suatu negara membutuhkan geopolitik untuk menentukan
pembinaan politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geografis dalam mencapai tujuan

7
negara tersebut. Indonesia sebagai negara kepulauan dan bangsa yang majemuk memiliki
geopolitik tersendiri, yaitu wawasan nusantara.

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap


lingkungannya, Bangsa Indonesia memandang wawasan nusantara sebagai visi dan
perwujudan kebhinekaan (keberagaman) yang ada di Indonesia. Hakikat dari wawasan
nusantara ini adalah menyatukan perbedaan dan batasan wilayah di seluruh Indonesia dari
Sabang sampai Merauke sehingga terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang bersatu dan utuh dalam mencapai tujuan nasional Indonesia.

3.5 LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA

Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara adalah


sebagai berikut :

a. Aspek Historis

Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa


yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :

1. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan


terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan,
kesengsaraan, kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan
dalam diri bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini
orang-orang Indonesia justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan
melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.

2. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis


wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia Belanda
ini masih terpisah0pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut
territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya ordonans tersebut , laut
atau perairan yang ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas
dan berlaku sebagai perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan
terjajah, hal ini jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan
tersebut tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu
dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut kita membutuhkan semangat
kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya untuk mewujudkan
wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak lagi terpisah baru terjadi 12
tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda
mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada
13 Desember 1957.

8
b. Aspek Geografis dan Sosial Budaya

Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara bangsa dengan
wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan dan
heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memilikui visi menjadi bangsa yang satu dan
utuh .

KEUNIKAN WILAYAH DAN HETEROGENITAS ITU ANATARA LAIN SEBAGAI


BERIKUT :
1. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritime
2. Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang)
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik dan
Mediterania
6. Wilayah subur dan dapat dihuni
7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam
9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak 218.868 juta jiwa
(tahun 2005).

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan Nusantara yang
merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD
1945adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

9
3.6 PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti:
2. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat
kemajuan bangsa.
3. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang
ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan, dalam arti
:
5. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.
6. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa.

3.7 OTONOMI DAERAH DI INDONESIA


Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai
kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang
berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia
tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar
1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa
Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi di
bidang ketatanegaraan.
Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia
berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian
kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut. Adapun titik berat
pelaksanaan otonomi daerah adalah pada Daerah Tingkat II (Dati II) dengan beberapa dasar
pertimbangan:

10
1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga
risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif
minim;
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat relatif dapat lebih efektif;
3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah
yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.
Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah:

1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi objektif di
daerah;
2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar
pembangunan di seluruh pelosok tanah air; dan
3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik
dan maju

11
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1) Secara garis besar wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap untuk menentukan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pada ideologi bangsa itu sendiri.

2) Wawasan nusantara di indonesia berdasarkan filsafat pancasila, pembangunan nasional,


kesatan politik, kesatuan ekonomi, sosial dan budaya, kesatuan pertahanan keamanan, serta
luas wilayah.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Wawasan_Nusantara
https://tiekawati.wordpress.com/2014/03/15/wawasan-nusantara-sebagai-geopolitik-indonesia/
http://mbotenbook.blogspot.co.id/2010/11/perwujudan-wawasan-nusantara-dalam-era.html

13

Anda mungkin juga menyukai