Di buat oleh :
Siti Rahmah
G1A113026
Dosen pembimbing : dr. Anggelia Puspasari
Asam Mefenamat merupakan kelompok antiinflamasi non steroid, bekerja dengan cara
menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim
siklooksigenase sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik.
FARMAKOLOGI
Cara Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid
atau NSAID) lain yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja
enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2). Asam mefenamat mempunyai efek
antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan antipiretik.
FARMAKODINAMIK
FARMAKOKINETIK
INDIKASI
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan
sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi,
nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan.
DOSIS
EFEK SAMPING
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus,
mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur,
vertigo, dispepsia.
Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat
mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.
KONTRA INDIKASI
Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif
terhadap asam mefenamat.
Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan
saluran cerna.
INTERAKSI OBAT
Obat yg terikat pada protein plasma : menggeser ikatan dengan protein plasma,
sehingga dapat meningkatkan efek samping (contoh : hidantoin, sulfonylurea).
Obat antikoagulan & antitrombosis : sedikit memperpanjang waktu prothrombin
& Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan
(warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus
dimonitor.
Lithium : meningkatkan toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium
di ginjal.
Obat lain yang juga memiliki efek samping pada lambung : kemungkinan dapat
meningkatkan efek samping terhadap lambung.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
CARA PENYIMPANAN
2. CELECOXIBE
FARMAKODINAMIK
INDIKASI
KONTRA INDIKASI
EFEK SAMPING
INTERAKSI OBAT
Secara umum berinteraksi dengan obat mengahambat sitokrom p450 2c9. Potensial
beriteraksi dengan flukonazol, litium, fursemid, dan inhibitor Ace. Tidak ada interaksi
secara klinik bermakna dengan gliburid , ketokonazol, metotreksat, fenitoin, dan
tulbotamid.
DOSIS
3. DIKLOFENAK
PENGGUNAAN TERAPI :
FARMAKODINAMIK
Mekanis kerja :
- Inhibisi reversible dari siklooksigenase
- Pengahmbatan pembebasan asam arakidonat dan penggabungan kembali
asam arakidonat yang lebih kuat di trigliserida
FARMAKOKINETIK
Absorb Ikatan
Dosis si Bioavailabilit Protein T½ Metabolism Eliminas
Tunggal Oral / as Plasma e i
Ginjal
25-50 mg, 1,5 jam
Diklofena Rectal 100 % 50-60 % > 99 % (plasma) Lengkap 65 %
k 50-100 (efek lintas , ginjal
mg, dosis pertama yang (kumula
sehari kuat) si
sampai dicairan
150 mg synovial,
> 4 jam )
INDIKASI
Pada penderita yang hipersensitif terhadap dikofenak atau yang menderita asma,
urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau AINS lain
Penderita tukak lambung
EFEK SAMPING
Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/kram perut, sakit kepala, retensi
cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti,
tukak lambung, pusing, pruritus dan tinnitus.
Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT), hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leucopenia,
anemia, agranulositosis)
INTERAKSI OBAT
OBAT MEREK
Anafen, Arthrifen, Bufect / Bufect Forte, Dofen, Dolofen-F, Farsifen, Fenris, Iprox,
Lexaprofen, Mofen, Nofena, Osfarin, Prifen, Profen, Proris, Prosic, Prosinal,
Rhelafen/Rhelafen Forte, Ribunal, Spedifen, Yariven.
MEKANISME KERJA
FARMAKOLOGI
FARMAKOKINETIK
INDIKASI
Meredakan demam.
Mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri setelah
operasi pada gigi dan dismenore.
Terapi simptomatik rematoid artritis dan osteoarthritis.
Gejala rematik tulang sendi dan non sendi
terkilir
KONTRA INDIKASI
EFEK SAMPING
Efek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare,
konstipasi, nyeri lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing dan heart burn,
sembelit, gas atau kembung , pusing, gugup, dan dering di telinga .
Penderita gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, hipertensi, dan penyakit lain
yang mengakibatkan retensi cairan tubuh, asma, gangguan pembekuan darah,
lupus ertematosus sistemik.
Hati-hati penggunaan pada anak usia di bawah 1 tahun, wanita hamil trimester 1
dan 2, dan ibu menyusui.
Hati-hati pemberian pada penderita tukak lambung atau mempunyai riwayat
tukak lambung.
Hati-hati pada penderita yang sedang mendapatkan antikoagulan kumarin.
INTERAKSI OBAT
Asetosal (aspirin).
Dosis ibuprofen lebih dari 2,4 g per hari, dapat menggantikan warfarin dari
ikatannya dengan protein plasma.
KEMASAN OBAT
FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerjanya
FARMAKOKINETIK
Ikatan
Absorbsi Bioavailabilitas Protein t½ Metabolisme Eliminasi
Plasma
15% tidak
Indometasin 98 % oral 100 % 90 % 2 Sebagian berubah di ginjal
80 % jam glukuronidasi sisanya setelah di
rektal metabo- lisme
sebagai glu-
kuronida, sirkulasi
enterohepatik
yang jelas.
1. Artritis rematoid sedang sampai berat, termasuk jenis akut pada penyakit kronik.
2. Spondilitas ankilosa sampai berat.
3. Osteoartritis sedang sampai berat.
4. Nyeri bahu akut (bursitis dan/atau tendinitis).
5. Artritis gout akut. Indometasin bentuk lepas lambat dapat diindikasikan seperti
bentuk kapsul biasa, kecuali pada arthritis grout akut.
Indometasin dapat mengurangi dosis steroid pada pasien yang mendapat steroid
untuk arthritis rematoid yang lebih berat. Pada keadaan tersebut, dosis steroid harus
dikurangi perlahan-lahan dan pasien dipantau secara ketat terhadap kemungkina
timbulnya efek samping.
Penggunaan Indometasin bersama-sama dengan aspirin atau salisilat yang lain tidak
dianjurkan. Dibuktikan bahwa kombinasi ini tidak menghasilkan efek terapi yang
lebih besar ketimbang indometasin secara tunggal. Disamping itu, insidens efek
samping pada saluran cernanya meningkat secara bermakna.
KONTRA INDIKASI
Pasien yang hipersensitif terhadap obat. Pasien yang dapattimbul serangan asma
akutnya,urtikaria atau retinitis oleh aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid yang lain
.
INTERAKSI OBAT
Efek samping khusus : Nyeri kepala bagian dahi, vertigo, gejala, psikis, psikosis,
parkinsonisme, epilepsi, retinopati, agranulositosis.
Pemberian Indometasin kapsul biasa atau kapsul lepas lambat harus diberikan bersama
makanan, segera setelah makan atau bersama-sama antasida untuk mengurangi iritasi
lambung.
Dewasa
Anjuran dosis untuk stadium aktif arthritis rematoid sedang smapai berat,
spondilitas ankilosa sedang sampan berat dan osteoarthritis sedang sampai berat
adalah 25 mg 2 atau 3 kali sehari dengan kapsul biasa. Jika dapat ditoleransi,
dosis dapat ditingkatkan 25 atau 50 mg sehari jika perlu dengan interval 1
minggu sampai tercapai dosis total seharib sebesar 150-200 mg.
Pada pasien yang tetap mengalami nyeri malam hari dan atau/kaku pada pagi
hari. Pemberian dosis dengan porsi besar sampai maksimum 100 mg dari dosis
total dapat diberikan sebelum tidur.
Dosis total harian jangan melebihi 200 mg.
Jika digunakan kapsul lepas lambat, Indometasin dapat diberikan 1 kapsul sehari
sebagai dosis awal. Jika perlu dosis dapat ditingkatkan sampai 150 mg sehari
dengan kapsul lepas lambat.
Untuk nyeri bahu akut, dosis awalnya adalah 75-150 mg sehari dibagi 3-4 dosis.
Umumnya dosis diberikan selama 7-14 hari.
Dosis untuk arthritis gout akut adalah 50 mg 3 kali sehari.
Dosis kemudian diturunkan dengan cepat untuk dapat segera dihentikan. Nyeri
umumnya menghilang dalam 24 jam. Nyeri tekan dan rasa panas local
berkurang dalam 24-36 jam, sedangkan pembengkakan menghilang dalam 3-5
hari.
INDEKS KEAMANAN KEHAMILAN DAN MENYUSUI
Wanita hamil
6. KETOROLAC
FARMAKODINAMIK
INDIKASI
Penatalaksanaan jangka pendek, nyeri akut sedang -berat setelah operasi prosedur
bedah.
KONTRA INDIKASI
Warfarin Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor, diuretik, obat nefrotoksik, obat anti
epilepsi, obat psikoaktif.
DOSIS
Dewasa :
CARA PEMBERIAN
EFEK SAMPING
Diare, dispepsia, nyeri Gastro Intestinal, neusea, sakit kepala, pusing, mengantuk,
berkeringat, asma, dispnea, pruritus, urtikaria, vasodilatsi, pucat.
Hati-hati jika digunakan pada pasien yang sedang menjalani terapi antikoagulan atau
dengan hemofilia, pasien dengan gangguan hemostasis (efek pada hematologi),
penderita penyakit jantung, gagal ginjal akut, hipertensi atau kondisi lain yang
berhubungan dengan retensi cairan, kegagalan fungsi hati atau memiliki riwayat
gangguan hati dan anak-anak yang berusia kurang dari 16 tahun..
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau
penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya
keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
7. PIROXICAM
Piroksikam adalah anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas anti inflamasi,
analgesik dan antipiretik.
aktifitas kerja piroksikam belum sepenuhnya diketahui, diperkirakan melalui interaksi
beberapa tahap respon imun dan inflamasi, antara lain : penghambatan enzim siklo-
oksigenase pada biosintesa prostaglandin, penghambatan agregasi netrofil dalam
pembuluh darah, penghambatan migrasi polimorfonuklear (PMR) dan monosit ke
daerah inflamasi.
Pada pemberian oral, piroksikam diabsorbsi dengan baik, berikatan dengan protein
plasma sebanyak 99%. Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai 3 - 5 jam setelah
pemberian dan waktu paruh lebih kurang 50 jam.
Metabolisme terjadi dalam hati dan diekskresi terutama melalui urin, 5% diantaranya
dalam bentuk utuh dalam urin dan feses.
FARMAKODINAMIK
mekanisme kerja :
inhibisi reversibel siklooksigenase, juga inhibisi pada aktivitas granulosit neurofil.
FarMAKOKINETIK
KONTRA INDIKASI
Ulkus peptikum,
osteortitis
riwayat serangan asma,
riwayat pendarahan lambung / tukak lambung
rinitis, angioedema atau urtikaria (biduran/kaligata) yang dipicu oleh Aspirin.
Riwayat polip hidung.
EFEK SAMPING
Keluhan GI, misalnya epigastrik distres mual, nausea, gangguan abdominal atau nyeri,
rasa tidak nyaman pada abdomen, kembung, diare, konstipasi, diare dan flatulen.
Kadang-kadang terjadi edema, pusing, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, perforasi,
somnolen (mengantuk disertai turunnya kesadaran), penurunan hemoglobin dan
hematokrit.
INTERAKSI OBAT
Pemberikan piroksikam dengan antikoagulan oral, sulfonil urea atau hidantoin harus
hati-hati dan dimonitor. Aspirin dan piroksikam tidak boleh diberikan secara bersama-
sama. Pemberian bersama-sama litium dan piroksikam meningkatkan kadar litium
dalam darah.
KANDUNGAN
Piroxicam / Piroksikam Tablet 5 mg
Piroxicam / Piroksikam Kaplet 10 mg
Piroxicam / Piroksikam Kaplet 20 mg
Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau
embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau
penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya
keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
DOSIS
Artritis reumatoid, osteoartritis, ankylosing spondylitis : 20 mg sekali sehari.
Kelainan muskuloskeletal akut : 40 mg sehari selama 2 hari dalam dosis tunggal
atau dalam dosis terbagi, kemudian 20 mg sehari selama 7-14 hari.
Gout akut : diawali dengan 40 mg sehari sebagai dosis tunggal kemudian 40 mg
dalam dosis tunggal atau dosis terbagi selama 4-6 hari.
Tidak diindikasikan untuk penanganan jangka panjang gout.
PENYAJIAN
1. Purwanto Hardjosaoutra dkk. 2008, DOI (Data Obat di Indonesia), 11th Ed.
PT. Mulia Jayaterbit.
2. WWW.drugs.com
3. Sagung Seto.2008. IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia).BADAN
POM RI.
4. Mardjono Mahar. 2012. FARMAKOLOGI DAN TERAPI, 5th Ed. FKUI,
Jakarta.